NIM : 16040284086
KEKUASAAN
Di anggap sebagai sebuah energi atau bukan, kekuasaan adalah suaatu konsep yang sering
dijelmakan secara kongkrit. Misalnya dalam buku ini dijelaskan bahwa mudah untuk
mengasumsikan bahwa seseorang, suatu keleompok atau lembaga dalam masyarakat tertentu
“memiliki” kekuasaan, sementara orang – orang lain tidak , misalnya “raja” “kelas penguasa” atau
“elite” politik. Seperti yang pernah ditekankan oleh ilmuwan politik berkebangsaan inggris,
Harold Lasswel, dengan gayanya yang tajam bahwa ‘Siapa yang mendapat paling banyak dialah
elite, lainya adalah massa’, sejarawan pun sering membuat asumsi seperti ini. Kemudian terdapat
tokoh yang bernama Robert Dahl yang mengatakan bawa “model elite” itu hanya dapat diuji jika
keputusan – keputusan dibuat berdasarkan masalah – masalah yang mengandung konflik
kepentingan antarakelompok – kelompok berbeda di masyarakat.
Kemudian pada sub bab ini membahas istilah “budaya politik” yang menjadi wacana para
ilmuwan politik pada tahun 1950-an dan wacana para sejarawan pada tahun 1970-an dan dapat
di identifikaasikan sebagai pengetahuan, ide – ide, dan sentiment – sentiment politik yang beredar
pada suatu tempat dan waktu tertentu, hal itu juga mencakup istilah, “ sosialisasi politik” dengan
kata lain cara – cara pewarisan pengetahuan, ide – ide, dan sentiment – sentiment dari satu generasi
ke generasi selanjutnya, baik di sekolah, keluarga dan lingkungan. Pendekatan budaya lain
terhadap politik berikutnya menurut Jiirgen Habermas tentang transformasi apa yang ia sebut
'ruang publik' (Offentlichkeit) pada abad ke delapan belas. Habermas membahas invasi ruang
publik tradisional, terbatas pada elite kecil, oleh kaum borjuis, dengan kata lain, 'orang-orang
(secara pribadi) berkumpul bersama sebagai publik', yang mengembangkan institusi mereka
sendiri seperti di kedai kopi, teater dan persurat kabaran khususnya di kota-kota besar , tempat –
tempat tersebut menjadi arena perdebatan yang penuh pemikiran rasional dan kritis. Setelah jeda
waktu sekitar dua puluh tahun, konsep ruang publik memasuki wacana para sejarawan.