Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN

PENCATATAN DAN PELAPORAN


INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEWOLEBA


2016

1999

DAFTAR ISI

Halaman Judul
................................................................................................................
i
Daftar Isi
..................................................................................................................
....... ii
Lembar Pengesahan
........................................................................................................ iii
BAB I. Pendahuluan
....................................................................................................... 1

ii
1.1.Latar Belakang
.......................................................................................................... 1
1.2.Tujuan
...................................................................................................................
.... 1
1.3.Pengertian
.................................................................................................................
1
1.3.1. Keselamatan Pasien
.............................................................................................. 1
1.3.2.Insiden Keselamatan
Pasien................................................................................... 1
1.3.3. Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien........................................ 2
BAB II. TATA LAKSANA
............................................................................................ 3
2.1. Hak Pasien Menurut Pasal 32 Undang-undang No. 44 Tahun 2009
Tentang
Rumah
Sakit....................................................................................................
......... 3
2.2. Tata Laksana Dari Panduan Hak Pasien Dan Keluarga
........................................... 4
2.2.1. Staf Bagian Informasi Dan Tempat Penerimaan Pasien
....................................... 4
2.2.2. Staf Bagian
Umum................................................................................................ 4
2.2.3. Perawat Atau Bidan Di Rawat Jalan Maupun Rawat Inap
................................... 4
2.2.4. Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi Dan Dokter
Penanggung Jawab
Pelayanan
.........................................................................................................
..... 5
BAB III. Dokumentasi
.................................................................................................... 6
BAB IV. Penutup
............................................................................................................ 7
LAMPIRAN

ii
LEMBAR
PENGESAHAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Keselamatan Pasien sudah diakui sebagai suatu prioritas dalam
pelayanan kesehatan, sejak tahun 2007, ketika Sir Liam Donaldson,
Chairman WHO World Alliance for Patient Safety meresmikan “Nine Live-
Saving Patient Safety Solutions”. Pada perkembangannya, dunia
perumah sakitan di Indonesia melalui PERSI, KKPRS Nasional,
KARS dan Departemen Kesehatan mensosialisasi program
Keselamatan Pasien selama kurun waktu tahun 2006-2007 di berbagai
kota di Indonesia.
Salah satu pilar utama dalam proses perbaikan pelayanan
kesehatan suatu rumah sakit adalah dengan belajar melalui insiden
Keselamatan Pasien yang terjadi, menganalisis dan kemudian
menerapkan solusi perbaikan dan tindak lanjutnya, diikuti dengan
monitoring dan evaluasi. Untuk itulah perlu disusun suatu panduan
untuk pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien, sehingga
alur proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tertib dan
sistematik.

B. Tujuan
1. Staf rumah sakit memahami tentang Insiden Keselamatan Pasien.
2. Staf rumah sakit memahami cara melaporkan suatu Insiden
Keselamatan Pasien.
3. Staf rumah sakit memahami alur pengelolaan laporan Insiden
Keselamatan Pasien.
4. Analisis Laporan Insiden Keselamatan Pasien dapat berjalan
dengan lancar, teratur dan segera membuahkan suatu solusi
perbaikan.
5. Insiden Keselamatan Pasien dapat tercatat dan teridentifikasi
dengan baik, sehingga terjadinya insiden yang sama dapat
dihindari.

iii
C. Pengertian.
1. Keselamatan : bebas dari bahaya atau risiko (hazard)
2. Hazard/bahaya : adalah suatu “keadaan, perubahan atau
tindakan” yang dapat meningkatkan risiko pada pasien.

3. Keadaan
Adalah semua factor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu
“peristiwa keselamatan pasien/Patient safety event, agent atau
personal”
4. Agent adalah substansi, obyek atau sistem yang menyebabkan perubahan
5. Harm/ceder
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan
fungsi tubuh dapat berubah fisik, psikologis dan social. Yang
termasuk harm/cedera adalah: “Penyakit, cedera
fisik/psikologis/social, penderitaan, cacad dan kematian”.
a. Penyakit/disease
Disfungsi fisik atau psikis
b. Cedera/injury
c. Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent/keadaan
d. Penderitaan /suffering
Pengalaman/gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri,
malaise, mual, muntah, depresi, agitasi dan ketakutan
e. Cacad/disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh,
keterbatasan aktifitas dan atau retriksi dalam pergaulan social
yang berhubungan dengan harm yang terjadi sebelumnya atau
saat ini.
6. Keselamatan Pasien:
Bebas, bagi pasien, dari harm/cedera (penyakit, cedera fisik,
psikologis, social, penderitaan, cacad, kematian dll) yang tidak
seharusnya terjadi atau cedera yang potensial, terkait dengan
pelayanan kesehatan.
7 . Keselamatan Pasien Rumah Sakit:

iii
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.

8. Insiden Keselamatan Pasien:


Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang
dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera, dan
Kejadian Potensial Cedera.
9. Kejadian Tidak Diharapkan
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
10. Kejadian Nyaris Cedera
Adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
11. Kejadian Tidak Cedera
Adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak timbul
cedera.
12. Kondisi Potensial Cedera
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.
13. Kejadian sentinel
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius.
14. Pelaporan insiden keselamatan pasien :
Suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

iii
BAB II
TATALAKSANA

A. Pencatatan dan Pelaporan Insiden Internal RS


1. Apabila terjadi suatu insiden di rumah sakit, wajib segera
ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi
dampak/akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera dibuat laporan insiden oleh petugas
yang pertama mengetahui insiden dan atau oleh petugas yang
terlibat dalam insiden, dengan mengisi formulir Laporan Insiden
pada akhir jam kerja/shift dan diserahkan kepada atasan
langsung, dalam waktu 2x24 jam
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor. Yang dimaksud dengan atasan langsung
pelapor adalah Kepala Unit dimana pelapor bekerja.
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan, memperjelas duduk
masalah insiden, berkoordinasi dengan kepala unit lain yang
terkait, dan melakukan grading risiko terhadap insiden yang
dilaporkan. Tabel penilaian dampak klinis/konsekuensi/severity,
iii
tabel penilaian porbabilitas/frekuensi, dan tabel matriks grading
risiko terlampir.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan
analisis yang akan dilakukan sebagai berikut:
Grading biru : Investigasi sederhana oleh atasan langsung,
waktu
maksimal 1 minggu
Grading hijau : Investigasi sederhana oleh atasan langsung,
waktu
maksimal 2 minggu
Grading kuning : Investigasi komprehensif/analisis akar
masalah/RCA oleh tim
Grading merah : Investigasi komprehensif/analisis akar
masalah/RCA oleh tim

RCA yang terdiri dari tim KKPRS dan staff lain yang diperlukan,
waktu maksimal 45 hari

6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil


Investigasi, Solusi, Tindak lanjut, dan Evaluasi (laporan ISTE)
dilaporkan kepada KKPRS.
7. KKPRS akan menganalisis kembali hasil ISTE untuk menentukan
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan dan melakukan
regarding apabila diperlukan.
8. Untuk grading kuning dan merah, dibentuk tim RCA yang terdiri
dari tim KKPRS dan staf lain yang diperlukan, maksimal 45 hari.
9. Setelah melakukan RCA, tim RCA akan membuat laporan dan
rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa
petunjuk/safety alert untuk mencegah kejadian yang sama
terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
iii
Umum Daerah Lewoleba
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan
sebagai umpan balik kepada unit kerja terkait.
12. Unit kerja terkait dan Komite PMKP membuat analisis dan trend
kejadian yang sama.
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Komite KKPRS.

B. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien ke Tim


KKPRS

1. Laporan insiden grading merah yang telah dilengkapi dengan


laporan RCA yang terjadi pada pasien dilaporkan oleh KKPRS
internal/Pimpinan Rumah Sakit dengan mengisi formulir laporan
insiden Keselamatan Pasien
Dikirim ke KKPRS Nasional melalui email
subdit.rspendidikan@gmail.com.

iii
iii
BAB III
DOKUMENTAS
I

A. Panduan Pencatatan dan Pelaporan Insiden


Keselamatan Pasien
Panduan Pencatatan dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
dalam pelaksanaannya didokumentasikan dalam bentuk :
1. Kumpulan Laporan Insiden Keselamatan Pasien
2. Rekapitulasi Insiden Keselamatan Pasien
3. Daftar tindak lanjut Insiden Keselamatan Pasien
4. Tabel Manajemen Resiko Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba

iii
BAB IV
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Panduan Pencatatan dan Pelaporan


Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba, maka
diharapkan pelaksanaan Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Lewoleba menjadi semakin meningkat dari tahun ke tahun
dalam aspek mutu dan Keselamatan Pasien.

iii
1
2
3
DAFTAR TABEL

TABEL I. FREKUENSI
KEJADIAN

DERAJA FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL


T
1 Sangat Jarang Terjadi dalam kurun waktu > 5
tahun
2 Jarang Terjadi dalam kurun waktu 2 – 5
tahun
3 Kadang-kadang Terjadi dalam tiap 1-2 tahun

4 Sering Terjadi beberapa kali dalam


setahun
5 Sangat sering Terjadi beberapa kali dalam
bulan /minggu

TABEL II. DAMPAK KLINIK

DERAJA DESKRIPS CONTOH DESKRIPSI


T I
1 Tidak Signifikan Tidak ada cedera ; kerugian uang
kecil
2 Minor Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
; kerugian uang sedang
3 Moderat Berkurangnya fungsi motorik /
sensorik, psikologis /intelektual
secara permanen yg tidak
berhubungan dengan penyakit.

Semua kejadian yang


memperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas.

Hilangnya fungsi
motorik/sensorik, psikologis
/intelektual secara permanen yg
tidak berhubungan dengan
penyakit ; kerugian uang besar
5 Katastropik Kematian yang tidak
berhubungan dengan
penyakit; kerugian uang sangat
besar

4
TABEL III. MATRIK DERAJAT RESIKO

FREKUENSI KONSEKUENSI POTENSIAL

TDK MINOR MAYOR KATASTROPI


SIGNIFIKAN MODERAT K
Sangat sering Moderat Moderat Ekstrim Ekstrim
Tinggi
Sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

Kadang-kadang Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

Jarang Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


Rendah
Sangat Jarang Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
Rendah

Moderat Tinggi Ekstri


Rendah m
Selain membuat Tinjauan detail
Jalan keluar prosedur , dan tindakan Tinjauan segera
dapat diatur Manager/ segera dan tindakan
dengan Kepala Unit dilakukan oleh dibutuhkan
membuat harus menilai managemen mungkin dalam
prosedur oleh konsekuensi senior ( Wakil tingkat nasional.
Kepala Unit kerugian dalam Direktur) Direktur harus
mengatasi resiko tahu / terlibat
kejadian

Anda mungkin juga menyukai