Anda di halaman 1dari 3

REFLUKS GASTROESOFAGUS

No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT 1/3 dr. Juliani Perangin – angin


PUSKESMAS
NIP. 19730803200702016
SEI SEMAYANG

1. Pengertian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah mekanisme refluks melalui sfingter
esofagus. Pasien Pulang
No ICPC-2 Bagan alir : D84 Oesphagus disease
No ICD-10 : K21.9Gastro-oesophageal reflux disease without oesophagitis
Tingkat Kemampuan 4A
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan tatalaksana pada pasien
GERD
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sei Semayang No. /SKP/UKP-VII/PSS/I/2018
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Sei Semayang
4. Referensi Peraturan Menteri
2/3 Kesehatan Republik Indonesia No. 514 Tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur 1. Alat
1. Kuesioner GERD
2. Bahan :-
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Terapi dengan medikamentosa dengan cara memberikan Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi
selama 7-14 hari.Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-75%) maka diagnosis dapat ditegakkan
sebagai GERD. PPI dosis tinggi berupa omeprazol 2 x 20 mg/hari dan lansoprazol 2 x 30 mg/hari.
2. Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah
dengan prokinetik seperti domperidon 3 x 10 mg.
Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka penggunaan H2 Blocker 2 x / hari: simetidin 400-800 mg atau
ranitidin 150 mg atau famotidin 20 mg.

Pemeriksaan penunjang dilakukan pada fasilitas layanan sekunder (rujukan) untuk endoskopi dan bila perlu
biopsi

1
REFLUKS GASTROESOFAGUS

No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT
dr. Juliani Perangin – angin
PUSKESMAS
NIP. 19730803200702016
SEI SEMAYANG

Konseling dan Edukasi


Edukasi untuk melakukan modifikasi gaya hidup yaitu dengan mengurangi berat badan, berhenti merokok,
tidak mengkonsumsi zat yang mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alkohol. Posisi tidur sebaiknya
dengan kepala yang lebih tinggi. Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makanan, makan dengan porsi
kecil dan kurangi makanan yang berlemak.

Kriteria Rujukan
1. Pengobatan empirik tidak menunjukkan hasil
2. Pengobatan empirik menunjukkan hasil namun kambuh kembali
3. Adanya alarm symptom:
a. Berat badan menurun
b. Hematemesis melena
c. Disfagia (sulit menelan)
d. Odinofagia (sakit menelan)
e. Anemia
3/3
Prognosis
Prognosis umumnya bonam tetapi sangat tergantung dari kondisi pasien saat
Pasien datang dan pengobatannya.
Datang

6. Hal-hal
yang perlu di
lakukan
7. Unit Terkait 1. Ruang Umum
2. Laboratorium
8. Dokumen 1. Rekam medis
terkait

2
REFLUKS GASTROESOFAGUS

No. Dokumen : /SOP/UKP-VII/PSS/II/2018

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT
dr. Juliani Perangin – angin
PUSKESMAS
NIP. 19730803200702016
SEI SEMAYANG

11. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


histori
perubahan

Anda mungkin juga menyukai