Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
.
1. Wesel Tagih
Wesel tagih atau promes (promissory note) adalah janji tertulis untuk membayar
sejumlah uang atas permintaan pada suatu waktu tertentu
adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Wesel dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Wesel berbunga adalah wesel yang mempunyai tingkat bunga yang ditetapkan.
2. Wesel tanpa bunga adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah
Macam-macam wesel.
1) Wesel biasa adalah surat wesel di mana terdapat semua pihak yang berhubungan
dengan wesel tersebut.
2) Wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang di terbitkan untuk diri penarik
sendiri.
3) Wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan oleh penarik, tetapi pihak
tertarik adalah pihak penarik itu sendiri.
4) Wesel untuk penghitungan pihak ketiga adalah wesel yang tidak di terbitkan oleh
penarik sendiri, tetapi diterbitkan oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri.
5) Wesel Inkasso adalah wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk
mengih sejumlah uang, sehingga wesel ini tidak dapat di pindah tangankan.
6) Wesel berdomisili adalah surat wesel yang pembayarannya dilakukan oleh orang lain
selain dari tertarik dan pembayarannya di lakukan ditempat pihak ketiga
Pada tanggal 1 juli 200, Bank ABC meminjam uang kepada PT DOREMI sebesar Rp
50.000.000 yang akan jatuh tempo satu tahun kemudian. Bunga wesel tagih tersebut
Bunga wesel tagih=nilai pokok wesel tagih xbunga pertahun x masa jatuh tempo
= Rp 5.000.000
125.000
49.315
3. Pengakuan awal
Piutang diakui dalam laporan posisi keuangan jika entitas tersenut menjadi bagian dalam
kontrak piutang. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai
wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal
transaksi.
Jika piutang tersebut tidak berbunga, maka akan dihitung dengan menggunakan tingkat suku
bunga pasar pada sat pendapatan diterima. Referensi yang digunakan untuk menentukan
tingkat suku bunga pasar adalah bunga yang berlaku untuk piutang serupa di pasar. Dalam
praktiknya, sering digunakan tingkat suku bunga risk free ditambah risk premium.
Untuk piutang yang memiliki nilai wajar, entitas dapat menggunakan nilai wajar pada saat
pengukuran awal dan melakukan pengukuran secara konsisten dengan menggunakan nilai
wajar. Sebaliknya, jika entitas tidak memilih menggunakan nilai wajar pada pengukuran awal,
maka pada pengakuan selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai wajar.
Biaya Transaksi
Standar mengatur untuk aset keuntungan yang tidak diukur dengan nilai wajar
(termasuk piutang), pengukuran awal sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
keuntungan piutang.
b. Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortiasi biaya transaksi
pendapatan bunga = Rp 29.028.084.000 x 9% = Rp 2.612.527.560
Kas yang diterima = Rp 30.000.000.000 x 8% = Rp 2.400.000.000
Amortisasi = Rp 2.612.527.560 - Rp 2.400.000.000 = Rp 212.527.560
Kas Rp 2.400.000.000
Pinajamn yang diberikan Rp 212.527.560
Pendapatan bunga Rp 2.162.527.560
Biaya transaksi dalam pemberian pinjaman dapat diperlakuka sebagai
pengurangan pinjaman yang diberikan.
Diskon Penjualan
Potongan penjulan dalam bentuk harga manapun kuantitas akan memperngaruhi
pencatatan pendapatan, namun tidak mempengaruhi pencatatan piutang. Piutang akan
dicatat sebesar nilai setelah dikurangi diskon penjualan. Nilai setelah diskon adalah
harga wajar dari perolehan piutang tersebut. Pendapatan akan diakui sebesar nilai
setelah potongan/diskon.
Diskon diberikan jika pembayaran leboh cepat dari yang dijadwalkan dan
dinyatakan dalam bentuk 2/10, n/30 artinya akan diberikan diskon sebesar 2% jika
pelanggan membayar sampai dengan 10hari dan dalam kurun waktu 30hari.
Diskon penjualan yang dikaitkan dengan pembayaran dapat dicatat dengan 2
metode yaitu:
a. Metode piutang neto ( net method ), diasumsikan diskon diambil, sehingga
ketika mencatat penjualan dan piutang pada saat terjadi penjualan sudah
dikurangi diskon tersebut. Jika sebagian besar atau pelanggan mengambil
diskon, maka pencatatan dengan metode neto lebih mudah dalam proses
pencatatan.
b. Metode piutang bruto ( gross method ), piutang dagang pada saat penjualan
sebesar nilai penjualan sebelum diskon. Jika membayar pada periode diskon
akan dicatat nilai diskonnya begitupun sebaliknya.
Saat menggunakan metode bruto, nilai penjualan akan disajikan sebesar
penjualan bruto dikurangi dengan nilai diskon penjualan yang terealisasi.
Sementara dengan metode neto, penjualan akan disajikan sebesar nilai setelah
diskon baik yang terealisasi maupun tidak.
4. Pengukuran setelah perolehan
Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai
wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi apakah
nilai wajar dapat ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial measurement) dan
pengukuran berikutnya (subsequent measurement) atas instrumen keuangan dan perlakuan
akuntansi atas perubahan nilai wajar (keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum
direalisasi – unrealized holding gain or loss) diklasifikasikan sebagai berikut :
Catatan :
*Nilai pada awal juga disesuaikan dengan biaya transaksi, kecuali aset atau liabilitas
pada nilai wajar melalui laba rugi
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif
dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan
diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di
pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Dari tabel di atas, setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan
diukur dengan menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut.
Biaya perolehan
Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang
diselesaikan, termasuk biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar).
Setelah perolehan awal, hanya satu tipe instrumen keuangan yang diukur pada
biaya perolehan yaitu investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi
harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif
yang terkait dengan dan diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut, diukur pada biaya perolehan.
Biaya perolehan diamortisasi
Setelah pengukuran awal, kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan ini
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif di laporan posisi keuangan:
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo;
Pinjaman yang diberikan dan piutang; dan
Liabilitas keuangan lainnya.