Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

SISTEM MUSKULOSKELETAL

SKENARIO/PEMICU 3 (SAKIT LUTUT)

KELOMPOK 3.C

1. RIDHA SINTA YUNITA (1801098)


2. RESKY PUTRI SAHRAS (1801113)
3. ARNI KAISA (1801078)
4. RESKY HANDAYANI (1801088)
5. ANDI MUTMAINNAH (1801067)
6. MULIATI HAYA (1801065)
7. ANDRIANI (1801070)
8. DIAH SUCI ADHANI (1801091)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PANAKKUKANG MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyeesaikan
makalah ini yang berjudul “Sistem Muskuloskeletal : Osteosarcoma” dan tak lupa
pula lantunkan salam dan salawat serta taslim kepada nabiyullah SAW yang
telah memberikan kita alam gelap kealam yang terang benderang seperti
sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis dan teman-teman khususnya pada
pembaca.

Makassar, 12 Juli 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas, yang
biasanya berhubungan dengan periode kecepatan pertumbhan pada masa
remaja.Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan
pada anak-anak. Kanker tulang (osteosarkoma) lebih sering menyerang
kelompok usia 15-25 tahun ( pada usia pertumbuhan). Rata-rata penyakit ini
terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan
anak perempuan adalah sama, tetepi pada akhir masa remaja penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.
Osteosarkoma cendrung tumbuh pada bagian ujung tulang panjang,
terutama lutut, seperti pada tulang paha ( ujung bawah), tulang lengan atas
(ujung atas) dan tulang kering (ujung atas).
Ujung tulang- tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi
perubahan dan kesepatan pertumbuhan terbesar.meskipun demikian,
osteosarkoma juga bisa tumbuh dibagian tulang lainya. Sampai sekarang
penyebab pasti belum diketahui

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat mengetahui tentang penyakit Osteosarcoma
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan Pengertian dan Penyebab Osteosarkoma
b. Menjelaskan Patofisiologi dan Manifestasi klinis Osteosarkoma
c. Menjelaskan cara Diagnostik dan Penanganan medic Osteosarkoma
d. Menjelaskan komplikasi Osteosarcoma
e. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Osteosarkoma
f. Menjelaskan perbedaan Osteosarcoma, Osteomyelitis dan
Osteoarthritis

C. Manfaat Penulisan
1. Penulis :
Untuk menambah wawasan pengetahuan serta dapat melatih untuk
pembuatan skripsi.
2. Pembaca :
Dapat digunakan sebagai referensi dalam pembuatan Asuhan
Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Defenisi
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma
tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian
metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah
bagian ujung tulang panjang, terutama lutut (Price, 1998).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor yang muncul
dari mesenkim pembentuk tulang. (Wong, 2003).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang primer
maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan
metastasis hematogen awal ke paru. Osteosarkoma merupakan
tumor ganas yang paling sering ditemukan pada anak-anak. rata-rata
penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun. Angka kejadian pada
anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi padaakhir
masa remaja penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki
(Smeltzer, 2001).
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang
imatur.
2. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir
ini, penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh
yaitu C-Fos dapat meningkatkan kejadian tumor tulang. Radiasi sinar
radio aktif dosis tinggi, Keturunan, Beberapa kondisi tulang yang ada
sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi ),
(Smeltzer. 2001).
Adapun faktor predisposisi yang dapat menyebabkan
osteosarcoma antara lain :
a. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun
setelah terjadinya injuri. Walaupun demikian trauma ini tidak dapat
dianggap sebagai penyebab utama karena tulang yang fraktur
akibat trauma ringan maupun parah jarang menyebabkan
osteosarcoma.
b. Ekstrinsik karsinogenik
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan
melebihi dosis juga diduga merupakan penyebab terjadinya
osteosarcoma ini. Salah satu contoh adalah radium. Radiasi yang
diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal,
fibrous displasia, setelah 3-40 tahun dapat mengakibatkan
osteosarcoma.
c. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita
tuberculosis mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang
menjadi osteosarcoma.
d. Virus
Penelitian tentang virus yang dapat menyebabkan osteosarcoma
baru dilakukan pada hewan, sedangkan sejumlah usaha untuk
menemukan oncogenik virus pada osteosarcoma manusia tidak
berhasil. Walaupun beberapa laporan menyatakan adanya partikel
seperti virus pada sel osteosarcoma dalam kultur jaringan. Bahan
kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat
dan besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya
osteosarcoma selama masa pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa
hormon sex penting walaupun belum jelas bagaimana hormon
dapat mempengaruhi perkembanagan osteosarcoma.
e. Keturunan ( genetik )
3. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi
oleh sel tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon
osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon
osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang
lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan biasa
ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung
atas tibia. Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan
atau bulat yang berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen
jaringan lunak seperti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau
kartilaginosa yang berselang seling dengan ruangan darah sinusoid.
Sementara tumor ini memecah melalui dinding periosteum dan
menyebar ke jaringan lunak sekitarnya; garis epifisis membentuk
terhadap gambarannya di dalam tulang.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang penyebab pastinya
tidak diketahui. Ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan
osteosarkoma.Sel berdiferensiasi dengan pertumbuhan yang
abnormal dan cepat padatulang panjang akan menyebabkan
munculnya neoplasma (osteosarkoma). Penampakan luar dari
osteosarkoma adalah bervariasi. Bisa berupa:
a. Osteolitik dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan
lunak diinvasi oleh tumor.
b. Osteoblastik sebagai akibat pembentukan tulang sklerotik yang
baru. Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat
lesi, dan pada hasil pemeriksaan radigrafi menunjukkan adanya
suatu bangunan yang berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini
juga dapat terlihat pada berbagai bentuk keganasan tulang yang
lain, tetapi bersifat khas untuk osteosarkoma; tumor itusendiri
dapat menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang bersifat
abortif. Gambaran seperti ini pada radiogram akan terlihat sebagai
suatu “sunburst”(pancaran sinar matahari).

Reaksi tulang normal dengan respon osteolitik dapat


bermetastase ke paru- paru dan keadaan ini diketahui ketika pasien
pertama kali berobat. Jika belumterjadi penyebaran ke paru-paru,
maka angka harapan hidup mencapai 60%. Tetapi jika sudah terjadi
penyebaran ke paru-paru merupakan angka mortalitastinggi.Tumor
bisa menyebabkan tulang menjadi lemah. Patah tulang di tempat
tumbuhnya tumor disebut fraktur patologis dan seringkali terjadi
setelah suatu gerakan rutin. Dapat juga terjadi pembengkakan,
dimana pada tumor mungkin teraba hangat dan agak memerah
(Smeltzer, Suzanne C,2001).

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien dengan Osteosarkoma menurut
Smeltzer Suzanne C (2001) adalah sebagai berikut :
a. Nyeri pada ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan
progresivitas penyakit)
b. Pembekakan pada atau di atas tulang atau persendian serta
pergerakan yang terbatas
c. keterbatasan gerak
d. kehilangan berat badan (dianggap sebagai temuan yang
mengerikan).
e. Masa tulang dapat teraba, nyeri tekan, dan tidak bisa di gerakan,
dengan peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
f. Kelelahan, anoreksi dan anemia.
g. Lesi primer dapat mengenai semua tulang, namun tempat yang
paling sering adalah distal femur, proksimal tibia, dan proksimal
humerus
h. Gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam,
berat badan menurun dan malaise
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Radiologi
Biasanya gambaran radiogram dapat membantu untuk
menentukan keganasan relatif daritumor tulang. Pemeriksaan
radiologi yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
meliputi foto sinar-x lokal pada lokasi lesi atau foto survei seluruh
tulang ( bone survey ) apabila ada gambaran klinis yang
mendukung adanya tumor ganas/ metastasis. Foto polos tulang
dapat memberikan gambaran tentang:
1) Lokasi lesi yang lebih akurat, apakah pada daerah epifisis,
metafisis, diafisis, ataupada organ-organ tertentu.
2) Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
3) Jenis tulang yang terkena.
4) Dapat memberikan gambaran sifat tumor, yaitu:
5) Batas, apakah berbatas tegas atau tidak, mengandung
kalsifikasi atau tidak.
6) Sifat tumor, apakah bersifat uniform atau bervariasi, apakah
memberikanreaksi pada periosteum, apakah jaringan lunak di
sekitarnya terinfiltrasi.
7) Sifat lesi, apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung
sabun.
8) Pemindaian radionuklida.
Pemeriksaan ini biasanya dipergunakan pada lesi yang kecil
seperti osteoma.
9) CT-scan.
Pemeriksaan CT-scan dapat memberikan informasi tentang
keberadaantumor, apakah intraoseus atau ekstraoseus.
10) MRI
MRI dapat memberika informasi tentang apakah tumor berada
dalam tulang,apakah tumor berekspansi ke dalam sendi atau
ke jaringan lunak.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksan laboratorium merupakan pemeriksaan tambahan/
penunjang dalam membantumenegakkan diagnosis tumor.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi:
1) Darah. Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan laju endap
darah, haemoglobin,fosfatase alkali serum, elektroforesis
protein serum, fosfatase asam serum yangmemberikan nilai
diagnostik pada tumor ganas tulang.
2) Urine . Pemeriksaan urine yang penting adalah pemeriksaan
protein Bence-Jones.
c. Biopsi
Tujuan pengambilan biopsi adalah memperoleh material yang
cukup untuk pemeriksaanhistologist, untuk membantu
menetapkan diagnosis serta grading tumor. Waktu pelaksanaan
biopsi sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan radiologi yangdipergunakan pada grading. Apabila
pemeriksaan CT-scan dilakukan setelah biopsi, akan tampak
perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan
gambaran suatu keganasanpada jaringan lunak.
Ada dua metode pemeriksaan biopsi, yaitu :
1) Biopsi tertutup dengan menggunakan jarum halus ( fine needle
aspiration, FNA) dengan menggunakan sitodiagnosis,
merupakan salah satu biopsi untuk melakukandiagnosis pada
tumor.
2) Biopsi terbuka.
Biopsi terbuka adalah metode biopsi melalui tindakan operatif.
Keunggulan biopsi terbuka dibandingkan dengan biopsi
tertutup, yaitu dapat mengambil jaringan yang lebih besar
untuk pemeriksaan histologis dan
pemeriksaanultramikroskopik, mengurangi kesalahan
pengambilan jaringan, dan mengurangikecenderungan
perbedaan diagnostik tumor jinak dan tunor ganas (seperti
antara enkondroma dan kondrosakroma, osteoblastoma dan
osteosarkoma). Biopsi terbuka tidak boleh dilakukan bila dapat
menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi berikutnya,
misalnya pada reseksi end-block
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul,antara lain gangguan produksi anti-
bodi,infeksi yang biasa disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang
yang luas dan merupakan juga efek dari kemoterapi,radioterapi,dan
steroid yang dapat menyokong terjadinya leucopenia dan fraktur
patologis,gangguan ginjal dan system hematologis,serta hilangnya
anggota ekstremitas.Komplikasi lebih lanjut adalah adanya tanda –
tanda apatis dan kelemahan.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan bertujuan untuk menghancurkan atau mengankat
jaringan maligna dengan menggunakan metode yang seefektif
mungkin.
Penatalaksanaan yang bisa diberikan:
a. Tindakan Medis
Pembedahan secara menyeluruh atau amputasi. Amputasi dapat
dilakukan melalui tulang daerah proksimal tumor atau sendi
proksimal dari pada tumor.
b. Kemoterapi.
Merupakan senyawa kimia untuk membunuh sel kanker. Efektif
pada kanker yang sudah metastase. Dapat merusak sel normal.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam
pengobatan osteosarkamo adalah kemoterapi preoperative
(preoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan induction
chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan kemoterapi
postoperative (postoperative chemotherapy) yang disebut juga
dengan adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada
tumor primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan
memberikan pengobatan secara dini terhadap terjadinya mikro-
metastase. Keadaan ini akan membantu mempermudah
melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan sekaligus
masih dapat mempertahankan ekstrimnya. Pemberian kemoterapi
posperatif paling baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3
minggu setelah operasi.
Obat-obat kemoterapi yang mempunyai hasil cukup efektif untuk
osteosarkoma adalah : doxorubicin (Andriamycin), cisplatin
(Platinol), ifosfamide (Ifex), mesna (Rheumatrex). Protocol standar
yang digunakan adalah doxorubicin dan cisplatin dengan atau
tanpa methotrexate dosis tinggi, baik sebagai terapi induksi
(neoadjuvant) atau terai adjuvant. Kadang-kadang dapat ditambah
dengan ifosfamide. Dengan menggunakan pengobatan multi-
agent ini, dengan dosis yang intensif, terbukti memberikan
perbaikan terhadap survival rate 60-80%.
c. Radiasi.
Efek lanjut dari radiasi dosis tinggi adalah timbulnya fibrosis.
Apabila fibrosisini timbul di sekitar pleksus saraf maka bisa timbul
nyeri di daerah yang dipersarafinya. Nyeri di sini sering disertai
parestesia. Kadang-kadang akibat fibrosis ini terjadi pula
limfedema di daerah distal dari prosesfibrosis tersebut. Misalnya
fibrosis dari pleksus lumbosakral akan menghasilkan nyeri disertai
perubahan motorik dan sensorik serta limfedema di kedua tungkai.
d. Analgesik atau tranquiser.
Analgesik non narkotik, sedativa, psikoterapi serta bila perlu
narkotika.
e. Diet tinggi protein tinggi kalori.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Data pasien yang harus dikaji mencakup beberapa hal yaitu:
a. Identitas Pasien
Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang
dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.
b. Riwayat Penyakit Terdahulu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita suatu penyakit yang
berat/penyakit tertentu yang memungkinkan berpengaruh pada
kesehatan sekarang, kaji adanya trauma prosedur operatif dan
penggunaan obat-obatan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena, Klien
mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak,
Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami
gangguan seperti yang dialami klien/gangguan tertentu yang
berhubungan secara langsung dengan gangguan hormonal
seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
e. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual yang Mungkin Terganggu
1) Bernapas
Gejala: Napas pendek, dispnea nocturnal paroksismal, batuk
dengan atau tanpa sputum.
Tanda: Takipnea, dispnea, pernapasan kusmaul, batuk
produktif.
2) Makan dan Minum
Gejala: Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi
lemak, aditif, dan bahan pengawet), Anoreksia, mual/muntah,
Intoleransi makanan.
Tanda: Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat,
kaheksia, berkurangnya massa otot, Perubahan pada
kelembapan/turgor kulit, edema.
3) Eliminasi
Gejala: Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada
feses, nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi urinearius
misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen.
4) Aktifitas
Gejala: Kelemahan, malaise.
Tanda: Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang
gerak, Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen,
tingkat stress tinggi
5) Istirahat Tidur
Gejala : Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada
malam hari
Tanda : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
6) Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh pasien biasanya meningkat pada infeksi.
7) Kebersihan/Hygiene
Pasien tidak dapat melakukan personal hygiene secara
mandiri akibat kelemahan yang dialami.
8) Nyaman
Gejala: Nyeri tekan/nyeri lokal pada sisi yang sakit, mungkin
hebat atau dangkal.
Tanda : Perilaku hati – hati (distraksi), gelisah, jalan pincang
9) Keamanan
Gejala: Berulangnya infeksi. Pemajanan pada kimia toksik,
karsinogen, pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda: Fraktur tulang, kalsifikasi metastasik, keterbatasan
gerak sendi, Ruam kulit, ulserasi.
10) Komunikasi dan Sosialisasi
Gejala: Kesulitan menjalankan fungsi peran dalam keluarga.
11) Belajar
Kebanyakan pasien tidak mengetahui penyakit yang
dialaminya serta apa pemicu munculnya stroke tersebut.
12) Rekreasi
Pasien tidak dapat bangun dari tempat tidur atau pun keluar
rumah karena mengalami kelemahan dan mengikuti prosedur
pengobatan
13) Prestasi
14) Spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut b/d proses inflamasi
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai
oksigen ke jaringan menurun
c. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan atau kerusakan
muskuloskeletal
d. Gangguan citra diri b/d cacat permanen
e. Resiko perdarahan b/d pembuluh darah tertekan dan mudah
pecah/ruptur
f. Resiko cidera b/d kerusakan struktur tulang
3. Intervensi
No Diagnosa NOC NIC
1. Domain 12 * Kelas Tingkat Nyeri (1214) 1. Pemberian Analgesik
1 * Kode Diagnosis 1. 210201 Nyeri yang (2210)
00132 dilaporkan tidak ada a. Tentukan lokasi,
Nyeri Akut 2. 210204 Panjangnya karakteristik,
Defenisi: episode nyeri tidak kualitas dan
Pengalaman sensori ada keparahan nyeri
dan emosional tidak 3. 210221 Menggosok sebelum mengobati
menyenangkan yang area yang terkena pasien
muncul akibat dampak tidak ada b. Cek perintah
kerusakan jaringan 4. 210206 Ekspresi pengobatan
aktual atau potensial 5. nyeri wajah tidak ada meliputi obat, dosis,
atau yang 6. 210208 Tidak bisa dan frekuensi obat
digambarkan beristirahat tidak ada analgesik yang
sebagai kerusakan. 7. 210222 Angitasi tidak diresepkan
Batasan ada c. Cek adanya riwayat
Karakteristik: 8. 210215 kehilangan alergi obat
a. Ekspresi wajah nafsu makan tidak 2. Manajemen Nyeri
nyeri ada (1400)
b. Fokus menyempit 9. 210227 Mual tidak a. Gunakan strategi
c. Keluhan tentang ada komunikasi
intesitas 10. 210210 Frekuensi terapeutik untuk
menggunakan nafas tidak ada mengetahui
standar skala deviasi dari kisaran pengalaman nyeri
nyeri normal dan sampaikan
d. Mengekspresikan 11. 210212 Tekanan penerimaan pasien
perilaku darah tidak ada terhadap nyeri
e. Perubahan posisi deviasi dari kisaran b. Gali pengetahuan
untuk normal dan kepercayaan
menghindari nyeri mengenai nyeri
c. Tentukan akibat
dari pengalaman
nyeri terhadap
kualitas hidup
(misalnya : tidur,
nafsu makan,
tanggung jawab
peran dll)
d. Gali bersama
pasien faktor yang
dapat menurunkan
atau memperberat
nyeri
2 Domain 4 “Kelas 4” Perfusi jaringan perifer Pengajaran : Proses
Kode diagnosis (0407) penyakit (5602)
00228 1. 040727 Tekanan 1. Kaji tingkat
darah sistolik – tidak pengetahuan pasien
Ketidakefektifan ada deviasi dari terkait dengan proses
Perfusi Jaringan kisaran normal penyakit
Perifer 2. 040728 Tekanan 2. Jelaskan patofisiologi
darah diastolik – tidak penyakit
Definisi : ada deviasi dari 3. Jelaskan mengenai
kisaran normal proses penyakit
Rentan mengalami 3. 040712 Edema perifer 4. Diskusikan perubahan
– tidak ada gaya hidup yang
penurunan sirkulasi
4. 040744 Kelemahan mungkin diperlukan
darah ke perifer yang otot – tidak ada 5. Edukasi pasien
dapat mengganggu mengenai tindakan
kesehatan untuk mengontrol atau
meminimalkan gejala
Faktor Risiko :

1. Gaya hidup
kurang gerak
2. Kurang
pengetahuan
tentang proses
penyakit
Kondisi Terkait :

Trauma

3 Domain 4 kelas 2 Pergerakan (0206) Terapi latihan ambulasi


Kode diagnosis 1. 020603 jari (kanan) (0221)
00085 tidak ada deviasi dari 1. Beri pasien pakaian
Hambatan Mobilitas kisaran normal yang tidak mengekang
Fisik 2. 020604 jari (kiri) tidak 2. Bantu pasien untuk
Defenisi: ada deviasi dari menggunakan alas kaki
Keterbatasan dalam kisaran normal yang memfasilitasi
gerakan fisik atau 3. 020615 lutut (kanan) pasien untuk berjalan
satu lebih ektremitas tidak ada deviasi dari dan mencegah cidera
secara mandiri dan kisaran normal 3. Sediakan tempat tidur
terarah 4. 020616 lutut (kiri) berketinggian rendah,
Batasan tidak ada deviasi dari yang sesuai
Karakteristik: kisaran normal 4. Bantu pasien untuk
a. kerusakan perpindahan (sesuai
integritas struktur kebutuhan)
tulang 5. bantu pasien dengan
b. penurunan ambulasi awal dan jika
kekuatan otot di perlukan
c. penurunan kendali
otot
d. penurunan
ketahanan tubuh
e. penurunan massa
otot
f. program
pembatasan gerak
4 Domain 6 “Kelas 3” Citra tubuh (1200) Menghadirkan diri (5340)
Kode diagnosis
00118 Gangguan 1. 120001 Gambaran 1. Bina hubungan saling
Citra Tubuh internal diri – percaya
konsisten positif 2. Sentuh pasien dalam
Definisi : 2. 120006 Kepuasan rangka
dengan fungsi tubuh mengekspresikan
Konfusi dalam – konsisten positif kepedulian dengan cara
gambaran mental 3. 120007 Penyesuaian yang tepat
tentang diri-fisik terhadap perubahan 3. Secara verbal
individu tampilan fisik – komunikasikan empati
konsisten positif 4. Bantu pasien untuk
Batasan 4. 120008 Penyesuaian menyadari bahwa anda
karakteristik : terhadap perubahan siap membantu
fungsi tubuh – 5. Tawarkan untuk
1. Tidak ada bagian konsisten positif dilakukannya kontak
tubuh
2. Perubahan
fungsi tubuh
3. Perubahan
struktur tubuh
4. Menolak
menerima
perubahan

5 Domain 11 “Kelas Keparahan kehilangan Manajemen kemoterapi


2” Kode Diagnosis darah (0413) (2240)
00206
1. 041309 Penurunan 1. Monitor pemeriksaan
Resiko Perdarahan tekanan darah sistol _ dan skrining sebelum
tidak ada pemberian kemoterapi
Definisi : 2. 041310 Penurunan 2. Monitor efek samping
tekanan darah diastol dan efek toksik dari
Rentan mengalami – tidak ada pengobatan
penurunan volume 3. 041314 Cemas – tidak 3. Anjurkan pasien
darah, yang dapat ada teknik relaksasi
mengganggu 4. 041316 Penurunan 4. Monitor status nutrisi
kesehatan Hemoglobin (Hb) _ dan berat badan
tidak ada 5. Monitor tanda-tanda
Faktor Risiko : infeksi
Kurang pengetahuan
tentang
kewaspadaan
perdarahan

Faktor Beresiko :

Riwayat jatuh

Kondisi Terkait :

1. Aneurisme
2. Sirkumsisi
3. Koagulasi
intravaskular
diseminata
4. Koagulopati
inheren
5. Trauma
6. Program
pengobatan

6 Domain 11 “Kelas Keparahan cedera fisik Identifikasi risiko (6610)


2” Kode diagnosis (1913)
00035 1. Kaji ulang riwayat
1. 191307 Fraktur kesehatan masa lalu
Risiko Cedera ekstremitas – tidak 2. Kaji ulang data yang
ada didapatkan dari
Definisi : 2. 191316 Gangguan pengkajian risiko
imobilitas – tidak ada secara rutin
Rentan mengalami 3. 191323 Perdarahan – 3. Pertahankan
cedera fisik akibat tidak ada pencatatan dan statistik
kondisi lingkungan yang akurat
yang berinteraksi 4. Identifikasi strategi
dengan sumber koping yang digunakan
adaptif dan sumber 5. Implementasikan
defensif individu aktivitas-aktivitas
yang dapat pengurangan risiko
mengganggu berkolaborasi dengan
kesehatan individu atau kelompok
Faktor Resiko :

Hambatan Fisik

Faktor Beresiko :

Gangguan
mekanisme
pertahanan primer

Kondisi Terkait :

1. Disfungsi
autoimun
2. Disfungsi imun
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Skenario Kasus
1. Skenario 3
Seorang laki-laki usia 30 tahun dirawat di bangsal rawat inap. Pasien
mengeluh lemas, nyeri dan pembengkakan pada daerah lutut. Nyeri
dirasakan sejak 4 bulan yang lalu, cemas karena tidak tau tentang
kondisi sakitnya. Pasien mengatakan sulit tidur dan berkali-kali
menanyakan kondisinya pada keluarga dan petugas kesehatan. Saat
ini pasien melakukan aktivitas perawatan diri dengan bantuan penuh
dari perawat dan keluarga. Saat dilakukan radiografi ditemukan ada
proses invasi tumor ke jaringan tulang dan pada foto otot polos
menunjukkan lesi yang agresif pada daerah metafise tulang panjang.
2. Identifikasi Kata Kunci
a. Usia
b. Lemas
c. Nyeri
d. Pembengkakan pada lutut
e. Cemas
f. Sulit tidur
g. Invasi
h. Lesi
3. Penjelasan Kata Kunci
a. Usia : Lama waktu hidup (sejak dilahirkan)
b. Lemas : Suatu gejala atau sensasi kurangnya tenaga, lemas
dapat mempengaruhi pekerjaan, kehidupan, keluarga dan
hubungan sosial.
c. Nyeri : Perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan oleh
rangsangan yang kuat atau merusak
d. Pembengkakan pada lutut : kondisi yang disebut sebagai efusi,
merupakan pembengkakan pada sendi lutut
e. Cemas : kekhawatiran dan rasa takut yang intens/berlebihan dan
terus-menerus sehubungan dengan situasi sehari-hari
f. Sulit tidur : kelainan yang bisa menyebabkan masalah pada pola
tidur baik karena tidak bisa tertidur, sering terbangun pada malam
hari atau ketidakmampuan untuk kembali tidur setelah terbangun
g. Invasi : proses dimana sel kanker menembus jaringan-jaringan
disekitarnya kemudian sel kanker akan berproliferasi. Proses
dimana sel mulai merusak membrane basal pada matriks
ekstraseluler
h. Lesi : adalah jaringan dan fungsinya terganggu karena penyakit
atau cedera seperti tumor, ulkus atau abses.
B. Daftar Pertanyaan
1. Apa yang meningkatkan resiko untuk terjadi osteosarcoma?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada penderita
osteosarcoma?
3. Apakah osteosarcoma hanya menyerang pada daerah tulang
panjang?
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Jawaban Pertanyaan
1. Faktor-faktorya antara lain :
a. Gangguan genetik bawaan. Sindrome genetik langka tertentu
yang menurun dalam keluarga, meningkatkan resiko kanker
tulang, termasuk sindrom Li-Fraumeni dan retinoblastoma
bawaan.
b. Penyakit tulang paget
c. Terapi radiasi kanker. Mengalami dosis radiasi besar misalnya
yang di berikan selama terapi radiasi kanker juga meningkatkan
resiko osteosarkoma di masa depan.
d. Saat ini atau sebelumnya memiliki sejumlah tumor di dalam tulang
rawan, yang merupakan jaringan penghubung di dalam tulang.
2. Pembengkakan terjadi karena adanya proses inflamasi pada daerah
lutut. Inflamasi terjadi karena adanya respon tubuh terhadap
kerusakan dan menyebabkan pelepasan zat kimia tubuh sebagai
tanda bagi sistem imun. Sel inflamasi dalam pembuluh darah memicu
pembengkakan pada daerah tuuh yang mengalami kerusakan dan
menyebabkan warna kemerahan dan rasa nyeri. Mekanisme inflamasi
diawali dengan adanya iritasi dimana sel tubuh memulai perbaikan
dari sel yang rusak.
3. Tidak, karena pada dasarnya osteosarcoma juga dapat menyerang
pada tulang lain. Dimana tingkat kejadian osteosarcoma lebih sering
di daerah matefisis tulang panjang tubular, dengan 42% terjadi di
tulang paha, 19% di tibia, dan 10% di humerus. Sekitar 8% dari
semua kasus terjadi di tengkorak dan rahang, dan 8% lainnya di
panggul.
B. Informasi Tambahan
1. Jurnal Ilmiah
2. Diagnosa Banding
No Osteosarcoma Osteomeilitis Osteoarthritis
Definisi Neoplasma tulang Osteomielitis adalah penyakit sendi
primer yang sangat infeksi tulang. Infeksi degenerative
ganas. Tumor ini tulang lebih sulit yang berkaitan
tumbuh di bagian disembuhkan dengan
metafisis tulang daripada infeksi kerussakan
tempat yang paling jaringan lunak kartilago sendi.
sering terserang karena terbatasnya Vertebra,
tumor ini adalah asupan darah., panggul, lutut dan
bagian ujung tulang respons jaringan pergelangan kaki
panjang, terutama terhadap inflamasi, paling sering
lutut tingginya tekanan terkena OA
jaringan dan
pembentukan
involukrum
(pembentukan tulang
baru di sekeliling
jaringan tulang mati).
Etiologi Peningkatan suatu adanya infeksi yang karena tulang
zat dalam tubuh disebabkan oleh rawan yang
yaitu C-Fos dapat penyebaran menjadi ujung
meningkatkan hematogen (malalui dari tulang yang
kejadian tumor darah) biasanya bersambung
tulang. Radiasi sinar terjadi ditempat dengan tulang
radio aktif dosis dimana terdapat lain menurun
tinggi, Keturunan, trauma atau dimana fungsinya.
Beberapa kondisi terdapat resistensi Permukaan halus
tulang yang ada rendah, tulang rawan ini
sebelumnya seperti kemungkinan akibat menjadi kasar
penyakit paget trauma subklinis (tak dan
(akibat pajanan jelas). Selain itu menyebabkan
radiasi ), terdapat juga iritasi. Jika tulang
berhubungan dengan rawan ini sudah
penyebaran infeksi kasar seluruhnya,
jaringan lunak atau akhirnya tulang
kontaminasi akan bertemu
langsung tulang. tulang yang
Infeksi ini dapat menyebabkan
timbul akut dan pangkal tulang
kronik menjadi rusak
dan gerakan pada
sambungan akan
menyebabkan
nyeri dan ngilu
Patofisiol Adanya tumor pada Pada perjalanan
gi tulang alamiyah, abses
menyebabkan dapat keluar
jaringan lunak spontan, namun
diinvasi oleh sel yang lebih sring
tumor. Timbul harus dilakukan insisi
reaksi dari tulang dan drainase oleh
normal dengan ahli bedah. Abses
respon osteolitik yang terbentuk
yaitu proses dalam dindingnya
destruksi atau terbentuk daerah
penghancuran jaringan mati, namun
tulang dan respon seperti pada rongga
osteoblastik atau abses pada
proses umumnya, jaringan
pembentukan tulang mati
tulang. Terjadi (sequwstrum) tidak
destruksi tulang mudah mencair dan
lokal. Pada proses mengalir ke luar.
osteoblastik, karena Rongga tidak dapat
adanya sel tumor mengempis dan
maka terjadi meyembah, seperti
penimbunan yang terjadi pada
periosteum tulang jaringan lunak.
yang baru dekat Terjadi pertumbuhan
tempat lesi terjadi, tulang baru
sehingga terjadi (Involukrum) dan
pertumbuhan tulang mengelilingi
yang abortif. suquestrum. Jadi
meskipun tampak
terjadi proses
penyembuhan,
namun sequestrum
infeksius kronis yang
tetap ada tetap
rentan mengeluarkan
abses kambuhan
sepanjang hidup
pasien. Dinamakan
osteomielitis tipe
kronik.
Manifest 1. Nyeri 1. Osteomielitis
asi Klinis 2. Pembengkakan Akut
pada tulang a. Infeksi
3. Keterbatasan b. Awitannya
gerak mendadak
4. Kehilangan BB c. septikimia
5. Peningkatan (misalnya
suhu kulit Menggigil,
6. Lesi demam tinggi,
7. Gejala penyakit denyut nadi
metastatik cepat dan
malaise,
pembesaran
kelenjar limfe
regional).
d. Nyeri, bengkak
dan sangat
nyeri tekan
e. Lab=anemia,le
ukositosis
2. Osteomielitis
Kronik
Ditandai dengan
pus yang selalu
mengalir keluar
dari sinus atau
mengalami
periode berulang
nyeri, inflamasi,
pembengkakan
dan pengeluaran
pus, Lab=LED
meningkat.
Pemeriks 1. Pemeriksaan 1. Osteomielitis
aan Radiologi akut
Diagnosti a. Pemeriksaan a. Pemeriksaan
k Laboratorium sinar X
b. Biopsi b. Pemeriksaan
MRI
c. Pemeriksaan
darah
d. Kultur darah
dan kultur
abses
2. Osteomielitis
kronik
a. Pemeriksaan
sinar-X,
besar,
kavitas
ireguler,
peningkatan
periosteum,
sequestra
atau
pembentukan
tulang padat.
b. Pemeriksaan
laju
sedimentasi
dan jumlah
sel darah
putih
Komplika gangguan produksi 1. Septic arthritis,
si anti- bodi,infeksi atau
yang biasa menyebarnya
disebabkan oleh infeksi dari dalam
kerusakan sumsum tulang ke sendi
tulang yang luas terdekat.
dan merupakan 2. Osteonekrosis
juga efek dari atau kematian
kemoterapi,radioter tulang akibat
api,dan steroid yang terhalangnya
dapat menyokong sirkulasi darah di
terjadinya dalam tulang.
leucopenia dan 3. Pertumbuhan
fraktur tulang secara
patologis,gangguan abnormal pada
ginjal dan system anak-anak.
hematologis,serta 4. Kanker
hilangnya anggota kulit. Kondisi ini
ekstremitas.Komplik terjadi saat luka
asi lebih lanjut terbuka
adalah adanya mengeluarkan
tanda – tanda apatis nanah, sehingga
dan kelemahan. kulit di sekitarnya
berisiko tinggi
mengalami
kanker jenis sel
skuamosa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor yang muncul dari
mesenkim pembentuk tulang. (Wong, 2003).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) merupakan tulang primer
maligna yang paling sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis
hematogen awal ke paru. Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang paling
sering ditemukan pada anak-anak. rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada
umur 15 tahun. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan
adalah sama, tetapi padaakhir masa remaja penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada anak laki-laki (Smeltzer, 2001).
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang
mempunyai kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah Sistem Muskuloskeletal : Osteosarkoma ini,
diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama
pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah
proses asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami kanker tulang.
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan
demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak
lainyang membutuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 vol.3. Jakarta:EGC

Bulecheck., dkk. (2013). Nursing Intervention Classification (NOC) Edisi


Keenam.Indonesia : Mocomedia

Herdman, T.H., dan Shigemi K. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan


Defenisi dan Klasifikasi 2018-2020 (NANDA International Nursing
Diagnoses : Definitions and Classification 2018-2020). Jakarta : EGC

Moorhead,S., dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran


Outcomes Kesehatan Edisi Kelima.Indonesia : Mocomedia

Nurarif, Amin Huda., dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3.
Yogyakarta:MediaAction

https://www.academia.edu/37498031/LP_ASKEP_OSTEOSARKOMA.docx
Diakses dan Diunduh pada hari Jumat tanggal 12 Juli 2019

https://www.academia.edu/35378589/LAPORAN_PENDAHULUAN_OSTEOART
HRITIS Diakses dan Diunduh pada hari Jumat tanggal 12 Juli 2019

https://www.alodokter.com/osteomielitis Diakses pada hari jumat tanggal 12 juli


2019

Anda mungkin juga menyukai