Anda di halaman 1dari 13

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.

03
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR

SURAT KETETAPAN KARUMKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR


NOMOR : SK / 84 / XII / 2018

TENTANG

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL


STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR

KEPALA RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya untuk menentukan, mempertahankan


kompetensi Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya dan meningkatkan pelayanan kesehatan maka perlu
dilakukan Kredensialing dan Rekredensialing bagi Staf Klinis Pemberi
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya;

2. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara Staf Klinis


Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mempertahankan
standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya;

3. Bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi Staf


Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya di Rumah
Sakit, maka perlu dilakukan kredensial dengan mengacu pada
panduan kredensial yang sudah ditetapkan; dan

4. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan Panduan


Kredensial dan rekredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan
Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit dengan Surat Keputusan Direktur.

Mengingat : a. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

b. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

c. Undang – Undang No. 8 tahun 1974 jo Undang – Undang No. 43


tahun 1999 Tentang pokok – pokok kepegawaian.

d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993


tentang Standart Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan
Medis junto Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standart Pelayanan Rumah Sakit.

e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 370 / MENKES / SK / III 2007 /


Tahun 2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan;

f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 371 / MENKES / SK / III / 2007


tahun 2007 tentang Standar Profesi Elektromedis;

1
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 373 / MENKES / SK / III / 2007
tahun 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian;

h. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 374 / MENKES / SK / III / 2007


tahun 2007 tentang Standar Profesi Gizi;

i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 375 / MENKES / SK / III / 2007


tahun 2007 tentang Standar Profesi Radiografer;

j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 376 / MENKES / SK / III / 2007


tahun 2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi;

k. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 337 / MENKES / SK / III / 2007


tahun 2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan;

l. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 378 / MENKES / SK / III / 2007


tahun 2007 tentang standar Profesi Perawat Gigi; dan

m. PERKASAD Nomor 74 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan Denkesyah


04.04.03 termasuk didalamnya Rumkit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN

Pertama : Memberlakukan Panduan Kredensial dan rekredensial staf Staf Klinis


Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit Tk. IV
04.07.03 dr. Asmir sebagaimana terlampir dalam surat ketetapan ini.

Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan dilakukan
evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.

Ketiga : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan,


maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Salatiga
Pada tanggal : 10 Desember 2018

Kepala Rumah Sakit Tk. IV 04.07.3

dr. Abdul Gani,M.Ked.,Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000530771

2
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.03 Lampiran Ketetapan Karumkit Tk. IV 04.07.03
Nomor : SK / 84 / XII / 2018
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR Tanggal 10 Desember 2018

BUKU PEDOMAN

tentang

PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL


STAF KLINIS PEMBERI ASUHAN LAINNYA DAN STAF KLINIS LAINNYA
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan, secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik
jumlah ( saat ini 1516 ), jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau
masalah kesehatan masyarakat, letak geografis, perkembangan IPTEK, peraturan serta
kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis
pelayanan seperti : pelayanan medik, pelayanan keperawatan dan penunjang medik yang
diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu
(body of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat professional dan memiliki
kode etika profesi. Dalam UU RI No.36 2009 tentang Kesehatan, Pasal 63 dinyatakan
bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran, keperawatan dan Staf Klinis Lainnya hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pernyataan
ini memperkuat bahwa Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya
sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam memberikan pelayanan penunjang Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya dan diagnosa di fasilitas kesehatan
diantaranya rumah sakit. Sumber Daya Manusia Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan
Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit merupakan tenaga kesehatan terbesar, memiliki jam
kerja 24 jam melalui penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling
dekat dengan pasien. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dan keluarganya. Untuk itu diperlukan Staf Klinis Pemberi

3
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu
berkembang serta memilki etika profesi, sehingga pelayanan penunjang medis, penunjang
keperawatan, dan penunjang diagnosa dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan
aman bagi pasien dan keluarganya.

Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi


Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya. Proses kredensial merupakan
salah satu cara Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya
mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya.
Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi (pendaftaran), pemberian
sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi (Kozier Erb, 1990). Karena proses kredensial praktik
Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya di Indonesia belum ditata
secara sempurna, maka dalam penjelasan berikut akan diuraikan proses kredensial yang
dilaksanakan baik di Amerika maupun Kanada.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud. Buku pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan


petunjuk bagi pejabat bidang terkait guna Sebagai acuan dalam pelaksanaan
Kredensial dan Rekredensial bagi Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya di Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir.

b. Tujuan. Buku pedoman ini bertujuan untuk digunakan sebagai pedoman


dan acuan dalam pelaksanaan Kredensial dan Rekredensial bagi Staf Klinis Pemberi
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir..

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup buku pedoman ini meliputi
pendahuluan, ketentuan umum, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan dan penutup
yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Ketentuan Umum
c. Bab III Pengorganisasian
d. Bab IV Pelaksanaan Kegiatan
e. Bab V Penutup

4. Dasar

a. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

b. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

c. Undang – Undang No. 8 tahun 1974 jo Undang – Undang No. 43 tahun 1999
Tentang pokok – pokok kepegawaian.

4
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
Standart Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan Medis junto Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standart Pelayanan
Rumah Sakit.

e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 370 / MENKES / SK / III 2007 / Tahun


2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan;

f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 371 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang Standar Profesi Elektromedis;

g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 373 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang Standar Profesi Sanitarian;

h. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 374 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang Standar Profesi Gizi;

i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 375 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang Standar Profesi Radiografer;

j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 376 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi;

k. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 337 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan;

l. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 378 / MENKES / SK / III / 2007 tahun


2007 tentang standar Profesi Perawat Gigi; dan

m. PERKASAD Nomor 74 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan Denkesyah 04.04.03


termasuk didalamnya Rumkit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir;

5
BAB II
KETENTUAN UMUM

5. Pengertian

a. Komite Profesi Pemberi Asuhan (PPA) Lainnya adalah wadah non struktural
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.

b. Kredensial adalah proses review/ telaah validasi terhadap dokumen


pendidikan, pelatihan, pengalaman pekerjaan, sertifikasi, lisensi dan dokumen
profesional lainnya yang dimiliki oleh Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan
Staf Klinis Lainnya. Proses kredensial memberi keputusan dan menjamin
apakah Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang
bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

c. Rekredensial adalah proses Re Evaluasi terhadap Staf Klinis Pemberi Asuhan


Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang telah memiliki kewenagan klinis (Clinical
prevelege ) untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi
kan kewenangan klinis untuk suatu periode tertentu yaitu 4 tahun.

d. Kewenangan Klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untuk melakukan


tindakan klinis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu
berdasarkan penugasan yang diberikan Kepala Rumah Sakit.

e. Penugasan klinis adalah penugasan direktur Rumah Sakit kepada tenaga Staf
Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya untuk melakukan
tindakan klinis di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.

f. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.

g. Panitia adhoc berasal dari perawat yang tergolong sebagai mitra bestari, yang
berasal dari rumah sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi
bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan
kebidanan yang mempunyai tugas khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan
dan dibubarkan setelah tugas tersebut selesai. Panitia Adhoc ditetapkan
dengan Surat Ketetapan Karumkit.

6
6. Tujuan Kredensial dan Rekredensial.

Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga Staf Klinis Pemberi
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya memiliki kompetensi dan kewenangan klinik
yang jelas, pengakuan dan penghargaan terhadap pelayanan kesehatan yang berada di
semua level, pengembangan profesional diri melalui jenjang karier, dan penguatan dalam
proses rekrutmen Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya.

7. Kebijakan

Direktur menetapkan bahwa setiap Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya yang bekerja Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir :

a. Mengikuti Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya yang dilaksanakan oleh Tim Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya dan panitia adhoc, terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota
serta dibantu oleh Mitra Bestari.

b. Mengikuti Re-Kredensial yang dilaksanakan setiap 4 tahun dengan bertepatan


dengan kenaikan golongan oleh para perawat di Rumah sakit .

c. Memiliki Ijasah pendidikan sesuai dengan bidang kompetensi dan profesi yang
dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi yang terakreditasi oleh lembaga yang
berwenang.

d. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Tanda Registrasi Tenaga
Tehnik Kefarmasian (STRTTK) yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI).

e. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) atau Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) yang
dikeluar oleh pemerintah daerah yang berwenang. Bagi Staf Klinis Pemberi Asuhan
Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang akan Re-kredensial, memiliki sertifikat
pelatihan, baik pelatihan yang bersifat intern maupun ekstern.

7
BAB III
PENGORGANISASIAN

8. Organisasi.

Kredensial dan Rekredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya dilaksanakan oleh Tim Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya dan dibantu dan panitia adhoc, terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota
serta dibantu oleh Mitra Bestari.

9. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Kredensial

a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis.

b. Menyusun buku putih(white paper) yang merupakan dokumen persyaratan


terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh panitia adhoc
dengan melibatkan Mitra Bestari (peer Group) dari berbagai unsur organisasi profesi,
kolegium, unsur pendidikan tinggi tenaga Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya .

c. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi :


1) Ijazah
2) Surat Tanda Registrasi
3) Sertifikat Kompetensi
4) Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
5) Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit di
unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru.
6) Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan

d. Merekomdasikan proses Kredensial


1) Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mengajukan
permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Tim Kredensial
2) Tim kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu dan
kelompok).
3) Tim Kredensial dan Panitia Adhoc memberika laporan hasil Kredensial
sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya

e. Merekomendaikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap Staf Klinis


Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya

f. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.


8
g. Tim Kredensial dan Panitia Adhoc membuat laporan seluruh proses Kredensia
Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya kepada Kepala Rumah
Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir.

10. Kewenangan Tim Kredensial.

Tim Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya
mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk
memperoleh Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) yang ditandatangani .

11. Mekanisme Kerja Tim Kredensial

Untuk melaksanakan tugas Tim Kredensial, maka ditetapkan mekanisme sebagai


berikut :

a. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik


yang ditetapkan oleh rumah sakit.

b. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan


kredensial dimaksud;

c. Melakukan asesmen kewenangan klinis dengan berbagai metode yang


disepakati

d. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh


penugasan klinis dari Direktur Utama dengan cara :
1. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mengajukan
permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Tim Kredensial
2. Tim kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu dan
kelompok).
3. Tim Kredensial dan Panitia Adhoc memberika laporan hasil Kredensial
sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya

e. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis secara berkala

f. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.

9
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

12. Umum. Proses utama kridensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan


melakukan tindakan klinis yang terperinci bagi setiap Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya yang bertumpu pada tiga tahap. Tahap pertama Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya melakukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis sesuai dengan kompetensi atau profesi. Kedua, Tim
Kredensial bersama Panitia Adhoc mengkaji dan memberikan kompetensi rincian
kewenangan klinik Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang
diajukan oleh pemohon. Ketiga, Direktur Rumah Sakit menerbitkan surat penugasan
berdasarkan rekomendasi dari Tim Kredensial yang berlaku pada periode tertentu. Secara
periodik Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya melaui proses
rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya berakhir, dimana tiga proses inti
tersebut akan berulang.

13. Kewenangan Klinis.

1. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya hanya dapat
melakukan tindakan klinis sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, setelah
mendapatkan penugasan klinis (clinical privilege) dari Direktur Utama, yang
ditetapkan dengan surat keputusan.

2. Penugasan klinis hanya diberikan kepada Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya yang telah memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk
mendapatkan kewenangan profesi (clinical privilege).

3. Penilaian persyaratan dan jenis tindakan klinis untuk setiap Staf Klinis Pemberi
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya ditetapkan oleh Tim Kredensial.

4. Tim Kredensial menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial sebagai


rekomendasi kepada Direksi.

5. Berakhirnya penugasan klinis (clinical privilege)


a. penugasan klinis (clinical privilege) seorang Staf Klinis Pemberi Asuhan
Lainnya dan Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit berakhir bila penugasan klinis
(clinical privilege) Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya
yang bersangkutan dicabut oleh Direksi.

b. Dalam hubungan hukum ketenagakerjaan antara Staf Klinis Pemberi


Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya dengan rumah sakit berakhir, maka
secara otomatis brakhir pula kewenangan yang bersangkutan untuk
melaksanaan penugasan klinis (clinical privilege).

10
6. Rincian kewenangan klinis setiap tingkatan Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir ditetapkan oleh Tim
Kredensial dan mitra bestari (kelompok kekhususan dan kepala ruangan area
dimana dia bekerja).

7. Tim Kredensial wajib menetapkan dan mendokumentasikan syarat-syarat yang


terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis pelayanan
Kesehatan sesuai dengan ketetapan mitra bestari (peer group).

8. Tim Kredensial menyusun “Buku Putih” (white paper) untuk pelayanan


Kesehatan dengan melibatkan mitra bestari (peer group)

9. Pemberian kewenangan klinis (clinical privilage) kepada Staf Klinis Pemberi


Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang akan melakukan tindakan tertentu
tersebut mengacu pada “buku putih” (white paper) yang telah disusun bersama.

10. Kewenangan klinis seorang Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya tidak hanya didasarkan pada kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan
ketrampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan
mental, dan prilaku (behavior) staf keperawatan tersebut

14. Proses Pelaksanaan Kredensial.

a. Permohonan untuk mendapat kewenangan klinik

Setiap Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mengajukan
permohonan kepada kepala rumah sakit untuk melakukan tindakan klinis. Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mengisi beberapa formulir yang
disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan klinik yang ingin dilakukan
sesuai dengan bidang keahliannya. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya tersebut memilih tindakan klinik yang tertera dalam formulir daftar
tindakan klinik dan menyerahkan copy semua dokumen yang dipersyaratkan kepada
rumah sakit. Syarat-syarat tersebut meliputi ijasah pendidikan, STR, sertifikat
pendukung kompetensi. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada
Tim Kredensial untuk ditindak lanjuti.

b. Kajian Tim Kredensial

Tim Kredensial dan semua kepala pelayanan di Profesional Pemberi Asuhan


Lainnya membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang diajukan oleh
pemohon. Melalui pertimbangan ini diputuskan kewenangan klinik Profesional
Pemberi Asuhan Lainnya yang diberikan kepada setiap Profesional Pemberi Asuhan
Lainnya
.

11
c. Penerbitan Surat Penugasan

Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada Profesional Pemberi


Asuhan Lainnya pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah sakit
meminta Tim Kredensial untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak
manajemen rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan tersebut memuat
daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan tindakan klinik bagi tenaga
Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang memohon.

Daftar kewenangan klinis tenaga Profesional Pemberi Asuhan Lainnya dapat


dimodifikasi setiap saat. Seorang tenaga Profesional Pemberi Asuhan Lainnya bisa
saja menambah kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebalumya dengan
mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit. Namun sebaliknya
kewenangan klinis tertentu dapat dicabut sementara atau seterusnya karena alasan
tertentu.

Kewenangan klinis akan berakhir bila masa penugasan habis masa berlakunya
atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan klinis mempunyai masa
berlaku pada periode tertentu. Setelah masa habis rumah sakit mengadakan
rekredensial yang lebih sederhana karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap
Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang melakukan tindakan klnik. Penerbitan
ulang surat penugasan.

15. Pendokumentasian.

Setiap dokumen kredensial dan rekredensial Staf Profesional Pemberi Asuhan


Lainnya didokumentasikan pada dokumen/file kepegawaian pada masing – masing staf
Profesional Pemberi Asuhan Lainnya.

16. Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring. Monitoring kredensial Profesional Pemberi Asuhan Lainnya


dilakukan oleh kepala ruang atau mitra bestari sesuai area praktek, untuk menjamin
bahwa tenaga Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang melakukan praktek di
Rumah Sakit tetap kompeten.

2. Evaluasi. Untuk tenaga Profesional Pemberi Asuhan Lainnya tetap, Re-


kredensial dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun dan tenaga Profesional Pemberi
Asuhan Lainnya tidak tetap (PKWT), Re-kredensial dilaksanakan setiap 1 (satu)
tahun yang dilakukan oleh Tim Kredensial bersama Mitra bestari.

12
BAB V
PENUTUP

Pelayanan Kesehatan yang paripurna dapat terlaksana jika tindakan klinis dilakukan
secara terencana dan terarah sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian
pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh Profesional Pemberi
Asuhan Lainnya dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar
(scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi Profesional Pemberi Asuhan
Lainnya. Dengan adanya Pedoman Kredensial dan Re kredensial Profesional Pemberi
Asuhan Lainnya diharapakan dapat digunakan sebagai acuan Tim Kredensial dalam
melaksanakan kredensial Profesional Pemberi Asuhan Lainnya, sehingga pelayanan
Kesehatan dapat terarah sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit.

Kepala Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03,

dr. Abdul Gani,M.Ked.,Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11030000530771

13

Anda mungkin juga menyukai