Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2
Ind
p
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
PENYELIAAN FASILITATIF
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
BUKU PESERTA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
618.2
Ind
p
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
PENYELIAAN FASILITATIF
PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
BUKU PESERTA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
Tim Penyusun
Syahrizal Syarif, Evodia Iswandi, Lukas CH, Lukman HL, Kirana Pritasari, Erna Mulati,
Imran Pambudi, R. Dedi Kuswenda, Sri Rahayu, Jane Soepardi, Rini Y. Pratiwi, Ina
Yuniati, C Yekti P, Wayan Widya, Fonny J Silfanus, Inti Mudjiati, Adriati Adnan,
Ferinawati, Masyita, Asniah, Wihardi Triman, Bambang Herianto, Supartha, Marliza
Elmida, Yaya K, Intan Endang, Cicih Rukaesih, Sofia, Sri Hastuti, Muammar, Budi
Iman Santoso
Tim Revisi
Riskiyana SP, Syahrizal Syarif, Rusmiyati, Retna Ayu Wiarsih, Jehezkiel Panjaitan,
Hadiyah Melanie, Wisnu Trianggono, Maylan Wulandari, Sri Hasti, Imroatul Aflah,
Sandy Dwi Waseso, D.K. Dewi Probowati, Ruslidjah S, Endang Sundari, Dwiana
Ocviyanti, Indriyati Yunita, Adriati Adnan, Karina Widowati, Anantha Dian Tiara,
Inti Mudjiati, Yunita RS, Dwi Octa Amalia, Widya P Sakul, Savaart Hutagalung,
Rumondang Batubara, Saudatina Arum M, Siti Romlah, Dina Milana Anwar, Esti
Katherini, Wiwi Lusiyowati, Ida Royani, Melly Juwitasari, Hapsah Yuniarti, Grace A.S,
Nurmiati, Marlinda, Zahrotus Sholuhiyah, Ida Ayu Citarasmi, Daeng Endang Erawati,
Ni Nengah Sudiarti, Nurbaiti, Sri Herawati, Lia Rubit K, Syahrial Umri, Susri Rahayu,
Prufiana.
ISBN 978-602-235-781-0
1. Judul I. MIDWIFERY
II. DELIVERY OF HEALTH CARE
III. PATIENT CARE MANAGEMENT
IV. COMMUNITY HEALTH CENTER
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Kita harus bersyukur bahwa hasil pembangunan kesehatan yang telah kita lakukan bersama,
telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Namun, kesehatan
perempuan dan anak belum seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari angka kematian
ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi, kematian ibu mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup sedangkan kematian bayi mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,
2012). Berdasarkan laporan yang diterima Kementerian Kesehatan dari daerah, jumlah ibu
yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah 5019 orang, sedangkan
jumlah bayi yang meninggal di Indonesia tahun 2012 mencapai 160.681 anak (estimasi SDKI
2012).
Berbagai faktor yang terkait dengan risiko terjadinya kematian ibu dan bayi telah diketahui, dan
telah dilaksanakan berbagai upaya intervensinya di dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan
Angka Kematian Ibu (RAN PP AKI 2016-2030). Salah satunya adalah dengan menjamin agar
kita dapat memberilkan pelayanan sesuai standar dengan melaksanakan Program Penyeliaan
Fasilitatif KIA yang merupakan suatu pendekatan berbasis kendali manajemen yaitu pada
aspek supervisi, monitoring dan evaluasi yang sudah dikembangkan sejak tahun 2008.
Saya menyambut gembira telah disempurnakannya Paket Penyeliaan Fasilitatif KIA. Hal
ini sangat penting guna mendukung peningkatan perbaikan kinerja dan mutu pelayanan
KIA di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Penyeliaan fasilitatif dilaksanakan untuk menilai
kepatuhan terhadap standar secara mandiri yang kemudian dilakukan verifikasi oleh Tim
Penyeliaan Fasilitatif KIA untuk memastikan peningkatan mutu pelayanan secara keseluruhan.
Peran pemerintah pusat dan dinas kesehatan propinsi sangat penting dalam membina
Kabupaten/ Kota agar proses Penyeliaan Fasilitatif dapat berjalan dan menghasilkan
mekanisme kendali mutu yang baik. Oleh karena itu, komitmen pemerintah daerah serta
dukungan dari organisasi profesi serta lintas sektor sangat diperlukan dalam aspek pembiayaan
dan teknis medis. Kedepannya, saya berharap bahwa dengan peningkatan kualitas pelayanan
yang sesuai standar akan bisa memberikan kepuasan serta pelayanan yang berkualitas bagi
seluruh masyarakat Indonesia.
Direktur Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan
Rahmat dan Ridho Nya-lah, buku Paket Penyeliaan Fasilitatif KIA ini dapat diselesaikan
pada waktunya. Sejak tahun 2008 Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model
pendekatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui penyeliaan
fasilitatif. Mengingat pesatnya perkembangan kebijakan bidang kesehatan ibu dan anak
dalam 7 tahun terakhir, maka dipandang perlu untuk melakukan revisi pendekatan Penyeliaan
Fasilitatif Pelayanan Kesehatan ibu dan Anak.
Paket Penyeliaan Fasilitatif merupakan acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dalam
melakukan penyeliaan ke Puskesmas, dan bagi Puskesmas ke Polindes, Poskesdes dan BPM
yang terdiri dari:
Dalam penggunaannya, buku Paket Penyeliaan Fasilitatif ini dibagi atas: buku paket pelatihan,
buku daftar tilik penyeliaan yang telah disempurnakan, serta buku pedoman bagi tim dalam
melaksanakan penyeliaan fasilitatif yang merupakan penambahan dari Buku Paket Penyeliaan
Fasilitatif sebelumnya.
Terbitnya buku Paket Penyeliaan Fasilitatif yang telah disempurnakan tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pelaksanaan penyeliaan fasilitatif di lapangan yang dilakukan oleh Tim
Penyeliaan Fasilitatif dalam menilai standar pelayanan dasar dengan menggunakan metode
penilaian secara kajian mandiri. Dinas kesehatan propinsi dan pemerintah pusat diharapkan
dapat mengambil manfaat sebagai pegangan untuk kegiatan monitoring dan evaluasi program
KIA.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak baik dari lintas program di lingkungan Kementerian
Kesehatan, UNICEF serta Organisasi Profesi yang telah membantu dalam penyempurnaan
Buku Paket Penyeliaan Fasilitatif ini, khususnya pada penyusunan buku Pedoman Tim
Penyeliaan Fasilitatif KIA. Semoga buku paket Penyeliaan Fasilitatif ini dapat bermanfaat bagi
peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dalam mendukung upaya percepatan
penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, serta balita di Indonesia. Tidak lupa kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan buku
pedoman ini dimasa yang akan datang.
iii
GAMBARAN UMUM PELATIHAN
1. RANCANGAN PELATIHAN
• Pada sesi siang hari pertama, peserta medapatkan materi Bab 2 Peran dan
Tugas Tim Penyeliaan Fasilitatif dalam penyeliaan fasilitatif dan materi
Bab 3 Pengetahuan dan Keterampilan dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia sub bab tentang Penyelia sebagai Pemimpin dan
Komunikasi. Pada akhir sesi, pelatih akan memandu memberikan ringkasan
harian terhadap seluruh proses dan materi pelatihan hari pertama. Sebagai
tugas untuk hari kedua, peserta diminta untuk membaca materi Bab 3 dan
Bab 4.
• Pada hari kedua, kegiatan dimulai dengan pemanasan dan tinjauan agenda
hari tersebut. Setelah itu, dilanjutkan pembahasan Bab 3 sub bab tentang
Fasilitasi kegiatan kelompok kecil dan Coaching serta pembahasan
materi Penyediaan pelayanan berkualitas. Pada sesi siang dan sore
peserta melakukan latihan penggunaan Daftar tilik penyeliaan fasilitatif
dilanjutkan dengan Simulasi Penyeliaan fasilitatif.
Evaluasi
Evaluasi pelatihan dinilai dari tampilan kinerja peserta selama mengikuti pelatihan
dan pencapaian kompetensi sebagai penyelia fasilitatif. Dengan kata lain, apakah
peserta telah memenuhi persyaratan pelatihan dalam pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang diperlukan dan memperagakan kinerja yang diinginkan.
Evaluasi pasca pelatihan dilakukan pada situasi di lapangan, pada saat penerapan
penyeliaan fasilitatif. Penilaian akan dilakukan di tempat kerja pada saat
penyeliaan berlangsung. Penilaian ini meliputi kemampuan penyelia dalam
memberikan penyeliaan yang efektif dan fasilitatif serta kemampuan membantu
mengenali, memilih intervensi dan menyelesaikan masalah kinerja yang ada baik
pada aspek klinis maupun manajerial.
Deskripsi Pelatihan
Pelatihan 3 (tiga) hari efektif ini dirancang untuk menyiapkan peserta agar
memiliki kemampuan untuk melaksanakan penyeliaan fasilitatif berdasarkan
pendekatan cara belajar orang dewasa dan humanistik.
Metode Pelatihan
Materi pembelajaran.
Buku panduan pelatihan ini dirancang untuk digunakan bersama dengan materi-
materi berikut:
Kriteria Peserta
Peserta pelatihan ini adalah Tim Penyeliaan Fasilitatif yang terdiri dari Kepala
Puskesmas, bidan koordinator (bikor) dan pengelola program KIA baik di tingkat
puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten / kota
Metode Evaluasi
Peserta
• Kuesioner awal dan tengah pelatihan
• Evaluasi di setiap sesi dan harian
• Keterampilan aplikasi tahapan siklus kinerja/mutu dalam praktik
• Penyusunan rencana tindak lanjut
• Evaluasi untuk kualifikasi
Pelatihan
• Evaluasi Pelatihan oleh setiap peserta
Lama Pelatihan
• 16 sesi, 3 (tiga) hari efektif
08.00-08.15 • Pembukaan 08.00-08.15 • Pemanasan & Tinjauan Agenda 08.00-08.15 • Pemanasan & Tinjauan Agenda
08.15-08.45 • Perkenalan
08.45-09.00 • Harapan dan Kekhawatiran 08.15-09.15 • Fasilitasi Kegiatan Kelompok 08.15-09.30 • Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif
09.00-10.00 • Gambaran Umum Pelatihan 09.15-10.30 • Coaching
09.30-10.30 • Kuesioner Tengah Pelatihan
10.00-10.15 Break 10.30-10.45 Break
10.30-10.45 Break
10.15-11.00 • Kuesioner Awal 10.45-12.00 • Menyediakan Pelayanan
11.00-12.00 • Pendekatan Baru Dalam Berkualitas 10.45-11.45 • Menyelenggarakan Pelatihan
Penyeliaan 11.45-12.00 • Evaluasi Pelatihan
12.00 - 13.00 I S O M A
13.00-14.00 • Peran dan Tugas Tim Penyeliaan 13.00-14.00 • Latihan Penggunaan Daftar Tilik 13.00-14.30 • Rencana Tindak Lanjut
Fasilitatif dalam Penyeliaan
14.00-15.15 Fasilitatif 14.00-16.45 • Latihan Melaksanakan Penyeliaan 14.30-15.00 • Penutupan
• Pengetahuan dan keterampilan Fasilitatif
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia
15.15-15.30 • Penyelia sebagai Pemimpin
15.30-16.45 Break
• Ringkasan Harian
Garis besar pelatihan ini merupakan contoh dari pelatihan yang akan diberikan
sesuai dengan jadwal pelatihan. Ditampilkan berbagai tujuan khusus dan
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajar peserta sesuai dengan
silabus. Untuk setiap tujuan khusus dan kegiatan terdapat berbagai saran yang
sesuai, bagi berbagai kegiatan pembelajaran, serta bahan dan materi yang akan
dibutuhkan. Para pelatih mungkin mengembangkan kegiatan-kegiatan praktek
dan menyiapkan studi kasus, permainan peran atau situasi belajar lainnya yang
sesuai dengan situasi setempat atau kelompok peserta.
Waktu.
Kolom pertama ini memperlihatkan perkiraan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk setiap kegiatan pembelajaran. Waktu dalam garis besar pelatihan ini
adalah konsisten dengan yang terdapat pada jadwal pelatihan.
Tujuan/Kegiatan.
Kolom kedua, memuat tujuan khusus dan kegiatan belajar. Karena tujuan
menggariskan urutan pelatihan maka hal ini disusun sesuai dengan urutannya.
Kombinasi tujuan dan kegiatan (kegiatan pendahuluan, kegiatan kelompok kecil,
presentasi, rehat dsb) menggambarkan alur dari pelatihan ini.
Metode Belajar/Mengajar.
Kolom ini menjelaskan berbagai metode, kegiatan dan strategi yang digunakan
dalam menyampaikan muatan materi dan keterampilan yang sesuai dengan
tujuan khusus.
Bahan/Materi.
Kolom keempat dalam garis besar pelatihan memuat daftar rujukan, bahan dan
materi yang dibutuhkan dalam mendukung berbagai kegiatan pembelajaran.
15 menit Identifikasi harapan dan Curah pendapat tertulis Lembar balik dan kertas lembar
kekhawatiran Minta peserta (secara individu atau dalam balik, karton manila, double
Tujuan: Peserta dapat menyampaikan kelompok kecil) untuk menyampaikan tape, alat dan kertas tulis
harapan dan kekhawatiran di pelatihan harapannya dari pelatihan ini dan catat
ini tanggapan mereka pada lembar balik.
Tempelkan lembar balik di dinding untuk
acuan selama pelatihan.
60 menit GAMBARAN UMUM PELATIHAN Ceramah Tanya jawab Buku acuan, panduan peserta
Tujuan: Peserta dapat mengetahui Proses pembelajaran dan tujuan pelatihan, dan materi pendukung lainnya
kegiatan pelatihan, bahan/materi dan kaji ulang silabus, jadwal pelatihan,
tujuan pelatihan mempertemukan harapan peserta dengan
metode pembelajaran
15 menit Rehat
45 menit Kuesioner awal Latihan dan mengerjakan soal kuesioner Kuesioner awal pelatihan,
Tujuan: • Peserta menjawab pertanyaan matriks kebutuhan belajar dan
• Mengetahui kinerja pengetahuan • Mengukur hasil jawaban kuesioner. kinerja kognitif
peserta • Mengisi Matriks Penilaian Kebutuhan individu/kelompok, lembar
• Mengidentifikasi kebutuhan belajar Belajar Individu Dan Kelompok balik, tayang-bening,OHP,
individu dan kelompok spidol, penggaris, kalkulator
atau komputer dan LCD
60 menit Pendekatan Baru Dalam Penyeliaan Ceramah Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Curah pendapat Acuan – Bab 1, OHP/LCD
Peserta dapat menjelaskan memahami: Diskusi Projector, OHP dan tayang
• Kelemahan Penyeliaan Tradisional Pendapat peserta tentang tentang bening, alat dan kertas tulis
• Penyeliaan Fasilitatif “penyeliaan tradisional”. Diskusikan dan
• Keuntungan Pendekatan Fasilitatif jelaskan pemahaman peserta dengan
pada Penyeliaan batasan di dalam Buku Acuan – Bab 1.
• Penyeliaan Fasilitatif dan Perbaikan Penyelia fasilitatif dan keuntungannya, dan
60 menit ISOMA
9
10
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
• Peran dan tugas Tim Penyeliaan jelaskan bagaimana kegiatan penyeliaan
fasilitatif dapat dilaksanakan di tempat kerja
Fasilitatif sebagai penyelia
atau fasilitas kesehatan lain. Jelaskan juga
• Karakteristik Penyelia Fasilitatif TUFOKSI Tim Penyeliaan Fasilitatif
15 menit Rehat
75 menit Pengetahuan dan keterampilan Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif Diskusi Acuan – Bab 3 hal 3-9 – 3-17,
sebagai penyelia (lanjutan) Permainan peran OHP/LCD Projector, OHP dan
Tujuan: Diskusikan teknik komunikasi efektif meliputi tayang bening, alat dan kertas
Peserta dapat memahami dan mampu : tanya jawab, mendengar dan memberikan tulis
• Berkomunikasi efektif umpan balik. Minta tiga orang peserta
bermain peran (satu sebagai penyelia dan
dua orang sebagai petugas klinik)melakukan
peragaan proses komunikasi . Minta peserta
lain mengamati dan diskusikan proses
komunikasi tersebut.
60 menit Pengetahuan dan keterampilan Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
dasar Tim Penyeliaan Fasilitatif Diskusi Acuan – Bab 3 hal 3-17 – 3-22,
sebagai penyelia (lanjutan) Permainan peran OHP/LCD Projector, OHP dan
Tujuan: Diskusikan perlunya kegiatan kelompok dan tayang bening, alat dan kertas
Peserta dapat memahami dan mampu : bagaimana cara melakukannya. Lakukan tulis
• Memfasilitasi Kegiatan Kelompok permainan peran dan minta satu orang
peserta bertindak sebagai penyelia. Gunakan
contoh studi kasus yang sering terjadi di
klinik/RB.
11
12
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
diterima oleh peserta. Simpulkan dan kaitkan
dengan peran Tim Penyeliaan Fasilitatif
sebagai penyelia.
15 menit Rehat
75 menit Menyediakan Pelayanan Berkualitas Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Diskusi Acuan – Bab 4 hal 4-1 – 4-2,
Peserta dapat menjelaskan dan Diskusikan mengapa kualitas pelayanan OHP/LCD Projector, OHP dan
memahami: diperlukan dan menjadi bagian penting tayang bening, alat dan kertas
• Menetapkan Standar-standar kualitas dalam pelayanan kesehatan. tulis
pelayanan dalam pelayanan KIA Diskusikan bagaimana cata menetapkan
• Menilai kualitas pelayanan standar pelayanan KIA, menilai kualitas
• Memastikan kualitas pelayanan pelayanan dan memastikan kualitas
pelayanan.
60 menit ISOMA
165 Menyediakan Pelayanan Berkualitas Bermain peran Lembar balik, spidol, Buku
menit (lanjutan) Diskusi Acuan – Bab 4 hal 4-2 – 4-5,
• Minta Tim Penyeliaan Fasilitatif OHP/LCD Projector, OHP dan
Melakukan Penyeliaan fasilitatif kecamatan dan Tim Penyeliaan Fasilitatif tayang bening, alat dan kertas
Tujuan: Peserta mampu melakukan kabupaten memperagakan kegiatan tulis.
penyeliaan fasilitatif penyeliaan fasilitatif terhadap bidan di Daftar Tilik Penyeliaan Fasilitatif
Posyandu, Puskesmas dan Puskesmas Program KIA
Perawatan.
• Minta peserta lain mengamati
• Diskusikan proses penyeliaan pada
permainan ini dan kaitkan dengan kondisi
75 menit Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif Ceramah ilustratif Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Curah Pendapat Acuan – Bab 5 hal 5-3 – 5-9,
Peserta dapat menjelaskan dan Diskusi kelompok OHP/LCD Projector, OHP dan
13
14
GARIS BESAR PELATIHAN TIM PENYELIAAN FASILITATIF (3 hari, 16sesi)
WAKTU TOPIK DAN TUJUAN KEGIATAN METODA & KEGIATAN PEMBELAJARAN BAHAN/MATERI
memahami: Diskusikan peran penyelia dalam membantu tayang bening, alat dan kertas
staf klinik. Mulai dari membuat perencanaan tulis
• Membantu bidan puskesmas dan bidan
sampai dengan pelaksanaan penyeliaan
praktek swasta di wialayah kerjanya untuk
mengidentifikasi kelemahan dan termasuk mengenali dan menentukan
melakukan perbaikan sistem pasokan, perbaikan sistem pasokan, logistik dan
logistik dan infrastruktur inprastruktur. Berikan peserta pemahanan
dan keterampilan teknik negosiasi
15 menit Rehat
60 menit Kuesioner Tengah Pelatihan Mengerjakan Kuesioner Tengah Pelatihan dan • Kuesioner Pasca Pelatihan
Tujuan : Peserta mengetahui hasil bahas hasil kerja peserta secara dan Lembar Jawaban dari
belajar yang berhubungan dengan individu/kelompok. Beri perhatian pada buku panduan pelatih
pengetahuan mereka yang mendapat nilai dibawah 85%. • Matriks keberhasilan
30 menit Evaluasi Pelatihan Mengisi lembar evaluasi materi pelatihan dan Lembar Evaluasi
proses penyelenggaraan pelatihan. Beri • Materi
perhatian pada masukan untuk perbaikan • Penyelenggaraan
kedepan.
60 menit ISOMA
Hari ke-3, SIANG (105 menit)
90 menit Rencana Tindak Lanjut • Pelatih menjelaskan bagaimana membuat Lembar balik, spidol, Buku
Tujuan: Peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut Acuan – Bab 5 hal 5-3 – 5-9,
rencana tindak lanjut pelatihan • Peserta sesuai dengan kelompok masing- OHP/LCD Projector, OHP dan
masing membuat rencana tindak lanjut tayang bening, alat dan kertas
setelah pelatihan ini tulis
• Diskusikan
15 menit Penutupan
Berdasarkan hasil yang didapat, pelatih dapat memperkirakan alokasi waktu yang
dibutuhkan untuk materi terkait. Materi dengan nilai rendah tentunya akan
mendapat perhatian lebih oleh pelatih. Bagi peserta, hasil penilaian kuesioner
pra-pelatihan dapat mengungah keingin tahuan mereka terhadap materi yang
akan disampaikan serta mendorong mereka untuk mencapai nilai yang lebih baik
untuk kuesioner tengah pelatihan.
Pertanyaan dibuat dalam pilihan Benar dan Salah. Hasil penilaian disajikan
dalam bentuk Matriks Kinerja Individu dan Kelompok. Melalui matriks ini,
yang disajikan pelatih, peserta dapat melihat nilai pengetahuan awal kelompok
terhadap materi pelatihan tertentu. Materi apa yang para peserta telah cukup
mengetahui, dan materi apa yang kurang. Hal ini diharapkan mampu mendorong
motivasi peserta untuk mengikuti pelatihan.
Pelatih akan memberi perhatian dan waktu lebih untuk materi topik yang nilainya
di bawah 70%. Sebaliknya untuk nilai kelompok yang sudah lebih besar dari
70%. Sebagai contoh, bila pertanyaan dalam kelompok “Membuat batasan untuk
kinerja yang diharapkan” (kuesioner nomor 6-10), dengan asumsi bahwa para
peserta mempunyai cukup intuisi tentang topik materi tersebut maka pelatih
dapat memakai cara belajar dengan tugas mandiri / latihan di rumah untuk
materi dalam Bab 2 Buku Acuan, daripada metode diskusi di dalam kelas.
13. Visi yang menarik akan membangkitkan motivasi staf atau petugas
klinik
KOMUNIKASI
16. Pendengar mengulangi pertanyaan dari individu yang melontarkan
pertanyaan dan kemudian meminta persetujuan tentang apa yang
diinterpretasikan pendengar terhadap pertanyaan tersebut adalah
deskripsi dari fase menanggapi dan persuasi dari proses mendengar
20. Apa bila seorang penyelia melihat kinerja staf/petugas klinik tidak baik
atau tidak sesuai dengan tujuan, maka sikap penyelia harus segera
mengatakan bahwa kinerja Saudara tidak baik artinya katakan salah
bila yang kerjakan adalah salah dan katakan benar bila yang
dikerjakan adalah benar
31. Hasil kunjungan atau laporan yang tertata rapi dan jelas dari seorang
penyelia kepada induk organisasi atau pimpinan dipastikan akan
merubah kesenjangan kinerja di fasilitas pelayanan yang dikunjungi
32. Pengenalan dan penentuan jenis pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan staf/petugas merupakan instrumen untuk perbaikan mutu
pelayanan
33. Kegiatan alih pengetahuan dan keterampilan selama penyeliaan di
tempat kerja sebaiknya melibatkan seluruh staf/petugas pelaksana
34. Menyelesaikan masalah di fasilitas/klinik yang dikunjungi adalah tugas
seorang penyelia
35. Tata hubungan kerja Tim Penyeliaan Fasilitatif sebagai tenaga
penyelia adalah bersifat struktural
Berikan penilaian tentang buku acuan dengan skala 1-5 menurut pendapat anda
BAB 5 4 3 2 1
4. Menyediakan Pelayanan
Berkualitas
KOMENTAR
1. Topik (bila ada) apa yang harus dituliskan lebih terperinci agar buku acuan ini
menjadi lebih baik?
2. Topik (bila ada) apa yang harus dikurangi perinciannya agar buku acuan ini
menjadi lebih baik?
3. Topik (bila ada) apa yang harus ditambahkan agar buku acuan ini menjadi
lebih baik?
4. Topik (bila ada) apa yang harus dihilangkan agar buku acuan ini menjadi
lebih baik?
5. Apakah anda mendapatkan buku acuan ini dengan mengikuti suatu pelatihan?
Jika tidak, bagaimana caranya?
Tempat Penyelenggaraan :
Berikan penilaian tentang penyelenggaraan pelatihan dengan skala 1-3 menurut
pendapat anda
Tambahan:
STUDI KASUS 1
Membuat Batasan Kinerja Tentang Yang Diharapkan
Saat tiba di RSB Prambanan, Dr. Mundara Mandiri (kepala unit Obgin) segera
membawa sang konsultan ke unit mereka dan menunjukkan sarana dan fasilitas
yang tersedia. Di ruang bersalin, terdapat 4 bilik persalinan dimana masing-
masing bilik dipisahkan dengan dinding bata yang diplester dan bagian bilik yang
terbuka (tempat masuk pasien) hanya ditutup oleh tirai kain sehingga mereka
yang ingin keluar atau masuk ke bilik bersalin hanya perlu membuka dan
menutup tirai tersebut. Bagian terbuka tersebut menghadap pintu dan petugas
atau orang yang berlalu lalang di depan kamar bersalin akan dengan mudah
melihat apa yang sedang terjadi di bilik bersalin.
Sampai tahap ini, Dr. Suryo mengeluarkan buku catatannya dan mencatat
beberapa temuan untuk dilaporkan ke WHO nantinya.
Diskusi:
1. Apa yang dicatat oleh Dr. Suryo terkait dengan tugas yang diberikan oleh
WHO?
2. Apakah ia mencatat faktor kinerja ataukah faktor standar?
3. Manakah faktor kinerja dan standar apa yang dapat dicatat hingga tahap
tersebut diatas?
4. Bagian manakah yang spesifik menunjukkan kinerja standar?
5. Bagian manakah yang spesifik menunjukkan standar input?
6. Apakah terdapat faktor lingkungan dari kasus diatas?
UNFPA telah mendanai pelatihan APN di P2KP Gaktentu Kabupaten Rak Kerungoo.
P2KT diminta untuk melakukan evaluasi tentang hasil pelatihan bidan di desa
yang telah mengikuti pelatihan tersebut. Dr. Hosso Boyo dari P2KT Surabaya
diminta melaksanakan tugas tersebut dan sebagai bahan acuan, ia meminta
instrumen untuk penilaian kinerja tenaga pelaksana APN dari JNPK Pusat. JNPK
Pusat mengirimkan Panduan Penyiapan Tempat Pelayanan dan Pelatihan Klinik
dimana pada salah satu bagiannya terdapat instrumen penilaian kinerja
pelaksana APN. Setelah menghubungi Dr. Romo Onomal, kepala P2KP Gaktentu,
Dr. Hosso diminta untuk datang terlebih dulu ke P2KS untuk pergi bersama beliau
menemui Direktur RS Benwaras dan Kepala Departemen Obstetri Ginekologi di
sana.
Pada hari yang telah ditentukan, Dr. Hosso Boyo berkunjung ke RS Benwaras dan
memulai pengamatannya di ruang kelas untuk pelatihan APN dan fasilitas praktik
klinik. Di ruang pelatihan, Dr. Hosso melihat kursi tersusun rapi menghadap ke
depan seperti ruang belajar di sekolah. Menangkap keheranan Dr. Hosso, Dr.
Romo menjelaskan bahwa ruangan tersebut dipakai bersamaan dengan kelas
Akbid sehingga bentuk huruf U atau V sulit diterapkan. Dr. Romo buru-buru
menambahkan bahwa proses pembelajaran pelatihan CSS APN tidak jadi
terganggu dengan kondisi tersebut. Dr. Hosso juga melihat catatan hari pelatihan
APN yang terakhir dan pada lembar-balik tercantum kesepakatan peserta-pelatih
bahwa pelatihan teori disepakati berlangsung dalam 3 hari, sesuai dengan
anjuran Kordinator JNPK sekarang yang sangat menyukai hari pelatihan yang
singkat. Dr. Hosso mengatakan pada Dr. Romo bahwa lamanya hari pelatihan
masih dalam kajian sehingga walaupun ada anjuran tersebut, P2KP juga
mempunyai otoritas untuk menetapkan waktu terbaik bagi pencapaian
kompetensi. Juga ditambahkan bahwa hasil pembandingan kinerja pengetahuan
dan keterampilan klinik antara pelatihan 5 hari yang kemudian (diasumsikan)
akan diteruskan dengan magang, ternyata tak memberi hasil seperti yang
diharapkan (perbandingan nilai rata-rata kinerja pengetahuan antara 5 hari dan
10 hari adalah 72% : 95%). Pencapaian kompetensi keterampilan pada pelatihan
5 hari ternyata memerlukan waktu 2-3 bulan (itupun jika memang dilanjutkan
dengan pemagangan di pusat pelatihan yang sesuai) dibandingkan dengan dalam
10-15 hari pelatihan pada pelatihan sebelumnya.
Diskusi: 1. Mengapa UNFPA meminta Dr. Hosso melakukan penilaian kinerja P2KP
Gaktentu?
2. Mengapa Dr. Hosso meminta Panduan Tempat Pelayanan dan
Pelatihan dari JNPK?
3. Apa yang diamati Dr. Hosso di ruang belajar dan fasilitas praktik
klinik?
4. Apakah pendapat Dr. Romo Onomal tentang hari pelatihan dapat
dibenarkan secara administratif? Bagaimana jika dilihat dari aspek
teknis?
5. Bagaimana cara Dr. Hosso menentukan kesenjangan kinerja atau
mutu?
Mengacu pada kasus Ny. Susi, PG dengan dugaan kesempitan pada bidang
tengah panggul, preeklampsia berat, dan gawat-janin yang kemudian mengalami
kejang-kejang dan bayinya meninggal di dalam kandungan serta rencana
tuntutan malpraktik yang akan dilayangkan oleh suaminya (Tn. Panchut), coba
kaitkan kasus ini dengan upaya pemantauan dan evaluasi.
Ringkasan kasus:
Ny. Susi dirujuk dari BPS ke Puskesmas dan setelah diberi MgSO4 dosis awal
(atas indikasi preeklampsia berat, ia dirujuk lagi ke RS Montha Lisbetha. Dr.
Bistro memutuskan untuk melakukan terminasi persalinan per abdominam (a.i.
panggul sempit dan gawat janin) tetapi pihak anestesi menyatakan pasien tidak
layak di anestesi (ASA II/III) dan dikonsulkan ke bagian Penyakit Dalam tetapi
kemudian mengalami kejang-kejang dan bayinya meninggal dalam kandungan.
Diskusi:
TIDAK YA
1. Apakah ibu baru melahirkan kurang dari 6 bulan lalu,
apakah ibu hanya memberikan ASI saja atau hampir
selalu memberikan ASI dan tidak pernah mengalami
haid sejak saat itu?
1
Diadaptasi dari: Family Health International (FHI). 1999. Checklist to Rule Out Pregnancy for Non-
Menstruating Family Planning Client. FHI: Research Triangle Park, NC. Original checklist is in color. Based on
text in: Curtis KM and PL Bright (eds). 1994. Recommendations for Updating Selected Practices in Contraseptive
Use. U.S.Agency for International Development: Washington, DC.
Audit
Mengkaji Catatan Sistem Staf Kajian catatan, Staf dan penyelia bisa menilai
Danlaporan atau aspek laporan, buku kepatuhan terhadap standar dan
operasi Penyelia register, statistik memonitor efisiensi dan hasil
klinis operasi klinik
2
Sumber: Garrison K et al. 2004. Supervising Healthcare Services: Improving the Performance of People,
JHPIEGO Corporation: Baltimore, MD.
3
Sumber: Garrison K et al. 2004. Supervising Healthcare Services: Improving the Performance of People,
JHPIEGO Corporation: Baltimore, MD
Uraian Tugas
• Jika kita bertanya kepada petugas apa yang diharapkan dari mereka, apakah
mereka bisa mengatakannya kepada kita?
Umpan-balik Kinerja
• Jika kita bertanya pada salah satu petugas bagaimana kinerja dibandingkan
dengan yang diinginkan oleh organisasi (klinik, rumah sakit, departemen
kesehatan), apakah ia tahu?
• Jika kita bertanya pada salah satu petugas bagaimana kinerja dibandingkan
dengan yang diinginkan oleh klien atau masyarakat, apakah ia tahu?
5
Diadaptasi dari: Luoma tv{ et al. 1999. Reproductive Health Performance Improvement Source Document.
Version . 2.0. Intrah/PRIME II: Chapel Hill, NC. Situs internet http://www.prime2.org/pi/sst/index.html# .
• Apakah ada hambatan fisik atau penghalang untuk mencapai kinerja yang
diharapkan? Biaya apa yang berkaitan (misalnya bensin, pemeliharaan, dll)?
Motivasi
• Apakah ada proses organisasi yang menghalangi kerja yang efektif (misalnya
proses pengeluaran yang rumit yang seharusnya tidak perlu menunda bahan-
bahan atau alat bantu kunci atau keputusan, proses pendaftaran untuk klien
dengan perlakuan yang buruk atau memakan waktu lama)?
• Siapa yang membuat keputsan mengenai anggaran untuk tiap hal? Apakah
petugas memberikan kontribusi untuk keputusan anggaran? Apakah mereka
bisa mempengaruhi keputusan sehingga membantu mereka menyelesaikan
pekerjaannya?
• Apakah ada alat bantu kerja yang mengingatkan petugas untuk melakukan
kinerjanya sesuai harapan?
• Apa yang bisa diharapkan dari pelatihan yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan keterampilan dan pengetahuan ini?
Perhatikan jangan hanya kata-katanya Berasumsi anda tahu apa yang akan
saja, tetapi juga bahasa tubuh dan dikatakan penutur. Mengabaikan
perilakunya konteks emosinya
6
Diadaptasi dari: AVSC International. 1999. Facilitative Supervision Handbook. AVSC . International: New
York. Work-in-Progress. (AVSC International secara resmi mengubah namanya menjadi Engender Health bulan
Maret 2001.)
9 786022 357810