Anda di halaman 1dari 4

Bronkitis

1. Bronkitis akut
A. Etiologi
Penyebab yang paling sering adalah virus seperti virus
influenza,parainfluenza,adenovirus,serta rhinovirus. Bakteri yang sering mejadi
penyebab adalah mycoplasma pneumonia, tetapi biasanya bukan merupakan
infeksi primer. Penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya. Namun jika
terbelakangi oleh penyakit kronik seperti emfisema,bronkhitis kronik serta
bronkiektasis ,infeksi bakteri ini harus mendapat perhatian serius.(1)
B. Patomekanisme
Bakteri ataupun virus yang terinhalasi akan menyebabkan epitel teriritasi dan
membrane mukosa terlihat hiperemis serta edem. Iritasi bronkus terjadi akibat
perlekatan organisme (Mycoplasma pneumoniae) ke mukosa pernapasan,
sehingga sel yang terkena bakteri tersebut mengalami ruptur. Bronkitis akut
biasanya berlangsung sekitar 10 hari. Jika peradangan menjalar ke bawah ke
ujung cabang bronkus, bronkhiolus, dan alveolus akan mengakibatkan
bronkopneumonia.(3)
C. Manifertasi klinis
Biasanya ditandai dengan gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas seperti
hidung buntu( stuffy),pilek dan sakit tenggorokan.Batuk yang bervariasi dari
ringan sampai berat, biasanya dimulai dengan batuk yang tidak produktif. Batuk
ini sangat mengganggu di waktu malam, udara dingin,banyak bicara,napas
dalam,serta tertawa akan merangsang terjadinya batuk. Pasien akan mengeluh ada
nyeri retrosternal, dan rasa gatal pada kulit. Setelah beberpahari akan terdapat
sputum yang baynak,bersifat mukus bahkan mukopurulen. Peradangan bronkus
biasanya menyebabkan hiperreaktvitas saluran pernapasan sehingga mudah untuk
terjadinya bronkospasme. Pada pemeriksaan fisik, terdapat wheezing di beberapa
tempat, ronkhi dapat terdengar jika produksi sputum meningkat.(1)
D. Penatalaksanaan
Biasanya simptomatik, yaitu tirah baring,mengindari udara dingin dan kering,
inhalasi uap air. Pada pasien yang menderita batuk dan sangat membantu dapat
diberikan obat batuk yang mengandung kodein atau dekstrometaforan.(1)

2. Bronkitis kronis
A. Etiologi

Merokok adalah penyebab utama bronkitis kronis.


Diperkirakan sekitar 85-90% bronkitis kronis dan penyakit paru obstruktif kronik
disebabkan oleh kebiasaan merokok . Merokok dapat merusak fungsi silia,
makrofag alveolar, dan menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukosa.
(3)

B. Patomekanisme

Bronkitis kronis dapat terjadi akibat komplikasi dari bronkitis akut, atau
disebabkan oleh kebiasaan seperti merokok atau menghirup udara yang
terkontaminasi dengan polutan lain di lingkungan. Asap mengiritasi jalan napas,
mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena iritasi yang konstan ini,
kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel globet meningkat
jumlahnya, fungsi sillia menurun, dan lebih banyak lendir yang dihasilkan dan
akibatnya bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang
berdekatan dengan bronchiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis,
mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar, yang berperan penting
dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi
lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.(3)
C. Manifestasi klinis
Batuk terus menerus disertai dahak dalam jumlah banyak dan batuk terbanyak
terjadi pada pagi hari. Pada pemeriksaan fisik inspeksi tampak digunakannya
otot-otot pernapasan tambahan.(1)

D. Tatalaksana
Berdasarkan guidelines ACCP 2006 pasien dengan bronkiris kronis dapat
diberikan antikolinergik bronkodilator dan mukolitik.(3)
Bronkiektasis
A. Etiologi
Insiden bronkiektasis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Sering
ditemui pada perempuan berusia diatas 50 tahun yang tidak merokok. Sebanyak
42% kasus disebebkan oleh post-infeksi dan 50% lainnya tidak diketahui
penyebabnya.
B. Patomekanisme
Bronkiektasis merupakan penyakit pada bronkus dan bronkiolus yangmelibatkan
infeksi transmural dan reaksi radang. Infeksi biasanya disebebkan oleh
Pseudomonas aeruginosa atau Haemophilus influenza. Infeksi mikroohrganisme
tersebut dapat mengakibatkan kerusakan epitelpernapasan dan klirens mukosilier.
Proses infalamasi yang terjadi akan mengakibatkan infeksi berulang. (2)
C. Manifestasi klinis
1) Batuk berdahak
2) sputum mukoid ataupun mukopurulen
3) hemoptisis,
4) lemas
5) penurunan berat badan
6) demam
7) nyeri dada dan pleuritik.

D. Penegakan diagnosis
1) Pemeriksaan penunjang.
Foto toraks dada
Tidak sensitive dalam mendeteksi derajat dari penyakit . Dari foto polos terlihat
gambaran seperti jalur tram, cincicn, garis parallel dan struktur tubular.(2)

CT Scan
Foto polos dada menggambarkan dilatasi saluran napas pada kedua lobus dan lingua.
Karakteristik: bronchial tapering menurun, bronkus terlihat 1 cm pada tepi paru , rasio
ukuran bronkoarteri meningkat.(2)

E. Tatalaksana

Medikamentosa

Eksaserbasi akut
Terapi antibiotika empiris selama 10-14 hari.
Jangka panjang
Indikasi terapi antibiotic jangka panjang adalah jika keluhan sangat berat. Regimen
antibiotik ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi ketika tidak dalam
eksaserbasi akut. Talalaksana lainya yaitu pemberian bronkodilator untukmemperbaiki
penyumbatan dan klirens.(2)

Dapus
1. Djojodibroto,RD.Respirologi( Respiratory Medicine). Edisi 2. EGC; Jakarta.
2015.
2. Whardani, DP. Bronkiektasis Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Media
Aesculapius; Jakarta. 2014
3. Fayyaz,J. Bronchitis. Departement of Pulmonology; Unity Hospital. 2018
March;19.

Anda mungkin juga menyukai