Anda di halaman 1dari 41

Asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan sistem integumen

Varicella & Herpes zoster

By Ns. Nia Rosliany, M.Kep.Sp.Kep.MB


STIKes RS Husada Jakarta
varicella
 Definisi
varicella atau dikenal dengan cacar air
adalah penyakit infeksi virus yang
disebabkan oleh virus varicella zoster.
 Varicella terutama mengenai anak-anak
yang berusia di bawah 20 tahun terutama
usia 3 – 6 tahun dan hanya 2% terjadi pada
orang dewasa.
Patogenesis
 Masa inkubasi 10 -21 hari (rata-rata 14 –
17 hari).
 VZV masuk ke dalam tubuh manusia
dengan cara inhalasi dari sekresi pernafasan
(droplet infection), ataupun kontak langsung
dengan lesi kulit.
 Droplet infection dapat terjadi 2 hari
sebelum hingga 5 hari setelah timbul lesi
dikulit.
Lanjutan patogenesis
 VZV masuk ke dalam tubuh manusia
melalui mukosa saluran nafas bagian atas,
orofaring ataupun konjungtiva.
 Siklus replikasi pertama terjadi pada hari ke
2 – 4 yang berlokasi pada lymph nodes
regional, kemudian penyebaran virus sedikit
melalui darah dan kelenjar limfe, yang
menyebabkan viremia primer (biasanya hari
ke 4 – 6 setelah infeksi pertama).
Lanjutan patogenesis
 Siklus replikasi virus kedua terjadi di hepar
dan limpa, mengakibatkan viremia
sekunder.
 Pada fase ini, partikel virus akan menyebar
ke seluruh tubuh dan mencapai epidermis
pada hari ke 14 - 16, yang mengakibatkan
timbulnya lesi dikulit yang khas.
 Penderita varicella dapat menularkan ke yg
lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari
setelah timbulnya lesi di kulit
Gambaran klinis
 Diawali gejala prodormal : demam, malaise,
nyeri kepala, mual dan anoreksia yang
terjadi 1-2 hari sebelum timbulnya lesi di
kulit.
 Muncul lesi diawali pada wajah dan scalp,
kemudian meluas ke dada dan meluas ke
ekstremitas.
 Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa
mulut dan genital.
 Lesi biasanya sangat gatal.
Lanjutan gambaran klinis …
 Pada awalnya timbul makula eritematosa
kecil, berubah cepat dalam waktu 12-14 jam
menjadi papul dan berkembang menjadi
vesikel dengan dasar eritematosa,dengan
gambaran klasik seperti tetesan air diatas
kulit (tear drop).
 Lesi kemudian akan mengering menjadi
krusta dalam waktu yang bervariasi antara 2
– 12 hari, kemudian krusta ini akan lepas
dalam waktu 1 – 3 minggu.
komplikasi
 Infeksi sekunder oleh bakteri.
– Infeksi dapat menyebabkan impetigo, furunkel,
selulitis, dan erysipelas.
 Terbentuk parut (scar).
 Pneumonia
 Encephalitis
 Neurologik : acute postinfeksius cerebellar
ataxia.
 Komplikasi lambat dapat menimbulkan
herpes zoster
Pemeriksaan diagnostik
 Tzanck smear
 Direct fluorescent assay (DFA)
 Polymerase chain reaction (PCR)
 Biopsi kulit
Pengertian Herpes zoster
 Herpes zoster adalah radang kulit akut dengan sifat khas yaitu
terdapat vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persarafan
sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya unilateral.

 Etiologi
Virus varicela zoster (vzv)

 Menurut daerah penyerangannya dikenal :


1. Herpes zoster oftalmika : menyerang dahi dan sekitar mata
2. Herpes zoster servikalis : menyerang pundak dan lengan
3. Herpes zoster torakalis : menyerang dada dan perut
4. Herpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan paha
5. Herpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus dan
genetalia
6. Herpes zoster otikum : menyerang telinga
Bentuk-bentuk lainnya
1. Herpes zoster hemorragika : vesikula-
vesikulanya merah berisi darah
2. Herpes zoster abortivum : penyakit ringan, waktu
singkat & erupsinya hanya berupa eritema dan
papula kecil
3. Herpes zoster generalisata : kelainan kulit yang
unilateral dan segmental serta penyebaran secara
generalisata. (pada orang tua dan orang yg
kondisi fisiknya sangat lemah).
Patofisiologi

Infeksi varisela

Vzv menuju ujung serabut saraf sensorik

Serabut saraf sensorik

Ganglion saraf sensorik

Virus memasuki masa laten
 
daya tahan baik daya tahan me
 
virus dormant reaktivasi virus
(mengalami multiplikasi & menyebar
di dlm ganglion)

- nekrosis pada saraf
- inflamasi saraf yang hebat
- neuralgia yang hebat
Manifestasi klinis
1. Biasanya didahului oleh demam
2. Erupsi lokalisata & hampir selalu unilateral.
Daerah yg paling sering  torakal, kemudian daerah mata
3. Kelainan kulit dimulai dengan makulopapula eritematous
 vesikel  pustula
4. Bila terjadi absorbsi : vesikel menjadi krusta berwarna
coklat yang kemudian rontok dalam beberapa hari dengan
meninggalkan makula yg berangsur-angsur akan
menghilang.
– Bila tidak terjadi : vesikel pecah  terjadi infeksi
sekunder  ulserasi atau nekrosis  sembuh dengan
meninggalkan sikatriks yang dalam.
4. Erupsi disertai rasa nyeri (bersifat membakar/panas,
tajam, menusuk atau berupa perasaan pegal)
PERKEMBANGAN RASH HERVES ZOSTER

Hari ke-1 Hari ke-2

Hari ke-5 Hari ke-6


Komplikasi
1. Infeksi
2. Pembentukan sikatriks
3. Neuralgia postherpetika (pada usia lanjut)  nyeri
persisten (bisa berbulan- bulan) pada saraf yang terkena
setelah terjadi kesembuhan
4. Pada mata : keratitis, uveitis, ulserasi dan kebutaan.

Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan apus secara Tzanck membantu menegakkan
diagnosis dg menemukan sel Datia berinti banyak
2. Pemeriksaan cairan vesikula & biopsi dg mikroskop
elektron serta tes serologik
Penatalaksanaan
1. Yang penting istirahat
2. Terapi sistemik hanya bersifat simtomatik,
Misalnya :
‫ ־‬Untuk mengurangi neuralgia diberikan analgetik
‫ ־‬Untuk mencegah pecahnya vesikel diberikan
bedak salisil 2%
‫ ־‬Vesikel yang sudah pecah dapat diberikan salep
antibiotik untuk mencegah infeksi.
‫ ־‬Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan
antibiotik lokal
‫ ־‬dapat pula ditambahkan neurotropik : Vit. B1, B6
dan B12
Lanjutan (penatalaksanaan)
3. Pemberian secara oral prednison 30 mg perhari
atau triamsinolon 48 mg sehari akan
memperpendek masa neuralgia pascaherpetika,
terutama pada orang tua sebaiknya diberikan
sejak awal timbulnya erupsi
4. Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka
waktu kurang dari 48 – 72 jam setelah erupsi
dikulit muncul.
5. Golongan antivirus yang dapat diberikan yaitu :
Asiklovir (Zovirax) 500 mg/m2 IV setiap 8 jam
selama 10 hari.
6. Oral pubertas & dewasa 5 x 800 mg/hari selama 7
hari
Herves zoster oftalmika Herves zoster thorakalis
Herves zoster servikalis
VARISELLA
Pengkajian
1. Data Subjektif
• Keluhan nyeri
• Perasaan malu, kecacatan,
• Ansietas

2. Data Objektif
• Nyeri ekstrem  sensitif untuk disentuh, ditekan,
pergerakan udara dan perubahan suhu
• Lesi di kulit : vesikel
• Gelisah, menangis
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit,
reaksi inflamasi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
adanya lesi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan
primer tidak adekuat, kerusakan perlindungan
kulit, jaringan traumatik
4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosis
penyakit dan penatalaksanaannya berhubungan
dengan kurangnya informasi
Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit, reaksi inflamasi
‫ ־‬Kaji lokasi dn intensitas nyeri dengan menggunakan skala
nyeri
‫ ־‬Observasi tanda-tanda vital
‫ ־‬Bantu dan ajarkan manajemen penanganan nyeri : relaksasi,
tarik nafas dalam
‫ ־‬Berikan aktifitas distraksi tepat sesuai dengan usia/kondisi
‫ ־‬Berikan terapi : analgetik, kortikosteroid, asiklovir
(Zovirax)

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi


‫ ־‬Kaji lesi kulit : jenis lesi, jumlah, perubahan kelainan kulit,
bau
‫ ־‬Berikan perawatan kulit yang tepat dan tindakan kontrol
infeksi
Lanjutan (intervensi)

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan


primer tidak adekuat,kerusakan perlindungan
kulit, jaringan traumatik
‫ ־‬Implementasikan tehnik isolasi yang tepat
sesuai indikasi
‫ ־‬Tekankan pentingnya tehnik cuci tangan yang
baik untuk semua individu yang datang kontak
dengan klien
‫ ־‬Berikan bedak salisil 2 %
‫ ־‬Berikan terapi antibiotik
Lanjutan (intervensi)
4. Kurangnya pengetahuan tentang prognosis penyakit dan
penatalaksanaannya b.d kurangnya informasi
‫ ־‬Beri informasi yang dibutuhkan klien : prognosis
penyakit, komplikasi dan penatalaksanaan di rumah
‫ ־‬Demonstrasikan perawatan luka dan balutan, tekankan
pentingnya tehnik aseptik
‫ ־‬Jelaskan tanda dan gejala untuk dilaporkan
‫ ־‬Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang
‫ ־‬Diskusikan jadual pengobatan
‫ ־‬Tingkatkan kunjungan evaluasi ke dokter
Evaluasi
1. Klien melaporkan pengurangan nyeri dan ketidaknyamanan dalam
batas yang dapat ditoleransi
‫ ־‬Menampakkan ketenangan, ekspresi muka yang rileks
2. Klien dapat memperlihatkan integritas kulit kembali baik
‫ ־‬lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, tidak ada
sikatrik
3. Infeksi tidak terjadi
‫ ־‬Mencapai penyembuhan kulit tepat waktu, bebas eksudat, purulen
dan tidak ada peningkatan suhu
4. Klien dapat meningkatkan pengetahuannya
‫ ־‬Melaksanakan perawatan luka dengan benar dan tehnik yang
tepat
‫ ־‬Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan,
tanda
‫ ־‬infeksi dan jadual obat.
SELULITIS
Pengertian
 Selulitis adalah peradangan menjalar dan
akut pada kulit dan terutama mengenai
jaringan subkutan yang lebih dalam.

Etiologi
 Streptococcus dan Stapilococcus aureus.
Manifestasi klinis
1. Gejala sistemik : malaise, demam dan menggigil
2. Eritema pada tempat infeksi cepat bertambah
merah dan menjalar
3. Rasa sakit setempat
4. Lesi kulit : edema yang teraba panas, merah dan
luas, pinggir lesi tidak timbul atau berbatas tegas,
vesikula yang mudah pecah, abses dengan
nekrosis
5. Terdapat limfadenopati disertai limfangitis yang
menjalar ke arah proksimal
6. Selulitis di kulit kepala : nodula kecil dan abses
Komplikasi
• Tromboplebitis

Pemeriksaan laboratorium
• Terdapat leukositosis (15.000 – 40.000)

Penatalaksanaan
1. Dirawat  istirahat, meninggikan tungkai yang terkena
2. Terapi :
‫־‬ Sistemik : antibiotik per oral
‫־‬ Topikal : lesi basah  kompres, lesi kering  olesi
krim antibiotik
Eritema
Vesikel mudah pecah
Pengkajian
Data Subjektif
1. Adanya keluhan sakit kepala, demam, menggigil dan
malaise, mual muntah
2. Nyeri terlokalisasi serta adanya nyeri tekan di tempat
yang sakit

Data Objektif
1. Kulit di daerah yang sakit : kemerahan, bengkak, warna
oranye
2. Adanya luka terbuka
3. Linfangitis
4. Takikardia, hipotensi
5. Pemeriksaan lab : lekosit 
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi
jaringan
2. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan
turgor, sirkulasi dan edema
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai
penatalaksanaan perawatan di rumah
Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan
‫־‬ Kaji lokasi dan intensitas nyeri serta skala nyeri
‫־‬ Jelaskan kebutuhan akan imobilisasi
‫־‬ Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis
tubuh untuk mencegah penekanan dan kelelahan
‫־‬ Bantu & ajarkan penanganan nyeri, penggunaan
imajinasi, relaksasi & lainnya.
‫־‬ Tingkatkan aktifitas distraksi
‫־‬ Berikan analgesik jika diperlukan, kaji
keefektifannya
Intervensi

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor, sirkulasi


dan edema
- Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna dan jumlah cairan
- Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peninggian ekstremitas dan
imobilisasi
- Gunakan kompres dan balutan
- Pantau tanda-tanda vital terutama suhu, lapor dokter jika ada pe suhu

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai


penatalaksanaan perawatan di rumah
- Demonstrasikan perawatan luka dan balutan, tekankan pentingnya tehnik
aseptik
- Jelaskan tanda dan gejala untuk dilaporkan ke dokter :
 nyeri luka atau penambahan cairan
 demam, menggigil dan sakit kepala
 bau dari balutan dan luka
- Diskusikan jadual pengobatan, meliputi nama, tujuan, dosis & efek samping
- Tekankan pentingnya diet nutrisi untuk meningkatkan pemulihan luka
- Tingkatkan kunjungan evaluasi ke dokter

Evaluasi
1. Klien melaporkan pengurangan nyeri dan ketidaknyamanan dalam batas yang
dapat ditoleransi
- menampakkan ketenangan, ekspresi muka yang rileks
- bergantian tidur dengan aktifitas yang sesuai

2. Klien dapat memperlihatkan integritas kulit kembali baik


- lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut
- kulit bersih, kering dan area sekitar bebas dari edema
- suhu normal

3. Klien dapat meningkatkan pengetahuannya


- Melaksanakan perawatan luka dengan benar dengan tehnik yang tepat
- Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan, tanda
infeksi dan jadual obat.

Anda mungkin juga menyukai