KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan, selain itu agar praktikan
dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikhiometri.
Prinsip Percobaan
Metode Percobaan
NaOH 0.1 M dan CuSO4 0.1 M NaOH 0.1 M dan CuSO4 0.1 M
b. b.
20 ml NaOH 10 ml CuSO4 NaOH+ 20 ml NaOH 10 ml AgNO
3 NaOH+
CuSO4 AgNO3
diukur Tm diukur Tm diukur Ta diukur Tm diukur Tm diukur Ta
c. c.
c c
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
(Sumber : Listi Nur Maitsa, Eva Eriska dan Asyah, Meja 4, Kelompok A, 2014)
Tabel.2 Hasil Pengamatan Percobaan Variasi Kontinyu
NaOH AgNO3 TM TA ΔT mmol mmol mmol
0.1 M NaOH CaSO4 NaOH
0.1 M (˚C) (˚C)
T V T Vl mmol
CH3COOH
28 25 26 5 27 29 2.0 0.5 2.5 5.0
27 20 26 10 26.5 30 3.5 1.0 2.0 2.0
27 15 26 15 26.5 30 3.5 1.5 1.5 1.0
27 10 27 20 27 30 3.0 2.0 1.0 0.5
27 5 26 25 26.5 29 2.5 2.5 0.5 0.2
(Sumber : Listi Nur Maitsa, Eva Eriska dan Asyah, Meja 4, Kelompok A, 2014)
0
0 1 2 3 4 5 6
(Sumber : Listi Nur Maitsa, Eva Eriska dan Asyah, Meja 4, Kelompok A, 2014)
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui titik stoikiometri maksimum
yang diperoleh dari percobaan NaOH-CuSO4 yaitu pada pencampuran reaksi 20 ml
NaOH 0.1 M dan 10 ml CuSO4 0.1 M. Hal ini berdasarkan pada perhitungan reaksi
pembatas dalam larutan. Dimana percampuran larutan dalam komposisi yang terbaik
dan tidak ada sisa hasil reaksi. Dan titik minimum pada percobaan ini adalah pada
saat pencampuran 25 ml NaOH 0.1 M dan 5 ml CuSO4 0.1 M. Hal ini pada
perhitungan stoikiometri salah, karena masih ada yang seharusnya lebih minimum
dari percobaan ini. Selanjutnya titik maksimum yang didapat pada percobaan NaOH-
AgNO3 yaitu terdapat pada dua titik sejajar yang menandakan titik maksimum, yaitu
pada pencampuran 20 ml NaOH 0.1 M dan 10 ml AgNO3 0.1 M dan 15 ml NaOH 0.1
M dan 15 ml AgNO3 0.1 M. Hal ini tidak sesuai dengan teori reaksi pembatas.
Seharusnya titik maksimum yang didapatkan dari percobaan ini adalah satu titik saja
pada pencampuran 15 ml NaOH dan 15 ml AgNO3 karena koefisien reaksi setelah
dicampurkan adalah 1 berbanding 1. Dan titik minimum yang dihasilkan pada
percobaan ini adalah pada saat pencampuran 25 ml NaOH 0.1 M dan 5 ml AgNO3 0.1
M . Pada penelitian ini, faktor-faktor kesalahan dapat mudah terjadi karena kurangnya
ketelitian, baik dalam pengukuran volume maupun pengukuran suhu.
Stoikiometri berasal dari bahasaYunani, yaitu dari kata stotcheton yang berarti
unsure dannetron yang berarti mengukur, stoikiometri membahas tentang hubungan
massa antar unsure dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa antar zat dalam suatu
reaksi (stoikiometri reaksi). Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia, meskipun satuan yang digunakan reaktan
atau produk adalah mol, gram, liter (untuk gas), atau satuan lainnya kita
menggunakan satuan mol untuk menghitung jumlah produk yang terbentuk dalam
reaksi kimia. Pendekatan ini disebut metodemol, yang berarti bahwa koefisien
stoikiometri dalam persamaan kimia dapat diartikan sebagai jumlah mol dari setiap
zat. (anonim, 2012)
Tmax adalah titik dimana percampuran larutan terdapat komposisi terbaik dan
tidak ada sisa hasil reaksi dengan parameter suhu yang ditandai dengan adanya
perubahan suhu tertinggi. Tmin adalah titik dimana percampuran larutan tidak
seimbang dan ada sisa hasil reaksi dengan ditandai perubahan suhu terendah.
(anonim, 2013)
Variasi kontinyu adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kuantitatif dari
komposisi zat kimia dari reaksi-reaksi kimia, variasi kontinyu merupakan metode
untuk mempermudah stoikiometri sitem. Sedangkan stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari perhitungan yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi kimia. (oktapianti, 2012)
Faktor kesalahan pada saat praktikum adalah kurangnya ketelitian dalam
menghitung tiap tetes larutan, kerusakan pada termometer karena di setiap ruangan
suhunya berbeda-beda itu sksn menyebabkan kesalahan fatal ketika pengukuran.
Membiarkan larutan disimpan terlalu lama di dalam gelas kimia pun akan
mempengaruhi pengukuran suhu, praktikan harus cepat-cepat mengukur suhu
larutannya setelah dituangkan ke gelas kimia agar larutannya tidak berubah ke suhu
ruangan. Selain itu kurangnya menjaga kebersihan pada alat-alat praktikum maupun
kebersihan praktikannya sendiri selain itu suhu setiap orang berbeda-beda oleh karena
itu pada saat mengukur suhu dengan termometer. (Hysocc, 2014)
Aplikasi stoikhiometri dalam bidang pangan adalah menentukan fraksi mol
dalam peracikan dalam bidang pangan, menentukan dan mengetahui molaritas dalam
bidang pangan, proses pembuatan kadar dan penguji dalam bidang pangan, proses
pembuatan larutan untuk penguji dalam bidang pangan.
Kesimpulan
Jadi, titik stoikiometri maksimum yang didapatkan pada percobaan NaOH-
CuSO4 yaitu pada pencampuran reaksi 20 ml NaOH 0.1 M dan 10 ml CuSO4 0.1 M
dan titik minimumnya yaitu saat pencampuran 25 ml NaOH 0.1 M dan 5 ml CuSO 4
0.1 M. Dan pada percobaan NaOH-AgNO3, didapatkan titik maksimum pada dua
titik sejajar, yaitu pada pencampuran 20 ml NaOH 0.1 M dan 10 ml AgNO3 0.1 M
dan 15 ml NaOH 0.1 M dan 15 ml AgNO3 0.1 M dan titik minimum didapatkan pada
saat pencampuran 25 ml NaOH 0.1 M dan 5 ml AgNO3 0.1 M .
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, E.T dan Ina S.N 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Bandung
Brady, E. James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binapura Aksara :
Jakarta
Anonim. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
www.polarisasi.wordpress.com. Diakses pada 17 November 2014
Percobaan 2
a. NaOH 25 ml 27˚C
CuSO4 5 ml 26˚C
TM = 27˚C + 26˚C = 26.5˚C
2
TA = larutan NaOH 25 ml dicampurkan dengan larutan CuSO4 5 ml menghasilkan suhu akhir 28˚C
ΔT = 28˚C – 26.5˚C = 1.5 ˚C
b. NaOH 20 ml 26˚C
CuSO4 10 ml 26˚C
TM = 26˚C + 26˚C = 26˚C
2
TA = larutan NaOH 20 ml dicampurkan dengan larutan CuSO4 10 ml menghasilkan suhu akhir
29˚C. ΔT = 29˚C – 27˚C = 3 ˚C
c. NaOH 15 ml 27˚C
CuSO4 15 ml 26˚C
TM = 27˚C + 26˚C = 26.5˚C
2
TA = larutan NaOH 15 ml dicampurkan dengan larutan CuSO4 15 ml menghasilkan suhu akhir
29˚C. ΔT = 29˚C – 26.5˚C = 2.5
d. NaOH 10 ml 28˚C
CuSO4 20 ml 26˚C
TM = 28˚C + 26˚C = 27˚C
2
TA = larutan NaOH 10 ml dicampurkan dengan larutan CuSO4 20 ml menghasilkan suhu akhir
29˚C. ΔT = 29˚C – 26.5˚C = 2.5
e. NaOH 5 ml 28˚C
CuSO4 25 ml 26˚C
TM = 28˚C + 26˚C = 27˚C
2
TA = larutan NaOH 5 ml dicampurkan dengan larutan CuSO4 25 ml menghasilkan suhu akhir
29˚C. ΔT = 29˚C – 27˚C = 2
Percobaan 2 :
a. NaOH 25 ml 28˚C
AgNO3 5 ml 26˚C
TM = 28˚C + 26˚C = 27˚C
2
TA = larutan NaOH 25 ml dicampurkan dengan larutan AgNO3 5 ml menghasilkan suhu akhir
29˚C. ΔT = 29˚C – 27˚C = 2
mmol NaOH = 25 x 0,1=2.5
mmol AgNO3 = 5 x 0.1=0.5
b. NaOH 20 ml 27˚C
AgNO3 10 ml 26˚C
TM = 27˚C + 26˚C = 26,5˚C
2
TA = larutan NaOH 20 ml dicampurkan dengan larutan AgNO3 10 ml menghasilkan suhu akhir
30˚C. ΔT = 30˚C – 26,5˚C = 3.5
c. NaOH 15 ml 27˚C
AgNO315 ml 26˚C
TM = 27˚C + 26˚C = 26.5˚C
2
TA = larutan NaOH 15 ml dicampurkan dengan larutan AgNO3 15 ml menghasilkan suhu akhir
30˚C. ΔT = 30˚C – 26.5˚C = 3.5
d. NaOH 10 ml 27˚C
AgNO3 20 ml 27˚C
TM = 27˚C + 27˚C = 27˚C
2
TA = larutan NaOH 10 ml dicampurkan dengan larutan AgNO3 20 ml menghasilkan suhu akhir
30˚C. ΔT = 30˚C – 27˚C = 3
mmol AgNO3 = 2= 2
mmol NaOH 1
e. NaOH 5 ml 27˚C
AgNO3 25 ml 26˚C
TM = 27˚C + 26˚C = 26.5˚C