Kredensialing Perawat
Kredensialing Perawat
03
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR
TENTANG
1
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 373 / MENKES / SK / III / 2007
tahun 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan dilakukan
evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.
Ditetapkan di Salatiga
Pada tanggal : 10 Desember 2018
2
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 04.04.03 Lampiran Ketetapan Karumkit Tk. IV 04.07.03
Nomor : SK / 84 / XII / 2018
RUMAH SAKIT TK. IV 04.07.03 dr. ASMIR Tanggal 10 Desember 2018
BUKU PEDOMAN
tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu
(body of knowledge), pelayanan diberikan oleh perawat professional dan memiliki
kode etika profesi. Dalam UU RI No.36 2009 tentang Kesehatan, Pasal 63 dinyatakan
bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran, keperawatan dan Staf Klinis Lainnya hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pernyataan
ini memperkuat bahwa Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya
sebagai profesi dan harus diwujudkan dalam memberikan pelayanan penunjang Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya dan diagnosa di fasilitas kesehatan
diantaranya rumah sakit. Sumber Daya Manusia Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan
Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit merupakan tenaga kesehatan terbesar, memiliki jam
kerja 24 jam melalui penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling
dekat dengan pasien. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien dan keluarganya. Untuk itu diperlukan Staf Klinis Pemberi
3
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu
berkembang serta memilki etika profesi, sehingga pelayanan penunjang medis, penunjang
keperawatan, dan penunjang diagnosa dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan
aman bagi pasien dan keluarganya.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup buku pedoman ini meliputi
pendahuluan, ketentuan umum, pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan dan penutup
yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan
b. Bab II Ketentuan Umum
c. Bab III Pengorganisasian
d. Bab IV Pelaksanaan Kegiatan
e. Bab V Penutup
4. Dasar
c. Undang – Undang No. 8 tahun 1974 jo Undang – Undang No. 43 tahun 1999
Tentang pokok – pokok kepegawaian.
4
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
Standart Pelayanan Rumah Sakit dan Standart Pelayanan Medis junto Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standart Pelayanan
Rumah Sakit.
5
BAB II
KETENTUAN UMUM
5. Pengertian
a. Komite Profesi Pemberi Asuhan (PPA) Lainnya adalah wadah non struktural
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
e. Penugasan klinis adalah penugasan direktur Rumah Sakit kepada tenaga Staf
Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya untuk melakukan
tindakan klinis di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.
f. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.
g. Panitia adhoc berasal dari perawat yang tergolong sebagai mitra bestari, yang
berasal dari rumah sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi
bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan
kebidanan yang mempunyai tugas khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan
dan dibubarkan setelah tugas tersebut selesai. Panitia Adhoc ditetapkan
dengan Surat Ketetapan Karumkit.
6
6. Tujuan Kredensial dan Rekredensial.
Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga Staf Klinis Pemberi
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya memiliki kompetensi dan kewenangan klinik
yang jelas, pengakuan dan penghargaan terhadap pelayanan kesehatan yang berada di
semua level, pengembangan profesional diri melalui jenjang karier, dan penguatan dalam
proses rekrutmen Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya.
7. Kebijakan
Direktur menetapkan bahwa setiap Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya yang bekerja Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir :
a. Mengikuti Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya yang dilaksanakan oleh Tim Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya dan panitia adhoc, terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota
serta dibantu oleh Mitra Bestari.
c. Memiliki Ijasah pendidikan sesuai dengan bidang kompetensi dan profesi yang
dikeluarkan oleh lembaga pendidikan tinggi yang terakreditasi oleh lembaga yang
berwenang.
d. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) atau Surat Tanda Registrasi Tenaga
Tehnik Kefarmasian (STRTTK) yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia (MTKI).
e. Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) atau Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) yang
dikeluar oleh pemerintah daerah yang berwenang. Bagi Staf Klinis Pemberi Asuhan
Lainnya dan Staf Klinis Lainnya yang akan Re-kredensial, memiliki sertifikat
pelatihan, baik pelatihan yang bersifat intern maupun ekstern.
7
BAB III
PENGORGANISASIAN
8. Organisasi.
Kredensial dan Rekredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya dilaksanakan oleh Tim Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya dan dibantu dan panitia adhoc, terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota
serta dibantu oleh Mitra Bestari.
Tim Kredensial Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya
mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk
memperoleh Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) yang ditandatangani .
9
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya hanya dapat
melakukan tindakan klinis sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, setelah
mendapatkan penugasan klinis (clinical privilege) dari Direktur Utama, yang
ditetapkan dengan surat keputusan.
2. Penugasan klinis hanya diberikan kepada Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya yang telah memenuhi kualifikasi dan persyaratan untuk
mendapatkan kewenangan profesi (clinical privilege).
3. Penilaian persyaratan dan jenis tindakan klinis untuk setiap Staf Klinis Pemberi
Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya ditetapkan oleh Tim Kredensial.
10
6. Rincian kewenangan klinis setiap tingkatan Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya
dan Staf Klinis Lainnya di Rumah Sakit Tk. IV 04.07.03 dr. Asmir ditetapkan oleh Tim
Kredensial dan mitra bestari (kelompok kekhususan dan kepala ruangan area
dimana dia bekerja).
10. Kewenangan klinis seorang Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis
Lainnya tidak hanya didasarkan pada kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan
ketrampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan
mental, dan prilaku (behavior) staf keperawatan tersebut
Setiap Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mengajukan
permohonan kepada kepala rumah sakit untuk melakukan tindakan klinis. Staf Klinis
Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf Klinis Lainnya mengisi beberapa formulir yang
disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan klinik yang ingin dilakukan
sesuai dengan bidang keahliannya. Staf Klinis Pemberi Asuhan Lainnya dan Staf
Klinis Lainnya tersebut memilih tindakan klinik yang tertera dalam formulir daftar
tindakan klinik dan menyerahkan copy semua dokumen yang dipersyaratkan kepada
rumah sakit. Syarat-syarat tersebut meliputi ijasah pendidikan, STR, sertifikat
pendukung kompetensi. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada
Tim Kredensial untuk ditindak lanjuti.
11
c. Penerbitan Surat Penugasan
Kewenangan klinis akan berakhir bila masa penugasan habis masa berlakunya
atau dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan klinis mempunyai masa
berlaku pada periode tertentu. Setelah masa habis rumah sakit mengadakan
rekredensial yang lebih sederhana karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap
Profesional Pemberi Asuhan Lainnya yang melakukan tindakan klnik. Penerbitan
ulang surat penugasan.
15. Pendokumentasian.
12
BAB V
PENUTUP
Pelayanan Kesehatan yang paripurna dapat terlaksana jika tindakan klinis dilakukan
secara terencana dan terarah sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian
pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh Profesional Pemberi
Asuhan Lainnya dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar
(scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi Profesional Pemberi Asuhan
Lainnya. Dengan adanya Pedoman Kredensial dan Re kredensial Profesional Pemberi
Asuhan Lainnya diharapakan dapat digunakan sebagai acuan Tim Kredensial dalam
melaksanakan kredensial Profesional Pemberi Asuhan Lainnya, sehingga pelayanan
Kesehatan dapat terarah sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit.
13