S1 2013 283070 Chapter1 PDF
S1 2013 283070 Chapter1 PDF
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU DENGAN PROBLEM SOLVING FOR BETTER
HOSPITAL (PSBH) DI RSUP DR. SARDJITO
ARI RUSDAYATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam UUD
pelayanan minimal rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit sebagai salah satu
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
menjadi tantangan tersendiri bagi rumah sakit, oleh karena itu semua rumah sakit
1
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA PROBLEM SOLVER DALAM
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU DENGAN PROBLEM SOLVING FOR BETTER
HOSPITAL (PSBH) DI RSUP DR. SARDJITO
ARI RUSDAYATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pelayanan kesehatan yang optimal. Rumah sakit perlu menetapkan strategi yang
Problem Solving for Better Hospital (PSBH) serta mencari alternatif pendekatan
Banyak rumah sakit yang saat ini menggunakan PSBH sebagai pendekatan
dengan cara yang mudah, menarik juga dilakukan dengan senang hati.
RSUP Dr. Sardjito adalah salah satu rumah sakit yang sudah menerapkan
metode PSBH ini. Salah satu komponen penting dalam PSBH adalah problem
solver yaitu karyawan rumah sakit yang terdiri dari dokter, tenaga keperawatan,
tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non medis yang telah mengikuti pelatihan
atau workshop PSBH selama 2-3 hari. Pada kegiatan workshop ini dipaparkan
kepada fasilitator.
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA PROBLEM SOLVER DALAM
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU DENGAN PROBLEM SOLVING FOR BETTER
HOSPITAL (PSBH) DI RSUP DR. SARDJITO
ARI RUSDAYATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Dari hasil wawancara dengan ketua PSBH RSUP Dr. Sardjito, Patricia Suti
tahun 2004, dimana workshop PSBH rutin dilakukan kecuali pada tahun 2006 dan
2007. Jumlah problem solver dari tahun 2004 sampai tahun 2011 di RSUP Dr.
Sardjito adalah 193 orang. Diketahui pula terdapat beberapa problem solver yang
tidak melaksanakan PSBH dengan baik yaitu tidak melaksanakan POA secara
sebanyak 1 kali yaitu POA wajib yang ditugaskan saat mendapatkan pelatihan
PSBH, sedangkan POA diluar POA wajib tidak semua problem solver mau
konsisten.
Pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan dalam hal ini adalah pelaksanaan
solver. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah faktor individual yang dapat
PSBH.
kualitas pelayanan, rumah sakit menginginkan motivasi untuk bekerja yang tinggi
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA PROBLEM SOLVER DALAM
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENINGKATAN MUTU DENGAN PROBLEM SOLVING FOR BETTER
HOSPITAL (PSBH) DI RSUP DR. SARDJITO
ARI RUSDAYATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dan hubungan interpersonal yang dimiliki oleh problem solver tidak mempunyai
berempati, dan membina hubungan dengan orang lain. Individu yang mempunyai
kecerdasan emosi yang tinggi memiliki kemampuan tinggi untuk melibatkan diri
dengan orang atau masalah dan untuk memikul tanggung jawab dan memiliki
berkualitas (Jati, 2010). Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi
Sejauh ini peneliti sedikit menemukan penelitian terkait problem solver dan
emosional dan motivasi kerja. Melihat uraian di atas penelitian untuk mengetahui
kecerdasan emosional dan motivasi kerja problem solver penting untuk dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
solver.
dengan motivasi kerja sehingga dapat mengelola emosi dan motivasi kerja
e. Bagi peneliti
E. Keaslian Penelitian
penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
Solving for Better Hopitals (PSBH) di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
program terhadap perilaku dan sikap dalam jangka pendek dan jangka panjang.
wawancara dan kuesioner pada problem solver dan observasi dan studi
dokumentasi untuk menilai kinerja problem solver. Dari hasil penelitian ini
signifikan.
problem solver. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada
variabel yang diteliti dan juga pada metode penelitiannya. Variabel pada
Perawat di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
penelitian ini diketahui bahwa ada hubungan positif yang bermakna antara
tingkat kecerdasan emosi dengan motivasi kerja perawat, begitu pula dengan
Dr. Sardjito. Populasi dan sampel pada penelitian Saltar adalah perawat di
ruang rawat inap sedangkan populasi dan sampel pada penelitian yang akan
Binjai”. Dari penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh yang positif antara
penelitian yang akan dilakukan pada jenis penelitian, lokasi dan sampel
dilakukan adalah di RSUP Dr. Sardjito. Populasi dan sampel adalah problem
solver.
10
Perbedaannya pada sampel yaitu pada penelitian yang akan dilakukan sampel
mengkaji faktor ekstrinsik dan instrinsik pada sampel yang sangat bervariasi,
terdiri dari berbagai macam profesi dan dari berbagai usia yang berkisar antara
19-73 tahun dan lama bekerja yang bervariasi yaitu kurang dari 1-40 tahun.
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada sampel. Penelitian Amabile
sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan sampel yang digunakan adalah
problem solver.