(PSBH) : Modul
(PSBH) : Modul
(PBL)
( P S B H )
2017
MODUL
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN
(PBL)
PROGRAM STUDI
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
2017
DAFTAR ISI
Hal.
Latar Belakang 1
Tujuan 1
GBPP 2
Jadual Kegiatan 6
Tehnik-tehnik Motivasi 44
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN
(PBL)
Latar Belakang
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana (PS IKM UNUD)
sebagai institusi pendidikan yang masih sangat muda usia (dibuka pada pertengahan
2001) memerlukan berbagai bentuk inovasi untuk dapat meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar (PBM). Pada tahun pertama (2001), PS IKM UNUD mulai dengan
membuka program pendidikan IKM 2 tahun untuk peserta didik dari D3 bidang
kesehatan (keperawatan, kebidanan, kesehatan lingkungan dan gizi). Untuk tahun
kedua (2002) dan seterusnya, selain menerima calon mahasiswa dari D3 bidang
kesehatan, juga telah menerima mahasiswa lulusan SMU lewat jalur PMDK dan SPMB
untuk program pendidikan IKM 4 tahun.
Untruk meningkatkan kualitas PBM, sejak awal PS IKM telah melaksanakan
pengembangan kurikulum pendidikan, melakukan perbaikan metoda pengajaran dan
meningkatkan manajemen pendidikan lewat berbagai usaha sesuai dengan sumberdaya
yang tersedia. Namun demikian, satu hal yang selalu membayangi PS IKM adalah
rendahnya mutu lulusan sehingga tidak mampu bersaing di pasar kerja. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dikembangkan satu laboratorium lapangan yang akan
menjadi lahan untuk menimba pengalaman sebanyak-banyaknya bagi mahasiswa,
khususnya dalam memecahkan berbagai masalah kesehatan di masyarakat.
Laboratorium lapangan digunakan sebagai ajang pendidikan untuk memberikan
pengalaman belajar lapangan (PBL) kepada mahasiswa dalam bidang komunikasi,
advokasi dan pemecahan masalah riil di masyarakat. Di samping itu, laboratorium
lapangan akan sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan teknologi kesehatan
melalui pengembangan riset yang melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat. Otonomi daerah memberi peluang kepada PS IKM
untuk membangun kerjasama kemitraan dengan Pemda dan pihak lainnya untuk
mengembangkan program-program inovatif yang akan memberikan manfaat terhadap
peningkatan kompetensi mahasiswa, dan juga akan memberikan kontribusi terhadap
pembangunan kesehatan.
Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan komunikasi dan advokasi
di bidang kesehatan masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat berdasarkan masalah riil (evidence based) masyarakat
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam perilaku hidup sehat lewat program-
program kesehatan masyarakat yang bersifat inovatif sebagai kontribusi terhadap
pembangunan kesehatan.
PROBLEM SOLVING FOR BETTER HEALTH
(PUSKA UI DEPOK & DREYFUS HEALTH FOUNDATION NEW YORK)
Pendahuluan
Selamat datang dalam mengikuti proses Problem Solving For Better Health
(PSBH). Anda sedang bergabung dalam keluarga besar problem solvers di seluruh
dunia yang makin bertambah dan berkembang. Pada saat ini, PSBH telah dilaksanakan
di negara-negara berikut ini: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Brazil, Bulgaria,
Cameroon, Cina, Dominica, El Salvador, Ghana, Guyana, India, Indonesia, Jordan,
Lithuania, Mali, Mexico, Polandia, Slovakia, Tanzania, Uganda, Ukraina, dan Zambia.
Misi
Misi dari PSBH adalah untuk membantu anda dalam melaksanakan proyek
problem solving skala kecil yang secara langsung dapat memberi manfaat bagi banyak
orang. Para peserta workshop PSBH diharapkan akan mengembangkan ide dan
metoda baru, dan menggunakan sumber daya yang mereka miliki dengan cara
yang lebih efektif untuk mengatasi masalah kesehatan di daerahnya atau di tempat
kerjanya.
Falsafah PSBH adalah bahwa meskipun terjadi kekurangan dana di seluruh
dunia, tenaga kesehatan yang paing depan dan mereka yang mempunyai kepedulian
dan minat, dapat menggunakan sumber daya yang ada untuk memperoleh dampak
yang lebih besar dalam mengatasi masalah kesehatan setempat dibandingkan dengan
dampak yang umumnya dicapai.
Proses PSBH melatih anda untuk memantapkan ketrampilan anda untuk
mencari dan mengembangkan cara-cara baru yang inovatif sehingga dengan demikian
anda secara pribadi dapat mengatasi masalah yang anda alami untuk meningkatkan
keadaan kesehatan secara umum. Selama workshop ini, anda diharapkan untuk bekerja
sama dengan peserta lain dan para fasilitator sehingga anda dapat belajar dari mereka,
dan anda dapat membagi ide dan pengalaman anda dengan mereka.
Tujuan akhir dari workshop adalah untuk menginiasi sejumlah proyek untuk
meningkatkan kesehatan berdasarkan pada tanggung jawab dan kegiatan pribadi yang
akhirnya dapat menciptakan suatu jaringan kerja sama dari proyek-proyek kesehatan
yang kecil, dan mandiri (self-sustaining). Dengan demikian dapat diciptakan status
Agar supaya tidak menyerah dalam upayanya untuk mengatasi masalah yang
besar tersebut dengan sumber daya yang ada, peserta tersebut diminta untuk mengkaji
kembali dan mendifinisikan kembali masalahnya dengan menggunakan titik pandang
“apa yang ia secara pribadi dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut”. Disini
prinsip utama PSBH yang kedua diberlakukan mengatasi masalah bagian demi bagian
dengan setiap kali mengambil bagian yang kecil, realistik dan dapat dikelola, dan
kemudian mengatasi satu bagian tersebut sebelum mengambil bagian yang lain.
Jenis-jenis Solusi
• Pendidikan
• Biomedis
• Psikologis
• Ekonomi
• Usaha mikro
• Hukum
• Job training
Setelah anda berhasil mendefinisikan masalah dan jenis solusinya (atau kombinasi dari
keduanya), tulis solusinya dalam bentuk pertanyaan yang baik.
Apakah dengan:
• Melakukan Suatu Kegiatan
• Dengan Siapa
• Dimana
• Untuk berapa lama
• Akan Mencapai Tujuan yang Diinginkan?
Pada contoh yang diberikan, peserta yang bersangkutan berusaha keras untuk
mendefinisikan masalah dan solusinya sesuai dengan petunjuk tersebut. Di bawah ini
adalah pertanyaan yang baik yang telah ia susun:
“Apakah suatu program pendidikan kesehatan tentang bahaya penyakit sifilis pada
kehamilan dan deteksi serta pengobatan dini untuk 20 orang wanita hamil pada
trimester pertama kehamilannya, yang setiap bulan datang untuk pemeriksaan
antenatal ke Klinik “Sehat”, klinik reproduksi dan kesehatan maternal, dalam dua
tahun dapat mengurangi jumlah bayi lahir dengan sifilis kongenital sebanyak 50
%?”
Ini adalah suatu pertanyaan yang baik. Pertanyaan ini relevan, didefinisikan dengan
baik dan dapat dijawab. Pertanyaan ini sesuai dengan format:
Berikut ini adalah beberapa contoh dari pertanyaan yang baik yang dikembangkan di
dalam berbagai workshop di seluruh dunia:
Apakah suatu program tiga bulan untuk meningkatkan kepedulian para dokter,
perawat dan tenaga medical records tentang kepentingan medical records untuk
mutu pelayanan kesehatan di semua ruang rawat inap RS Bakti Yudha, Depok,
Jawa Barat dapat meningkatkan pengisian secara lengkap catatan medik pasien
dengan 30%?
Sewaktu anda memformulasi pertanyaan anda dan mulai mencantumkan rincian dari
solusi anda, ada beberapa prioritas yang selalu harus dipikirkan. Anda harus
memutuskan apa yang paling penting untuk anda dalam anda memecahkan suatu
masalah. Coba untuk tetap fokus, dan memikirkan apa yang akan memberikan
keuntungan paling besar bagi orang banyak dengan mempertimbangkan optimasi dari
penggunaan sumber daya yang tersedia.
Plan of Action
• Perangkat Organisasi
• Langkah-langkah
• Alat Komunikasi
Pada tahap ini, anda perlu membuat rencana tentang bagaimana anda akan mengatasi
masalah yang telah anda pilih, yang telah anda definisikan dan yang telah ditulis dalam
bentuk suatu pertanyaan yang baik. Anda perlu mengatur pikiran anda, merinci solusi
anda, membuat gambaran dari langkah-langkah yang akan diambil, dan membuat daftar
dari sumber daya yang akan diperlukan untuk melakssanakan solusi yang telah anda
pilih. Anda juga harus mengkomunikasikan ide dan rencana anda kepada semua pihak
yang bearkepentingan untuk memberitahukan dan/atau meminta banatuan mereka. Oleh
karena itu anda harus menulis suatu Plan of Action yaitu cetak biru dari problem
solving anda.
Plan of Action anda bukan suatu tesis yang berbau akademis dan teoritis. Rencana
tersebut adalah suatu alat untuk membantu anda mengatur pikiran dan langkah anda.
Rencana tersebut adalah alat komunikasi untuk membantu orang lain mengerti tentang
pikiran anda dan kegiatan yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan,
untuk berapa lama, serta untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Plan of Action
tersebut memaparkan bagaimana anda akan melaksanakan rencana anda. Di dalam
rencana tersebut anda perlu membuat daftar sumber daya yang anda miliki dan yang
masih diperlukan. Keperluan tersebut dapat anda komunisikan kepada mereka yang
dapat membantu anda.
Sebagai tambahan, cantumkan gelar, nama dan alamat anda pada bagian pertama dari
rencana kerja anda. Setelah pelaksanaan evaluasi, anda juga diminta untuk menulis
daftar dari fasilitas dan sumber daya yang anda miliki dan yang diperlukan untuk
proyek anda, serta schedule atau rencana waktu dari langkah-langkah untuk
melaksanakan proyek anda.
Mengapa?
Disini suatu pernyataan singkat harus ditulis (kalau dapat dalam satu kalimat)
yang menggambarkan masalah yang ingin diatasi. Gunakan formulasi masalah yang
anda sudah tentukan. Juga cantumkan asal atau sejarah dari masalah tersebut,
bagaimana terjadinya dan bagaimana masalah tersebut berdampak pada kesehatan
subjek atau sistem yang diteliti. Apabila anda mempunyai akses terhadap statistik atau
data dari kegiatan/studi/penelitian sejenis, anda perlu menyampaikan data tersebut
untuk memperkuat usulan anda. Nyatakan mengapa anda ingin mengatasi masalah
tersebut dan bagaimana solusi yang anda pilih akan dapat meningkatkan kesehatan
subjek atau sistem anda.
Apa?
Gunakan format Pertanyaan yang Baik untuk menjawab pertanyaan APA:
“Dengan mengerjakan APA, dengan SIAPA, DI MANA, dan untuk BERAPA LAMA
mencapai TUJUAN YANG DIINGINKAN?”
Penting sekali untuk mencoba berfikir sangat spesifik dan kreatif. Tidak cukup apabila
anda menyatakan bahwa anda akan memberikan kuliah 10 kali. Anda perlu menyatakan
bagaimana anda melaksanakannya: bilamana dan di mana kuliah akan diberikan; siapa
peserta yang akan ikut; apa yang akan anda sampaikan , dan sebagainya. Kadang-
kadang “Apa” adalah suatu pernyataan yang sederhana. Akan tetapi, anda barangkali
juga ingin menyatakan bahwa anda akan menurunkan angka orang muda yang mulai
merokok dengan 20% dalam waktu dua tahun mendatang.
Bagaimana?
Dalam bagian ini anda harus menulis secara rinci solusi anda. Anda perlu
memberikan informasi yang lebih lengkap tentang orang-orang dengan siapa anda akan
bekerja dan apa yang akan anda lakukan. Sebagai contoh: bagaimana akan anda seleksi
orang-orang yang akan membantu anda? Apabila anda mensurvei 1000 orang,
bagaimana anda akan memilih 1000 orang tersebut setiap sepuluh rumah? Kalau anda
menggunakan sukarelawan, bagaimana cara seleksi dan melatih mereka. Apabila anda
melakukan suatu kegiatan pendidikan, berapa jumlah sesi yang akan anda laksanakan
dan bahan pengajaran apa akan anda gunakan?. Apabila anda merencanakan untuk
mengurangi jumlah sampah di daerah anda dan merencanakan untuk menggunakan
sukarelawan, kegiatan apa yang akan mereka lakukan? Berapa sering? Apabila anda
merencanakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam proyek kesehatan,
cara apa yang anda gunakan untuk meyakinkan masyarakat sehingga mereka mau ikut
serta? Apakah anda akan menggunakan kegiatan sosial yang ada? Apakah anda akan
menggunakan leaflet? Lebih rinci anda menggambarkan langkah-langkah kegiatan
anda, lebih baik.
Evaluasi
Ini adalah bagian yang sangat penting dari kegiatan anda. Apabila anda tidak
menilai apa yang telah anda lakukan, anda tentunya tidak akan mengetahui apakah
masalah dapat diatasi atau tidak. Anda perlu jujur dan kritis pada diri sendiri dalam
melakukan evaluasi. Jangan takut untuk menyatakan bahwa anda gagal mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Anggap kegagalan ini sebagai suatu proses belajar
sehingga anda dan orang lain tidak akan membuat kesahalan yang sama di masa yang
akan datang.
Jabarkan bagaimana evaluasi akan dilakukan, berapa sering dan berapa lama, dan siapa
yang akan melakukan.
Evaluasi:
Ukuran Sukses atau Gagal, Apa yang Digunakan
untuk Penyelesaian Masalah Anda?
Bagian lain yang penting dari metodologi Plan of Action anda adalah suatu daftar dari
semua fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek anda.
Sekarang anda dapat mengetahui sumber daya lokal apa yang anda miliki untuk anda
pergunakan. Ini mencakup tenaga, sumber fisik dan sumber alam. Usahakan agar
supaya mencakup semua sumber yang anda perlukan ke dalam rencana.
Berikut ini adalah cara untuk mengorganisasi sumber daya yang anda miliki dan yang
masih anda perlukan.
Sumber daya yang diperlukan
Mungkin beberapa sumber daya yang diperlukan tidak ada. Anda perlu membuat daftar
dari sumber yang tidak anda miliki tersebut dan membicarakannya dengan fasilitator
anda dan para peserta lain workshop. Mungkin saja seorang atau lebih dari mereka
dapat mengusahakan sumber yang masih diperlukan. Setelah anda kembali ketempat
kerja anda, anda dapat menanyakan pada atasan atau siapa saja tentang bagaimana
memperoleh sumber yang anda belum miliki. Tugas anda adalah untuk berfikir secara
kreatif bagaimana anda dapat mengusahakan sumber daya tersebut, dan siapa yang
dapat dihubungi untuk membantu.
Sebagian besar proyek PSBH yang telah dilaksanakan di Indonesia tidak memerlukan
biaya atau memerlukan biaya dalam jumlah kecil sehingga kemungkinan untuk proyek
tidak dilaksanakan karena kekurangan biaya hampir tidak ada.
Penting juga bagi anda untuk menyusun suatu schedule bilamana berbagai langkah
proyek anda akan dilaksanakan. Anda perlu realistis dalam menentukan perkiraan
waktu pelaksanaan suatu langkah, akan tetapi anda juga perlu berfikir positif.
Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut sewaktu anda membuat schedule.
Lebih spesifik anda, lebih baik. Berikut ini adalah suatu contoh dari schedule dalam
format Gantt Chart.
Pelaksanaan
Evaluasi
Jangan lupa bahwa anda sudah mencantumkan dalam rencana anda cara-cara evaluasi
sehingga anda sendiri dan orang lain dapat mengukur efektifitas dari proyek anda
dalam minggu-minggu dan bulan-bulan akan datang. Tanyakan pada diri anda sendiri
cara yang terbaik untuk mengukur hasil-hasil dari proyek anda sehingga dengan
demikian anda memiliki catatan yang rinci tentang efektifitas keseluruhannya.
Ingat bahwa workshop PSBH dilaksanakan dengan keyakinan yang kukuh dan tidak
tergoyahkan bahwa seseorang dapat membuat perubahan.
Setiap Orang Yang Mengira Bahwa Ia
Terlalu Kecil untuk Membuat Perubahan,
Belum Pernah Berada Sendirian di Dalam
Satu Ruangan Dengan Seekor Nyamuk
Judul Proyek
Menggambarkan masalah, tempat dan waktu proyek
Judul harus pendek dan jelas
Nama anda
Nama dan instansi asal anda
Latar Belakang
Dalam dua atau tiga paragraf, tuliskan alasan mengapa melakukan proyek ini. Apa
masalah yang anda prihatinkan, berapa besar dan penting masalah tersebut, berapa
jumlah orang yang terkena masalah ini, sudah berapa lama dan di mana.
Sedapat mungkin cantumkan beberapa data kuantitatif untuk menggambarkan masalah
tersebut.
Tujuan Poryek
Tuliskan secara lengkap Pertanyaan Yang Baik anda disini.
Langkah-langkah
Tulis secara lengkap dan rinci semua langkah yang akan anda lakukan dalam bentuk
suatu daftar kegiatan. Untuk menyusun langkah-langkah ini anda perlu membayangkan
apa yang anda akan lakukan, bagaimana caranya, metoda yang akan anda gunakan,
siapa yang melakukan kegiatan tersebut, dengan siapa, berapa lama dan di mana.
Jangan lupa mencantumkan Evaluasi sebagai langkah terakhir.
Untuk mempercepat proses, anda sekaligus dapat menggabung informasi dalam sub-
bab Langkah-langkah dengan Rencana Waktu dalam bentuk Gantt Chart.
Rencana Anggaran
Cantumkan tabel anggaran seperti yang sudah anda susun. Sumber apa yang
diperlukan, apa yang sudah ada dan apa yang masih perlu dicari. Jangan lupa untuk
mencantumkan nilai total rupiahnya.
Meskipun proyek anda tidak memerlukan sumber daya karena sudah tersedia, anda
diminta untuk tetap mengisi tabel anggaran sehingga dapat diketahui berapa besar nilai
proyek anda.
Evaluasi.
Tuliskan apa yang anda akan evaluasi, metode evaluasi yang akan digunakan, berapa
kali dan berapa lama, di mana dan siapa yang akan melakukan kegiatan evaluasi.
INGAT!!!
PLAN OF ACTION TIDAK BOLEH LEBIH DARI
3 (TIGA) HALAMAN
Kesinambungan
Anda telah menyusun suatu Plan of Action yang akan anda laksanakan. Kegiatan
yang akan anda laksanakan akan mengatasi masalah yang anda ajukan.
Apabila masalah yang anda tangani dapat diatasi, pertanyaan mendasar adalah apakah
masalah tersebut akan tetap terselesaikan atau apakah masalah tersebut akan timbul
kembali apabila anda selesai melakukan kegiatan sesuai Plan of Action?
Oleh karena PSBH adalah upaya untuk mengatasi suatu masalah dan bukan merupakan
suatu proyek yang konvensional, anda perlu memikirkan langkah-langkah bagaimana
agar supaya masalah tidak muncul kembali atau mengusahakan agar supaya terjadi
kesinambungan dari upaya mengatasi masalah setelah kegiatan anda selesai.
Beberapa cara untuk menjamin kesinambungan kegiatan anda setelah kegiatan tersebut
selesai adalah:
1. Sudah mengikut sertakan fihak terkait di tempat dimana masalah tersebut terjadi dari
fase persiapan kegiatan dan mengusahakan agar supaya kegiatan tersebut menjadi
milik pihak tersebut dan meneruskan kegiatan tersebut untuk menjamin agar supaya
masalah tidak timbul kembali.
2. Apabila suatu kegiatan berhasil mengatasi suatu masalah, dan ternyata bahwa
kegiatan tersebut dapat membantu banyak orang, maka upaya yang perlu dilakukan
adalah untuk menghubungi pihak-pihak terkait untuk menggunakan pola, model,
pendekatan atau sistem yang telah berhasil tersebut ke tempat atau daerah lain.
Untuk ini perlu disusun suatu Plan of Action yang baru untuk disampaikan kepada
pihak yang terkait tersebut.
Pihak terkait adalah masyarakat setempat, LSM, dinas kesehatan atau dinas terkait lain,
pimpinan rumah sakit atau pimpinan unit di rumah sakit, sektor swasta, dan lain-lain.
Problem Solving yang Sukses
Action!
Tugas anda sekarang adalah untuk kembali ke masyarakat anda atau tempat kerja anda
dan melaksanakan proyek anda. Untuk melaksanakan proyek anda, anda memerlukan
seluruh ketrampilan dan energi yang anda miliki.
Berpikirlah dalam ruang lingkup kecil. Kita sering merasa iba oleh karena kita tidak
dapat mengatasi segera semua masalah dengan sekali langkah yang benar. Kita akan
mencapai kesehatan yang lebih baik apabila kita mulai dengan masalah kecil atau dari
suatu masalah. Apabila masalah ini tercapai, masalah yang besar lebih mudah untuk
diatasi dan sekarang masalah kecil tersebut akan terlihat lebih kecil dari sebelumnya.
Jangan lupa bahwa fasilitator anda dapat dihubungi melalui telepon, surat atau e-mail
dan mereka ingin mendapat berita dari anda. Apabila anda mengalami suatu masalah,
hubungi fasilitator anda atau teman peserta workshop yang lain. Beritahu fasilitator
anda dan ingat bahwa mereka juga akan menindak lanjuti proyek anda dan membantu
anda bila memungkinkan. Jangan anda menjadi orang asing. Tidak ada seorang peserta
workshop PSBH perlu merasa sendiri untuk melawan segunung masalah.
GENIUS ADALAH
KETEKUNAN YANG TERSELUBUNG
Anonimus
--------------psbh-pbl-----------
ANALISIS DAN TEKNIK PEMECAHAN MASALAH
(I W. Darwata, Bag. IKM FK UNUD dan Jur. Kesling dan Kesja PS IKM UNUD)
A. Pendahuluan
Keterampilan memecahkan masalah adalah bagian dari managerial skill yang
seharusnya dimiliki oleh para pelaku kesehatan (health providers). Disebutkan bahwa
keterampilan tersebut sebagian besar (80%) diperoleh dari pengalaman pengelolaan
program yang berhasil dengan baik, dan bukan dari hasil membaca atau kuliah. Namun
demikian, diperlukan suatu pelatihan khusus untuk dapat memecahkan masalah secara
efektif dan efisien sehingga akan mengurangi pemborosan dalam penggunaan biaya dan
sumber daya lainnya.
Sebelum menyusun suatu perencanaan untuk pemecahan suatu masalah perlu dilakukan
analisis masalah untuk dapat melihat secara rinci berbagai faktor yang melatar
belakangi timbulnya masalah dan dampak yang ditimbulkan oleh masalah tersebut baik
dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Faktor yang melatar belakangi
suatu masalah banyak bersumber pada lingkungan, sedangkan dampak yang
ditimbulkannya dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia yaitu aspek
kesehatan, aspek sosial aspek ekonomi, aspek politik, aspek keamanan dan lainnya.
B. Analisis Masalah
Untuk dapat membedah suatu masalah paling tidak dapat digunakan 2 pendekatan
teknik analisis (Blum). Pendekatan pertama menekankan kepada pemeriksaan induktif
(inductive examination) dan pendekatan kedua adalah analisis deduktif (deductive
analysis). Pendekatan yang pertama mengikuti prosedur analisis dari keinginan untuk
untuk mencapai suatu tujuan yang dirasakan (felt goal), kemudian di analisis berbagai
faktor yang melatar belakangi suatu masalah serta dampak yang ditimbulkannya, dan
akhirnya sampai kepada tujuan yang diinginkan (derived goal). Sedangkan pendekatan
yang kedua dimulai dengan tujuan yang diterima (accepted goal) atau berdasarkan
kesepakatan yang kemudian dijabarkan menjadi tujuan yang lebih rinci (sub-goals),
dan semuanya ini ditentukan secara intuisi. Pendekatan yang kedua ini sudah tentu
sedikit mengandung risiko, karena didahului dengan analisis yang teliti. Dalam hal
tertentu diperlukan penggabungan kedua pendekatan tersebut untuk memperoleh hasil
yang diinginkan.
2. Menetapkan sistem
Cara ini dapat menggunakan beberapa pendekatan. Pertama adalah dengan
menganalisis kondisi penyakit berdasarkan konsep medan kekuatan (forced field) dari
Blum. Pendekatan kedua adalah dengan menganalisis sifat dasar penyakit yaitu dengan
menelusuri faktor risiko timbulnya penyakit.
3. Peninjauan explorasi
a. Studi explorasi singkat
Suatu proses untuk membantu klarifikasi terhadap besarnya masalah, lingkungan sistem
dan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan oleh perencana bersama 1-2 orang staf
yang menguasai permasalahan dan dalam beberapa jam diharapkan dapat menghasilkan
gagasan tentang jenis data dan ahli (experts) yang diperlukan dalam analisis masalah.
1. Identifikasi masalah
Masalah didefinisikan sebagai suatu kesenjangan antara apa yang ada saat ini (what it
is) dan apa yang semestinya (what should be). Langkah-langkah identifikasi masalah
mencakup (1) pengumpulan data (analisis situasi, survai cepat, data sekunder hasil
rekam medis puskesmas), (2) analisis data (secara manual atau dengan komputer
menggunakan program Epi-Info atau program lainnya), dan (3) perumusan masalah
(sifat masalah, besarnya masalah, faktor penyebab atau faktor penunjang)
Pertanyaan: Apakah masalah tersebut dapat diatasi? Kalau masalah tidak diatasi apa
yang akan terjadi?
Metoda kuantitatif:
Setiap tolok ukur dapat diberikan nilai dari 1 s.d. 5 atau bisa juga dari 0 s.d. 10.
Masalah yang memperoleh nilai paling besar akan menempati urutan prioritas pertama
dalam deretan daftar masalah. Dalam hal ini yang paling banyak digunakan adalah
metoda Delbeq. Di samping itu masih ada beberapa metoda lain yaitu: metoda Hanlon,
metoda CARL, metoda Reinke, metoda Bryant.
Metoda kualitatif:
Dalam metoda ini tidak ada pemberian nilai untuk setiap masalah. Prioritas masalah
ditentukan berdasarkan angket (kuesioner), diskusi (curah pendapat), analisis SWOT
(strength, weakness, opportunity and threat), atau dengan ranking group. Selama ini
metoda yang paling banyak digunakan adalah metoda Delphi. Metoda ini menggunakan
teknik survai dengan seperangkat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada peserta yang
relatif homogen. Belakangan para pengambil keputusan banyak menggunakan analisis
SWOT atau ranking group.
Jenis-jenis pemecahan masalah yang bisa ditawarkan antara lain menyangkut bidang
pendidikan, biomedis, usaha-usaha mikro, pelatihan, psikologis, ekonomi, dan
hukum yang dampak ungkitnya menyangkut kesehatan baik langsung maupun tidak
langsung.
Mengapa?
Diskripsi tentang masalah: latar belakang masalah (penyebab), besarnya masalah,
sifat masalah dan apa yang terjadi seandainya masalah tidak ditanggulangi.
Apa?
Diskripsi tentang tujuan dan apa yang ingin dicapai
Tujuan harus dapat diukur dengan jelas berdasarkan target waktu dan sasaran.
Bagaimana?
Metode yang digunakan untuk memecahkan masalah. Metode dalam hal ini
menyangkut banyak aspek yaitu: siapa yang mengerjakan (penanggung jawab), siapa
atau apa sasarannya, berapa sasarannya, apa bentuk kegiatannya, apa isi kegiatannya,
frekuensi kegiatan, berapa lama, di mana, target pencapaian, teknologi yang
digunakan, dan jumlah biaya serta sumbernya.
Evaluasi?
Cara untuk mengukur keberhasilan dari suatu kegiatan. Dalam hal ini perlu dijelaskan
tolok ukur keberhasilan, misalnya berupa keluaran (output), dampak, efektifitas, unit
cost, dan peran serta masyarakat.
5. Implementasi kegiatan
Implementasi kegiatan mencakup pembagian tugas, mematuhi jadwal kegiatan,
penggerakan staf atau masa, koordinasi dan komunikasi, meningkatkan motivasi
(internal dan eksternal) dan melakukan pemantauan (monitoring) serta pengendalian
(supervision).
Keberhasilan implementasi kegiatan akan sangat ditentukan oleh beberapa hal yaitu: (1)
model kepemimpinan (terbuka, tertutup, otoriter, paternalistik, friendship), (2) interaksi
antar staf (interaktif, komunikatif, represif, curiga), dan (3) faktor lingkungan
(hubungan lintas sektor, kondisi sosial masyarakat, status ekonomi, kebijakan/peraturan
dan kondisi sosial politik)
6. Evaluasi kegiatan
Penilaian disini berbeda dengan penilaian pada saat pelaksanaan program. Penilaian
disini berkaitan dengan tujuan yang tercantum dalam RKO. Yang dinilai adalah hasil
(outcome) kegiatan dan dampak (impact) kegiatan sebagai penilaian akhir (summative
evaluation).
Langkah-langkah evaluasi kegiatan mencakup:
a. Pengumpulan data
Cara pengumpulan data hampir sama dengan pengumpulan data awal sewaktu
identifikasi masalah, hanya saja ruang lingkup datanya jauh lebih sempit dan hanya
terkait dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan.
b. Analisis data
Cara analisis data dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan
komputer.
c. Penyajian data
Penyajian data: dapat berupa tabel, grafik dan narasi
d. Menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi.
Kesimpulan: target tercapai, sebagian berhasil atau gagal yang dinyatakan dengan
persen (%).
Rekomendasi: mempertimbangkan keberhasilan, faktor penunjang dan faktor
penghambat.
Rujukan:
1. Anonim, Problem Solving for Better Health (PSBH), Dreyfus Health Foundation,
Februari 1998
2. Blum, Hendrik L., Planning for Health, Human Science Press Inc., 1981
3. Morley, David, Paediatric Priorities in the Developing World, Butterworth & Co
Ltd, 1973.
RANKING GROUPS (KELOMPOK RANKING)
Suatu teknik wawancara kelompok (a group interview technique)
Kegunaan
Mengukur kebutuhan (need assessment),
Mengidentifikasi masalah
Menentukan solusi masalah.
Spesifikasi
Ada seorang pemimpin kelompok
Peserta hanya 5-6 orang (latar belakang sama atau berbeda)
Waktu untuk wawancara paling lama 2 jam
Dapat merumuskan berbagai masalah di masyarakat, serta alternatif solusinya.
Anggota kelompok bekerja sama untuk membuat ranking dari masalah ataupun
alternatif solusinya.
Hasilnya berupa daftar masalah atau berupa solusi masalah yang telah disusun
berdasarkan ranking (urutan prioritas).
Contoh 1:
Tujuan sesi ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan masyarakat
yang dihadapi puskesmas dan membuat urutan prioritas tentang masalah mana yang
harus didahulukan pemecahannya.
Contoh 2:
Tujuan sesi ini adalah untuk menyusun suatu daftar faktor risiko penyebaran DBD
(demam berdarah dengue) dan membuat daftar urutan prioritas tentang faktor risiko
mana yang harus didahulukan pemecahannya.
Analisis SWOT adalah satu cara analisis untuk menunjang sistem pengelolaan
(manajemen), khususnya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan analisis SWOT
para pengelola program diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai faktor yang
dianggap akan berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian
suatu tujuan (keberhasilan suatu program).
Spesifikasi: sumber daya (tenaga, dana, sarana dan peralatan) yang telah dimiliki,
kebijakan (policy), kepemimpinan, sistem pengelolaan (cara kerja) yang efektif dan
efisien, kemampuan advocacy dan penguasaan teknologi.
W = Weakness (kelemahan)
Berbagai faktor (internal) yang dianggap sebagai kelemahan atau faktor penghambat dalam mencapai suatu tujuan.
O = OPPORTUNITY
STRATEGI SO: STRATEGI WO:
(KESEMPATAN)
▪ sumber daya
▪ kepemimpinan ▪ surveilans ▪ pelatihan
▪ kebijakan ▪ usaha pencegahan ▪ lokakarya
▪ masyarakat ▪ proyek fisik ▪ promosi kesehatan
▪ lintas sektor ▪ pengembangan program ▪ penambahan tenaga
▪ dll. ▪ dll.
T = THREAT
STRATEGI ST: STRATEGI WT:
(ANCAMAN)
▪ sumber daya
▪ kepemimpinan ▪ tour of duty ▪ mutu pelayanan
▪ kebijakan ▪ pembinaan ▪ perbaikan sumber daya
▪ masyarakat ▪ penambahan sarana ▪ peran serta masy.
▪ lintas sektor ▪ advocacy ▪ teknologi
▪ dll. ▪ dll.
Contoh: Analisis SWOT kegiatan KIA di Puskesmas Mawar.
Misi: Meningkatkan mutu pelayanan (quality assurance) kesehatan ibu dan anak (KIA)
di Puskesmas.
Tujuan:
Tujuan Umum: Meningkatkan mutu pelayanan KIA di Puskesmas berdasarkan sumber
daya yang ada.
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan profesionalisme (kapasitas) petugas (bidan dan pembantu bidan)
2. Memperbaiki sistem pengelolaan KIA agar lebih efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kemampuan rujukan KIA
4. Meningkatkan mutu pelayanan KIA (pemeriksaan ibu hamil, konseling,
penyuluhan)
Sasaran:
1. Staf Puskesmas, kususnya bidan dan pembantu bidan.
2. Masyarakat, khususnya ibu-ibu (wanita usia subur, ibu hamil dan ibu melahirkan)
S = Strength (kekuatan/kemampuan)
• SDM: 2 orang bidan D3 dan 2 orang pembantu bidan pendidikan SPK.
• Perlengkapan medis sangat memadai (KIA kit, vaksin TT, alat untuk periksa
Hb, sarana penyuluhan dan beberapa perlengkapan lainnya)
• Pimpinan Puskesmas bijaksana dan terbuka
W = Weakness (kelemahan)
• Bidan dan stafnya kurang menguasai teknik konseling
• Bidan dan stafnya tidak paham tentang pentingnya data KIA dan manfaatnya.
• Sikap mental kurang terpuji, misalnya menggiring pasien ke klinik pribadi.
• Pembantu bidan kurang terampil dalam melaksanakan tugasnya.
• Kebijakan kurang kondusif: membebaskan biaya jasa pelayanan.
O = Opportunity (peluang/kesempatan)
• Kepemimpinan yang bijaksana dalam artian sangat mendorong inisiatif setiap
staf
• Desentralisasi bidang kesehatan memungkinkan Puskesmas untuk mengusulkan
biaya berdasarkan kebutuhan yang rasional (target based budgetting)
• Kondisi masyarakat cukup baik dilihat dari sosial ekonomi dan peran serta
mereka.
T = Threat (ancaman)
• Banyaknya pesaing, khususnya bidan praktek swasta di sekitar Puskesmas
• Sikap mental yang kurang terpuji (menggiring pasien ke klinik pribadi)
STRATEGI:
Strategi S-0:
▪ Lokakarya atau pelatihan membuat usulan proyek
▪ Mengembangkan program untuk sasaran masyarakat (penyuluhan, meningkatkan
peran kader, menarik dana masyarakat)
Strategi W-O:
▪ Pelatihan (training) keterampilan teknis operasional (kemampuan konseling dan
penyuluhan)
▪ Pelatihan sistem informasi manajemen (identifikasi masalah, pengumpulan data,
analisis data dengan komputer dan presentasi data)
Strategi S-T:
▪ Pemberian insentif (materi dan non materi)
▪ Pemindahan tugas (tour of duty)
Strategi W-T:
▪ Meningkatkan kualitas pelayanan
-------------analisis masalah--------------
PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK RANKING GROUP
Kelompok 1 dan 2:
Tujuan sesi ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai masalah kesehatan masyarakat
yang dihadapi puskesmas dan membuat urutan prioritas tentang masalah mana yang
harus didahulukan pemecahannya.
Kelompok 3 dan 4:
Tujuan sesi ini adalah untuk menyusun suatu daftar faktor risiko penyebaran DBD
(demam berdarah dengue) dan membuat dafar urutan prioritas tentang faktor risiko
mana yang harus didahulukan pemecahannya.
--------------Analisis Masalah-------------
TEHNIK-TEHNIK MOTIVASI
Oleh: I Wayan Kandera
Tingkah laku seseorang berubah secara permanen disebabkan oleh adanya motivasi
orang itu untuk mengubah. Seluk beluk motivasi ini penting sekali diketahui karena
tujuan pendidikan kesehatan masyarakat (PKM) adalah untuk merangsang
perubahan perilaku.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti kebutuhan, keinginan, dorongan
atau impuls. Jadi motivasi berarti dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi agar
bangkit dapat dirangsang dengan tehnik-tehnik tertentu yang sangat penting diketahui
oleh para pendidik kesehatan masyarakat. Salah satunya yang merupakan dasar tehnik
motivasi adalah teori Hirarki Kebutuhan ( Need Hirarchy Theory) dari Abraham
Maslow. Teori ini berdasarkan atas dua asumsi:
1. Kebutuhan seseorang tergantung kepada apa yang telah dimilikinya.
2. Kebutuhan itu mempunyai hirarki diliat dari kebutuhannya.
Rasa aman
Kebutuhan
fisik
Teori hirarki ini ternyata mendapatkan atau menimbulkan banyak kritik, oleh karena
sulit dibuktikan bahwa kebutuhan manusia menuruti suatu hirarki tertentu, meskipun
secara umum disepakati bahwa kebutuhan itu sendiri terdiri dari dua tingkat yaitu
kebutuhan biologis dan kebutuhan selain biologis. Intensitas hirarki kebutuhan yang
lebih tinggi tidak semata-mata timbul karena telah terpenuhinya hirarki kebutuhan
yang lebih rendah. Kebutuhan manusia bersifat elastis sehingga kriteria cukup itu akan
bersifat sanagt relatif pada setiap individu.
Walaupun banyak kritik terhadap teori Maslow, teori ini sangat bermanfaat dalam
menjelaskan mekanisme motivasi seseorang. Dengan mengetahui mekanismenya maka
dapatlah dicari cara-cara untuk merangsang motivasi. Secara garis besar teori Maslow
menyimpulkan bahwa motivasi untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih
tinggi akan timbul jika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi. Misalnya untuk
motivasi memunculkan motivasi tentang kesehatan pada seseorang, maka kebutuhan
fisiknya (makan, minum, sandang, dan perumahan) harus telah terpenuhi sebelumnya.
Teori lain yang mencoba menerangkan tentang motivasi adalah teori Dua Faktor
(Motivator Hygiene Theory) dari Hersberg. Teori ini menyatakan bahwa kepuasan
seseorang dalam mengerjakan suatu tindakan terletak bukan pada ketidak adaan faktor-
faktor yang menyebabkan ketidak puasan, melainkan karena adanya faktor-faktor
pemuas pada pekerjaan tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidak puasan
biasanya berasal dari lingkungan (faktor kesehatan) dan faktor-faktor pemuas
(motivator) yang memang berasal dari pekerjaan itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
Jadi menurut teori ini, dalam memotivasi seseorang maka faktor-faktor motivator harus
mendapat perhatian utama. Selain teori-teori tersebut diatas, ada juga teori VROOM
yang mengusulkan teori tentang intensitas motivasi. Teori ini menyatakan bahwa
intensitas motivasi seseorang merupakan fungsi dari harapan, hasil dan nilai perbuatan
dalam mencapai hasil yang diharapkan.
M = E (H x N)
Secara umum dikenal pula istilah-istilah lain dalam kaitan motivasi tersebut:
1. Motivasi internal (intrinsik) yaitu motivasi yang timbul karena dorongan murni dari
dalam individu sendiri.
2. Motivasi eksternal (ekstrinsik) yaitu motivasi yang timbul karena dorongan yang
berasal dari luar individu.
Kedua istilah tersebut tidaklah tepat benar karena semua motivasi sebenarnya berasal
dari dalam individu itu sendiri. Namun demikian penggolongan itu hanyalah untuk
memudahkan melihat cara-cara yang dapat dipakai untuk membangkitkan motivasi
tersebut. Secara praktis teori “dua faktor” dapat dikaitkan dengan penggolongan itu.
Dalam hal ini faktor motivator berhubungan dengan motivasi internal dan faktor
kesehatan berkaitan dengan motivasi eksternal.
Dalam praktik sehari-hari, motivasi sering dihubungkan dengan kekuatan hukuman dan
hadiah. Hukuman dihubungkan dengan tekanan, sedangkan hadiah dihubungkan
dengan dorongan. Jadi untuk merangsang motivasi seseorang, kedua faktor ini harus
dicari perimbangannya, sebab pemakaian secara sepihak saja akan dapat memperlemah
motivasi.
Setelah mempelajari beberapa aspek proses adopsi maka dapat dilihat bahwa kecepatan
proses adopsi ini akan bergantung pada beberapa faktor yaitu:
1. Atribut-atribut inovasi antara lain: keuntungan relatif, keserasian, kesederhanaan,
kemudahan dalam pekerjaan, dan kemudahan untuk melihat hasil motivasi itu.
2. Tipe keputusan yang diambil: opsional, kolektif dan otoritas.
3. Cara penyampaian informasi: ceramah, diskusi, dan penugasan.
4. Keadaan individu masyarakat secara umum: tradisional, lamban, cepat tanggap.
100%
Lagarde
Late Majority
50%
Early Adopter
25% Late Adopter
Dalam ilmu manejemen Zaltman dan Duncan mengajukan beberapa strategi untuk
mengadakan perubahan. Strategi-strategi itu tampaknya relevan dengan strategi dalam
mengadakan perubahan-perubahan di bidang kesehatan. Strategi-strategi itu adalah:
1. Strategi fasilitatif
Strategi ini dijalankan dengan memberikan kemudahan-kemudahan dalam proses
pembaharuan. Teknik ini dipakai kalau sudah ada beberapa kondisi dalam masyarakat
misalnya:
a) Masyarakat telah memahami problem yang dihadapi.
b) Mereka juga sepakat mengenai cara-cara yang dipakai dalam pembaharuan.
c) Mereka terbuka terhadap saran-saran batuan-bantuan dari luar.
2. Strategi mendidik kembali
Cara ini dipakai dengan asumsi bahwa manusia selalu ingin memuaskan
kebutuhannya. Di samping itu manusia akan belajar kalau dia mau. Jadi dalam cara ini
mereka yang ingin diperbaharui telah terlihat sejak awal perencanaan perubahan.
Perubahan yang ditekankan adalah perubahan nilai-nilai, norma-norma yang telah
mereka pegang. Masyarakat harus terlibat dari saat mendefinisikan masalah, penetapan
cara-cara yang akan dipakai dan penetapan penilaian atas hasil-hasil yang dicapai.
Dengan cara ini faktor utamanya adalah usaha untuk mendorong perubahan dalam diri
seseorang dengan berusaha menghilangkan hambatan-hambatan dalam perkembangan
perubahan mereka.
3. Strategi persuasif
Strategi ini memakai proses komunikasi yang sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya tarik, masyarakat mau berubah ke arah yang diinginkan, dan dapat
dijalankan dengan membujuk masyarakat. Bujukan harus didukung oleh data yang
kuat, dan perlu juga dijelaskan keuntungan-keuntungan yang akan diproleh jika
masyarakat mau berubah. Selain itu kondisi sebagai persyaratan untuk strategi ini
adalah:
a) Perubahan yang dilaksanakan bersifat nasional dan tetap bisa dipertahankan.
b) Komitmen masyarakat yang rendah.
c) Masyarakat tidak menyadari hubungan antara kebutuhan dan cara untuk
memenuhi kebutuhan.
d) Masyarakat mempunyai kemampuan pesonal dan finansial untuk pembinaan
selanjutnya.
e) Ruang lingkup pembaharuannya luas dan memerlukan waktu yang panjang.
f) Adanya partisipasi masyarakat dalam mengambilan keputusan.
4. Strategi kekuatan.
Strategi ini berdasarkan asumsi bahwa untuk mengadakan perubahan diperlukan
pemaksaan. Paksaan bisa bersifat manipulasi ancaman atau hukuman. Prinsipnya, ada
ketergantungan masyarakat terhadap struktur kekuasaan. Cara ini diterapkan bila ada
kondisi-kondisi sebagai berikut:
a) Pengawasan dapat dilakukan dengan ketat.
b) Persepsi tentang perubahan yang akan dilaksanakan tidak jelas bagi masyarakat.
c) Dana masyarakat cukup, tetapi tidak digunakan.
d) Sebagian besar masyarakat setuju berubah, tetapi ada sebagian tidak setuju.
e) Keputusan yang diambil tidak populer.
f) Ruang lingkup pembaharuan tidak kompleks dan dalam skala kecil.
Hambatan-hambatan dalam perubahan/pembaharuan.
Salah satu hambatan utama untuk berubah ialah sikap menolak. Sikap ini akan
selalu mempertahankan keadaan dalam “status quo”. Semua pembaharuan akan
mengubah “status quo” itu menjadi keadaan tidak seimbang. Keadaan tidak seimbang
ini akan menyebabkan suatu ketidak-pastian.
Menurut Kurt Lewin maka untuk suatu keadaan seimbang selalu ada dua
kekuatan pendorong dan penghambat. Secara skematis dapat digambarkan sebagai
berikut:
Penghambat
+5
+4
+3
+2
+1
0
-1
-2
-3
-4
-5
Pendorong
Dalam suatu proses perubahan maka seorang change agent akan bertindak
sebagai manusia-manusia pembaharuan. Peranan mereka dalam perubahan pembaruan
adalah sebagai berikut:
------------------------------
KARTU INFORMASI FOLLOW UP PBL PSBH
P. S. ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
Efek apa yang telah dirasakan oleh masayarakat atau tempat lingkungan POA dilaksanakan?
(misalnya ada perubahan perilaku, perubahan manajemen, dsb.)
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Apakah anda sudah dapat mengatasi tantangan tersebut? Caranya? Jika tidak, mengapa?
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
Komentar anda?
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..