Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Tentang sistem Hematatologi dan Imunologi

DOSEN PEMBIMBING:
HIPNAWI, SST,M.Bmd.

Disusun Oleh:
Beby Tri Pratiwi (PO71200190028)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI JURUSAN KEPERAWATAN


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
daninayah-Nyake pada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tentang metatologi dan imunologi” ini dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segilainnya. Oleh karenaitu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga
kami dapat memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

Jum’at , 04 oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………….…………………..2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang…………………………………………………...……………….3
1. Rumusan masalah…………………………………………......…………………4
1. Tujuan………………………………………………………...…………………..5
1. Manfaat…………………………………………………………..……………….6
BAB III PEMBAHASAN
1 pengertian hematatologi..................................………………………….........…8
2 Anatomi hematologi......................................………………………........………9
3 Fisiologi hematatologi..............................…………………………..….....……10
4 pengertian sistem imunologi.................................................................................11
5 Fungsi sistem imun................................................................................................12
6 Macam-macam sistem imun..................................................................................13
7 Jenis-jenis antibodi................................................................................................14
8 Faktor yang dapat merendahkan sistem imun .......................................................15
9 Penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan sistem imun...........................16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………...…….....……….17
4.2 Saran………………………………………………………………......………..18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………19
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan zat
makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ
pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut
sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan
pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua jenis warna merah
pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut mengandung
banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut mengandung
sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada
darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan
(respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Manusia dan hewan
mempunyai system untuk mempertahankan diri terhadap penyakit yang dikenal dengan
system imunitas. Ada dua jenis imunitas , yaitu imunitas bawaan dan imunitas adaptif. Kedau
imunitas tersebut merupakan garis pertahanan pertama terhadap semua pengganggu. Bagian
utama tubuh yang berfungsi sebagai imunitas bawaan adalah kulit,air mata dan air liur.
System kekebalan tubuh sangat mendasar perannya bagi kesehatan , tentunya harus disertai
dengan pola makan yang sehat, makan cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya
senyawa yang beracun kedalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka
harus segera dikeluarkan.tem kekebalan tubuh.
Kondisi system kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang sehat
terdapat system kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga
prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan system kekebalan tubuhnya belum sempurna
dan memerlukan ASI yang membawa system kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu
daya tahan tubuh sang bayi . semakin dewasa, sis tem kekebalan tubuh terbentuk sempurna.
Namun pada orang lanjut usia, system kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah
sebabnya timbul penyakit degenerative atau penuaan.
Pada pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Hal ini
berdampak juga pada pola makan. Sarapan didalam kendaraan, makan siang serba tergesa,
dan malam karena kelelahan tidak nafsu makan. Belum lagi kualitas makanan yang
dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan steres. Apabila terus berlanjut, daya tahan
tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak
orang yang masih muda mengidap penyakit degenerative. Kondisi stress dan pola hidup
modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh
sehingga memerlukan kecukupan antibody. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali
terabaikan, sehingga timbulberbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia produktif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan hematologi ?
2. Bagaimana anatomi hematologi ?
3. Bagaimana fisiologi hematologi ?
4. Apa yang dimaksud dengan sisitem imunologi ?
5. Apa fungsi sistem imun ?
6. Apa macam-macam dari sistem imun ?
7. Jenis-jenis antibodi ?
8. Apa faktor-faktor yang dapat merendahkan sistem imun ?
9. Penyakit akibat ketidakseimbangan sistem imun ?

C. TUJUAN PENULISAN
Dengan mempelajari teori ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang hematologi
dan imunologi.
D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan hematologi.
2. Dapat mengetahui anatomi hematologi.
3. Dapat mengetahui fisiologi hematologi.
4. Dapat mengetahui sistem imunologi.
5. Dapat mengetahui fungsi sistem imun.
6. Dapat mengetahui macam-macam dari sistem imun.
7. Dapat mengetahui jenis-jenis antibodi.
8. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat merendahkan sistem imun.
9. Dapat mengetahui enyakit akibat ketidakseimbangan sistem imun.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hematologi
Hematologi adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.

B. Anatomi Hematologi
Sistem hematologi tersusun atas hematologi dan tempat hematologi di produksi, termasuk
sumsum tulang dan nodus limpa. Hematologi adalah organ khusus yang berada dengan organ
lain karena berbentuk cairan. Hematologi merupakan medium transport ubuh, volume
hematologi manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
Hematologi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:
1. Plasma hematologi, bagian cair hematologi yang sebagian besar terdiri dariats
air,elektrolit, dan protein hematologi.
2. Butir butir hematologi (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen komponen berikut
ini:
a. Eritrosit (sel hematologi merah)
1) Struktur Eritrosit
Sel hematologi merah merupakan cairan bikonkaf dengan diameter sekitar 7 mikron. Bikon
kavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang
pendek antara membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah merahan, karena
didalamnya mengandung suatu zat yang di sebut hemoglobin.
Sel hematologi merah tidak memiliki inti sel , mitokondria, dan ribosom, serta tidak dapat
bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi sel, atau pembentukan protein.
Komponen eritrosit adalah sebagai berikut:
a) Membrane eritrosit.
b) System enzim: enzim G6PD (glucose 6 phospatedehydrogenase).
c) Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. (eritosit normal
dengan pembesaran mikroskop electron 3000 kali).
2) Produksi Sel Hematologi Merah
Dalam keadaan normal, eritropoesisi pada orang deawsa terutama terjadi dalam sumsum
tulang, dimana system eritrosit menempati 20%-30% bagian jaringan sumsum tulang yang
aktif membentuk sel hematologi. Sel eritrosit berinti berasal dari sel induk multipotensial
menjadi sel hematologi system eritrosit, myeloid, dan mengakariosibila yang di ransang
oleh eritropoetin. Sel induk multipotensial akan berdeferensiasi menjadi sel induk
unipotensial.
Sel induk unipotensial tidak mampu berdiferensiasi lebih lanjut, sehingga sel induk
unipotensial seri eritrosit hanya akan berdeferesiasi menjadi sel pronormoblas. Sel
pronomorblas akan membentuk DNA yang diperlukan untuk tiga sampai empat kali fase
mitosis. Melalu empat kali mitosis dari setiap kali pronormoblas akan terbentuk 16 eritrosit .
eritrosit matang kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Pada produksi eritosit normal sumsum
tulang memerlukan besi, Vitamin B12, asam folat, piridoksin (vit B6), kobal, asam amino,
dan tembaga.
Secara garis besar dapat di simpulkan bahwa perubahan morpologi sel yang terjadi selama
proses deferesiensi sel pronormoblas sampai eritrosit matang dapat di kelompokan kedalam
tiga kelompok:
a) Ukuran sel semakin kecil akibat mengecilnya inti sel.
b) Inti sel manjadi makin padat dan akhirnya dikeluarkan pada tingkatan eritroblas
asidosis.
c) Dalam sitoplasma di bentuk hemoglobin yang diikuti dengan hilangnya RNA dalam
sitoplsma sel.
3) Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini system enzim mereka gagal, membrane sel
berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini di hancurkan oleh sel system retikulo
endothelial.
4) Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira kira 11,5-15 gram dalam 100 cc hematologi. Normal
HB wanita 11,5 mg% dan HB laki-laki 13,0 mg%.
5) Sifat-sifat Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin
yang terdapat didalam sel seperti berikut:
a) Normositik : sel yang ukurannya normal
b) Normokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
c) Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
d) Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
e) Hipokromik : sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit
f) Hiperkromik : sel yang hemoglobinnya terlalu banyak
6) Antigen Sel Hematologi Merah
Sel hematologi merah memiliki bermacam macam antigen spesifik yang terdapat di
membrane selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A,B,O, dan Rh.
b. Sel Hematologi Putih
1) Struktur Leokosit
Bentuknya dapat berubah-rubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia), mempunya bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat di bedakan menurut
inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna). Sel hematologi putih dibentuk disumsum
tulang dari sel-sel bakal. Jenis –jenis dari golongan sel ini adalah golongan yang tidak
bergranula, yaitu limposit T dan B, monosit dan makrofag, serta golongan yang bergranula
yaiu : eosinofil, basofil, dan neutrofil.
2) Fungsi Sel Hematologi Putih
a) Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/ bakteri yang
masuk kedalam tubuh jaringan RES (system retikulo endotel).
b) Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalu
limpa terus kepembuluh hematologi.
3) Jenis-jenis Sel Drah Putih
a) Agranulosit, yang terdiri dari neutrofil, Eosinofil, dan Basofil.
b) Granulosit , tang terdiri dari limposit (limposit T dan Limposit B) dan monosit.
4) Jumlah Sel Hematologi Putih
Pada orang dewasa jumlah sel hematologi putih total 4,0-11,0 x 109/l yang terbagi sebagai
berikut:
a. Granulosit
i. Neutopil 2,5-7,5 x 109
ii. Eosinfil 0.04-0,44 x 109
iii. Basofil 0-0,10 x 109
b. Limposit 1,5-3,5 x 109
c. Bsofil 0,2-0,8 x 109
c. Keping Hematologi ( Trombosit )
1) Struktur Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel besar dlam sumsum tulang yang berbentuk cakram
bulat, oval,bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
2) Jumlah Trombosit
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 109/liter (150.000-400.000/milliliter), sekitar 30-40%
terkosentrasi didalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam hematologi.
3) Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan hematologi. Trombosit dalam
keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran hematologi.
4) Plasma Hematologi
Plasma adalah bagian hematologi yang encer tanpa sel-sel hematologi, warnanya bening
kekuning-kuningan. Hamper 90% dari plasma hematologi terdiri atas air. Zat-zat yang
terdapat dalam plasma hematologi adala sebagai berikut:
a) Fibrinogen yang beguna dalam peristiwa pembekuan hematologi.
b) Garam-garam mineral, yang berguna dalam metabolism dan juga mengadakan osmotic.
c) Protein hematologi (albumin, globulin) meningkatan viskositas hematologi juga
menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
d) Zat makanan (asam amino, gukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
e) Hormone, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
f) Antibody.
d. Limpa
1) Struktur Limpa
Merupakan organ ungu lunak kurang lebih berukuran satu kepalan tangan. Limpa terletak
pada sebelah kiri atas abdomen dibawah kostae. Limpa memiliki permukaan luar konveks
yang berhadapan dengan diafragma dan permukaan medial yang konkaf serta berhadapan
dengan lambung, fleksura linealis kolon, dan ginjal kiri.
Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa), dan
pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit, sel leokosit).

2) Fungsi Limpa
a) Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin).
b) Destruksi sel eritrosit tua.
c) Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang di hancurkan.
d) Produksi bilirubin dari eritrosit.
e) Pembentukan limposit dalam folikel limpa.
f) Pembentukan imunoglobin.
g) Pembuangan partikel asing dari hematologi.
2. Hematopoiesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan hematologi. Tempat hematopoiesis pada
manusia berpindah-pindah, sesuai dengan usianya.
a. Yolk sac : usia 0-3 bulan intrauteri
b. Hati dan lien : usia 3-6 bulan intrauteri
c. Sumsum tulang : usia 4 bulan intrauterine sampai dewasa
4. Hemostasis
Adapun prinsif dari hemostasis adalah Mengurangi aliran hematologi yang menuju daerah
trauma. Cara mengurangi hematologi menuju daerah trauma yaitu:
a. Vasokontriksi
b. Penekanan oleh edema
c. Mengadakan sumbatan/menutup lubang perhematologian
5. Pembekuan Hematologi
Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan hematologi ditransformasi
menjadi material semisolid yang dinamakan bekuan hematologi. Menurut howell proses
pembekuan hematologi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:
a. Stadium I : pembentukan tromboplastin.
b. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
c. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.

C. Fisiologi Hematologi
Dalam keadaan fisiologis, hematologi selalu berada dalam pembuluh hematologi, sehingga
dapat menjalankan fungsinya sebagai berikut.
1. Sebagai alat pengangkut.
2. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
3. Mengatur panas tubuh.
4. Berperan penting dalam mengatur pH cairan tubuh
5. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi
6. Mencegah perhematologian.
D. Pengertian Imunologi
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk
virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah
dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

E. Fungsi Sistem Imun


Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan jika sel-
sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau tidak bekerja dengan
baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik
artinya menjaga keseimbangan dari komponen tubuh.
Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke seluruh
bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel peronda tersebut akan
membinasakannya.
F. Macam-Macam Sistem Imun
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi 2, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan kekebalan
tubuh spesifik.
1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap pertama
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh alami. Tubuh
memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya patogen/antigen. Kulit menjadi
penghalan bagi masuknya patogen karena lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit
air sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan
terhadap senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme tersebut.
Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi antimikrobial. Mukus atau
lendir digunakan untuk memerangkap patogen yang masuk ke dalam hidung atau bronkus
dan akan dikeluarkjan oleh paru-paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan
bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan
oleh tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim. Lisozim
adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel bakteri atau patogen lainnya
sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila patogen berhasil melewati pertahan tahap
pertama, maka pertahanan kedua akan aktif.
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau
antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan
melepaskan signal kimiawi yaitu histamin. Signal kimiawi berdampak pada
dilatasi(pelebaran) pembuluh hematologi dan akhirnya pecah. Sel hematologi putih jenis
neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh hematologi akibat gerak yang dipicu oleh
senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel hematologi
putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini disebut fagositosis
karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah benda cair, maka disebut pinositosis.
Makrofag atau monosit bekerja membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen
tersebut dengan pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom. Pembunuh
dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom menghasilkan senyawa racun bagi
si patogen atau lisosom menghasilkan enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba.
Pada bagian tubuh tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh
lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati(sel-sel Kupffer), ginjal(sel-sel
mesangial), otak(sel–sel microgial), jaringan penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan
spleen.
Acidofil/Eosinofil berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan
menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim penghancur dari granul-
granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit, protein antimikroba juga berperan dalam
menghancurkan patogen. Protein antimikroba yang paling penting dalam hematologi dan
jaringan adalah protein dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan
non spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi
oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-sel tetangga. Bila patogen
berhasil melewati seluruh pertahanan non spesifik, maka patogen tersebut akan segera
berhadapan dengan pertahanan spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
2. Sistem Kekebalan Tubuh Spesifik
Pertahanan spesifik: imunitas diperantarai antibodi untuk respon imun yang diperantarai
antibodi, limfosit B berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu
respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu dengan antigen
dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan menghasilkan beberapa sel limfosit
B. Semua Limfosit b segera melepaskan antibodi yang mereka punya dan merangsang sel
Mast untuk menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk
mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk menyimpan antibodi
yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B yang tersisa ini disebut limfosit B memori.
Inilah proses respon imun primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali,
Limfosit B dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B daripada sebelumnya.
Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast mengeluarkan histamin untuk
membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1 limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan
antibodi yang ada dari sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh
lebih cepat dari pada respon imun primer.
Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan yang menyerang
sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan oleh antigen yang sama karena
limfosit B yang mengingat antigen tersebut sudah mati. Limfosit B memori
biasanya berumur panjang dan tidak memproduksi antibodi kecuali dikenai antigen spesifik.
Jika tidak ada antigen yang sama yang menyerang dalam waktu yang sangat lama, maka
Limfosit b bisa saja mati, dan individu yang seharusnya bisa resisten terhadap antigen
tersebut bisa sakit lagi jika antogen itu menyerang, maka seluruh proses respon imun harus
diulang dari awal.
3. Pertahanan Spesifik : Imunitas Diperantarai Sel
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting adalah limfosit T.
Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian dimakan oleh suatu
sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka patogen itu dicerna dan materialnya
ditempel pada permukaan sel yang tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut
antigen. Respon imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan
limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1 sehingga limfosit
T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan antigennya. Permukaan Limfosit T
memiliki antibodi yang hanya cocok pada salah satu antigen saja.
Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok, Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu
mengetahui bahwa sel ini sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk
menghancurkan sel tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas
dari sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2, yang berfungsi
untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik. Kemudian, Limfosit T Sitotoksik
akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua,
Limfosit T pembantu bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan
sel tersebut sehingga isinya keluar dan mati.

G. Jenis-Jenis Antibodi
Antibodi adalah protein berbentuk Y dan disebut Immunoglobulin(Ig), hanya dibuat oleh
Limfosit B. Antibodi berikatan dengan antigen pada akhir lengan huruf Y. Bentuk lengan ini
akan menentukkan beberapa macam IG yang ada, yaitu IgM, IgG, IgA,IgE dan IgD. Saat
respon imun humoral, IgM adalah antibodi yang pertama kali muncul. Jenis lainya akan
muncul beberapa hari kemudian. Limfosit B akan membuat Ig yang sesuai saat interleukin
dikeluarkan untuk mengaktifkan Limfosit T saat antigen menyerang.
Antibodi juga dpat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan
antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini
dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan
antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga
permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.
IgM dan IgG memicu sistem komplemen, suatu kelompok protein yang mempunyai
kemampuan unutk memecah membran sel. IgMdan IgG bekerja paling maksimal dalam
sistem sirkulasi,IgA dapat keluar dari peredaran hematologi dan memasuki cairan tubuh
lainnya. IgA berperan penting untuk menghindarkan infeksi pada permukaan mukosa. IgA
juga berperan dalam resistensi terhadap banyak penyakit. IgA dapat ditemukan pada ASI dan
membantu pertahanan tubuh bayi.IgD merupakan antibodi yang muncul untuk dilibatkan
dalam inisiasi respon imun. IgE merupakan antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi dan
kemungkinan besar merespon infeksi dari protozoa dan parasit.
Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau
menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme
opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan
presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi
komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau virus.
Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain. Organ imun
merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus limfa, tonsil, apendiks dan
sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri daripada sel T dan sel B. Sel B akan matang dalam
sumsum tulang, apabila sistem hematologi diserang, ia akan memproses antibodi untuk
menentang virus dan bakteria.
Sel T dihasilkan oleh sumsum tulang, bertumbuh dan matang di kelenjar timus tetapi ia tidak
menghasilkan antibodi. Tugas utamanya adalah: menentang sel yang dijangkiti virus, bakteria
dan kanker. Apabila sistem imun berada di dalam keadaan normal, tubuh manusia akan dapat
menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika daya imun berada dalam paras rendah,
peluang menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi, terutamanya bayi, kanak-kanak dan orang
tua. Sistem imun bayi masih di dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Oleh itu, antibodi badan masih lemah untuk melawan pelbagai mikroorganisma. Manakala
organ sistem imun orang tua telah uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan sistem imun
juga menurun.
Sistem kekebalan tubuh harus selalu dalam keadaan seimbang.Jika tidak, akan
terganggu.Penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh ada yang tidak diketahui dan telah ada
sejak lahir (primer). Ada juga gangguan kekebalan sekunder karena faktor lain, misalnya
infeksi (AIDS, campak dan lain-lain), gizi buruk, serta penyakit ganas misalnya kanker,
leukemia, obat-obatan misalnya obat yang mengandung hormon kortikosteroid, obat untuk
kanker, dan lain-lain.
Sebetulnya, tubuh memiliki zat yang secara otomatis akan menormalkan sistem imun.Kalau
imunnya kurang maka ditingkatkan, kalau terlalu tinggi diturunkan.Di dalam tubuh, ada zat
yang mempunyai sifat seperti itu. Namun, ada kalanya tubuh tak berhasil menormalkan
sistem imunnya sendiri. Akhirnya, dicarilah cara menormalkan sistem imun tubuh dari luar
dengan imunomodulator.
Imunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem
imun tubuh menjadi ke arah normal. Produk imunomodulator berperan menguatkan sistem
imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno
suppressan).Misalnya,diberikan bersama antibiotic.Selain sintetik, produk imunomodulator
kini juga dibuat dari tanaman. Ternyata, ada tanaman tertentu yang memiliki efek
meningkatkan kekebalan tubuh. Misalnya, daun meniran. Setelah diteliti, daun ini punya efek
meningkatkan sistem imun tubuh. Sekarang sudah dibuat dalam bentuk obat. Yang harus
diketahui, imunomodulator adalah obat, dan bukan suplemen yang bisa dikonsumsi sehari-
hari. Fungsinya pun hanya membantu meningkatkan kekebalan.
Konsumsi imunomodulator pada orang normal tidak ada gunanya, karena tubuh masih bisa
menyeimbangkan sistem imun.. Sistem imun tubuh itu, kan, sama seperti organ tubuh lain,
memerlukan energi. Oleh karenanya, agar sistem imun tubuh baik, gizi pun harus seimbang.
Sel-sel kekebalan itu bisa bergerak, butuh makanan (energi) juga. Jadi, makan cukup protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Sama seperti fungsi organ lain.

H. Faktor-Faktor Yang Merendahkan Sistem Keimunan


Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup kita. Berikut adalah faktor-faktor
yang merendahkan sistem keimunan kita:
1. Cara hidup yang tidak sehat.
2. Kekurangan zat makanan.
3. Pencemaran udara atau alam sekitar.
4. Keletihan.
5. Tekanan dan kerisauan.
6. Kurang bersenam.
7. Penggunaan antibiotik yang berlebihan.
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat jangkitan. Orang
yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa letih, tidak bersemangat, sentiasa
selesema, jangkitan usus (makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual),
luka sukar untuk sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak teratur
juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.

I. Penyakit Akibat Ketidakseimbangan Sistem Imun


Berikut adalah penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan sistem imun:
1. Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit; yang mana virus HIV
menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan manusia, virus tersebut akan
memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan ia membiak dan berkembang di limfosit
menyebabkan badan manusia hilang keupayaan untuk melawan penyakit. Pesakit akan lemah
dan terdedah kepada pelbagai penyakit berjangkit seperti tuberkulosis pulmonari, kandidiasis,
kayap, manakala enteritis, pneumonia, ‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan oleh
mikroorganisma patogenik yang luar biasa.
2. Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ dan jaringan sendiri.
Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral atau imunitas diperantarai sel. Sebagai
contoh, penyakit diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan
insulin sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat gula. Pada myasthenia gravis, sistem
imun membuat antibodi yang menyerang jaringan normal seperti neuromuscular dan
menyebabkan paralisis dan lemah. Pada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan
bisa menyebabkan kerusakan jantung permanen. Pada Lupus Erythematosus sistemik, biasa
disebut lupus, antibodi menyerang berbagai jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala yang
menyebar.
3. Alergi
Alergi, kadang disebut hipersensitivitas, disebabkan respon imun terhadap antigen. Antigen
yang memicu alergi disebut allergen. Reaksi alregi terbagi atas 2 jenus yaitu:reaksi alergi
langsung dan reaksi alergi tertunda. Reaksi alergi langsung disebabkan mekanisme imunitas
humoral. Reaksi ini disebabkan oleh prosuksi antibodi IgE berlebihan saat seseorang terkena
antigen. Antibodi IgE tertempel pada sel Mast,leukosit yang memiliki senyawa histamin. Sel
mAst banyak terdapat pada paru-paru sehingga saat antibodi IgE menempel pada sel Mast,
Histamin dikeluarkan dan menyebabkan bersin-bersin dan mata berair.
Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim adalah saat
makrofag tidak dapat menelan antigen atau menghancurkannya. Akhirnya Limfosit T segera
memicu pembengkakan pada jaringan.
Untuk mempunyai sistem imun yang sempurna untuk menentang virus dan bakteri, kita perlu
mempunyai syarat tertentu seperti berikut:
a. Nutrisi Yang Sempurna
Setiap hidangan mesti mempunyai berbagai zat yang lengkap, tidak memilih makanan, tidak
berlebihan serta meliputi nutrien asas seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, air, fiber,
lemak dan sebagainya.
b. Olah raga Yang Sesuai
Olah raga dapat meningkatkan ketahanan asalkanbermasa panjang (15 menitt ke atas), olah
raga ini dapat menyalurkan oksigen yang segar kepada organ dan tisu dalam badan kita. Olah
raga merujuk kepada joging, berenang, berjalan, berbasikal, melompat, yoga dan sebagainya,
yang mana ia dapat menggalakkan peredaran hematologi, menguatkan fungsi kardiovaskular
dan meningkatkan sistem imun badan.
c. Sentiasa Gembira dan Bijak Menangani Tekanan
Tekanan psikologi dan kegelisahan dalam tempo yang panjang boleh mengganggu sistem
keimunan badan dan tidak baik untuk kesihatan. Apabila otak berada dalam keadaan tertekan,
ia menghasilkan sejenis hormon kortisol. Jika hormon ini berlebihan, ia memberi kesan yang
negatif dan mengganggu sistem keimunan kita.
d. Pengambilan Nutrisi Yang Mencukupi
Kesibukan menyebabkan ramai yang menjadikan makanan yang telah diproses sebagai
pilihan, yang mana mempunyai kandungan nutrient yang telah hilang. Nutrien dan sistem
imun mempunyai hubung kait. Oleh itu, adalah penting untuk kita mengambilkan nutrien
yang meningkatkan keimunan kita.
1) Protein: Pengambilan protein yang mencukupi dalam pemakanan harian kita amatlah
penting kerana protein adalah nutrien penting yang diperlukan untuk penghasilan
imunoglobulin dan pelbagai antibodi. Ini kerana protein terdiri daripada 22 jenis asid amino
yang berlainan, 8 jenis daripadanya ialah keperluan badan manusia, badan manusia tidak
dapat memprosesnya dan harus mengambilnya badan anda dengan protein yang mencukupi
dan berkualiti seperti: daging, ikan, telur dan kekacang.
2) Vitamin dan mineral: Membekalkan vitamin dan mineral yang diperlukan oleh badan
seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Zink, Besi, Selenium dan sebagainya.
3) Lingzhi: Lingzhi mengandungi polisakarida, kompaun triterpene, germanium, protein,
unsur selenium dan sebagainya yang dapat membantu menentang kanser dan melaraskan
sistem imun. Lingzhi kaya dengan germanium yang dapat meningkatkan penyerapan oksigen
dalam hematologi, mempercepatkan metabolisme dan meningkatkan tahap imun badan
manusia. Kompaun Triterpene ialah organik kompaun semula jadi yang dapat memperbaiki
alergi dan keradangan. Polisakarida yang mengandungi bahan pencegah kanser dapat
mempercepatkan pertumbuhan antibodi, menguatkan sistem imun dan daya tahan badan
untuk membantu mencegah pertumbuhan tumor dan penyakit kanker.
4) Teh Hijau: Teh hijau mempunyai kandungan antioksidan seperti Flavonoid dan
catechin. Oleh itu, ia dapat membantu meningkatkan sistem imun kita. Ahli sains menemui
“theanine” di dalam daun teh yang dapat membantu sel imun badan menentang bakteria dan
virus.
5) Aloe Vera: Tumbuh di kawasan panas dan kering, aloe vera mempunyai ketahanan
terhadap cuaca yang tinggi. Ia boleh menyejukkan badan dan mengeluarkan toksin,
menyembuhkan keradangan dan menentang bakteria serta meningkatkan daya ketahanan
tubuh. Aloe vera mempunyai pelbagai zat aktif seperti asid amino, unsur mikro, vitamin dan
sebagainya, khasnya unsur germanium dan sebagainya yang terkandung dalam unsur mikro
yang dapat membantu badan mengeluarkan bahan toksin, memulihkan tisu yang luka dan
meningkatkan sistem imun badan dengan cepat.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ pembentukdara
h dan penyakitnya.
Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari leukosit, eritrosit,hemoglobin, hemato
krit, indeks eritrosit dan trombosit.
Sel darah merah merupakan sel darah yang jumlahnya terbanyak dalam tubuh manusia. Jumla
h sel darah merah dapat memberikan informasiyang mengindikasikan adanya gangguan hema
tologi.Gangguan hematologi adalah gangguan pada pembentukan sel darah merah, meliputi p
enurunan dan peningkatan jumlah sel (polisitemia). Kelainan eritrosit digolongkan menjadie
mpat yaitu berdasarkan ukuran, bentuk, warna dan benda inklusi eritrosit.Penurunan jumlah s
el darah merah ditemukan pada penyakit kronis, seperti penyakit hati,anemia dan leukemia, s
edangkan polisitemia ditemukan pada penderita diare, dehidrasi berat, luka bakar, maupun pe
ndarahan berat. Penghitungan sel darah merah dilakukan dalam proses diagnosis beberapa pe
nyakit tersebut.Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah tot
al dan Sekitar30% isi sel eritrosit terdiri atas zat warna darah merah yaitu hemoglobin. Kekur
angan sel darahmerah salah satunya mengakibatkan anemia. Terjadi anemia karena Hb dan er
itrosit kurang darinilai normalnya. Pengobatannya dengan cara memberikan suplemen zat bes
i atau jika anemia parah dengan cara transfusi darah.

Saran

Dengan adanya tugas ini, penulis dapat lebih memahami tentang Hematatologi dan
imunologi.Dengan adanya tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menam
bahwawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://anisanisablog.blogspot.com/2015/02/makalah-hematologi-dan-imunologi.html?m=1
Penurunan Jumlah Eritrosit Darah Tepi Akibat Paparan Radiasi Sinar X Dosis Radiografi Per
iapikal
Asuhan Keperawatan Pada Klien DenganGangguan Sistem Hematologi.
Hal 1-
6.Salemba Medika.Jagakarsa.Indonesia.Di akses pada tanggal 2 april 2017 :https://books.goo
gle.co.id/books?id=PwLdwyMH9K4C&pg=PT16&lpg=PT16&dq=skema+eritr osit&source=
bl&ots=-
BaE3FjQO3&sig=APxJkOxhcL0llqRATNjdKGc6BWo&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onep
age&q=skema%20eritrosit&f=falseHaryani,Siti.2014.
Total Sel Darah Merah (Erythrocyte)Kadar Hemoglobin Dan Nilai HematokritSapi Bali Di K
ecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar
https://www.academia.edu/34644799/HEMATOLOGI

Anda mungkin juga menyukai