ANTENA MIKROSTRIP
yang baik dan pemasangan yang benar menjamin kinerja (performansi) sistem
tersebut.
saluran transmisi menjadi gelombang yang merambat di ruang bebas, dan sebagai
gelombang gelombang
ruang bebas ruang bebas
gelombang gelombang
tertuntun tertuntun
5
Universitas Sumatera Utara
2.2 Antena Mikrostrip
Salah satu jenis antena yang banyak digunakan saat ini adalah antena
mikrostrip. Hal ini dikarenakan bentuk dan ukuran yang kecil serta massa yang
Berdasarkan asal katanya, mikrostrip terdiri dari dua kata, yaitu micro
didefenisikan sebagai antena yang berbentuk potongan atau bilah dengan ukuran
` Seperti terlihat pada Gambar 2.2 [3], secara umum antena mikrostrip
a. Patch
gelombang elektromagnetik.
b. Substrate
c. Ground Plane
6
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Antena Mikrostrip
patch-nya. Seperti terlihat pada Gambar 2.3 [3], bentuk-bentuk patch antena
7
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Antena Mikrostrip
Pada dasarnya saluran pencatu untuk antena mikrostrip dapat dibagi dua,
yaitu pencatuan secara langsung (direct coupling) dan pencatuan secara tidak
digunakan karena sangat sederhana dalam pencatuan. Tetapi disamping itu ada
beberapa kekurangan yang terdapat pada teknik pencatuan ini, yaitu bandwidth
yang sempit dan rumit untuk diaplikasikan pada array mikrostrip [2].
adalah dapat memperlebar bandwidth dan dapat mengurangi efek buruk akibat
penyolderan [2].
8
Universitas Sumatera Utara
Beberapa teknik pencatuan pada antena mikrostrip yaitu: coaxial probe,
microstip line, aperture coupled, dan proximity coupled seperti diperlihatkan pada
Antena mikrostrip dipole adalah elemen planar yang terdiri dari sepasang
bilah konduktor tipis yang terdapat pada permukaan dielektrik [5]. Mikrostrip
dipole memiliki bentuk yang menyerupai mikrostrip patch, hanya saja ada sedikit
kategori utama yang bergantung pada rasio panjang dan lebar masing-masing.
9
Universitas Sumatera Utara
Sebuah antenna persegi panjang dengan bidang yang sempit (lebar bidang
biasanya kurang dari 0,05 λ0) dinamakan mikrostrip dipole, sedangkan antenna
persegi panjang yang bidangnya lebih luas dinamakan mikrostrip patch [4].
beberapa kelebihan, yaitu ukurannya yang lebih kecil dan bandwidth yang lebih
lebar [4].
parameternya. Terdapat banyak jenis parameter dari suatu antena. Berikut akan
2.4.1 Bandwidth
standar [2].
Nilai bandwidth dapat diketahui dari nilai frekuensi bawah dan frekuensi
atas dari suatu antena telah diketahui sebelumnya. Frekuensi bawah adalah nilai
10
Universitas Sumatera Utara
merupakan nilai frekuensi tertinggi dari frekuensi kerja antena. Untuk mencari
bandwidth dari suatu antena dapat menggunakan persamaan (2.1) dan (2.2)
berikut [6]:
f h fl
BW 100% (2.1)
fc
fh fl
fc 100% (2.2)
2
dimana:
(FBW) yang mengukur seberapa lebar band yang dapat dicapai oleh antena. Nilai
dari fractional bandwidth bervariasi antara 0 sampai 2 atau dalam persen antara
0% sampai 200%. Antena yang memiliki FBW sebesar 20% atau lebih disebut
dengan antena wideband, sedangkan antena yang memiliki FBW lebih dari 50%
11
Universitas Sumatera Utara
yang direfleksikan dengan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi
v0 ZL Z0
(2.3)
v0
ZL Z0
Sedangkan rumus untuk mencari nilai VSWR adalah persamaan (2.4) [3]:
V 1
VSWR max
(2.4)
V min
1
Kondisi yang paling baik adalah ketika nilai VSWR sama dengan satu,
yang berarti tidak ada refleksi atau saluran dalam keadaan matching sempurna,
tetapi pada prakteknya sangat sulit untuk diperoleh. Oleh karena itu, nilai standar
dengan impedansi masukan beban (antena) [3]. Return loss dapat dihitung dengan
12
Universitas Sumatera Utara
Frekuensi kerja dari antena yang baik adalah ketika return loss
dengan kata lain saluran transmisi sudah matching. Nilai parameter ini menjadi
salah satu acuan dalam melihat apakah suatu antena sudah dapat bekerja pada
Pola radiasi adalah fungsi matematika atau representasi grafik dari sifat
radiasi antena sebagai fungsi koordinat ruang [3]. Sifat radiasi tersebut meliputi
kerapatan fluks, intensitas radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Biasanya sifat dari
radius yang sangat dipentingkan adalah persebaran secara tiga dimensi atau dua
dimensi dari energi yang diradiasikan antena. Berikut merupakan contoh dari pola
radiasi:
segala arah.
b. Pola Directional, merupakan antena yang memiliki pola radiasi yang lebih
13
Universitas Sumatera Utara
Main
Side lobe
Gambar 2.6 [3] merupakan presentasi bagian-bagian dari pola radiasi yang
c. Back lobe, adalah lobe yang arahnya berlawanan 180o dengan main lobe.
Side lobe dan back lobe merupakan minor lobe yang keberadaannya tidak
diharapkan.
2.4.5 Direktivitas
antena untuk memfokuskan energi pada arah tertentu dibandingkan ke arah yang
antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata pada semua arah.
Intensitas radiasi rata-rata senilai dengan total daya yang diradiasikan oleh antena
14
Universitas Sumatera Utara
dibagi dengan 4π. Secara metematis untuk mendapatkan nilai direktivitas sebuah
U 4U
D (2.6)
U0 Prad
2.4.6. Gain
Gain adalah rasio antara intensitas radiasi suatu antena pada arah tertentu
dengan intensitas radiasi dari antena isotropik yang senilai dengan daya masukan
yang sama dibagi 4π. Secara matematis, gain dapat dituliskan dengan
Hubungan antara gain dengan direktivitas adalah seperti pada persamaan (2.8) [7]:
G kD (2.8)
a. Absolute gain
antara suatu antena terhadap antena pembanding dengan input daya yang
15
Universitas Sumatera Utara
b. Relative gain
antara suatu antena terhadap antena pembanding dengan input daya yang
sama. Antena pembanding pada relative gain biasanya berupa antena dipole
½ λ.
pada terminalnya. Impedansi masukan biasanya dipengaruhi oleh antena lain atau
objek yang ada di sekitarnya, tetapi pada umumnya sebuah antena diasumsikan
sudah terisolasi. Impedansi masukan antena terdiri dari bagian riil dan imajiner,
Z A RA jX A (2.9)
menyatakan daya yang tersimpan pada medan dekat antena. Dari persamaan ZA,
daya real (RA) yang menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui radiasi
dihitung dimensi antena yang akan dibuat, khususnya panjang dari lengan dipole
16
Universitas Sumatera Utara
parameter-parameter dari bahan yang akan digunakan, yaitu tebal dielektrik (h),
r 1 r 1 1
eff
(2.10)
2 2 d
1 12
W
dimana:
εr = konstanta dielektrik
c
(2.11)
f eff
(2.12)
L
2
dimana:
c = kecepatan cahaya
17
Universitas Sumatera Utara
Selain panjang lengan mikrostrip dipole, hal lain yang perlu dilakukan
perhitungan adalah lebar saluran pencatu (Wf). Saluran pencatu yang digunakan
2h r 1 0,61
Wf { B 1 ln (2 B 1) [ ln ( B 1) 0,39 ]} (2.13)
2 r r
dimana :
377
B (2.14)
2 Z0 r
merupakan suatu jenis anrena mikrostrip yang dapat bekerja pada dua buah
frekuensi yang berbeda satu dengan lainnya tanpa memerlukan dua buah antena
Terdapat tiga jenis teknik untuk mendapatkan antena dengan dua frekuensi
Orthogonal mode dual frequency patch antennas adalah satu jenis antena
mikrostrip yang dicatu oleh dua mode dominan yang orthogonal satu dengan
lainnya. Sedangkan multi patch dual frequency antennas adalah satu jenis antena
mikrostrip yang mempergunakan lebih dari satu elemen antena dimana masing-
masing elemen mempunyai frekuensi resonansi yang berbeda. Adapun jenis yang
18
Universitas Sumatera Utara
ketiga adalah reactively loaded dual frequency patch antenna, yaitu satu jenis
antena mikrostrip yang diberi beban reaktif (reactive load) tambahan sehingga
secara keseluruhan antena tersebut akan beresonansi pada dua frekuensi yang
mikrostrip dual-band.
bervariasi dari 200 Kbps s/d 100 Mbps. Mengacu pada Peraturan Menkominfo
19
Universitas Sumatera Utara
yang diatur dalam Peraturan Menkominfo Nomor:
Menteri tersebut, penataan Pita Frekuensi Radio Untuk Keperluan Layanan Pita
Lebar Nirkabel (Wireless Broadband) telah ditetapkan pita frekuensi 300 MHz,
1.5 GHz, 2 GHz, 2.3 GHz, 3.3 GHz dan 10.5 GHz. Izin penggunaan frekuensi
tersebut berdasarkan izin pita frekuensi radio. Sedangkan untuk pita frekuensi 2.4
GHz dan 5.8 GHz, izin penggunaan frekuensinya berdasarkan izin kelas [11].
Lebar Berbasis Nirkabel” yang dikeluarkan oleh Ditjen Postel pada tahun 2006,
sebagai berikut:
a. Pita frekuensi radio 300 MHz memiliki rentang frekuensi 287 - 294 MHz
b. Pita frekuensi radio 1.5 GHz memiliki rentang frekuensi 1428 - 1452 MHz
c. Pita frekuensi radio 2 GHz memiliki rentang frekuensi 2053 - 2083 MHz.
d. Pita frekuensi radio 2.3 GHz memiliki rentang frekuensi 2300 – 2390 MHz.
e. Pita frekuensi radio 3.3 GHz memiliki rentang frekuensi 3300 - 3400 MHz.
f. Pita frekuensi radio 5.8 GHz memiliki rentang frekuensi 5725 - 5825 MHz.
20
Universitas Sumatera Utara
2.8 Software Simulator Strutur Frekuensi Tinggi
frekuensi tinggi yang memiliki kelebihan sangat mudah dan interaktif digunakan
dengan cepat dan akurat. Simulator Strutur Frekuensi Tinggi dapat digunakan
umum, FEM bisa memodelkan problem yang memiliki dielektrika yang beraneka-
kecil-kecil, biasanya digunakan tetrahedral. Setiap tetrahedral yang kecil ini dapat
harus disolusikan. Matriks yang terbentuk dengan FEM biasanya juga hanya terisi
sedikit (disebut juga sparse matrix), yang relatif lebih efisien untuk diinversikan.
FEM adalah metode yang bekerja pada problem tertutup. Sehingga untuk
aplikasi antena, haruslah digunakan batasan fiktif, yang berfungsi untuk menutup
ruangan yang akan diamati dan didiskritisasi. Permukaan penutup wilayah ini
21
Universitas Sumatera Utara