Anda di halaman 1dari 10

DISKUSI 3

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :

Manajemen Keuangan (EKMO5205.04)

Disusun oleh :

Teguh Santoso 530024421

MAGISTER MANAJEMEN
BIDANG MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
Diskusi 3

Silahkan teman-teman diskusikan dan jelaskan tentang:


Bagaimana caranya analisis laporan keuangan itu dilakukan?
Informasi-informasi apa saja yang disajikan dalam Neraca dan bagaimana urutannya?
Informasi-informasi apa saja yang disajikan dalam laporan laba rugi?
Analisis rasio keuangan yang sering digunakan dalam melakukan analisis laporan keuangan.
Sebutkan kelemahan dalam analisis rasio?
Terima Kasih,

Komentar:
Bagaimana cara analisis keuangan dilakukan. ?
Dalam melakukan analisa laporan keuangan terdapat beberapa teknik, berikut ini 4 metode
yang dapat Anda pilih.
a. Metode Komparatif
Metode komparatif atau perbandingan digunakan dengan cara menggunakan angka-angka di
laporan keuangan dan membandingkan dengan angka-angka yang ada di laporan keuangan
tahun sebelumnya. Dengan cara lain, Anda dapat membandingkan masing-masing pos laporan
keuangan yang relevan atau data yang signifikan. Sehingga metode ini juga dikenal dengan
istilah metode analisis rasio.

b. Metode Analisis
Metode menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun, dan kemudian
menggambarkan tren/grafiknya. Oleh karena itu, pada metode ini di butuh kan bantuan
pengetahuan statistik. Misalnya, seperti menggunakan rumus program linier y = a + bx. Teknik
tren dapat digunakan untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa depan dengan
menggunakan data historis.

c. Metode Common Size Financial Statement


Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalam bentuk
presentasi. Adapun presentasi yang dibuat biasanya berkaitan dengan jumlah yang bernilai
penting. Misalnya aset pada neraca, penjualan pada laporan laba/rugi.

d. Metode Index Time Series


Metode ini dihitung dengan cara menggunakan laporan keuangan dijadikan sebagai indeks dan
dipilih sebagai tahun dasar. Biasanya tahun dasar yang dipilih/ditetapkan diberi indeks 100.
Untuk menghitungnya, dapat digunakan rumus berikut:
Indeks tahun N = angka laporan tahun N x 100%
Angka dasar

Untuk melakukan analisis laporan keuangan, hal penting yang harus kita miliki adalah laporan
keuangan yang baik dan benar. Anda dapat menggunakan software akuntansi untuk membuat
laporan keuangan dengan cepat dan tepat.
Informasi apa saja yang di sajikan dalam neraca dan bagaimana urutannya
Seperti namanya neraca atau balance sheet merupakan laporan keuangan yang menunjukan
posisi dan informasi keuangan sebuah perusahaan. Dalam laporan neraca, Anda akan melihat
informasi tentang aset, kewajiban dan modal perusahaan secara lengkap dan rinci. Dengan kata
lain, elemen dalam laporan neraca ya hanya tiga akun tersebut. Untuk membuat neraca, Anda
dapat menggunakan pedoman persamaan akuntansi yaitu:

Aset = Kewajiban + Modal

Aset untuk sisi aktiva sementara kewajiban dan modal untuk sisi pasiva. Harus selalu diingat
bahwa antara sisi aktiva dan pasiva harus seimbang.

Informasi yang terdapat dalam neraca dan urutannya


Informasi yang terdapat dalam neraca terbagi dalam tiga bagian besar,yaitu :
1.Aset
2.Kewajiban
3.Ekuitas
1 . ASET

Aktiva atau aset adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis yang diharapkan
memberikan manfaat usaha di masa depan. Aktiva dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1.1.Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah aset yang umur kegunaannya untuk jangka pendek. Proses pencairan
aktiva lancar ini kurang dari atau maksimal 1 tahun.

Beberapa yang termasuk di dalam aktiva lancar adalah;

 Kas
 Piutang
 Perlengkapan
 Persediaan
 Biaya dibayar di muka

2.2.Aktiva tetap

Aktiva tetap adalah aset yang umur kegunaannya untuk digunakan dalam jangka waktu yang
panjang, lebih dari setahun. Aset ini umumnya digunakan untuk kepentingan operasioanl
perusahaan.

Beberapa yang termasuk dalam aktiva tetap adalah;

 Tanah
 Gedung
 Mesin
 Peralatan
Aset jenis ini mengalami penyusutan karena penggunaan dan berkurangnya masa pakai.

Selain itu, aktiva tetap juga memiliki bentuk lain, yaitu aktiva tetap tak berwujud. Beberapa
yang termasuk aktiva tetap tak berwujud adalah;

 Hak paten
 Hak cipta
 Merk dagang
 Hak sewa

2. PASIVA

Pasiva adalah kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh suatu entitas bisnis kepada
pihak lain, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Beberapa yang termasuk di
dalam pasiva adalah;

 Utang
 Pendapatan dibayar di muka
 Akrual (biaya yang akan jatuh tempo)
Pasiva atau kewajiban dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;
1. Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang adalah setiap utang yang periode pembayarannya relatif lama. Beberapa
yang termasuk utang jangka panjang diantaranya;

 Utang obligasi (bond payable)


 Utang hipotek (mortage payable)
 Dan lain-lain

2. Utang Jangka Pendek

Utang jangka pendek adalah semua utang yang harus dibayarkan dalam waktu relatif lama,
paling lambat satu tahun. Beberapa yang termasuk di dalam utang jangka pendek antara lain;

Jenis Utang
No. Keterangan
Jangka Pendek

1 Utang Wesel/ Wesel yang wajib dibayar kepada pihak lain yang pernah
Wesel Bayar dibayarkan sebelumnya. Pada umumnya umur utang wesel adalah
30 hari, 60 hari, atau 90 hari.

2 Utang Ini adalah utang kepada rekan usaha (supplier) dalam kaitannya
Dagang (Account untuk kegiatan perusahaan. Misalnya membayar barang yang
Payable) sudah diterima sebelumnya.

3 Biaya yang harus Segala biaya yang belum lunas dalam satu periode pembukuan.
dibayar Misalnya utang gaji/ dan utang biaya lainnya.

3.Modal

Modal adalah uang atau barang yang dipakai sebagai dasar untuk melakukan suatu
pekerjaan. Dalam hal ini modal dalam neraca adalah saldo dari modal akhir sebuah perusahaan
dalam satu periode akuntansi.

Dengan kata lain, modal atau equity merupakan selisih atau nilai lebih assets dikurangi
dengan liabilities.
Informasi-informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan (revenue), yaitu pemasukan atau penambahan aktiva lainnya dari


suatu entitas bisnis.
2. Kewajiban (expense), yaitu pengeluaran atau penggunaan aktiva dari suatu
perusahaan.
3. Keuntungan (profit), yaitu penambahan ekuitas karena terjadinya transaksi
periferal perusahaan, atau investasi dari pemilik usaha.
4. Kerugian (loss), yaitu penurunan ekuitas karena terjadinya transaksi periferal
perusahaan.
Analisis rasio keuangan
Analisis rasio keuangan yang apalingvsering digunakan

Rasio keuangan adalah suatu alat untuk menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan dengan
menggunakan data-data keuangan perusahaan tersebut. Data-data keuangan dapat diambil dari
laporan keuangan seperti laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan lainnya.
Berdasarkan tujuannya, rasio keuangan dibagi menjadi empat yaitu.

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba).
Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going
concern). Terdapat lima ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas.

a. Gross Profit Margin


Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor yang dapat dicapai dari
setiap penjualan. Gross profit margin merupakan perbandingan laba kotor dan penjualan pada
periode yang sama. Semakin besar hasil perhitungan menandakan semakin baik kondisi
keuangan perusahaan. Adapun rumusnya adalah:
Rumus menghitung Gross Profit Margin:
Gross Profit Margin = Penjualan Netto - HPP / Penjualan Netto X 100%
b. Operating Profit Margin
Profit margin menggambarkan laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari
penjualan perusahaan. Rasio ini dapat dilihat pada laporan laba rugi pada bagian analisis
common size. Rasio ini juga diinterpretasikan sebagai ukuran efisiensi bagaimana perusahaan
menekan biaya-biaya pada suatu periode.
Rumus menghitung Operating Income Ratio:
Operating Income Ratio = Penjualan Netto - HPP – Biaya Administrasi
& Umum (EBIT) / Penjualan Netto X 100%
c. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu
penjualan rupiah. Semakin tinggi rasio artinya semakin baik, karena menunjukan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Rumus menghitung Net Profit Margin:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto
X 100%

d. Return On Assets (ROA)


ROA menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan after tax operating profit dari total
aset yang dimiliki perusahaan. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau
EBIT (Earning Before Interest and Tax).

e. Return On Investment (ROI)


ROI menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan
digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung
rasio ini adalah laba setelah pajak / Earning After tax (EAT). Semakin besar hasilnya maka
semakin baik
Rumus menghitung Rate of Return Investment (ROI):
Rate of Return Investment (ROI) = EAT / Jumlah Aktiva X 100%
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka
pendeknya, seperti membayar gaji, utang yang jatuh tempo, biaya operasional, dan
lainnya. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung ini yaitu.
a. Current Ratio
Rasio ini menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi maka
artinya semakin baik likuiditasnya.

Rumus menghitung Current Ratio:


Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
b. Quick Ratio
Quick ratio menunjukkan perbandingan antara (kas + sekuritas jangka pendek + piutang)
dengan kewajiban lancar. Dengan kata lain merupakan jumlah perimbangan antara aktiva
lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Quick ratio juga biasa disebut dengan acid
test ratio. Persediaan tidak dimasukan dalam perhitungan rasio ini karena persediaan
merupakan aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas yang kecil. Semakin tinggi hasilnya,
semakin baik likuiditasnya.
Rumus menghitung Quick Ratio:
Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar X 100%
C.Cash Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan kas
yang tersedia dan berikut surat berharga atau efek jangka pendek.

Rumus menghitung Cash Ratio:


Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang Lancar X 100%

Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua


kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek jika perusahaan dilikuidasi. Jadi
perusahaan yang solvable belum tentu tidak likuid (ilikuid), dan perusahaan yang tidak solvable
juga belum tentu ilikuid. Perusahaan yang tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk
membayar utang biasanya disebut dengan perusahaan yang unsolvable. Terdapat 2 rasio yang
digunakan untuk menghitungnya.

a. Total Debt to Total Assets Ratio


Rasio ini dikenal dengan debt ratio yaitu mengukur besarnya dana yang berasal dari utang.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva perusahaan. Semakin kecil
rasionya makan semakin aman (solvable). Kreditor akan lebih menyukai debt ratio yang rendah.
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal sendiri. Sebaiknya
utang perusahaan tidak melebihi modal perusahaan sendiri. Hal ini agar beban tetap yang
dikeluarkan perusahaan tidak tinggi. Semakin kecil utang terhadap modal maka semakin baik
dan aman.

Rasio Aktivitas
Mengukur tingkat penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda. Caranya adalah
dengan melihat beberapa aset, kemudian Anda menentukan berapa tingkat aktivitas pada
aktiva-aktiva pada kegiatan tertentu. Setelah itu, Anda akan mengetahui aktiva mana yang
produktif dan aktiva mana yang kurang produktif. Sehingga selanjutnya Anda dapat
memutuskan alokasi dana yang lebih besar untuk aktiva yang produktif.
a. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi perputarannya maka
semakin efektif pengelolaannya. Dengan rasio ini Anda dapat melihat pengelolaan piutang dan
kebijakan kreditnya
b. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio ini menunjukan likuiditas perusahaan dalam pengelolaan persediaanya. Semakin tinggi
perputarannya maka semakin baik. Hal tersebut artinya perusahaan menjual dan mengelola
persediaan dengan cepat dan baik. Jika rendah berarti efektivitas pengendalian persediaan
kurang baik. Cara menghitungnya
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dengan
aktiva tetap yang dimilikinya. Semakin besar perputaran rasionya, maka semakin baik untuk
perusahaan. Rasio ini cukup penting bagi industri yang memiliki aktiva tetap yang tinggi.
Sedangkan untuk industri dengan aktiva yang kecil seperti perusahaan jasa, menjadi tidak
terlalu penting.
d. Rasio Perputaran Total Aktiva
Rasio ini hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, yang membedakannya adalah
pembagi yang digunakan, yaitu total aktiva. Rasio ini digunakan untuk menghitung efektivitas
penggunaan total aktiva. Semakin tinggi perputarannya maka semakin efektif perusahaan
dalam memanfaatkan total aktiva untuk penjualannya.

Kelemahan Analisis Rasio Keuangan.

Beberapa kelemahan dari rasio keuangan :

 Adanya distorsi karena laba yang dimasukkan tidak memasukkan unsur biaya modal
ekuitas.
 Laporan keuangan dari suatu perusahaan yang memiliki sejumlah divisi dari industri
yang berlainan akan sulit dibandingkan dengan perusahaan lain atau dengan data
suatu industri.
 Terjadinya distorsi karena pengaruh inflasi dan penggunaan data historis dalam
akuntansi.
 Laporan keuangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus didukung oleh catatan atas
laporan keuangan. Informasi ini harus dicermati karena mungkin memuat potensi
masalah yang dapat sangat mempengaruhi kondisi keuangan suatu perusahaan.
 Kesulitan dalam menginterpretasikan hasil analisa. Misalkan, quick rqtio yang tinggi
apakah bagus karena kuatnya likuiditas perusahaan. Atau, justru jelek karena
perusahaan memegang kas yang berlebih yang justru tidak produktif.
 Perbedaan dalam perlakuan akuntansi dapat menimbulkan distorsi dalam
membandingkan rasio.

Daftar Pustaka

Agus Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit
EKONISIA, Yogyakarta, 2011.

Aliminsyah, Padji. 2003. Buku Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan. Jakarta
noraga, Pandji, dan Pakarti Piji. 2001. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi. PT Asdi
Mahasatya. Jakarta.

http://gudangartikelpendidikan.blogspot.com/2011/11/keunggulan-dan-kelemahan-analisis-
rasio.html

Anda mungkin juga menyukai