Anda di halaman 1dari 18

1

“ ’”

KOMA

Written by:

Aziz Hakim Astqolani

Hidup belum titik, masih koma

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel

Surabaya

azizhakimastqolani@gmail.com
2

SKENARIO FILM “,” KOMA

1 EXT. KAMPUNG – RAMAI – PAGI HARI


Film ini dimulai dengan suara kokok ayam jantan dengan suasana kampung
yang ramai oleh para pria yang sedang asik bermain adu ayam jago, salah satu
pemain dalam judi itu adalah Doni dan Juga Riko sahabat yang sudah lama
berteman khususnya dalam hal-hal keburukan yang mereka kompak untuk
melakukan.Dalam judi tersebut Doni dan Riko kalah, karena ayam yang mereka
jagokan ternyata takluk ditangan jago lainnya. Pemenang kontes meminta
taruhan kepada Doni dan Riko

PEMENANG JUDI
Don, Rik mana jatahku? Siniin duit mu pada (sembari merampas uang ditangan
Doni dan Riko)

DONI
Tapi .. tapi.. Bang..

PEMENANG JUDI
Apanya yang tapi-tapi.. salah sendiri kamu kalah haha (ketawa puas)

Doni dan Riko kesal menjambak rambut mereka karena uang jatah foya-foya
mereka habis tak tersisa.

CUT TO:
3

2 EXT. RUMAH BU LASTRI – PINTU DEPAN – PAGI


dibuka dengan Close Up : Tangan yang mengetok pintu dengan keras.
Doni dalam keadaan sempoyongan setenga sadar setelah pulang dugem malam
harinya, meengetuk pintu dengan berteriak “buka pintunya dong, woi.. buka
pintunya” sementara tidak ada suara sautan yang ia dengar membuatnya kesal,
dia bersender kedinding sembari memukul dinding tersebut dengan tangan
mengepal.
CUT TO:
3 INT. KAMAR – TEMPAT SHOLAT – PAGI
Bu lastri yang masih dalam keadaan sholat, ditunjukkan posisi sujud dan salam
diatas sajadah menggunakan mukenah putih khusuk dalam shalatnya. Setelah
salam Bu Lastri melepas mukenanya, saat mendengar suara teriakan doni
kemudian bergegas membuka pintu. Berjalan keluar membuka pintu.
CUT TO:

4 INT. RUANG TAMU – DALAM – PAGI


Doni masuk dengan keadaan marah, mencaci maki ibunya dan memberikan
dorongan yang kuat sehingga Bu Lastri jatuh ke lantai

DONI
Dasar tuli! Apa nggak denger kamu!

BU LASTRI
Maaf nak, ibu tadi sedang sholat

Bu lastri kemudian berdiri perlahan.


Doni menuang air dan meminumnya.

DONI
4

Eh bu minta uang dong

BU LASTRI
Ibu nggak ada uang nak, kemarin pak dodi kesini minta uang kontrakan, uang
ibu hanya tinggal ini (mengeluarkan uang 10.000 rupiah) inipun nanti buat naik
angkot ibu berjualan

DONI
Ya udah gapapa sini duitnya
(mengambil uang yang di tangan Bu Lastri)

Bunyi klakson sepeda motor membuat Doni bergegas keluar rumah


CUT TO:

5 EXT. DEPAN RUMAH BU LASTRI – JALAN - PAGI


Doni berjalan menghampiri Riko yang berada diatas motor.

RIKO
Dapat duit don?

DONI
Nggak rik, gimana nih ntar malam?

RIKO
Yaudah gampanglah, oke naik

Doni naik dibelakang riko, Riko menyalakan motor (close up: kunci) dan
menstater motornya (close up kaki) dan cabut.
CUT TO:

6 EXT. JALAN – SEPI – PAGI


Doni dan Riko saat melintasi jalan yang sepi dan hanya ada beberapa orang lalu
lalang. Mereka berhenti sejenak. Mereka melihat seorang gadis membawa tas
5

berjalan ditepian. Pikiran Doni dan Riko kemudian secara spontan (dengan kode
saling menatap dan alis yang terangkat) donipun mengetahui tugas apa yang ia
lakukan yakni menjadi eksekutor penjambretan. Riko menyalakan motornya,
secara perlahan mereka mengendarai motor dan mendekati gadis itu, doni
berusaha mengambil tas selempang yang dikenakan gadis itu, terjadi perebutan
antara doni dan gadis. Doni yang kesusahan akhirnya turun. Gadis itu berteriak
“Jambret... Jambret”ada dua lelaki yang kebetulaan lewat mendengar teriakan
gadis. Riko kemudian meninggalkan Doni dengan sesegera mengegas motornya.
Doni yang merasa ditingal akhirnya berlari meninggalkan gadis dengan
kegagalan menjamretnya, namun dua lelaki yang mendengar teriakan gadis juga
ikut mengejar Doni.
CUT TO:

7 EXT. JALAN - SEPI – PAGI


Doni terlihat kelelahan namun ia harus berlari karena dua lelaki terus
mengejarnya. Sesekali ia menengok dan yang ia lihat terus- menerus dua lelaki
tersebut. Sial sekali Doni terjatuh.
Dua lelaki mendekati doni dan menghajarnya. Setelah puas lelaki tersebut
memilih meninggalkan Doni.
CUT TO:
8 EXT. TAMAN – TIDAK TERLALU BANYAK ORANG - PAGI
Doni dalam keadaan lebam di wajahnya merasa kesakitan duduk disebuah
taman.
FADE OUT:

9 INT. KAMAR KOS DEWI – SEPI – PAGI


Dewi sedang asik bersolek didalam kamar kosnya, terdengar suara ketokan
pintu, Dewi berdiri dan bergegas membuka pintu tersebut, betapa terkejutnya
Dewi karena yang datang adalah anton yang tak lain adalah kekasih barunya,
yang tak lama ia kenal.

DEWI
6

Eh kamu Anton.. (dengan Kaget namun suara pelan) (sembari tengak-tengok)


masuk gih (mempersilahkan Anton masuk)

DEWI
Eh kamu jangan gila dong.. kok bisa-bisanya kamu tau ini kosan aku, kalau ada
yang tau gimana coba?

ANTON
Iya aku diberitau temanmu.. Kamu tenang aja.. semuanya sudah diperhitungkan
jangan khawatir.. Abis abang Pengen banget ketemu langsung sama kamu.. Eh
neng.. ngomong-ngomong Gerah banget ya Neng..
DEWI
Yaudalah... Iya nih bang, emang kamar Dewi panas banget, Dewi nyalain dulu
Kipas anginnya ya.. (bergegas berdiri)

ANTON
Eh.. gak usahlah.. ini abang bawa minuman dingin buat kita berdua, lumayan
buat nyegerin..

DEWI
Ih abang tau banget kalo Dewi juga haus..

ANTON
Yaiyalah neng, abang kan selalu ngertiin eneng, sudah neng buruan minum...

Dewi meminum minuman yang diberi oleh anton, namun tak berapa lama
setelah ia minum kepalanya terasa pusing dan membuat ia mengantuk

DEWI
Bang kepalaku kok pusing gini ya.. matanya mulai remang-remang (dan akhirnya
terkulai tergelepak ditempat duduknya)
7

Anton tersenyum puas iya kemudian mengintip ke jendela yang terbuka dan
menutupnya.
CUT TO:

10 EXT. DEPAN KAMAR KOS DEWI – SEPI – PAGI


Anton hendak keluar dari kos Dewi mengintip dari celah pintu yang sengaja ia
sedikit buka, memastikan kondisi tidak ada orang dan memungkinkan ia keluar.
Situasi yang dia harapkan benar terjadi dan iapun keluar dari kamr dewi dengan
lancar.
CUT TO:

11 INT. KAMAR KOS DEWI – SEPI – PAGI


Dewi terbangun dalam keadaan masih stengah pusing, ia menemukan surat
disebelah tempat tidurnya, diapun membaca surat tesebut, isi suratnya adalah;

Isi Surat
Dewi kekasihku tercinta,
Disaat kamu membaca surat ini, aku yakin aku sudah tidak ada, maka kamu
yakinlah juga. Terima kasih untuk malam ini. Aku titip DNA ku ya sayang. Agar
kamu tidak melupakanku, jaga baik-baik dia. Aku harus pergi mencoba
pengalaman yang lain. Aku harus bersembunyi karena aku adalah seorang buron
polisi kasus cabul. Sampai jumpa lagi jika tuhan menghendaki kita bertemu lagi..
sayang kamu. Anton

Dewi sangat shock membaca surat itu, iya menangis dan marah mengeram
sembari mencengkram selimut. Teriaknya “berengsek kamu ton”
CUT TO:

12 EXT. TAMAN – TIDAK TERLALU BANYAK ORANG - PAGI


Doni yang sedari tadi duduk ditaman dengan kesakitannya melihat suatu
kejadian dengan mata kepalanya sendiri. Yang dia lihat;
8

Seorang anak jatuh ketika bermain, jatuh tersebut membuat lutut si anak
berdarah dan ia menangis. Melihat hal itu sang ibu mendekati si anak dan
memberikan perhatian serta menghibur si anak agar tidak menangis

Setelah melihat kejadian itu, teringat di pikiran Doni tentang apa yang ia lakukan
kepada ibunya tadi pagi. Donipun berbicara terhadap dirinya sendiri

DONI
(dalam hati)
Apa iya ini balasan karena apa yang telah aku lakukan kepada ibu tadi pagi,
harusnya.. saat sakit seperti ini, saat jatuh seperti ini, tidak ada orang yang peduli
kecuali ibu.. iya aku harus pulang dan meminta maaf kepada ibu.. iya harus

13 INT. RUMAH BU LASTRI – RUANG TAMU – PAGI


Doni pulang berjalan kearah pintu yang terbuka. Ia berhenti sejenak melihat
ibunya dengan bekal dagangan diatas (TEMPEH) berada disebelahnya dengan
kondisi ibu melamun. Keberadaan Doni tidak disadari sang Ibu. Doni kemudian
batuk kecil.

BU LASTRI
Eh kamu nak...(kemudian berdiri dan berjalan ke arah Doni), Eh kenapa ini nak..
(menyentuh pipi Doni) Sini nak duduk dulu.. bentar nak ibu buatkan minum dulu
(bergegas seperti berbalik) Namun ditahan Doni

DONI
Tidak usah ibu, Ibu duduk sini saja (menyentuh bantalan kursi disebelahnya) Ibu
maafkan Doni untuk semua kesalahan Doni selama ini, walapun aku percaya..
tanpa aku meminta maaf pasti ibu telah maafkan (doni kemudian bersimpuh
diatas pangkuan ibu) maafkan Doni ibu.. maaf.. (sembari menangis)
9

BU LASTRI
(menangis terharu sembari mengusap kepala Doni)

DONI
Kenapa ibu tidak berjualan?

BU LASTRI
Ibu kefikiran kamu nak

DONI
Apa karena uang itu bu.. ini uangnya

BU LASTRI
Tidak nak, bukan.. sekarang dengan kamu seperti ini ibu sudah tidak khawatir
lagi, simpan uang ini untuk kamu (mengepalkan tangan doni)

Terjadi saling eyel-eyelan masalah uang tersebut, tetapi Ibu Lastri meyakinkan
Doni untuk menyimpan uang itu untuknya, Donipun menerima.

BU LASTRI
Sudah nak, tolong kamu jaga rumah, ibu mau berjualan dulu

DONI
Tapi bu..

BU LASTRI
Tidak apa-apa.. ibu biar jalan saja... untung-untung sekalian olahraga
(memberikan senyuman manis ke Doni)

DONI
Ya sudah bu, (mencium tangan Bu Lastri) Ibu hati-hati dijalan

BU LASTRI
10

Iya nak, ibu pamit dulu.. do’akan ibu yaa.. semoga laris

Doni mengiyakan, kemudian Bu Lastri meninggalkan Doni, Sementara Doni


masih diam dengan memegang uang itu, ia melihatnya dan menyimpan di
kantongnya
CUT TO:

14 EXT. JALAN – DEKAT JEMBATAN – SEPI – SIANG


Bu Lastri jalan berjulan dengan membawa tempehnya, Bu Lastri mengusap
keringatnya dan berbicara;

BU LASTRI
(ke diri sendiri)
Alhamdulillah.. cepat sekali dagangan ini habisnya, aku harus segera pulang
menemui Doni

Namun dari kejauhan BU Lastri melihat seorang gadis berada diatas jembatan
hendak melompat dengan tangan direntangkan. Bu Lastri kaget dan
menghampiri gadis itu.

15 EXT. JALAN – JEMBATAN – SIANG


Bu lastri mendekat ke gadis itu. Gadis itu adalah Dewi (Bu Lastri gak kenal)

BU LASTRI
Naak.. Turun nak.. kamu jangan berbuat seperti itu..

DEWI
Siapa kamu, jangan mendekat!

BU LASTRI
Tidak bisa nak.. ibu Sudah melihat kamu, Kalo kamu jatuh, dan kamu mati pasti
ibu akan jadi saksi buat polisi. Ibu gak bisa..
11

DEWI
Jangan mendekat.. atau aku akan melompat

BU LASTRI
Jangan nak, kamu jangan melakukan tindakan bodoh seperti itu, banyak orang
yang sakit berharap sembuh. Banyak orang yang menangis ditinggal mati sanak
saudaranya. Apa kamu gak malu sama mereka yang berusaha sembuh dari
sakitnya.. apa kamu tidak kasihan dengan keluargamu nanti..

DEWI
Kenapa musti malu, kenapa musti kasihan.. keluargaku pasti lebih bersukur aku
mati.. aku yang sering merepotkan mereka, membuat pusing pikiran mereka,
menanggung aib keluarga dengan kehamilanku ini.. mereka pasti akan bahagia
(sambil menangis)

BU LASTRI
Kamu bilang mereka pusing memikirkanmu, itu tandanya mereka masih ingin
yang lebih baik untukmu nak.. ingatlah tidak ada suatu masalah yang tidak ada
solusinya nak.. apa kamu mau membunuh kamu sendiri dan anak yang ada
dikandunganmu..

DEWI
(sejenak terdiam)

BU LASTRI
(mengulurkan tangan)
Sini nak.. ceritalah ke ibu, jangan lakukan hal bodoh itu

DEWI
(turun kemudian memegang tangan Bu Lastri dan merangkul sambil menangis)
12

BU LASTRI
(mengelus punggung Dewi)
Sudah nak.. ayo mampir kerumah ibu..

Merakapun pulang bersama ke rumah Bu Lastri


CUT TO:

16 INT. RUMAH BU LASTRI – RUANG TAMU – PAGI


Bu Lastri dan Dewi masuk ke rumah. Dewi dipersilahkan duduk. Bu Lastri pamit
kebelakang. Dewi melihat Doni sedang sholat. Ketika Doni salam, mereka saling
melihat dalam waktu sepersekian detik namun agak lama. Kemudian doni
menganggukkan kepala seraya menyapa. Bu Lastri balik dari belakang memecah
saling menatap mereka. Doni menghampiri Bu Lastri
DONI
Ibu sudah pulang..

BU LASTRI
Iya nak.. dagangan ibu cepat sekali larisnya.. kenalin ini dewi tadi ibu bertemu
dan berkenalan saat di jalan

DONI
Doni (mengarahkan tangan ke arah Dewi)

DEWI
Dewi (menyambut jabat tangan arah Doni)

BU LASTRI
(ke dewi)
Ini putra ibu nak.. oh iya ibu mau ambil wudhu dulu ya.. saya mau shalat.. kalian
berbincang saja..(mau berbalik)

DEWI
13

(mencegah Bu Lastri)
Bu.. Dewi mau ikut shalat juga..

BU LASTRI
(dengan senang hati)
Oh iya nak.. mari.. mari kita shalat berjama’ah nak.. ibu ada mukenah dua kok..

Mereka berdua balik ke belakang


CUT T0:

17 INT. KAMAR – TEMPAT SHALAT – PAGI


Bu Lastri dan Dewi shalat bersama, Bu Lastri sebagai Imam dan Dewi sebaai
makmum. Mereka berdua salam.. dewi mencium tangan Bu Lastri, Bu Lastri
berdo’a dan Dewi juga berdo’a pula
CUT TO:

18 INT. RUANG TAMU – PAGI


Dewi dan Doni sudah duduk di ruang tamu. Bu Lastri keluar dari kamar
mengenakan kerudung. Dewi meghampiri Bu Lastri

DEWI
Bu saya mau pamit pulang dulu

BU LASTRI
Kamu gak mau cerita nak?

DEWI
Tidak usah bu.. setelah shalat saya tau apa yang terjadi pada diri saya, saya tau
apa yang harus saya lakukan. Ibu tenang saja, saya tidak akan melakukan hal
bodoh seperti itu tadi..

BU LASTRI
Kalau begitu baiklah.. hati-hati dijalan, kalau ada waktu silahkan mampir..
14

DEWI
Baik bu.. saya pamit dulu (mencium tangan bu lastri) kemudian menengok ke
Doni berpamitan mari mas..

DONI
(Menganggukan kepala)

Bu Lastri menghampiri Doni.

BU LASTRI
Nak, ibu mau masak buat makan malam nanti ya

DONI
Iya bu.. Doni juga mau tiduran sebentar dikamar

Bu lastri ke belakang, Doni masuk kamar


CUT TO:

19 INT. KAMAR DONI – PAGI


Doni sedang tiduran dengan kedua tangan di silahkan keatas. Memikirkan
kejadian setelah shalat saling menatap dengan dewi (flash back)
FADE OUT:

Esok harinya (Gambar penyela) langit pagi hari dengan suara burung

20 INT. RUMAH BU LASTRI – RUANG TAMU – PAGI


Bu Lastri bersiap-sip dagangannya, kemudian Doni keluar dari kamar dengan
rambut basah dan dikeringkan dengan handuk.

DONI
Bu.. Doni boleh tidak ikut berjualan?
15

BU LASTRI
Iya nak, gak papa ibu malah senang ada yang bantu ibu. (penuh antusias)
yaudah ayok kita berangkat, keburuh siang nak
DONI
Baik Bu

Mereka berdua keluar, Doni mengunci pintu (close UP)


CUT TO:

21 EXT. JALAN – RAMAI – PAGI


Bu Lastri ramai pembeli.. Doni sibuk membantu. Dari kejauhan Doni melihat
Dewi.

DONI
Bu, Doni pergi sebentar dulu ya..

BU LASTRI
Iya nak..

Doni menghapiri Dewi.

DONI
Dewi

DEWI
Eh kamu mas..

DONI
Panggil saja Doni Dew, Kamu ngapain?

DEWI
Ini mas.. eh Don.. aku sekarang jadi sukarelawan panti sosial untuk mengurusi
anak jalanan, setidaknya memberi makan siang untuk mereka lah
16

DONI
Kamu cantik wi, pakai kerudung itu

DEWI
Ah.. kamu Don bisa aja, Ibu mana don?

DONI
Itu wi, (sembari menunjuk Bu Lastri yang sudah tidak terlalu sibuk dagangannya),
Ayok kesana!

DEWI
Ayok...

Mereka berdua berjalan menuju Bu Lastri yang sudah sepi pembeli.

BU LASTRI
Ya Allah.. Dewi.. Kamu Cantik sekali nak..

DEWI
Iya bu..

Mereka akhirnya berbincang-bincang. (SUARA OFF)

Lagu sound berhenti terdengar suara adzan, mereka bertiga bergegas shalat.
FADE OUT:

22 INT. MASJID – TEMPAT WUDHU – PAGI


Menggambarkan proses wudhu. Membasuh muka di shoot Dewi, Tangan di
shoot Doni, Rambut di shoot Dewi, Telinga di shoot Doni, Kaki di shoot Dewi.
FADE OUT :

23 INT. MASJID – TEMPAT SHOLAT – PAGI


17

Menggambarkan proses sholat. Takbir di shoot Doni, Ruku’di shoot Dewi, I’tidal
di shoot Doni, Sujud di shoot Dewi,Duduk diantara dua sujud Doni, Takhiyat
akhir Doni dulu baru Dewi
FADE OUT:

24 INT. MASJID – TEMPAT SHOLAT – PAGI


Doni dan dewi berdo’a dalam hati

DONI
Ya Allah, Tuhan yang maha Pengampun

DEWI
Ya Allah, Tuhan yang maha Pemberi Petunjuk

DONI
Apabila dulu aku adalah seorang yang hina, ampuni aku ya Allah..

DEWI
Ampuni aku ya Rabb.. dari segala dosa zina ku dan dosa lainnya.. beri
petunjukmu ya Rabb

DONI
Beri petunjuk untukku agar senantiasa aku ikhlas, ridho, tidak mengeluh atas
usaha baikku ini ya rabb

DEWI
Wahai Allah beri aku kekuatan menanggung masalahku.. Yakinkan.. yakinkan..
yakinkan.. Engkau akan pasti.. pasti.. pasti.. menolong saya

DONI
Aku pasrahkan segala kuasa atasmu Ya Rabb

DEWI
18

Kuserahkan takdirku atas kehendakmu

DONI
Bimbing aku senantiasa mencapai titik kehidupan yang baik, matikan aku dalam
keadaan yang baik

DEWI
Senantiasa bimbing aku kedalam akhir yang indah

DONI dan DEWI


Hal-hal tidak baik yang terjadi dimasa lalu, ampunkan aku untuk hal itu ya rabb..
beri petunjuk kepada ku untuk akhir yang baik untukku.. karena aku yakin bahwa
setiap kehidupan ini adalah belum titik, masih koma.

HIDUP BELUM TITIK TETAPI MASIH KOMA

END

Anda mungkin juga menyukai