Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MEDIK


1. Definisi
a. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang berakibat abnormal dimana tekanan
darah systole lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastole lebih dari 90 mmHg
yang terjadi pada pasien, pada saat yang berbeda paling sedikit tiga kali
kesempatan yang berbeda-beda (Rilantono Lily Ismudiati, et.el 2003).
b. Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg menetap atau tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg, diagnosis dipastikan dengan mengukur rata-rata atau
lebih pengukuran tekanan darah pada waktu yang terpisah. (Tucker Susan Martin
et.el, 1998)
c. Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90mmHg (Brunner & Suddarth, hal
896)
d. Menurut kelompok kami hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi batas
normal dari tekanan darah seseorang yang biasanya.

2. Klasifikasi
Table 1
Klasifikasi Darah Tinggi Menurut WHO
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik ( mmHg )
Normal 140 90
Borderline 140 – 159 90 – 94
Hipertesnsi ringan 160 95
Hipertensi sedang 160 – 179 95 – 104
Hipertensi berat > 180 > 105
( Rilantono Lily Ismudiati,Buku ajar kardiologi. 2003)
Hipertensi digolongkan ke dalam :
1) Hipertensi ringan apabila tekanan diastol antara 95-104 mmHg
2) Hipertensi moderat antara 105-114 mmHg
3) Hipertensi berat tekanan diastol lebih tinggi dari 115 mmHg (Underwood, J.C.E,
1999)

3. Anatomi Fisiologi
Gambar : 1

(Sumber : R.Putz & R. Pabst,SOBOTA. 2000)

Aliran darah dalam jantung dapat terjadi karena adanya kerja jantung secara
teratur kerja jantung yang teratur disebabkan oleh karena otot-otot atrium dan
vertrikel berkontraksi secara berganti-ganti. Sewaktu atrium berkontraksi, vertrikel
berelaksasi dan demikian sebaliknya. Kerja ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :
a. Fase sistole
Fase dimana atrium berkontraksi sehingga darah dari atrium masuk keventrikel.
b. Fase diastole
Vertrikel berkonstraksi sehingga darah dari vertikal kiri masuk ke aorta. Darah
dari vertrikel kanan ke arteri pulmonalis.
Yang disebut satu kali denyutan jantung adalah satu diastol diikuti oleh satu sytole.
Normal satu kali denyutan jantung memakan waktu 0,3 detik sehingga satu menit
jantung berdenyut sebanyak 70-80 kali. Frekuensi jantung adalah jumlah denyut
jantung selama 1 menit. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa dalam
satu kali kerja jantung ( 75 cc). Volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu
menit + 5 liter, hal ini disebut Cardiac Output. Cardiac output akan meningkat bila
kita melakukan aktifitas berlebihan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena
meningkatnya frekuensi denyutan dan atau volume sekuncup.
Yang dimaksud dengan tekanan darah arteri yaitu tekanan darah yang
mengalir pada dinding pembuluh darah arteri. Pada vena ada juga tetapi tekanannya
sangat kecil disebut : tekanan darah vena. Tekanan darah arteri dinyatakan dalam 2
tekanan yaitu :
a. Tekanan sistolik
Tekanan darah dalam arteri yang terjadi pada waktu darah dipompa dari vertrikel
ke kiri aorta. Tekanan normal 120 mmHg.
b. Tekanan diastolik
Tekanan darah dalam arteri yang terjadi pada waktu fase diastol, dimana tidak ada
darah yang masuk kedalam aorta. Takanan normal 80 mmHg.

4. Pataofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Curah
jantung pada umumnya normal, yang mengalami peningkatan adalah tahanan perifer.
Tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan darah, kontrol darah perifer dipengaruhi
oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Setiap faktor yang yang membawa
perubahan dalam tahanan perifer denyut jantung akan mempengaruhi tekanan arteri
sistematik perubahan dalam volume cairan. Mempengaruhi tekanan arterial sistem,
bila tubuh mengandung kelebihan garam dan air maka tekanan darah akan naik.
Dilatasi dan kontraksi darah arteri perifer dikontrol dari berbagai mekanisme,
terutama rangsangan sisten saraf simpatik yaitu oleh nonepinefrin dan epinefrin. Serta
aktivitas system renin – angiotensin mengkontraksikan pembuluh darah dan
meningkatkan kekuatan kontraksi kardiac sehingga berakibat terjadi peningkatan
tekanan darah.
Pengaturan ginjal merupakan komponen yang utama dalam pengontrolan
tekanan darah yaitu melalui aktifitas renin-angiotensin. Ginjal akan mengeluarkan
renin yang akan mengubah angiotensiogen menjadi angiostensin I, lalu didalam darah
dengan bantuan enzim konversi akan mengubah angiostensin I menjadi angiotensin II.
Angiotensin II mempunyai pengaruh vaskontraksi yang kuat dan dapat memproduksi
aldosteron, sehingga mengakibatkan retensi garam dan air sehingga mengakibatkan
volume plasma meningkat. Retensi renin tidak baik dianggap sebagai penyebab besar
peningkatan tahanan perifer vaskuler.

5. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti :
1) Genetik
2) Lingkungan
3) Hiperaktivitas susunan saraf simpatis
4) Sistem renin-angiotensin
5) Efek dalam ekskreksi Na
6) Peningkatan Na dan Ca intrasuller
7) Faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti obsitas, alkohol, merokok
serta polisitemia.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab
spesifiknya diketahui seperti :
1) Penggunaan esterogen
2) Penyakit ginjal
3) Hipertensi vaskular renal
4) Hiperaldosteonisme primer
5) Sindrom cushing
6) Feokromositoma
7) Koarktasio aorta
8) Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
(Mansjoer Arif et.el. 2000)
Tetapi menurut berbagai literatur hipertensi juga penyebabnya tergantung pada
beberapa mekanisme dan syaraf yang berhubungan yaitu jika diantara salah satunya
tidak seimbang lagi.
6. Tanda dan Gejala
a. Sakit kepala
b. Telinga berdengung
c. Sukar tidur
d. Cepat marah
e. Rasa berat ditengkuk
f. Mimisan
g. Sesak nafas
h. Mata berkunang-kunang
i. Mudah lelah dan lemah
j. Pusing / migren
k. Tekanan diastol melebihi 105 mmHg

7. Penatalaksanaan Medik
a. Pengobatan farmakologik
1) Therapi diuretic HCT (suatu terapi yang bertujuan untuk meningkatkan
pengeluaran urin dan pengeluaran Na naik)
2) Obat-obatan antagonis kalsium (nifedin, verapamil, diltazem).(obat-obat yang
digunakan untuk mempertahankan kalsium biar tidak terbawa kedalam urine)
3) Penghambat ACE (captopril, enalapril).(ACE dihambat supaya
angiotensinogen 1 tidak berubah menjadi angiotensinogen 2, karena
angiotensinogen 2 menyebabkan vasokonstriksi)
4) Vasodilator (hidralazim).(obat yang digunakan untuk memperlebar pembuluh
darah)
b. Pengobatan nonfarmakologik
1) Pembatasan garam (natrium) kalsium, magnesium
2) Mengurangi BB
3) Pembatasan alkohol dan merokok
4) Olahraga dinamik seperti lari, renang dan bersepeda
5) Menghindari stress.
8. Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
a. Fhoto thorax untuk menunjukkan ukuran jantung dan vascularisasi paru
b. EKG
c. Arteriografi ginjal untuk mengetahui tempat dan luasnya suatu kelainan
d. IVP (intra venus pyelografi) merupakan tindakan pertama, bila hal-hal klinis
memberi dugaan hipertensi renovaskuler.
e. Urinalisis dan serum elektrolit untuk menentukan tingkat gangguan vaskuler
dan penyebab hipertensi
f. Ureum, kreatinin untuk mencari gangguan fungsi ginjal.

9. Komplikasi
a. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJK)
b. Cerebral nitration
c. Gagal ginjal (karena hipertensi membuat ginjal bekerja lebih keras akibatnya sel-
sel ginjal akan lebih cepat rusak).
d. Penyakit hipertensi cerebrovaskuler (stroke)
e. Ensefalopati hipertensi
f. MCI
g. Penyakit jantung hipertensi
h. Nefrosklerosis karena hipertensi

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
A. Pola persepsi kesehatan
- Orang tua hipertensi
- Sering mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi dan makanan yang asin
- Sering minum jamu-jamu seperti sumber sehat
- Nyeri kepala dan kadang-kadang disertai sesak nafas
B. Pola Nxutrisi Metabolik
- Kaji makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng keju dan telur) gula-gula
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori
- Berat badan normal atau obesitas, adanya edema umum/tertentu
C. Pola Eliminasi
- Kaji gangguan ginjal saat ini atau yang lalu, infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal masa yang lalu
D. Pola Aktivitas dan Latihan
- Kelemahan, letih, napas pendek gaya hidup monoton, frekwensi jantung meningkat,
perubahan irama jantung, takipnea.
E. Pola Tidur dan Istirahat
- Kaji frekwensi tidur
- Adakah insomnia
F. Pola Persepsi Kognitif
- Kaji keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam.
- Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur) episode epistaksis dan atau
kelemahan pada satu sisi tubuh
G. Pola Persepsi dan Konsep Diri
- Apakah merasa puas dengan keadaanya sekarang
- Apakah pernah merasa putus asa dan kurang percaya pada diri sendiri
H. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
- Bagaimana hubungan dengan keluarga dan tetangga apakah harmonis
I. Pola Reproduksi-seksualitas
- Apakah ada tanda-tanda penyimpangan seksualitas
- Apakah klien sering marasa nyeri saat mensturasi/sudah menopouse
J. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
- Riwayat perubahan kepribadian, asietas, depresi atau marah kronis letupan suasana
hati, gelisah
- Hal yang membuat klien marah, takut, cemas, tegang
- Bagaimana mekanisme koping yang biasa dilakukan

K. Kajian Pola Sistem Kepercayaan


- Bagaimana kepercayaan klien, apakah sebelum dan sejak sakit sering berdoa
- Apakah klien menyerahkan sakitnya sepenuhnya kepada Tuhan
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada Tn. dengan
gangguan sistem kardiovaskuler : Hipertensi adalah sebagai berikut :
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontraksi.
b. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan umum.
c. Sakit kepala yang berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan masukan
berlebihan dan pola hidup monoton.
e. Koping individu inefektif yang berhubungan dengan sistem pendukung tidak
adekuat.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan yang
berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

3. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, maka prioritas masalah
dan rencana keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler :
Hipertensi adalah :
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi.

Hasil yang diharapkan :


1) Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang
menurunkan TD / beban kerja jantung.
2) Pasien dapat mempertahankan TD dalam rentang
individu yang dapat diterima.
3) Pasien memperlihatkan irama dan frekuensi jantung
stabil dalam rentang normal pasien.

Rencana tindakan :
a) Pantau TD, ukur pada kedua tangan untuk evaluasi awal.
Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan / masalah vaskuler.
b) Catat edema umum / tertentu.
Rasional : Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal, vaskuler.
c) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas / keributan lingkungan,
batasi jumlah pengunjung.
Rasional : Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan
darah dan perjalanan penyakit hipertensi.
d) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti : istirahat ditempat tidur, bantu
pasien melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan.
Rasional : Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang
simpatis.
e) Lakukan tindakan yang nyaman seperti : pijitan punggung dan leher
meninggikan kepala tempat tidur.
Rasional : Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang
simpatis.
f) Anjurkan teknik relaksasi, pengalihan aktivitas.
Rasional :Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stres membuat
efek samping, sehingga akan menurunkan TD.
g) Kolaborasi dengan dokter pemberian therapi diuretika tiazid, inhibitor
simpatis, vasodilator.
Rasional: Untuk menurunkan TD, menurunkan tahanan perifer, dan membatasi
retensi cairan.

b. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan umum.


Hasil yang diharapkan:
1) Pasien melaporkan peningkatan dalam toleransi
aktivitas yang dapat diukur.
2) Pasien dapat menunjukkan penurunan dalam tanda
intoleransi fisiologi.

Rencana tindakan :
a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20
kali permenit diatas frekuensi instirahat, peningkatan TD yang nyata selama /
sesudah aktivitas.
Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons
fisiologi terhadap aktivitas dan merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
b. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energi, misalnya duduk saat
menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas dengan perlahan.
Rasional : Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga
membantu keseimbangan antara supali dan kebutuhan O2.
c. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas / perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi.
Rasional : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja
jantung tiba-tiba.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
Rasional : Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan aktivitas.
e. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi vitamin suplemen
penambah darah.
Rasional : Menambah daya tahan serta tenaga dalam beraktivitas secara
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien.

c. Sakit kepala yang berhubungan dengan peningkatan takanan vaskular serebral


Hasil yang diharapkan :
1) Pasien melaporkan sakit kepala hilang / terkontrol
2) Pasien mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
3) Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Rencana Tindakan
a) Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional : Meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi.
b) Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala
misalnya : kompres dingin pada dahi, pijit punggung dan leher.
Rasional : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan
memperlambat respons simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala.
c) Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan
sakit kepala misalnya : mengejan saat BAB, batuk panjang membungkuk .
Rasional : Aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.
d) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit
kepala.
e) Berikan cairan makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
perdarahan hidung.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan umum, untuk higiene dan memenuhi
kebutuhan nutrisi.
f) Berikan analgetik sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan / mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang
sistem saraf simpatis.

d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan


masukan berlebihan dan pola hidup monoton.
Hasil yang diharapkan:
1) Menunjukkan pola makan (mis : pilihan makanan kuantitas).
2) Mempertahankan BB yang diinginkan.
3) Melakukan / mempertahankan pola olah raga yang tepat secara individual.
4) Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukan.

Rencana tindakan
a) Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan.
Rasional : Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi
karena dispropersi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah
jantung berkaitan dengan peningkatan masa tubuh.
b) Anjurkan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam, gula sesuai indikasi.
Rasional : Kesalahan dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk
hipertensi dan komplikasinya
c) Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diet dan
membantu dalam menentukan kebutuhan individu untuk
penyesuaian.
d) Tetapkan rencana penurunan BB yang realistik dengan pasien misnya
penurunan BB 0,5 kg/minggu.
Rasional : Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori perhari
secara teori dapat menurunkan 0,5 kg/minggu.
e) Intruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan
berlemak tinggi dan kolesterol.
Rasional : Menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol penting dalam
mencegah perkembangan aterogenesis.
f) Rujuk keahli gizi sesuai indikasi
Rasional : Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi
kebutuhan diet individual.
e. Koping individu inefektif yang berhubungan dengan sistem pendukung tidak
adekuat.
Hasil yang diharapkan :
1) Mengidentifikasi perilaku koping efektif
2) Menyatakan kesadaran kemampuan koping
3) Mendemonstrasikan penggunaan metode koping efektif

Rencana tindakan
a) Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasikan perilaku mis
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian.
Rasional : Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang
mengatasi hipertensi kronik.
b) Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,
penurunan toleransi sakit kepala.
Rasional : Manifestasi mekanisme koping maladaptif mungkin
merupakan indikator penentu utama peningkatan TD.

c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan


strategi untuk mengatasinya.
Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam
menggunakan respons seseorang terhadap stressor.
d) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan dalam
rencana pengobatan.
Rasional : Keterlibatan memberikan pasien perasaan kontrol diri yang
Berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping.
e) Dorong pasien untuk mengevaluasi priorotas /tujuan hidup.
Rasional : Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relatif
terhadap pandangan pasien terhadap apa yang diinginkan.
f) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan
hidup yang perlu.
Rasional : Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk
menghindari rasa tidak menentu.

f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan yang


berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
Hasil yang diharapkan :
1) Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen
pengobatan.
2) Mengidentifikasi efek samping obat dan komplikasi
3) Mempertahankan TD dalam parameter normal.

Rencana tindakan
a) Bagi kesiapan dan hambatan dalam belajar.
Rasional : Mengetahui pengetahuan dan hal yang menghambat.
b) Jelaskan hipertensi dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan
otak.
Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang TD tinggi.
c) Bantu pasien dalam mengidentifikasikan faktor-faktor resiko kardiovaskular
yang dapat diubah, misalnya : obesitas, tinggi lemak, tinggi kolesterol,
merokok, alkohol.
Rasional : Faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam
menunjang hipertensi dan ginjal.
d) Beri penguatan pentingnya kerja sama dalam pigmen pengobatan.
Rasional : Kurangnya kerja sama adalah alasan umum kegagalan therapy.
e) Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur pengobatan.
Rasional : Agar pasien mengerti dan mau mengikuti program medik.

4. Pelaksanaan Keperwatan
Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan keperwatan secara nyata berupa
serangkaian kegiatan yang sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil
yang optimal.
Apabila tindakan keperawatan dilakukan bersama dengan pasien dan atau keluarga
hendaknya penjelasan diberikan terlebih dahulu mencakup tindakan yang akan
dilakukan dan bantuan yang diharapkan dari pasien atau keluarganya. Juga apabila
tindakan keperawatan dilakukan oleh beberapa orang tenaga perawat hendaknya
tindakan yang akan dilakukan didiskusikan terlebih dahulu.
Adapun pelaksanaan yang dilakukan pada pasien yang hipertensi adalah
disesuaikan dengan rencana keperawatan yang telah dibuat berdasarkan prioritas yag
timbul.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi atau penilaian pada dasarnya adalah merujuk kepada suatu kegiatan
yang dimaksudkan untuk mengambil keputusan dalam rangka memberi nilai terhadap
suatu (orang, benda, fakta).
Dalam konteks keperawatan evaluasi adalah penilaian fase proses
keperawatan, mempertimbangkan efektifitas tindakan keperawatan dan menunjukan
perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan.
Dari masalah yang timbul pada pasien dengan hipertensi, maka hasil yang
diharapkan pasien akan :
a.Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima.
b.Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi.
c.Menunjukkan sakit kepala berkurang sampai hilang.
d.Menunjukkan perubahan pola makan.
e.Mendemonstrasikan penggunaan metode koping efektif.
f. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan “Pedoman Untuk perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien” Edisi ke 3. Jakarta. : EGC.
Elizabeth J. Corwin (2000) Buku Saku Patefisiologi. Jakarta : EGC.
Manajoer, Arief et. Bl. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta : Melda
Aeskulapius.
Rilantono Lily Ismudiati. Et. El. (2003). Buku Ajar Kardiologi, Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
R. Putz dan R. Pabst (2000). SOBOTA Atlas Anatomi Manusia Jilid 2. Jakarta :EGC.
Suyono H. Slamet, Sp. PD,K Prof. Dr (2000). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 3 Jilid
II, Jakarta : Balai Penerbit. FKUI.
Tucker Susan Martin et. El. (1998) Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.
Underwood, J. C. E. (1999). Patologi Umum dan Sistematik Edisi ke 2 Volume 2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai