Anda di halaman 1dari 40

618.

2
Ind
p

Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

PENYELIAAN FASILITATIF
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

BUKU PESERTA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
618.2
Ind
p

Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

PENYELIAAN FASILITATIF
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

BUKU PESERTA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
Tim Penyusun
Syahrizal Syarif, Evodia Iswandi, Lukas CH, Lukman HL, Kirana Pritasari, Erna Mulati,
Imran Pambudi, R. Dedi Kuswenda, Sri Rahayu, Jane Soepardi, Rini Y. Pratiwi, Ina
Yuniati, C Yekti P, Wayan Widya, Fonny J Silfanus, Inti Mudjiati, Adriati Adnan,
Ferinawati, Masyita, Asniah, Wihardi Triman, Bambang Herianto, Supartha, Marliza
Elmida, Yaya K, Intan Endang, Cicih Rukaesih, Sofia, Sri Hastuti, Muammar, Budi
Iman Santoso

Tim Revisi
Riskiyana SP, Syahrizal Syarif, Rusmiyati, Retna Ayu Wiarsih, Jehezkiel Panjaitan,
Hadiyah Melanie, Wisnu Trianggono, Maylan Wulandari, Sri Hasti, Imroatul Aflah,
Sandy Dwi Waseso, D.K. Dewi Probowati, Ruslidjah S, Endang Sundari, Dwiana
Ocviyanti, Indriyati Yunita, Adriati Adnan, Karina Widowati, Anantha Dian Tiara,
Inti Mudjiati, Yunita RS, Dwi Octa Amalia, Widya P Sakul, Savaart Hutagalung,
Rumondang Batubara, Saudatina Arum M, Siti Romlah, Dina Milana Anwar, Esti
Katherini, Wiwi Lusiyowati, Ida Royani, Melly Juwitasari, Hapsah Yuniarti, Grace A.S,
Nurmiati, Marlinda, Zahrotus Sholuhiyah, Ida Ayu Citarasmi, Daeng Endang Erawati,
Ni Nengah Sudiarti, Nurbaiti, Sri Herawati, Lia Rubit K, Syahrial Umri, Susri Rahayu,
Prufiana.

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal


Bina Kesehatan Ibu dan Anak
Penyeliaan fasilitatif Pelayanan kesehatan ibu dan anak:
buku peserta. --- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2015

ISBN 978-602-235-781-0

1. Judul I. MIDWIFERY
II. DELIVERY OF HEALTH CARE
III. PATIENT CARE MANAGEMENT
IV. COMMUNITY HEALTH CENTER
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Kita harus bersyukur bahwa hasil pembangunan kesehatan yang telah kita lakukan bersama,
telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Namun, kesehatan
perempuan dan anak belum seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari angka kematian
ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi, kematian ibu mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan kematian bayi mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,
2012). Berdasarkan laporan yang diterima Kementerian Kesehatan dari daerah, jumlah ibu
yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah 5019 orang, sedangkan
jumlah bayi yang meninggal di Indonesia tahun 2012 mencapai 160.681 anak (estimasi SDKI
2012).

Berbagai faktor yang terkait dengan risiko terjadinya kematian ibu dan bayi telah diketahui, dan
telah dilaksanakan berbagai upaya intervensinya di dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan
Angka Kematian Ibu (RAN PP AKI 2016-2030). Salah satunya adalah dengan menjamin agar
kita dapat memberilkan pelayanan sesuai standar dengan melaksanakan Program Penyeliaan
Fasilitatif KIA yang merupakan suatu pendekatan berbasis kendali manajemen yaitu pada
aspek supervisi, monitoring dan evaluasi yang sudah dikembangkan sejak tahun 2008.

Saya menyambut gembira telah disempurnakannya Paket Penyeliaan Fasilitatif KIA. Hal
ini sangat penting guna mendukung peningkatan perbaikan kinerja dan mutu pelayanan
KIA di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Penyeliaan fasilitatif dilaksanakan untuk menilai
kepatuhan terhadap standar secara mandiri yang kemudian dilakukan verifikasi oleh Tim
Penyeliaan Fasilitatif KIA untuk memastikan peningkatan mutu pelayanan secara keseluruhan.

Peran pemerintah pusat dan dinas kesehatan propinsi sangat penting dalam membina
Kabupaten/ Kota agar proses Penyeliaan Fasilitatif dapat berjalan dan menghasilkan
mekanisme kendali mutu yang baik. Oleh karena itu, komitmen pemerintah daerah serta
dukungan dari organisasi profesi serta lintas sektor sangat diperlukan dalam aspek pembiayaan
dan teknis medis. Kedepannya, saya berharap bahwa dengan peningkatan kualitas pelayanan
yang sesuai standar akan bisa memberikan kepuasan serta pelayanan yang berkualitas bagi
seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

dr. Anung Sugihantono, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan
Rahmat dan Ridho Nya-lah, buku Paket Penyeliaan Fasilitatif KIA ini dapat diselesaikan
pada waktunya. Sejak tahun 2008 Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model
pendekatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui penyeliaan
fasilitatif. Mengingat pesatnya perkembangan kebijakan bidang kesehatan ibu dan anak
dalam 7 tahun terakhir, maka dipandang perlu untuk melakukan revisi pendekatan Penyeliaan
Fasilitatif Pelayanan Kesehatan ibu dan Anak.

Paket Penyeliaan Fasilitatif merupakan acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dalam
melakukan penyeliaan ke Puskesmas, dan bagi Puskesmas ke Polindes, Poskesdes dan BPM
yang terdiri dari:

1. Buku Acuan Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA


2. Buku Pelatih Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA
3. Buku Peserta Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA
4. Pedoman Tim Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA
5. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA Tingkat Puskesmas
6. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA Tingkat Polindes/ Poskesdes/ BPM
7. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Asuhan Persalinan Tingkat Puskesmas
8. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Asuhan Persalinan Tingkat Polindes/Poskesdes/ BPM

Dalam penggunaannya, buku Paket Penyeliaan Fasilitatif ini dibagi atas: buku paket pelatihan,
buku daftar tilik penyeliaan yang telah disempurnakan, serta buku pedoman bagi tim dalam
melaksanakan penyeliaan fasilitatif yang merupakan penambahan dari Buku Paket Penyeliaan
Fasilitatif sebelumnya.

Terbitnya buku Paket Penyeliaan Fasilitatif yang telah disempurnakan tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pelaksanaan penyeliaan fasilitatif di lapangan yang dilakukan oleh Tim
Penyeliaan Fasilitatif dalam menilai standar pelayanan dasar dengan menggunakan metode
penilaian secara kajian mandiri. Dinas kesehatan propinsi dan pemerintah pusat diharapkan
dapat mengambil manfaat sebagai pegangan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi program
KIA.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak baik dari lintas program di lingkungan Kementerian
Kesehatan, UNICEF serta Organisasi Profesi yang telah membantu dalam penyempurnaan
Buku Paket Penyeliaan Fasilitatif ini, khususnya pada penyusunan buku Pedoman Tim
Penyeliaan Fasilitatif KIA. Semoga buku paket Penyeliaan Fasilitatif ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dalam mendukung upaya percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, serta balita di Indonesia. Tidak lupa kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan buku
pedoman ini dimasa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2015


Direktur Bina Kesehatan Ibu

dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

iii
GAMBARAN UMUM PELATIHAN

1. RANCANGAN PELATIHAN

Pelatihan Keterampilan Penyeliaan Fasilitatif dirancang untuk Tim Penyeliaan


Fasilitatif agar mampu melakukan penyeliaan kepada bidan di wilayah kerjanya,
Bidan Praktek Mandiri (BPM) dan bidan yang bekerja di RB. Proses pelatihan
disusun berdasarkan kompetensi yang harus dicapai. Dengan kata lain,
bagaimana mereka mengerjakan bukan hanya mengetahui dan mampu
menjelaskan tujuan pembelajaran. Proses ini juga disusun berdasarkan bukti
efektivitas suatu pelatihan sejenis dan upaya membangun motivasi tinggi dalam
kegiatan belajar.
Secara khusus pelatihan ini ditujukan agar Tim Penyeliaan Fasilitatif di Puskesmas
dan Kabupaten/ kota mampu melakukan penyeliaan yang efektif dan fasilitatif
kepada bidan di wilayah kerjanya, BPM dan bidan yang bekerja di RB sehingga
tercipta iklim dan budaya pelayanan KIA yang berkualitas. Budaya ini terlihat dari
penyusunan visi bersama, mengembangkan dan menetapkan standar kinerja dan
indikator kualitas, saling mendukung dalam mengatasi masalah dan implementasi
solusi terpilih, penerapan praktik terbaik, penyeliaan fasilitatif, dan pelaksanaan
peningkatan mutu serta evaluasi dan perencanaan yang berkesinambungan.

Pelatihan ini dikembangkan dari pengetahuan dan pengalaman peserta serta


memanfaatkan motivasi peserta yang tinggi untuk mencapai tujuan pelatihan
dengan penggunaan waktu seefisien mungkin. Pelatihan ini menekankan aplikasi
hasil pelatihan di tempat peserta bekerja. Pencapaian peserta akan diukur
dengan instrumen evaluasi kinerja berbasis kompetensi, disamping
penjaminan bahwa kompetensi keterampilan mampu diterapkan di lapangan
melalui proses pemantauan dan kualifikasi pascapelatihan.

Ada tiga komponen utama dalam melakukan penyeliaan yaitu:

• Pengetahuan dan keterampilan klinik terkini. Seorang penyelia dalam


pelayanan kesehatan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan terkini
dalam bidangnya. Penyelia harus profisien dalam aspek teknis dan
berpengalaman dalam menerapkan prosedur klinis standar. Disamping itu,
penyelia harus menguasai sistem dan manajemen pelayanan kesehatan yang
berlaku, memahami siklus perbaikan kinerja dan mempunyai perilaku yang
dapat dijadikan panutan.

• Memiliki keterampilan dalam penyeliaan. Seorang penyelia harus


memiliki keterampilan dalam memberikan penyeliaan yang efektif dan
fasilitatif. Bahkan seorang penyelia harus mempunyai cara pandang baru
dalam proses penyeliaan, disamping menguasai berbagai keterampilan dasar
penyeliaan seperti kemampuan komunikasi interpersonal, teknis membimbing
dan mengarahkan, kepemimpinan dan lainnya. Lebih dari itu, seorang
penyelia fasilitatif harus memahami upaya penyeliaan menuju perbaikan
kualitas pelayanan KIA.
• Penerapan keterampilan penyeliaan. Seorang penyelia diharapkan
menerapkan penyeliaan fasilitatif di tempat kerjanya. Upaya penguatan
sistem penyeliaan fasilitatif sangat tergantung pada penerapan siklus
penyeliaan fasilitatif, baik pada tingkat bidan di desa, puskesmas dan BPM
maupun yang bekerja di RB. Siklus penyeliaan fasilitatif berujung pada upaya
peningkatan mutu pelayanan KIA .

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 1


Buku panduan ini memuat agenda pelatihan, yaitu proses pengalihan materi
pembelajaran kepada peserta. Proses telah dirancang agar pembelajaran efektif
dan efisien dalam penggunaan waktu. Peserta pelatihan adalah tenaga kesehatan
yang mempunyai tugas dan fungsi dalam pelayanan KIA. Peserta diharapkan
terampil dan berpengalaman dalam bidangnya serta menguasai aspek
pengetahuan dan keterampilan terkini.
Secara garis besar, pelatihan dirancang sebagai berikut:
• Setelah pembukaan, sepanjang pagi di hari pertama, pelatih dan peserta
saling memperkenalkan diri agar terjadi keakraban untuk menunjang proses
pelatihan. Setelah itu peserta mengungkapkan harapan dan kekhawatirannya
dalam pelatihan ini. Pelatih kemudian menjelaskan gambaran umum
pelatihan, tujuan dan proses pembelajaran serta sekaligus memadukan apa
yang diharapkan dengan apa yang akan dijalankan. Selain itu juga dibuat
kesepakatan peserta-pelatih untuk membangun tanggung-jawab bersama
dalam proses belajar-mengajar. Setelah itu, peserta menjalani penilaian awal
pengetahuan dengan menjawab Kuesioner Awal Pelatihan, dilanjutkan
dengan materi Bab Satu Pendekatan baru dalam Penyeliaan.

• Pada sesi siang hari pertama, peserta medapatkan materi Bab 2 Peran dan
Tugas Tim Penyeliaan Fasilitatif dalam penyeliaan fasilitatif dan materi
Bab 3 Pengetahuan dan Keterampilan dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia sub bab tentang Penyelia sebagai Pemimpin dan
Komunikasi. Pada akhir sesi, pelatih akan memandu memberikan ringkasan
harian terhadap seluruh proses dan materi pelatihan hari pertama. Sebagai
tugas untuk hari kedua, peserta diminta untuk membaca materi Bab 3 dan
Bab 4.

• Pada hari kedua, kegiatan dimulai dengan pemanasan dan tinjauan agenda
hari tersebut. Setelah itu, dilanjutkan pembahasan Bab 3 sub bab tentang
Fasilitasi kegiatan kelompok kecil dan Coaching serta pembahasan
materi Penyediaan pelayanan berkualitas. Pada sesi siang dan sore
peserta melakukan latihan penggunaan Daftar tilik penyeliaan fasilitatif
dilanjutkan dengan Simulasi Penyeliaan fasilitatif.

• Pada hari ketiga, sesi pagi didiskusikan materi Pelaksanaan Penyeliaan


Fasilitatif untuk Tim. Setelah itu, dilakukan penilaian kemajuan proses
pembelajaran berdasarkan kompetensi untuk aspek pengetahuan melalui
pengisian Kuesioner Tengah Pelatihan, sedangkan aspek keterampilan
diukur melalui hasil studi kasus dan simulasi pemecahan masalah yang
dituangkan dalam rencana tindak-lanjut secara berkelompok pascapelatihan.
Sesi pelatihan ditutup dengan evaluasi pelatihan selama tiga hari.

Dalam penyampaian materi, diharapkan pelatih memberi contoh-contoh terkait


dengan kondisi nyata di lapangan. Hal ini akan membuat peserta terdorong untuk
melakukan perbaikan mutu pelayanan di tempat kerjanya. Simulasi juga
mendorong pemahaman ulang materi dan menunjang tercapainya kompetensi
yang diharapkan.

Evaluasi

Evaluasi pelatihan dinilai dari tampilan kinerja peserta selama mengikuti pelatihan
dan pencapaian kompetensi sebagai penyelia fasilitatif. Dengan kata lain, apakah
peserta telah memenuhi persyaratan pelatihan dalam pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang diperlukan dan memperagakan kinerja yang diinginkan.

2 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Peserta latih dievaluasi berdasarkan tiga bidang pencapaian, yaitu:

• (1) Pengetahuan – peserta mencapai nilai minimal 85% pada Kuesioner


Tengah Pelatihan
• (2) Sikap– memperagakan sikap yang diharapkan dalam memberikan respon
atas permasalahan dalam penyeliaan fasilitatif
• (3) Keterampilan /Praktik – memperagakan keterampilan dan praktek
yang diharapkan dalam melakukan penyeliaan fasilitatif dan mematuhi
standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Pencapaian kompetensi diatas merupakan tanggung jawab bersama antara


peserta dan pelatih. Pelatih harus memiliki komitmen untuk melakukan segala
upaya dan daya agar kompetensi peserta tercapai, sementara peserta peserta
harus berperan aktif dalam mendapatkan kompetensi dan kualifikasi yang
diperlukan.

Metode evaluasi yang digunakan dalam pelatihan ini adalah:


• Kuesioner Tengah Pelatihan. Penilaian pengetahuan setelah materi
diberikan. Hasil 85 % atau lebih merupakan indikasi penguasaan pengetahuan
materi buku acuan. Peserta dengan nilai kurang dari 85% akan mendapat
bimbingan materi buku acuan dan mengikuti penilaian melalui kuesioner
pasca pelatihan.
• Sikap. Sikap Peserta terhadap permasalahan penyeliaan fasilitatif yang
diajukan melalui berbagai metode pelatihan seperti bermain peran diamati
dan dinilai selama pelatihan.
• Praktik. Penilaian terhadap praktik dan perilaku yang diharapkan dalam
penyeliaan fasilitatif diamati dan dinilai selama pelatihan melalui berbagai
metode seperti bermain peran dan simulasi. Setelah pelatihan penyeliaan,
pelatih akan mengunjungi penyelia yang dilatih untuk diamati, dibimbing dan
dalam melakukan penyeliaan.

Proses evaluasi pelatihan diatas mencakup evaluasi selama pelatihan dan


evaluasi pasca pelatihan. Evaluasi selama pelatihan mencakup interaksi pelatih –
peserta, interaksi peserta-peserta, di dalam berbagai metode pembelajaran yang
diterapkan, seperti permainan peran, diskusi kelompok, studi kasus dan simulasi.
Pelatih berperan melakukan penilaian atas kemampuan peserta dalam menyerap
materi dan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.

Evaluasi pasca pelatihan dilakukan pada situasi di lapangan, pada saat penerapan
penyeliaan fasilitatif. Penilaian akan dilakukan di tempat kerja pada saat
penyeliaan berlangsung. Penilaian ini meliputi kemampuan penyelia dalam
memberikan penyeliaan yang efektif dan fasilitatif serta kemampuan membantu
mengenali, memilih intervensi dan menyelesaikan masalah kinerja yang ada baik
pada aspek klinis maupun manajerial.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 3


2. SILABUS PELATIHAN

Deskripsi Pelatihan
Pelatihan 3 (tiga) hari efektif ini dirancang untuk menyiapkan peserta agar
memiliki kemampuan untuk melaksanakan penyeliaan fasilitatif berdasarkan
pendekatan cara belajar orang dewasa dan humanistik.

Sasaran Akhir Pelatihan


Pada akhir pelatihan diharapkan peserta mampu dan terampil dalam melakukan
Penyeliaan fasilitatif sebagai bagian dari upaya penguatan sistem penyeliaan
program KIA baik pada tingkat pelayanan kesehatan dasar maupun tingkat
kabupaten.

Tujuan Belajar Peserta


Setelah mengikuti pelatihan, para peserta diharapkan mampu menjelaskan dan
terampil dalam aspek;
• Pendekatan Baru Dalam Penyeliaan
• Peran dan tugas Tim Penyeliaan Fasilitatif dalam penyeliaan fasilitatif
• Pengetahuan dan keterampilan dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif sebagai
penyelia
• Penyediaan Pelayanan Berkualitas
• Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif

Metode Pelatihan

Metode pelatihan komprehensif digunakan dalam pelatihan ini yang mencakup:


• Kuliah ilustrasi dan diskusi kelompok.
• Latihan keterampilan dasar penyelia fasilitatif dan tahapan siklus penyediaan
pelayanan berkualitas secara individual dan kelompok
• Bermain peran
• Praktik dibawah bimbingan pelatih, untuk penerapan upaya perbaikan kinerja
dan mutu dan dalam melaksanakan peran sebagai penyelia perbaikan
kinerja/mutu
• Proses kualifikasi sebagai penyelia yang dilakukan pasca-pelatihan yang
merupakan terjemahan dari teknik interaktif, coaching dan penilaian
penggunakan instrumen penyeliaan

Materi pembelajaran.

Buku panduan pelatihan ini dirancang untuk digunakan bersama dengan materi-
materi berikut:

1. Buku Acuan Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA


2. Buku Pelatih Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA
3. Buku Peserta Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA
4. Pedoman Tim Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA
5. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA Tingkat Puskesmas

4 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


6. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA Tingkat Polindes/ Poskesdes/
BPM
7. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Asuhan Persalinan Tingkat Puskesmas
8. Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif Asuhan Persalinan Tingkat Polindes/
Poskesdes/ BPM

Kriteria Peserta
Peserta pelatihan ini adalah Tim Penyeliaan Fasilitatif yang terdiri dari Kepala
Puskesmas, bidan koordinator (bikor) dan pengelola program KIA baik di tingkat
puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten / kota

Metode Evaluasi

Peserta
• Kuesioner awal dan tengah pelatihan
• Evaluasi di setiap sesi dan harian
• Keterampilan aplikasi tahapan siklus kinerja/mutu dalam praktik
• Penyusunan rencana tindak lanjut
• Evaluasi untuk kualifikasi

Pelatihan
• Evaluasi Pelatihan oleh setiap peserta

Lama Pelatihan
• 16 sesi, 3 (tiga) hari efektif

Komposisi pelatihan yang disarankan


• 4-6 Tim (12-18 orang) Peserta pelatihan yang terdiri dari Kepala Puskesmas,
bidan koordinator dan pengelola program KIA baik di tingkat puskesmas
maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang masih aktif bekerja serta
pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun

• 3-5 Pelatih Penyeliaan Fasilitatif bersertifikat setara Advanced trainer untuk


Pelatihan Penyeliaan Fasilitatif

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 5


6
JADWAL PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF

HARI 1 HARI 2 HARI 3

08.00-08.15 • Pembukaan 08.00-08.15 • Pemanasan & Tinjauan Agenda 08.00-08.15 • Pemanasan & Tinjauan Agenda
08.15-08.45 • Perkenalan
08.45-09.00 • Harapan dan Kekhawatiran 08.15-09.15 • Fasilitasi Kegiatan Kelompok 08.15-09.30 • Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif
09.00-10.00 • Gambaran Umum Pelatihan 09.15-10.30 • Coaching
09.30-10.30 • Kuesioner Tengah Pelatihan
10.00-10.15 Break 10.30-10.45 Break
10.30-10.45 Break
10.15-11.00 • Kuesioner Awal 10.45-12.00 • Menyediakan Pelayanan
11.00-12.00 • Pendekatan Baru Dalam Berkualitas 10.45-11.45 • Menyelenggarakan Pelatihan
Penyeliaan 11.45-12.00 • Evaluasi Pelatihan

12.00 - 13.00 I S O M A

13.00-14.00 • Peran dan Tugas Tim Penyeliaan 13.00-14.00 • Latihan Penggunaan Daftar Tilik 13.00-14.30 • Rencana Tindak Lanjut
Fasilitatif dalam Penyeliaan
14.00-15.15 Fasilitatif 14.00-16.45 • Latihan Melaksanakan Penyeliaan 14.30-15.00 • Penutupan
• Pengetahuan dan keterampilan Fasilitatif
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia
15.15-15.30 • Penyelia sebagai Pemimpin

15.30-16.45 Break

16.45-17.00 • Komunikasi 16.45-17.00 • Ringkasan Harian

• Ringkasan Harian

Tugas Baca: Bab 3, Bab 4 Tugas Baca: Bab 5

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


3. GARIS BESAR PELATIHAN

Garis besar pelatihan ini merupakan contoh dari pelatihan yang akan diberikan
sesuai dengan jadwal pelatihan. Ditampilkan berbagai tujuan khusus dan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajar peserta sesuai dengan
silabus. Untuk setiap tujuan khusus dan kegiatan terdapat berbagai saran yang
sesuai, bagi berbagai kegiatan pembelajaran, serta bahan dan materi yang akan
dibutuhkan. Para pelatih mungkin mengembangkan kegiatan-kegiatan praktek
dan menyiapkan studi kasus, permainan peran atau situasi belajar lainnya yang
sesuai dengan situasi setempat atau kelompok peserta.

Matriks Garis besar pelatihan dibagi dalam 4 kolom:

Waktu.
Kolom pertama ini memperlihatkan perkiraan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk setiap kegiatan pembelajaran. Waktu dalam garis besar pelatihan ini
adalah konsisten dengan yang terdapat pada jadwal pelatihan.
Tujuan/Kegiatan.
Kolom kedua, memuat tujuan khusus dan kegiatan belajar. Karena tujuan
menggariskan urutan pelatihan maka hal ini disusun sesuai dengan urutannya.
Kombinasi tujuan dan kegiatan (kegiatan pendahuluan, kegiatan kelompok kecil,
presentasi, rehat dsb) menggambarkan alur dari pelatihan ini.
Metode Belajar/Mengajar.
Kolom ini menjelaskan berbagai metode, kegiatan dan strategi yang digunakan
dalam menyampaikan muatan materi dan keterampilan yang sesuai dengan
tujuan khusus.

Bahan/Materi.
Kolom keempat dalam garis besar pelatihan memuat daftar rujukan, bahan dan
materi yang dibutuhkan dalam mendukung berbagai kegiatan pembelajaran.

Perhatikan bahwa agenda pelatihan disusun berdasarkan garis besar pelatihan


dan perubahan atau modifikasi pada salah satu bagian harus pula tergambar
pada bagian yang lain.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 7


8
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
Hari ke-1, PAGI (240 menit)
15 menit PEMBUKAAN PELATIHAN Sambutan selamat datang bagi peserta Peralatan pelatihan:
OHP/komputer dengan
proyektor, layar, lembar balik
dan spidol, selotip kertas,
materi/bahan-bahan dan
instrumen pembelajaran (sesuai
dengan yang tertera dalam
pelatihan ini).

30 menit PERKENALAN Permainan Padanan peribahasa, bola dari


Tujuan: Mencairkan suasana Peribahasa dan pasangan, bola benang dan gulungan benang, kertas dan
susunan melingkar peserta dan pelatih, lagu alat tulis, tape player, komputer
dan lempar bola, membuat lingkaran sambil dengan active speaker, dsb
berpegangan tangan, lotere mencari
pasangan dsb. Pelatih juga harus terlibat
dalam kegiatan ini.

15 menit Identifikasi harapan dan Curah pendapat tertulis Lembar balik dan kertas lembar
kekhawatiran Minta peserta (secara individu atau dalam balik, karton manila, double
Tujuan: Peserta dapat menyampaikan kelompok kecil) untuk menyampaikan tape, alat dan kertas tulis
harapan dan kekhawatiran di pelatihan harapannya dari pelatihan ini dan catat
ini tanggapan mereka pada lembar balik.
Tempelkan lembar balik di dinding untuk
acuan selama pelatihan.

60 menit GAMBARAN UMUM PELATIHAN Ceramah Tanya jawab Buku acuan, panduan peserta
Tujuan: Peserta dapat mengetahui Proses pembelajaran dan tujuan pelatihan, dan materi pendukung lainnya
kegiatan pelatihan, bahan/materi dan kaji ulang silabus, jadwal pelatihan,
tujuan pelatihan mempertemukan harapan peserta dengan
metode pembelajaran

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI

15 menit Rehat
45 menit Kuesioner awal Latihan dan mengerjakan soal kuesioner Kuesioner awal pelatihan,
Tujuan: • Peserta menjawab pertanyaan matriks kebutuhan belajar dan
• Mengetahui kinerja pengetahuan • Mengukur hasil jawaban kuesioner. kinerja kognitif
peserta • Mengisi Matriks Penilaian Kebutuhan individu/kelompok, lembar
• Mengidentifikasi kebutuhan belajar Belajar Individu Dan Kelompok balik, tayang-bening,OHP,
individu dan kelompok spidol, penggaris, kalkulator
atau komputer dan LCD

60 menit Pendekatan Baru Dalam Penyeliaan Ceramah Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Curah pendapat Acuan – Bab 1, OHP/LCD
Peserta dapat menjelaskan memahami: Diskusi Projector, OHP dan tayang
• Kelemahan Penyeliaan Tradisional Pendapat peserta tentang tentang bening, alat dan kertas tulis
• Penyeliaan Fasilitatif “penyeliaan tradisional”. Diskusikan dan
• Keuntungan Pendekatan Fasilitatif jelaskan pemahaman peserta dengan
pada Penyeliaan batasan di dalam Buku Acuan – Bab 1.
• Penyeliaan Fasilitatif dan Perbaikan Penyelia fasilitatif dan keuntungannya, dan

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Mutu kaitannya terhadap perbaikan mutu
• Faktor-Faktor yang Berpengaruh pelayanan
terhadap Mutu Pelayanan

60 menit ISOMA

Hari ke-1, SIANG (240 menit)


60 menit Peran & Tugas Tim Penyeliaan Ceramah Lembar balik, spidol, Buku
Fasilitatif dalam Penyeliaan Curah pendapat Acuan – Bab 2, OHP/LCD
Fasilitatif Diskusi Projector, OHP dan tayang
Tujuan: Pendapat/pengalaman peserta tentang peran bening, alat dan kertas tulis
Peserta dapat menjelaskan dan dan tugas Tim Penyeliaan Fasilitatif dan
memahami: karakteristik penyelia. Diskusikan dan

9
10
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
• Peran dan tugas Tim Penyeliaan jelaskan bagaimana kegiatan penyeliaan
fasilitatif dapat dilaksanakan di tempat kerja
Fasilitatif sebagai penyelia
atau fasilitas kesehatan lain. Jelaskan juga
• Karakteristik Penyelia Fasilitatif TUFOKSI Tim Penyeliaan Fasilitatif

75 menit Pengetahuan dan keterampilan Ceramah Lembar balik, spidol, Buku


dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif Curah pendapat Acuan – Bab 3 hal 3-1 – 3-9,
sebagai penyelia Diskusi OHP/LCD Projector, VCD dan
Tujuan: Berikan motivasi peserta bahwa semua tayang bening, alat dan kertas
Peserta dapat memahami dan mampu : orang bisa jadi pemimpin“Jangan pernah tulis
• Penyelia sebagai pemimpin mengatakan SAYA TIDAK BISA”
tetapi”SAYA BISA, SAYA MAU, SAYA
MAMPU”. Jelaskan gaya kepemimpinan dan
waktu penggunaan setiap gaya
kepemimpinan. Ambil kesimpulan apa yang
harus dilakukan penyelia agar dapat diakui
sebagai pemimpin.

15 menit Rehat

75 menit Pengetahuan dan keterampilan Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif Diskusi Acuan – Bab 3 hal 3-9 – 3-17,
sebagai penyelia (lanjutan) Permainan peran OHP/LCD Projector, OHP dan
Tujuan: Diskusikan teknik komunikasi efektif meliputi tayang bening, alat dan kertas
Peserta dapat memahami dan mampu : tanya jawab, mendengar dan memberikan tulis
• Berkomunikasi efektif umpan balik. Minta tiga orang peserta
bermain peran (satu sebagai penyelia dan
dua orang sebagai petugas klinik)melakukan
peragaan proses komunikasi . Minta peserta
lain mengamati dan diskusikan proses
komunikasi tersebut.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
15 menit Ringkasan Harian
Hari ke-2, PAGI (240 menit)
15 menit Pemanasan dan agenda Permainan
Peserta menggunakan jadwal pelatihan
untuk memgembangkan agenda yang
dituliskan di lembar balik. Satu atau lebih
peserta merencanakan dan melakukan
kegiatan pembuka atau pemanasan.

60 menit Pengetahuan dan keterampilan Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif Diskusi Acuan – Bab 3 hal 3-17 – 3-22,
sebagai penyelia (lanjutan) Permainan peran OHP/LCD Projector, OHP dan
Tujuan: Diskusikan perlunya kegiatan kelompok dan tayang bening, alat dan kertas
Peserta dapat memahami dan mampu : bagaimana cara melakukannya. Lakukan tulis
• Memfasilitasi Kegiatan Kelompok permainan peran dan minta satu orang
peserta bertindak sebagai penyelia. Gunakan
contoh studi kasus yang sering terjadi di
klinik/RB.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


75 menit Pengetahuan dan keterampilan Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif Diskusi Acuan – Bab 3 hal 3-23 – 3-28,
sebagai penyelia (lanjutan) Permainan peran OHP/LCD Projector, OHP dan
Tujuan: Diskusikan proses alih keterampilan melalui tayang bening, alat dan kertas
Peserta dapat memahami dan mampu : proses coaching. Lakukan permainan tulis.
• Membimbing (coaching) peserta diminta membuat kotak tempat
permen. Cara pertama tanpa bimbingan dan
tunjukkan sikap memerintah.(beri waktu 5
menit). Cara kedua (rubah sikap sebagai
penyelia yang baik) dan beri bimbingan
sebelum peserta mengerjakan. Disksusikan
kedua cara diatas. Mana yang lebih baik dan

11
12
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
diterima oleh peserta. Simpulkan dan kaitkan
dengan peran Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia.

15 menit Rehat
75 menit Menyediakan Pelayanan Berkualitas Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Diskusi Acuan – Bab 4 hal 4-1 – 4-2,
Peserta dapat menjelaskan dan Diskusikan mengapa kualitas pelayanan OHP/LCD Projector, OHP dan
memahami: diperlukan dan menjadi bagian penting tayang bening, alat dan kertas
• Menetapkan Standar-standar kualitas dalam pelayanan kesehatan. tulis
pelayanan dalam pelayanan KIA Diskusikan bagaimana cata menetapkan
• Menilai kualitas pelayanan standar pelayanan KIA, menilai kualitas
• Memastikan kualitas pelayanan pelayanan dan memastikan kualitas
pelayanan.

60 menit ISOMA

Hari ke-2, SIANG (240 menit)


60 menit Menyediakan Pelayanan Berkualitas Latihan Lembar balik, spidol, Buku
(lanjutan) Diskusi Kelompok Acuan – Bab 4 hal 4-2 – 4-5,
• Jelaskan tujuan penilaian mandiri dan OHP/LCD Projector, OHP dan
Menggunakan Daftar Tilik cara penggunaan daftar tilik. tayang bening, alat dan kertas
Tujuan: Peserta mampu melakukan • Bagi peserta menjadi 2 kelompok. tulis.
penilaian mandiri dengan menggunakan Kelompok pertama sebagai bidan di Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif
alat bantu daftar tilik program KIA Posyandu, Bidan Puskesmas dan Bidan Program KIA
Puskesmas Perawatan. Kelompok kedua
sebagai Tim Penyeliaan Fasilitatif
kecamatan dan Tim Penyeliaan Fasilitatif
kabupaten.
• Tugaskan kelompok pertama untuk
melakukan penilaian mandiri terhadap

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
unsur masukan dan unsur proses di
fasilitas (sesuai peran yang diberikan)
dengan menggunakan daftar tilik.
• Tugaskan kelompok kedua (Tim
Penyeliaan Fasilitatif ) memdiskusikan
cara penggunaan seluruh daftar tilik

165 Menyediakan Pelayanan Berkualitas Bermain peran Lembar balik, spidol, Buku
menit (lanjutan) Diskusi Acuan – Bab 4 hal 4-2 – 4-5,
• Minta Tim Penyeliaan Fasilitatif OHP/LCD Projector, OHP dan
Melakukan Penyeliaan fasilitatif kecamatan dan Tim Penyeliaan Fasilitatif tayang bening, alat dan kertas
Tujuan: Peserta mampu melakukan kabupaten memperagakan kegiatan tulis.
penyeliaan fasilitatif penyeliaan fasilitatif terhadap bidan di Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif
Posyandu, Puskesmas dan Puskesmas Program KIA
Perawatan.
• Minta peserta lain mengamati
• Diskusikan proses penyeliaan pada
permainan ini dan kaitkan dengan kondisi

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


nyata di lapangan.
15 menit Ringkasan Harian
Hari ke-3, PAGI (240 menit)
15 menit Pemanasan dan agenda Permainan
Peserta menggunakan jadwal pelatihan
untuk memgembangkan agenda yang
dituliskan di lembar balik. Satu atau lebih
peserta merencanakan dan melakukan
kegiatan pembuka atau pemanasan.

75 menit Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Curah Pendapat Acuan – Bab 5 hal 5-3 – 5-9,
Peserta dapat menjelaskan dan Diskusi kelompok OHP/LCD Projector, OHP dan

13
14
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
memahami: Diskusikan peran penyelia dalam membantu tayang bening, alat dan kertas
staf klinik. Mulai dari membuat perencanaan tulis
• Membantu bidan puskesmas dan bidan
sampai dengan pelaksanaan penyeliaan
praktek swasta di wialayah kerjanya untuk
mengidentifikasi kelemahan dan termasuk mengenali dan menentukan
melakukan perbaikan sistem pasokan, perbaikan sistem pasokan, logistik dan
logistik dan infrastruktur inprastruktur. Berikan peserta pemahanan
dan keterampilan teknik negosiasi

15 menit Rehat
60 menit Kuesioner Tengah Pelatihan Mengerjakan Kuesioner Tengah Pelatihan dan • Kuesioner Pasca Pelatihan
Tujuan : Peserta mengetahui hasil bahas hasil kerja peserta secara dan Lembar Jawaban dari
belajar yang berhubungan dengan individu/kelompok. Beri perhatian pada buku panduan pelatih
pengetahuan mereka yang mendapat nilai dibawah 85%. • Matriks keberhasilan

30 menit Evaluasi Pelatihan Mengisi lembar evaluasi materi pelatihan dan Lembar Evaluasi
proses penyelenggaraan pelatihan. Beri • Materi
perhatian pada masukan untuk perbaikan • Penyelenggaraan
kedepan.

60 menit ISOMA
Hari ke-3, SIANG (105 menit)
90 menit Rencana Tindak Lanjut • Pelatih menjelaskan bagaimana membuat Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut Acuan – Bab 5 hal 5-3 – 5-9,
rencana tindak lanjut pelatihan • Peserta sesuai dengan kelompok masing- OHP/LCD Projector, OHP dan
masing membuat rencana tindak lanjut tayang bening, alat dan kertas
setelah pelatihan ini tulis
• Diskusikan

15 menit Penutupan

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


4. KUESIONER PRAPELATIHAN

Evaluasi Hasil Kuesioner dan Matriks Kebutuhan Belajar

Penggunaan Kuesioner Pra-Pelatihan bertujuan untuk memulai jalinan kerjasama


antara pelatih dan peserta dan menilai tingkat pengetahuan dasar peserta terkait
dengan materi pelatihan.

Berdasarkan hasil yang didapat, pelatih dapat memperkirakan alokasi waktu yang
dibutuhkan untuk materi terkait. Materi dengan nilai rendah tentunya akan
mendapat perhatian lebih oleh pelatih. Bagi peserta, hasil penilaian kuesioner
pra-pelatihan dapat mengungah keingin tahuan mereka terhadap materi yang
akan disampaikan serta mendorong mereka untuk mencapai nilai yang lebih baik
untuk kuesioner tengah pelatihan.

Pertanyaan dibuat dalam pilihan Benar dan Salah. Hasil penilaian disajikan
dalam bentuk Matriks Kinerja Individu dan Kelompok. Melalui matriks ini,
yang disajikan pelatih, peserta dapat melihat nilai pengetahuan awal kelompok
terhadap materi pelatihan tertentu. Materi apa yang para peserta telah cukup
mengetahui, dan materi apa yang kurang. Hal ini diharapkan mampu mendorong
motivasi peserta untuk mengikuti pelatihan.

Pelatih akan memberi perhatian dan waktu lebih untuk materi topik yang nilainya
di bawah 70%. Sebaliknya untuk nilai kelompok yang sudah lebih besar dari
70%. Sebagai contoh, bila pertanyaan dalam kelompok “Membuat batasan untuk
kinerja yang diharapkan” (kuesioner nomor 6-10), dengan asumsi bahwa para
peserta mempunyai cukup intuisi tentang topik materi tersebut maka pelatih
dapat memakai cara belajar dengan tugas mandiri / latihan di rumah untuk
materi dalam Bab 2 Buku Acuan, daripada metode diskusi di dalam kelas.

Untuk memudahkan peserta mencari sumber informasi, maka pada setiap


pertanyaan yang berkaitan dengan inti materi pada masing-masing topik atau
bab di dalam buku acuan akan dicantumkan nomor Bab (pada kolom khusus di
sebelah kolom jawaban). Cara ini akan membantu dan menghemat waktu bagi
peserta untuk mencari jawaban atau informasi yang benar dari pertanyaan yang
diberikan.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 15


KUESIONER AWAL PELATIHAN

Petunjuk: Tuliskan huruf B jika pernyataan BENAR dan huruf S jika


pernyataannya SALAH pada tempat yang tersedia

PENDEKATAN BARU DALAM PENYELIAAN


1. Pengamatan selintas (transient supervision) yang dilakukan secara
cepat dan observasi pada permukaan identik dengan penyeliaan
tradisional

2. Fokus utama penyeliaan tradisional adalah kinerja individual dan


hasil penyeliaan berupa sesuatu yang telah terjadi sehingga solusi
masalah pasti akan dilaksanakan oleh semua staf

3. Bagian yang paling penting dalam kegiatan penyeliaan adalah


pemberdayaan bagi obyek selia untuk menjalankan proses perbaikan
kualitas, memenuhi kebutuhan klien (kepuasan klien), dan mencapai
goal yang diinginkan oleh institusi

4. Pendekatan fasilitatif dapat dipelajari oleh penyelia lain dan staf di


fasilitas pelayanan sehingga hanya kasus-kasus eksklusif yang
memerlukan bantuan teknis khusus

5. Penyelia Tradisional menyediakan cukup waktu dan interaksi dengan


cara memberi tugas pada staf atau petugas kesehatan untuk
melaporkan masalah yang ada dan mencoba memberi tugas untuk
memperbaiki kesenjangan mutu tersebut.

PERAN DAN TUGAS TIM PENYELIAAN FASILITATIF


6. Pada Penyeliaan Fasilitatif peran utama Tim Penyeliaan Fasilitatif
(Tim Penyeliaan Fasilitatif) adalah melaporkan kinerja suatu fasilitas
pelayanan ke pimpinan institusi

7. Bikor adalah bidan yang karena kedudukannya atau keseniorannya


diberikan tanggung jawab membina bidan di wilayah kerjanya

8. Merencanakan kebutuhan prasarana dan logistik serta memberikan


motivasi taf klinik untuk pelaksanaan manajemen program KIA
sesuai standar adalah salah satu peran Tim Penyeliaan Fasilitatif
puskesmas

9. Pengamatan langsung harus diikuti dengan observasi keberhasilan


yang ada di bagian pencatatan dan pelaporan untuk melakukan
proses verifikasi tentang apa yang dilihat langsung (diperagakan)
dengan apa yang selama ini telah dilakukan

10. Untuk menjadi bidan koordinator sebaiknya adalah bidan senior


yang sudah tidak lagi bertugas di puskesmas atau menangani kasus
persalinan, sehingga mempunyai waktu lebih banyak untuk
melakukan penyeliaan

16 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DASAR TIM PENYELIAAN

PENYELIA SEBAGAI PEMIMPIN


11. Selain menjalankan tugas penyeliaan, seorang Penyelia Fasilitatif
dituntut pula untuk mampu menjadi pimpinan dalam kelompok

12. Gaya kepemimpinan Demokratik merupakan tipe yang paling baik


untuk digunakan pada berbagai situasi dan kondisi yang ada di suatu
organisasi atau unit kerja

13. Visi yang menarik akan membangkitkan motivasi staf atau petugas
klinik

14. Untuk membangun kepercayaan staf/pelaksana kepada penyelia,


seorang penyelia dituntut kemampuan menunjukkan informasi baru
dan tindakan nyata

15. Penghubung antara unit pelayanan/klinik dengan fasilitas rujukan


bukan merupakan tugas dan peran penyelia, akan tetapi itu adalah
tugas pelaksana/staf klinik sendiri

KOMUNIKASI
16. Pendengar mengulangi pertanyaan dari individu yang melontarkan
pertanyaan dan kemudian meminta persetujuan tentang apa yang
diinterpretasikan pendengar terhadap pertanyaan tersebut adalah
deskripsi dari fase menanggapi dan persuasi dari proses mendengar

17. Dengan menggunakan pesan-pesan non-verbal saat mendengarkan


seseorang berbicara anda tak dapat menunjukkan kepada mitra bicara
bahwa anda sedang memperhatikannya

18. Meminta (dengan hati-hati) pendengar lain untuk tenang, akan


membuat orang lain tahu dan mengerti bahwa hal-hal seperti ini
bertujuan untuk menumbuhkan perilaku mendengar

19. Teknik bertanya gantung sangat baik bila digunakan kepada


staf/petugas yang sering melamun atau banyak bicara

20. Apa bila seorang penyelia melihat kinerja staf/petugas klinik tidak baik
atau tidak sesuai dengan tujuan, maka sikap penyelia harus segera
mengatakan bahwa kinerja Saudara tidak baik artinya katakan salah
bila yang kerjakan adalah salah dan katakan benar bila yang
dikerjakan adalah benar

KEGIATAN KELOMPOK KECIL & BIMBINGAN (COACHING)


21. Kegiatan kelompok kecil sangat baik dilakukan untuk mendiskusikan
suatu kasus
22. Dalam kegiatan curah pendapat, bila ada pendapat anggota kelompok
yang salah atau tidak sesuai dengan masalah yang dibahas sebaiknya
pendapat tersebut tidak perlu dimasukkan sebagai saran atau
masukan

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 17


Sebagian besar fasilitator akan bertindak secara netral karena ia tidak sedang
23. berperan sebagai wakil organisasi dan juga bukan anggota tim yang akan
dibantu
Dalam bahasa yang sederhana, Coaching adalah proses untuk membawa/
24. mengantarkan orang atau kelompok terpilih dari suatu tempat ke tempat lain
yang diinginkan.
25. Seorang coach yang baik adalah apabila ia mampu
mendemonstrasikan kegiatan atau langkah-langkah klinik dengan
benar dan cepat, sehingga staf/petugas dibuat terkagum-kagum
dengan keahliannya

MENYEDIAKAN PELAYANAN BERKUALITAS

26. Standar kualitas pelayanan harus merupakan standar yang dapat


diukur, dicapai,dan bersifat relevan
27. Dalam melakukan penilaian kualitas, pengumpulan data bukan
merupakan keharusan untuk menentukan tingkat pencapaian
terhadap standar.
Peralatan yang canggih dan berkualitas tinggi tidak akan secara
28.
otomatis meningkatkan kualitas pelayanan klinik
Penyediaan pelayanan berkualitas diutamakan berorientasi kepada
29.
kepuasan dan keselamatan klien
30. Pimpinan klinik adalah orang yang paling mengetahui masalah dan
cara penyelesaian masalah di kliniknya

PELAKSANAAN PENYELIAAN FASILITATIF

31. Hasil kunjungan atau laporan yang tertata rapi dan jelas dari seorang
penyelia kepada induk organisasi atau pimpinan dipastikan akan
merubah kesenjangan kinerja di fasilitas pelayanan yang dikunjungi
32. Pengenalan dan penentuan jenis pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan staf/petugas merupakan instrumen untuk perbaikan mutu
pelayanan
33. Kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan selama penyeliaan di
tempat kerja sebaiknya melibatkan seluruh staf/petugas pelaksana
34. Menyelesaikan masalah di fasilitas/klinik yang dikunjungi adalah tugas
seorang penyelia
35. Tata hubungan kerja Tim Penyeliaan Fasilitatif sebagai tenaga
penyelia adalah bersifat struktural

18 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


PENILAIAN MATERI PELATIHAN:
TIM PENYELIAAN FASILITATIF DI PUSKESMAS

Berikan penilaian tentang buku acuan dengan skala 1-5 menurut pendapat anda

5- Bagus Sekali 4 Sangat Bagus 3 Memuaskan 2 Perlu Ditingkatkan*


1 Tidak Memuaskan*

BAB 5 4 3 2 1

1. Pendekatan Baru Dalam


Penyeliaan

2. Peran dan tugas Tim Penyeliaan


Fasilitatif dalam penyeliaan
fasilitatif

3. Pengetahuan dan keterampilan


dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia

4. Menyediakan Pelayanan
Berkualitas

5. Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif

• Silahkan menuliskan komentar di belakang lembar ini jika penilaian anda


tentang bab atau lampiran kurang dari memuaskan.

KOMENTAR

1. Topik (bila ada) apa yang harus dituliskan lebih terperinci agar buku acuan ini
menjadi lebih baik?

2. Topik (bila ada) apa yang harus dikurangi perinciannya agar buku acuan ini
menjadi lebih baik?

3. Topik (bila ada) apa yang harus ditambahkan agar buku acuan ini menjadi
lebih baik?

4. Topik (bila ada) apa yang harus dihilangkan agar buku acuan ini menjadi
lebih baik?

5. Apakah anda mendapatkan buku acuan ini dengan mengikuti suatu pelatihan?
Jika tidak, bagaimana caranya?

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 19


EVALUASI PENYELENGGARAAN
PELATIHAN PENYELIAAN FASILITATIF PELAYANAN KIA

Tempat Penyelenggaraan :
Berikan penilaian tentang penyelenggaraan pelatihan dengan skala 1-3 menurut
pendapat anda

3- Setuju 2- Tidak ada Pendapat 1- Tidak Setuju

No. Kategori Nilai


3 2 1
1 Pelatihan ini telah mencapai tujuan
2 Pelatihan ini telah memenuhi harapan saya
3 Pelatihan ini membantu saya untuk menjadi
pelatih dan sekaligus Tim Penyeliaan Fasilitatif
4 Materi yang diberikan berguna untuk
membantu saya dalam menyelenggarakan
kegiatan pelatihan dan penyeliaan fasilitatif
5 Penyelengaraan pelatihan telah sesuai dengan
harapan
6 Fasilitator membantu saya dalam keberhasilan
proses pembelajaran
7 Fasilitas pelatihan mendukung proses
pembelajaran
8 Dukungan buku materi dan alat bantu
pelatihan sangat membantu saya dalam
kelancaran proses pelatihan
9 Pengaturan dan penggantian biaya transportasi
telah sesuai dengan harapan
10 Pengaturan dan pemberian perdiem telah
sesuai dengan harapan
11 Fasilitas penginapan cukup nyaman

Tambahan:

1. Bagaimana menurut Saudara Waktu pelatihan ini :


a. Terlalu panjang
b. Terlalu pendek
c. Cukup

2. Berikan saran untuk perbaikan proses pelatihan

TERIMAKASIH ATAS KERJASAMANYA

20 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


PEMBELAJARAN DARI SIMULASI SITUASI

STUDI KASUS 1
Membuat Batasan Kinerja Tentang Yang Diharapkan

Dr. Suryo Menggolo SpOG(K) mengunjungi RSB Prambanan di kota Sumarango,


ibukota provinsi Candi Gombel. Sebagai konsultan WHO, ia diminta untuk melihat
kondisi tempat praktek klinik (clinical practice site) di unit kebidanan rumah sakit
tersebut karena tim medik dari provinsi Timur Barat akan mengikuti pelatihan
CSS APN dengan dana dari WHO.

Saat tiba di RSB Prambanan, Dr. Mundara Mandiri (kepala unit Obgin) segera
membawa sang konsultan ke unit mereka dan menunjukkan sarana dan fasilitas
yang tersedia. Di ruang bersalin, terdapat 4 bilik persalinan dimana masing-
masing bilik dipisahkan dengan dinding bata yang diplester dan bagian bilik yang
terbuka (tempat masuk pasien) hanya ditutup oleh tirai kain sehingga mereka
yang ingin keluar atau masuk ke bilik bersalin hanya perlu membuka dan
menutup tirai tersebut. Bagian terbuka tersebut menghadap pintu dan petugas
atau orang yang berlalu lalang di depan kamar bersalin akan dengan mudah
melihat apa yang sedang terjadi di bilik bersalin.

Dokter Suryo berkesempatan untuk menanyakan ketersediaan larutan klorin di


kamar bersalin dan oleh petugas disana disebutkan bahwa sediaan klorin telah
disediakan dalam jumlah yang cukup oleh Dr. Mundara. Petugas ini juga
memperagakan dengan baik cara mencampur sediaan klorin dengan konsentrasi
5,25% menjadi 0,5% untuk dekontaminasi. Setelah itu Dr. Suryo menyaksikan
bagaimana petugas yang baru selesai menggunakan alat, segera membersihkan
peralatan tersebut (sementara menggunakan sarung tangan) di dalam larutan
klorin 0,5% dan kemudian merendam peralatan tersebut dalam larutan yang
sama. Tetapi kemudian Dr. Suryo mengerenyitkan dahinya karena di dalam
tromol sarung tangan, Dr. Suryo melihat tablet formalin yang diletakkan diantara
sarung tangan-sarung tangan yang ditempatkan disana.

Sampai tahap ini, Dr. Suryo mengeluarkan buku catatannya dan mencatat
beberapa temuan untuk dilaporkan ke WHO nantinya.

Diskusi:

1. Apa yang dicatat oleh Dr. Suryo terkait dengan tugas yang diberikan oleh
WHO?
2. Apakah ia mencatat faktor kinerja ataukah faktor standar?
3. Manakah faktor kinerja dan standar apa yang dapat dicatat hingga tahap
tersebut diatas?
4. Bagian manakah yang spesifik menunjukkan kinerja standar?
5. Bagian manakah yang spesifik menunjukkan standar input?
6. Apakah terdapat faktor lingkungan dari kasus diatas?

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 21


STUDI KASUS 2
Menilai Tampilan Kinerja

UNFPA telah mendanai pelatihan APN di P2KP Gaktentu Kabupaten Rak Kerungoo.
P2KT diminta untuk melakukan evaluasi tentang hasil pelatihan bidan di desa
yang telah mengikuti pelatihan tersebut. Dr. Hosso Boyo dari P2KT Surabaya
diminta melaksanakan tugas tersebut dan sebagai bahan acuan, ia meminta
instrumen untuk penilaian kinerja tenaga pelaksana APN dari JNPK Pusat. JNPK
Pusat mengirimkan Panduan Penyiapan Tempat Pelayanan dan Pelatihan Klinik
dimana pada salah satu bagiannya terdapat instrumen penilaian kinerja
pelaksana APN. Setelah menghubungi Dr. Romo Onomal, kepala P2KP Gaktentu,
Dr. Hosso diminta untuk datang terlebih dulu ke P2KS untuk pergi bersama beliau
menemui Direktur RS Benwaras dan Kepala Departemen Obstetri Ginekologi di
sana.

Pada hari yang telah ditentukan, Dr. Hosso Boyo berkunjung ke RS Benwaras dan
memulai pengamatannya di ruang kelas untuk pelatihan APN dan fasilitas praktik
klinik. Di ruang pelatihan, Dr. Hosso melihat kursi tersusun rapi menghadap ke
depan seperti ruang belajar di sekolah. Menangkap keheranan Dr. Hosso, Dr.
Romo menjelaskan bahwa ruangan tersebut dipakai bersamaan dengan kelas
Akbid sehingga bentuk huruf U atau V sulit diterapkan. Dr. Romo buru-buru
menambahkan bahwa proses pembelajaran pelatihan CSS APN tidak jadi
terganggu dengan kondisi tersebut. Dr. Hosso juga melihat catatan hari pelatihan
APN yang terakhir dan pada lembar-balik tercantum kesepakatan peserta-pelatih
bahwa pelatihan teori disepakati berlangsung dalam 3 hari, sesuai dengan
anjuran Kordinator JNPK sekarang yang sangat menyukai hari pelatihan yang
singkat. Dr. Hosso mengatakan pada Dr. Romo bahwa lamanya hari pelatihan
masih dalam kajian sehingga walaupun ada anjuran tersebut, P2KP juga
mempunyai otoritas untuk menetapkan waktu terbaik bagi pencapaian
kompetensi. Juga ditambahkan bahwa hasil pembandingan kinerja pengetahuan
dan keterampilan klinik antara pelatihan 5 hari yang kemudian (diasumsikan)
akan diteruskan dengan magang, ternyata tak memberi hasil seperti yang
diharapkan (perbandingan nilai rata-rata kinerja pengetahuan antara 5 hari dan
10 hari adalah 72% : 95%). Pencapaian kompetensi keterampilan pada pelatihan
5 hari ternyata memerlukan waktu 2-3 bulan (itupun jika memang dilanjutkan
dengan pemagangan di pusat pelatihan yang sesuai) dibandingkan dengan dalam
10-15 hari pelatihan pada pelatihan sebelumnya.

Walaupun Dr. Hosso bersusah payah menerangkannya, ternyata Dr. Romo


Onomal tetap bertahan dengan waktu pelatihan 3 hari karena sesuai anjuran
JNPK, cepat selesai dan tidak merepotkan pelatih P2KP. Di fasilitas pelatihan
klinik, Dr. Hosso berkesempatan melihat instruktur klinik membimbing peserta
latih berpraktik langkah baku dengan model anatomi persalinan. Instruktur klinik
melakukan demonstrasi di depan kelas dan peserta latih duduk rapi pada
tempatnya masing-masing.

Diskusi: 1. Mengapa UNFPA meminta Dr. Hosso melakukan penilaian kinerja P2KP
Gaktentu?
2. Mengapa Dr. Hosso meminta Panduan Tempat Pelayanan dan
Pelatihan dari JNPK?
3. Apa yang diamati Dr. Hosso di ruang belajar dan fasilitas praktik
klinik?
4. Apakah pendapat Dr. Romo Onomal tentang hari pelatihan dapat
dibenarkan secara administratif? Bagaimana jika dilihat dari aspek
teknis?
5. Bagaimana cara Dr. Hosso menentukan kesenjangan kinerja atau
mutu?

22 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


STUDI KASUS 3
Pemantauan dan Evaluasi

Mengacu pada kasus Ny. Susi, PG dengan dugaan kesempitan pada bidang
tengah panggul, preeklampsia berat, dan gawat-janin yang kemudian mengalami
kejang-kejang dan bayinya meninggal di dalam kandungan serta rencana
tuntutan malpraktik yang akan dilayangkan oleh suaminya (Tn. Panchut), coba
kaitkan kasus ini dengan upaya pemantauan dan evaluasi.

Ringkasan kasus:

Ny. Susi dirujuk dari BPS ke Puskesmas dan setelah diberi MgSO4 dosis awal
(atas indikasi preeklampsia berat, ia dirujuk lagi ke RS Montha Lisbetha. Dr.
Bistro memutuskan untuk melakukan terminasi persalinan per abdominam (a.i.
panggul sempit dan gawat janin) tetapi pihak anestesi menyatakan pasien tidak
layak di anestesi (ASA II/III) dan dikonsulkan ke bagian Penyakit Dalam tetapi
kemudian mengalami kejang-kejang dan bayinya meninggal dalam kandungan.

Diskusi:

1. Apabila kasus ini dikaitkan dengan upaya pemantauan dan evaluasi,


sebaiknya sejak kapan upaya tersebut dijalankan?
2. Mengapa perlu dilakukan pemantauan?
3. Apa dasar dari penentuan baik atau buruknya pemantauan yang dilakukan?
4. Apakah kasus ini dipantau dengan baik?
5. Mengapa perlu dilakukan evaluasi?
6. Apakah dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi?
7. Apakah pemantauan dan evaluasi adalah kegiatan tersendiri ataukah secara
alamiah memang sudah menjadi bagian dari upaya pelayanan?
8. Jika alamiah atau tersendiri, mengapa proses ini selalu dipertanyakan dan
kurang membawa dampak seperti yang diharapkan?

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 23


MATERI BANTU PEMBELAJARAN

ALAT BANTU KERJA MENGENAI STANDAR INTERNASIONAL UNTUK


MENYISIHKAN KEMUNGKINAN KEHAMILAN PADA KLIEN KELUARGA
BERENCANA YANG TIDAK SEDANG MENGALAMI HAID1

CARA MEMASTIKAN BAHWA IBU TIDAK SEDANG HAMIL

Jika ibu menjawab Ya untuk salah satu pernyataan, teruskan ke salah


satu kotak di bawah kolom Ya

TIDAK YA
1. Apakah ibu baru melahirkan kurang dari 6 bulan lalu,
apakah ibu hanya memberikan ASI saja atau hampir
selalu memberikan ASI dan tidak pernah mengalami
haid sejak saat itu?

2. Apakah ibu tidak melakukan hubungan seksual sejak


haid terakhir?

3. Apakah ibu pernah melahirkan selama 4 minggu


terakhir

4. Apakah haid ibu mulai dalam waktu 7 hari terakhir?

5. Apakah ibu mengalami keguguran dalam waktu 7 hari


terakhir?

6. Apakah ibu menggunakan metode kontrasepsi yang


bisa diandalkan tanpa berhenti dan dengan cara yang
benar?

Ibu menjawab Ibu menjawab YA


TIDAK terhadap paling sedikit
semua pertanyaan untuk satu
pertanyaan

Masih ada Ibu bebas dari


kemungkinan hamil tanda atau gejala
kehamilan

Ibu harus menunggu Ibu boleh


haid atau mendapatkan
menggunakan tes metode yang
kehamilan diinginkannya

1
Diadaptasi dari: Family Health International (FHI). 1999. Checklist to Rule Out Pregnancy for Non-
Menstruating Family Planning Client. FHI: Research Triangle Park, NC. Original checklist is in color. Based on
text in: Curtis KM and PL Bright (eds). 1994. Recommendations for Updating Selected Practices in Contraseptive
Use. U.S.Agency for International Development: Washington, DC.

24 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


METODE PENILAIAN TAMPILAN KINERJA FASILITAS2

METODE FOKUS ORANG METODE/ BAGAIMANA MENGGUNAKAN


PENILAIAN PENILAIAN YANG INSTRUMEN HASIL PENILAIAN
MELAKUKAN PENILAIAN
PENILAIAN
Melakukan Petugas di Penyelia Rapat dengan staf Penyelia bisa menyampaikan
Penilaian fasilitas hasil kepada individu atau tim
Penyeliaan Pengamatan praktik untuk memuji kinerja yang baik
Tim klinis dan mengidentifikasi bidang
petugas tertentu yang memerlukan
Kajian kasus peningkatan

Audit

Melakukan Petugas di Staf Daftar tilik Orang yang menggunakan


Penilaian Diri fasilitas berdasarkan uraian instrumen penilaian diri sendiri
Sendiri tugas dan pedoman bisa bertemu secara berkala
yang sesuai dengan penyelia untuk
membahas bidang yang sudah
meningkat dan bidang yang
memerlukan peningkatan

Melakukan Petugas di Staf sejawat Daftar tilik Sejawat bisa memberikan


Penilaian fasilitas berdasarkan uraian umpan balik satu sama lain
Sejawat tugas dan pedoman dalam lingkungan yang tidak
Tim yang sesuai resmi dan bersahabat untuk
petugas membahas bidang kinerja
tertentu

Mendapatkan Orang Staf Rapat Staf dan penyelia bisa


Umpan Balik yang mengevaluasi operasi klinik dan
Klien mencari Penyelia Kuesioner/wawancara kinerja staf berdasarkan umpan
pelayanan balik dari klien
di fasilitas Kotak Saran

Mengumpulkan Masyarakat Staf Rapat Staf dan penyelia bisa membuat


Persepsi yang perubahan terhadap operasi
Masyarakat tinggal di Penyelia Kuesioner/wawancara klinik, bahkan bisa
lokasi menambahkan pelayanan baru
dekat berdasarkan umpan balik dari
fasilitas anggota masyarakat

Mengkaji Catatan Sistem Staf Kajian catatan, Staf dan penyelia bisa menilai
Danlaporan atau aspek laporan, buku kepatuhan terhadap standar dan
operasi Penyelia register, statistik memonitor efisiensi dan hasil
klinis operasi klinik

Membandingkan Sistem Staf Mengunjungi fasilitas Staf dan penyelia mendapat


Pelayanan Anda atau aspek lain gagasan baru mengenai cara
Dengan Yang operasi Penyelia memberikan pelayanan yang
Lain klinis Mewawancarai lebih baik. Mereka juga bisa
petugas di fasilitas memotivasi diri dan yang lain
lain untuk memberikan pelayanan
dengan kualitas yang lebih baik
Mewawancarai klien dengan menunjukkan bahwa hal
dan anggota tersebut bisa dilakukan
masyarakat di fasilitas
lain

2
Sumber: Garrison K et al. 2004. Supervising Healthcare Services: Improving the Performance of People,
JHPIEGO Corporation: Baltimore, MD.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 25


CONTOH PENGGUNAAN CATATAN DAN LAPORAN UNTUK MENILAI
KINERJA FASILITAS DAN KUALITAS PELAYANAN3

DIMANA ANDA APA YANG ANDA INFORMASI APA BAGAIMANA


LIHAT? TEMUKAN? YANG ANDA MENGGUNAKAN
DAPATKAN? INFORMASI INI
Pendaftaran Jumlah klien yang Prevalensi IMS di Untuk menentukan
kunjungan pasien dirawat karena daerah ini dana obat IMS (biaya
rawat jalan infeksi menular untuk menyimpan
seksual (IMS) inventori dalam
jumlah yang tepat)
Menilai permintaan
pelayanan IMS di
klinis dan apakah
permintaan tersebut
meningkat
Menilai kebutuhan
penambahan atau
pelatihan staf
Menilai perlunya
pelayanan
keliling/upaya
penyuluhan

Pendaftaran Beberapa jenis Penggunaan Untuk memastikan


kunjungan keluarga metode kontrasepsi beberapa jenis bahwa inventori
berencana kontrasepsi kontrasepsi cukup
Laporan kuartal Kontrasepsi mana Untuk menilai
Kartu stok yang paling sering perubahan
digunakan penggunaan dan
permintaan
kontrasepsi jenis lain
Untuk memastikan
bahwa konseling
sudah cukup
Untuk menilai
kebutuhan pelatihan
bagi staf
Untuk menganalisa
efektivitas pelayanan
keliling/ upaya
penyuluhan

Buku register Persentase Apakah persentase Untuk memastikan


persalinan dan kelahiran melalui intervensi operasi apakah bahan-bahan
kelahiran operasi kelahiran terlalu yang diperlukan
Catatan Partograf tinggi, terlalu cukup
rendah atau sudah Jika terlalu tinggi,
tepat mungkin staf perlu
pelatihan atau
pengetahuan terkini
tentang pengelolaan
persalinan dan
kelahiran

3
Sumber: Garrison K et al. 2004. Supervising Healthcare Services: Improving the Performance of People,
JHPIEGO Corporation: Baltimore, MD

26 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


PEDOMAN DISKUSI UNTUK MEMERIKSA AKAR MASALAH
KESENJANGAN KINERJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR
KINERJA5

Petunjuk: Selain bertanya "mengapa" kesenjangan kinerja terjadi, penyelia bisa


mengajukan pertanyaan yang lebih langsung berkaitan dengan faktor kinerja
yang sudah diketahui. Pertanyaan langsung membantu untuk sampai ke akar
masalah kesenjangan kinerja. Berikut adalah pedoman pertanyaan yang bisa
digunakan penyelia kepada staf lain untuk menggali informasi mengenai
penyebab buruknya kinerja. Catatan: pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman ini
hanya contoh saja. Harus diadaptasi sesuai dengan situasi di masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan.

Uraian Tugas

• Apakah petugas tahu apa yang seharusnya mereka lakukan?

• Jika kita bertanya kepada petugas apa yang diharapkan dari mereka, apakah
mereka bisa mengatakannya kepada kita?

• Jika mereka tahu apa yang seharusnya mereka lakukan


o Bagaimana mereka bisa tahu? (Apakah mereka memiliki uraian tugas
yang jelas dan tertulis? Apakah penyelianya mengatakan kepada mereka?)
o Kapan mereka diberi tahu terakhir kali?
o Ketika mereka pertama mulai bekerja, bagaimana mereka mengetahui
tuntutan kerjanya?

Umpan-balik Kinerja

• Apakah petugas tahu mereka tidak memenuhi tuntutan kerjanya?

• Jika kita bertanya pada salah satu petugas bagaimana kinerja dibandingkan
dengan yang diinginkan oleh organisasi (klinik, rumah sakit, departemen
kesehatan), apakah ia tahu?

• Jika kita bertanya pada salah satu petugas bagaimana kinerja dibandingkan
dengan yang diinginkan oleh klien atau masyarakat, apakah ia tahu?

• Siapa yang memberikan umpan balik kepada petugas mengenai kinerja


mereka? Apakah dilakukan langsung kepada petugas tersebut atau secara
tertulis? Bagaimana perasaan petugas mengenai umpan balik yang mereka
dapatkan?

Fasilitas, Pelengkapan Dan Bahan-Bahan

• Apakah mereka mempunyai alat bantu yang diperlukan untuk


melakukan pekerjaannya?
° Apakah mereka memiliki bahan-bahan?
° Bagaimana pengaturan sistem pemasokan ulang?
° Apakah mereka mempunyai perlengkapan yang diperlukan? Apakah ada
meja kursi yang cukup?

5
Diadaptasi dari: Luoma tv{ et al. 1999. Reproductive Health Performance Improvement Source Document.
Version . 2.0. Intrah/PRIME II: Chapel Hill, NC. Situs internet http://www.prime2.org/pi/sst/index.html# .

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 27


Apakah mereka mempunyai kendaraan, jika diperlukan?

• Apakah lingkungan tempat mereka bekerja memungkinkan mereka untuk


melakukan kinerjanya sesuai harapan?
° Apakah ruangannya memadai dan tempatnya bisa menunjang privasi?
Apakah ada listrik?
° Apakah ada air
° Apakah tempat penyimpanannya cukup?

• Apakah ada hambatan fisik atau penghalang untuk mencapai kinerja yang
diharapkan? Biaya apa yang berkaitan (misalnya bensin, pemeliharaan, dll)?

Motivasi

• Apakah petugas merasa bahwa mereka cukup mendapatkan imbalan atas


pekerjaannya? Jika tidak, apa yang menurut mereka merupakan imbalan
"yang cukup"?

• Apakah ada hadiah untuk melakukan kinerja yang diharapkan?

o Jika petugas melakukan pekerjaannya dengan baik, apa yang terjadi?


Ada sesuatu? Apakah kehidupannya menjadi lebih baik atau lebih
buruk?

o Bagaimana petugas dihargai atas pekerjaannya

o Bagaimana/kapan insentif/hadiah diberikan?

o Apa pendapat petugas mengenai sistem insentif yang ada sekarang?


(misalnya apakah mereka tahu sistem tersebut ada? bagaimana tingkat
kepuasan mereka? Apakah mereka termotivasi oleh insentif tersebut
untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan?)

• Apakah ada konsekensi jika tidak melakukan kinerja yang diharapkan?

• Apakah ada keperluan pribadi yang terpenuhi?apakah pegawai merasa


terlindungi oleh fasilitas yang diberikan (medis, uang sekolah, dll)?

• Kesempatan apa yang ada untuk pengembangan karir atau promosi?

• Apakah petugas menghargai kinerja yang diharapkan? Apakah mereka


melihat alas an untuk mempunyai kinerja seperti yang diharapkan?

• Apakah petugas merasa "didengarkan" oleh penyelia atau pihak yang


berwenang lainnya?

Sistem Manajemen Dan Kepemimpinan

• Bagaimana pengaturan struktur pelayanan? Bagaimana struktur membantu


petugas menyelesaikan pekerjaannya? Bagaimana bisa menghambat?

• Apakah petugas memiliki wewenang untuk melakukan apa yang seharusnya


mereka lakukan? Apakah mereka didukung oleh penyelianya untuk melakukan
kinerja yang diharapkan?

28 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


• Bagaimana masalah dipecahkan? (Minta contohnya dari petugas.)

• Bagaimana kualitas ditentukan dan diukur?

• Apakah ada keadaan yang menghalangi petugas melakukan apa yang


seharusnya mereka lakukan? Apakah mereka punya cukup waktu? Apakah
beban kerjanya terlalu berat?

• Apakah ada proses organisasi yang menghalangi kerja yang efektif (misalnya
proses pengeluaran yang rumit yang seharusnya tidak perlu menunda bahan-
bahan atau alat bantu kunci atau keputusan, proses pendaftaran untuk klien
dengan perlakuan yang buruk atau memakan waktu lama)?

• Seberapa jauh petugas mengerti tujuan bagaimana pelayanan diberikan?


Apakah strategi dikembangkan dan dikomunikasikan untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut? Apakah kinerja mewakili tujuan dan strategi? Apakah
strategi benar-benar mengarah ke pencapaian tujuan?

• Bagaimana keputusan dibuat? Siapa yang membuatnya? Seberapa baik


proses pengambilan keputusan terlihat berhasil? Seberapa jauh, katakanlah
petugas yang paling menentukan suatu pekerjaan, terlibat dalam
pengambilan keputusan? Siapa yang membuat keputusan penggunaan dana?
Siapa lagi yang terlibat? Bagaimana hal ini bisa mempengaruhi pelayanan
yang diberikan?

• Siapa yang membuat keputsan mengenai anggaran untuk tiap hal? Apakah
petugas memberikan kontribusi untuk keputusan anggaran? Apakah mereka
bisa mempengaruhi keputusan sehingga membantu mereka menyelesaikan
pekerjaannya?

Berfokus Pada Klien dan Masyarakat

• Apakah masyarakat tahu bahwa pelayanan tersebut ditawarkan? Jika ya,


bagaimana mereka tahu?

• Apakah masing-masing pelayanan disediakan karena ada permintaan?

• Bagaimana anggota masyarakat memandang pelayanan yang ditawarkan?


(Apakah mereka memiliki akses kepada petugas kesehatan lain sehingga
mereka bisa membuat perbandingan?)

• Apakah anggota masyarakat biasanya pergi ke tempat lain untuk pelayanan-


pelayanan tersebut?

• Apakah ada hambatan untuk mengakses pelayanan (budaya, transportasi,


waktu, biaya, perilaku petugas, dll)?

Pengetahuan Dan Keterampilan

• Apakah staf tahu bagaimana melakukan apa yang seharusnya mereka


kerjakan?

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 29


• Apakah petugas akan melakukan tugasnya dengan benar jika anda
menawarkan sejumlah besar uang untuk melakukannya? (jika jawabannya ya,
berarti mereka tahu caranya dan berarti bukan merupakan masalah
keterampilan dan pengetahuan.)

• Apakah mereka pernah melakukan kinerja sesuai diharapkan?

• Jenis pelatihan yang pernah petugas dapatkan sebelumnya yang berkaitan


dengan seberapa baik mereka melakukan pekerjaannya? Apakah pelatihan
tersebut efektif?

• Bagaimana kebijakan pelatihan inservice? Jika ada, apakah berfungsi


sebagaimana penjelasannya? Seberapa berhasil dalam hal memperbaharui
keterampilan dan pengetahuan terkini yang diperlukan petugas untuk
melakukan pekerjaannya?

• Apakah ada alat bantu kerja yang mengingatkan petugas untuk melakukan
kinerjanya sesuai harapan?

• Apa yang bisa diharapkan dari pelatihan yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan keterampilan dan pengetahuan ini?

30 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


PERILAKU YANG DISARANKAN UNTUK “DILAKUKAN” DAN “TIDAK
DILAKUKAN” DALAM MENDENGARKAN AKTIF6

YANG “TIDAK” DAN “BOLEH” DALAM MENDENGARKAN AKTIF


BOLEH TIDAK
Berkonsentrasi pada perkataan penutur Melakukan hal lain (misalnya melihat
kertas) saat penutur berbicara

Membolehkan penutur mengatakan apa Menyela


yang ingin dikatannya Menyelesaikan kalimat penutur

Membiarkan penutur mengarahkan Mengajukan pertanyaan yang


percakapan mengubah topik pembicaraan

Menerima pendapat penutur sebagai Mendiskreditkan, mengkritik atau


sah untuk dirinya menghakimi apa yang dikatakan
penutur

Perhatikan jangan hanya kata-katanya Berasumsi anda tahu apa yang akan
saja, tetapi juga bahasa tubuh dan dikatakan penutur. Mengabaikan
perilakunya konteks emosinya

Mencegah emosi menghalangi Menjadi marah, membela diri atau kesal


mendengarkan aktif, tidak peduli Merasa tersinggung oleh komentar
apapun yang dikatakan penutur penutur

6
Diadaptasi dari: AVSC International. 1999. Facilitative Supervision Handbook. AVSC . International: New
York. Work-in-Progress. (AVSC International secara resmi mengubah namanya menjadi Engender Health bulan
Maret 2001.)

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 31


TAKARIR

Curah Pendapat Strategi pembelajaran yang merangsang pemikiran dan kreativitas


dan seringkali digunakan bersamaan dengan diskusi kelompok.
Tujuan utama curah pendapat adalah megumpulkan sebanyak
mungkin gagasan, pemikiran atau pemecahan alternatif yang
berfokus pada topik atau masalah tertentu. Curah pendapat
memerlukan peserta yang memiliki latar belakang yang berkaitan
dengan topik yang dibahas.
Coaching/Bimbingan Pendekatan belajar yang melibatkan penggunaan umpan balik
positif, mendengarkan aktif, keterampilan bertanya dan
memecahkan masalah untuk memastikan suasana belajar positif.
Pelatih/pembimbing memperagakan standar kinerja yang
diharapkan, mendorong keterbukaan belajar dan terus menerus
menilai kinerja peserta. Pelatih/pembimbing yang efektif berfokus
pada hal-hal praktis, mendorong kerjasama, berusaha mengurangi
stres dan menjadi fasilitator pembelajaran.
Umpan Balik Komentar konstruktif yang dilontarkan pada saat yang tepat,
Konstruktif menunjukkan tujuan umpan balik yang positif, terutama
menjelaskan apa yang diamati dan dampak perilaku atau tindakan
dan mendorong umpan balik dan pembahasan pemecahan yang
mungkin. Penyelia dan staf selalu saling menghormati. (Lihat juga
Umpan Balik.)
Diskusi (Kelompok) Teknik belajar interaktif dimana sebagian besar gagasan,
pertanyaan dan jawaban dikembangkan oleh peserta. Pelatih
bertindak sebagai fasilitator dan membimbing peserta saat diskusi
berkembang.
Evaluasi Pengukuran seberapa jauh perubahan terjadi karena pelaksanan
intervensi. Biasanya merupakan penilaian resmi yang dilakukan
seseorang, sekelompok orang yang bersifat obyektif dan bukan
bagian dari program.
Intervensi Perubahan lingkungan fisik di fasilitas sebagai upaya untuk
Lingkungan meningkatkan keadaan dan memungkinkan tercapainya standar
kinerja.
Fasilitator Seseorang yang mempermudah orang lain belajar dengan cara
mencari tahu apa yang mereka ingin ketahui dan kemudian
menentukan cara terbaik untuk menyediakan informasinya.
Umpan Balik Teknik komunikasi dimana pelatih (atau pembimbing) memberikan
informasi kepada peserta tentang kemajuan mereka dalam
menguasai suatu keterampilan atau kegiatan atau pencapaian
tujuan belajar dari suatu pelatihan. Umpan balik sangat efektif jika
diberikan tepat waktu (segera), positif dan deskriptif. (Lihat juga
Umpan Balik Konstruktif, Umpan Balik Negatif, Umpan Balik
Kinerja)
Pelayanan Sistem yang terdiri dari lembaga, orang, teknologi dan sumber
Kesehatan daya yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu
kelompok penduduk. Atau: pelayanan yang diberikan kepada suatu
kelompok penduduk (misal pencegahan, peningkatan kesehatan,
pengobatan, dsb).
Penyeliaan Suatu proses untuk membimbing, menolong, melatih dan
Pelayanan memotivasi staf untuk meningkatkan kinerjanya agar memberikan
Kesehatan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi.

32 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Alat Bantu Kerja Instrumen apapun yang memungkinkan petugas mendapatkan
informasi dengan cepat jika ia perlu menyelesaikan suatu tugas.
Seringkali terbuat dari kertas dan ditempel di dinding untuk dilihat
semua orang atau di buku acuan kecil. Bisa juga berbentuk daftar
tilik, acuan, kartu, dsb.
Pembelajaran Proses seumur hidup untuk mendapatkan pengetahuan, perilaku
dan keterampilan baru. Mungkin terjadi secara formal selama
suatu pembelajaran atau secara tidak formal selama membaca
atau belajar sendiri.
Intervensi Tindakan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan,
Pembelajaran keterampilan dan perilaku individu di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Monitoring Penggunaan teknik penilaian untuk mengukur kinerja suatu
organisasi, orang atau intervensi tertentu agar membuat
peningkatan atau perubahan (dengan cara mengidentifikasi aspek-
aspek yang berjalan sesuai rencana dan yang memerlukan koreksi
di tengah pelaksanaannya) dan untuk menelusuri pencapaian
dibandingkan dengan rangkaian standar kinerja.
Motivasi Suatu tekad kuat dari dalam diri yang mendorong orang untuk
bertindak dengan cara tertentu (misalnya yang mendorong orang
untuk mempunyai kinerja yang baik atau menghambat mereka
sehingga kinerjanya tidak baik).
Umpan Balik Negatif Komentar yang berfokus pada masalah tanpa memberikan
dorongan atau kemungkinan pemecahan masalah. Umpan balik
jenis ini bisa melukai perasaan dan menjauhkan pemecahan
masalah kinerja yang buruk. (Lihat juga umpan balik)
Umpan Balik Kinerja Masukan dari penyelia untuk anggota staf mengenai kinerjanya
(misalnya apakah mereka bekerja dengan baik, apakah mereka
memenuhi harapan, apakah usahanya diperhatikan). Bisa
diberikan kepada seseorang secara formal, melalui evaluasi kinerja
secara teratur, atau yang lebih tidak formal melalui umpan balik
yang konstruktif. (Lihat juga umpan balik)
Peningkatan Kinerja Kegiatan yang terjadi dalam proses pemecahan masalah. Kegiatan
kegiatan ini termasuk: mengidentifikasi dan memilih kesempatan
untuk peningkatan, mempelajari dan menganalisanya, merancang
dan menguji intervensi, memonitor dan mengevaluasi intervensi
untuk mengurangi masalah dan melaksanakan intervensi. Ada
berbagai metode berbeda untuk melibatkan stakeholder dalam
proses peningkatan kinerja. Penyusunan tim merupakan
pendekatan yang menjadi dasar untuk model seperti ini.
Pengakuan Pengakuan terbuka kepada seorang staf yang telah melakukan
tugasnya dengan baik. Cara ini bisa menjadi salah satu yang paling
efektif dan mudah untuk meningkatkan motivasi tim.
Permainan Peran Metode belajar interaktif dimana peserta memainkan peran dalam
situasi yang realistis berkaitan dengan tujuan belajar. Cara ini
terutama digunakan untuk mempengaruhi perilaku. Manfaat yang
paling besar dari pendekatan ini adalah bahwa peserta bisa
mengalami situasi yang nyata tanpa ada risiko yang nyata.
Analisa Akar Suatu proses untuk menentukan (seringkali lebih dari satu) alasan
Penyebab mengapa ada kesenjangan antara kinerja yang diharapkan dan
kinerja sebenarnya. Penting untuk mengidentifikasi latar belakang
masalah sebelum merancang intervensi dalam usaha memecahkan
masalah.

BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 33


Pengembangan Staf Rangkaian kegiatan di tingkat fasilitas pelayanan yang terjadi terus
menerus untuk membantu petugas meningkatkan dan memelihara
pengetahuan dan keterampilannya. Contohnya adalah rapat,
mengundang pembicara tamu, kunjungan lapangan, videos, sesi
praktik keterampilan, sesi orientasi, diskusi dan penggunaan
perpustakaan untuk rujukan.

Stakeholder Orang-orang yang tertarik dalam hal peningkatan kinerja dan


kualitas di: fasilitas pelayanan kesehatan. Bisa termasuk staf,
anggota masyarakat dan perwakilan dari sistem pelayanan
kesehatan dari berbagai tingkatan.
Standar Merupakan dasar dari program jaminan kualitas; standar
menyampaikan apa yang diharapkan akan terjadi untuk mencapai
pelayanan kesehatan berkualitas tinggi. Standar seringkali
merupakan pernyataan dari kualitas yang diharapkan yang didapat
dari masukan, proses, perilaku dan hasil dari suatu sistem. Di
bidang kesehatan, standar seringkali dianggap sebagai pedoman,
protokol, spesifikasi, atau prosedur operasional standar.
Penyelia Seseorang dengan kewenangan dan tanggung jawab untuk
membimbing, menolong, melatih dan mendorong staf untuk
meningkatkan kinerjanya agar memberikan pelayanan kesehatan
berkualitas tinggi. Penyelia bekerja dengan semua unsur dalam
sistem pelayanan kesehatan untuk menciptakan suatu lingkungan
dimana pelayanan kesehatan berkualitas tinggi bisa diberikan.
(Lihat juga Penyelia, Eksternal dan Penyelia, Internal.)
Penyelia (Eksternal) Seseorang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
berkala untuk menilai kinerja dan kualitas, memecahkan masalah
dan memberikan dorongan. (Lihat juga Penyelia.)
Penyelia (Internal) Seseorang di tempat pelayanan yang bertanggung jawab
memastikan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi diberikan oleh
staf klinis (misal petugas medis, perawat, bidan) dan staf non
klinis (misalnya resepsionis, petugas kebersihan) setiap hari. (Lihat
juga Penyelia.)
Tim Sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang saling
menunjang dan memiliki komitmen terhadap tujuan umum, tujuan
kinerja dan pendekatan pekerjaan yang sama serta saling
mempercayai.
Pelatihan Proses yang pada pokoknya bergerak untuk mengalihkan atau
mendapatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu (misalnya
pemasangan IUD). Pelatihan harus berdasarkan anggapan bahwa
akan keterampilan fisik atau mental yang sedang dipelajari akan
segera diterapkan (dibedakan dari pendidikan yang seringkali
diarahkan ke tujuan yang di masa yang akan datang).

34 BUKU PESERTA Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


ISBN 978-602-235-781-0

9 786022 357810

Anda mungkin juga menyukai