Anda di halaman 1dari 6

NOVEL SEJARAH BAHASA INDONESIA

Oleh:

Danendra Farrel W (11)

Fatado Sesa Y.M (15)

Firman Yulianto (16)

M. Arief Casilas R (23)

XII – IPS 5

SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA

TAHUN AJARAN 2018/2019


Bagian 1: Latar Belakang Keluargaku

1. Aku tinggal di surabaya, bersama orang tuaku.


2. Aku merupakan anak tunggal.
3. Ayahku bernama yanto, dan Ibuku bernama anggun.
4. Ayahku bekerja sebagai komandan di angkatan darat.
5. Ibukku membuka usaha bakso.
6. Aku seorang pelajar yang mendaftar di Akmil.
7. Aku berusia 20 tahun.

Bagian 2: Tiket ke Amerika Serikat

8. Setiap hari aku bangun pagi untuk melaksanakan sholat shubuh berjama’ah di masjid
dekat rumah.
9. Pada hari sabtu aku sholat berjama’ah seperti biasanya.
10. Kemudian aku pulang dan mendengarkan radio.
11. Diradio aku mendengar ada sebuah quiz tentang perang dunia ke 2.
12. Akupun diajak temanku yang bernama wica untuk mengikuti quiz tersebut.
13. Quiz tersebut memberikan berbagai macam hadiah.
14. Hadiah hiburan berupa perjalanan liburan ke bali selama 4 hari.
15. Hadiah utama merupakan liburan ke Amerika Serikat selama 1 minggu.
16. Aku pun menerima ajakan tersebut untuk mengikuti quiz tersebut.
17. Quiz tersebut di lakasanakan di balai kota surabaya.
18. Akupun berjanji untuk bertemuan di balai kota pada jam 9 pagi.
19. Keesokan harinya kita pun bertemu di balai kota.
20. Sebelum quiz dimulai, aku dan wica mencari sarapan terlebih dahulu.
21. Setelah sarapan kita langsung mengikuti acara quiz tersebut.
22. Kami berhasil menjawab 9 benar dari 10 soal.
23. Saat melihat hasil pengumuman dari acara quiz tersebut aku pun tidak menyangka
bahwa kami dapat memenangkan hadiah utama.

Bagian 3: Istilah Perang Dingin

24. 2 minggu setelah memenangkan quiz.


25. Mempersiapkan barang yang akan dibawa.
26. Kami janjian bertemu di Bandara.
27. Setelah itu kami berangkat bersama-sama ke Amerika Serikat.
28. Akhirnya kami tiba di Amerika Serikat di malam harinya.
29. Kami pun mendapat voucher hotel gratis di Las Vegas.
30. Selama dua hari di Amerika Serikat, kami mendapat berita tentang istilah Perang
Dingin yang diperkenalkan oleh Bernard Baruch.
31. Perang dingin merupakan sebuah ketegangan dan kompetisi antara Amerika Serikat
dengan Uni Soviet.
32. Perang Dingin Lebih identik dengan perang ideologi.
33. Setalah mendapat kabar itu kami pun kaget.
34. Padahal kami berharap di Amerika Serikat kami bisa melupakan rintangan hidup kami
yang sangat amat banyak.
35. Meskipun kecewa kami pun harus tetap kembali ke Indonesia.
36. Kami pun memutuskan untuk kembali ke Indonesia.

Bagian 4: Dimulainya Perang Dingin

37. Setelah kami tiba di Indonesia, ternyata berita tentang perang dingin sudah tersebar
luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
38. Kami pun bergegas pulang kerumah masing-masing.
39. Sesampainya dirumah aku pun disambut oleh kedua orang tuaku.
40. Dan ayahku berkata “jangan sampai kamu terjerumus dalam ideologi lain selain
ideologi pancasila”.
41. Itulah kata kata ayahku yang masih aku ingat selama 14 tahun berlalu sejak
dimulainya perang dingin.
42. Aku bekerja sebagai komandan angkatan darat untuk melanjutkan cita cita ayahku.
43. Aku di angkat sebagai komandan, dan ditempatkan di jakarta.
44. Aku mendapat surat dari presiden soekarno.
45. Isi dari surat tersebut adalah ajakan untuk mengawal presiden dalam rapat pertama
Gerakan Non Blok.
46. Aku menyetujui ajakan tersebut dengan bangga.
47. Rapat tersebut diadakan di Yugoslavia.
48. Dalam rapat terebut membahas tentang negara yang terkena dampak dari perang
dingin.
49. Seperti negara Vietnam yang menginvasi negara Kamboja.
50. Indonesia terpilih untuk mengatasi masalah Vietnam dengan Kamboja.
51. Pulang ke Indonesia setelah rapat ditutup.
52. Di Indonesia mengadakan rapat untuk membahas cara mengatasi konflik Vietnam
dengan Kamboja.
53. Aku terpilih untuk pergi ke Kamboja.

Bagian 5: Konflik Kamboja Akibat dari Perang Dingin

54. Aku pergi ke Kamboja.


55. Aku tiba di Kamboja dengan rasa prihatin.
56. Disana aku melihat banyak korban berjatuhan akibat ledakan bom dan baku tembak.
57. Disana aku mengunjungi pusat pemerintahan Kamboja.
58. Disana aku meminta informasi tentang konflik yang terjadi antara Vietnam dengan
Kamboja.
59. Aku sempat berfikir kalau kamboja dan vietnam seharusnya melakukan gencatan
senjata.
60. Aku berkeliling disalah satu kota Kamboja.
61. Aku bertemu dan menghampiri korban yang tidak mau ikut mengungsi dengan
masyarakat setempat.
62. Aku pun menanyakan kenapa beliau tidak mau mengungsi dari kota tersebut.
63. Beliau pun menjawab pertanyaanku dan bertanya kepadaku.
64. Aku pun tidak dapat menjawab pertanyaan dari beliau.
65. Aku menyuruh beliau untuk segera mengungsi.
66. Beliau bersikeras tidak mau untuk megungsi.
67. Aku meninggalkan beliau sendirian.
68. Melanjutkan menyelesaikan konflik antara Vietnam dengan Kamboja.
69. Setelah satu bulan berlalu konflik antara Vietnam dengan Kamboja sudah berakhir.
70. Akhirnya aku pun kembali ke Indonesia.

Bagian 6: Berakhirnya Perang Dingin

71. Tiga puluh tahun telah berlalu tepatnya pada tahun 1991.
72. Perang dingin berakhir dengan kekalahan Uni Soviet.
73. Uni Soviet terpecah menjadi beberapa negara bagian.
74. Amerika menang dan menjadi negara adikuasa di dunia.
75. Dan dampak dari perang dingin pun mulai memudar.
Namaku Daffa, aku bertempat tinggal di jalan Kebonsari gang 1 No. 33 Surabaya.
Rumahku tidak begitu besar, dan luas. Aku di surabaya ini hidup dengan kedua orang tuaku.
Mereka mendidik ku dengan cara yang tegas, dan keras. Yang membuatku menjadi pribadi
yang taat pada aturan dan memegang teguh pada keadilan. Aku memiliki impian agar dapat
membuat dunia ini bebas dari konflik dan peperangan yang ada, meskipun aku mengetahui
bahwa mimpiku itu merupakan mimpi yang mustahil dapat diwujudkan di dunia ini karena
setiap manusianya memiliki pandangan serta pendapat mereka yang tidak mau mengalah
dengan yang lainnya. Aku merupakan anak tunggal. Aku tidak tahu bagaimana rasanya
bagaimana memiliki seorang kakak apalagi adik. Mungkin jika aku bisa memilih mungkin
aku akan memilih untuk mempunyai seorang adik.

Ayahku bernama yanto, ia bekerja sebagai Komandan Angkatan Darat dan sekarang
ditugaskan di Jakarta selama 1 bulan. Penghasilan ayahku cukup untuk membiayai keluarga
ku dan sekolah dulu. Ibuku bernama Anggun, Ibuku bekerja sebagai pengusaha dagang bakso
di depan rumah kami. Ibuku membuka usaha dagang tersebut agar dapat meringankan beban
ayahku yang bekerja keras demi keluarga kecil kami. Ibuku pun pandai memasak, apalagi
jika memasak bakso oleh karena itu aku merekomendasikan untuk membuka usaha dagang.

Aku saat ini menginjak usia 20 tahun dan lulus SMA pada tahun lalu. Saat ini aku
berkeinginan melanjutkan tugas ayahku yaitu menjadi bagian dari prajurit Tentara Nasional
Indonesia dan mendaftar Akademi Militer. Pada saat pengumuman kelulsan aku tidak
menyangka bahwa aku telah lulus tes dan resmi menjadi anggota Angkatan Darat. Dengan
begitu aku pun mengabari ayahku bahwa aku telah lulus dan diterima menjadi prajurit
Angkatan Darat.

“Ayah, alhamdulilah aku lulus dan diterima menjadi prajurit angkatan darat,” kataku.

“Alhamdulilah daff, selamat karena telah lulus. Ayah bangga padamu karena telah
lulus,” jawab ayahku. Dan ayahku pun bertanya kepadaku “Kamu ingin menjadi prajurit
seperti apa?”

Dengan tegas aku menjawab pertanyaan itu. “Aku ingin menjadi prajurit yang tegas,
dan dapat menciptakan kedamaian di Indonesia, dan jika bisa sampai didunia,”

“Bagus! Ingatlah kata-katamu itu dan jangan kau ingkari perkataanmu itu! Itulah
semangat prajurit yang pemberani,” tegas ayah.
“baiklah yah, kalau begitu aku akan berjanji untuk berusaha menjadi prajurit yang dapat
menciptakan kedamaian dimanapun aku berada, itulah janjiku!, kalau begitu aku akan pulang
dan membantu ibu dirumah,”

“Siap!”

Sesampainya dirumah akupun langsung membantu ibu yang sudah memiliki banyak
pelanggan dirumah. Dan saat sepi pelanggan aku pun menyampaikan bahwa aku telah
diterima di angkatan darat dan ibuku pun langsung memelukku dengan erat dan bahagia
denganku bahwa aku dapat diterima di angkatan darat seperti dengan ayahku.

Anda mungkin juga menyukai