Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MIKROBIOLOGI

“VIBRIO”

Nama : Aulia Ayu Kumala

Kelas :VB

NIM : 170105009

PROGRAM STUDI FARMASI S1

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat serta hidayahnya saya
dapat membuat makalah yang berjudul “ Vibrio cholerae “ yang menjelaskan tentang spesies
klasifikasi taksonomi, karakteristik spesies, termasuk jenis bakteri.

Tujuan saya membuat makalah ini adalah membuat para pembaca makalah ini dapat
mengetahui apa saja yang berhubungan dengan Vibrio . terutama pada penyakit yang
ditimbulkan, dan menjelaskan penyakit tersebut dan penularannya bagaimana.

Demikian sedikit penjelasan dari saya atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan apabila ada kesalahan kata dan penulisan
kurang jelas saya minta maaf sebesar-besarnya.

Purwokerto, 25 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 2
2.1 Morfologi Vibrio cholerae ............................................................................................................. 2
2.2 Fisiologi.......................................................................................................................................... 2
2.3 Klasifikasi Ilmiah ............................................................................................................................ 3
2.4 Struktur Antigen ............................................................................................................................ 3
2.5 Gejala – Gejala Penyakit ................................................................................................................ 3
2.6 Diagnosis ....................................................................................................................................... 5
2.7 Penyebaran dan Penularan Penyakit Kolera ................................................................................. 5
2.8 Pengobatan ................................................................................................................................... 5
2.9 Pencegahan ................................................................................................................................... 6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................... 7
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................................. 7
3.2 SARAN............................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 9
Bibliography ............................................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit koleria adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri
Vibro cholerae ( V. Cholerae ) dengan manisfestasi klinik berupa diare. Gejala klinis diawali
dengan munculnya diare yang encer kemudian dalam waktu singkat fases yang semula
berwarna dan berbau menjadi lebih encer, masif, dan berwarna putih seperti cairan cucian air
beras. Cairan ini mengandung mucus, sel epitel dan sejumlah besar V. Cholerae. Apabila
dibiarkan, pasien dapat kehilangan cairan dalam jumlah banyak dan dapat menuju ke fase
dehidrasi dan berat sampai meninggal dalam jangka waktu beberapa jam setelah infeksi.
Bakteri Vibro yang merupakan etiologi dari penyakit kolera adalah bakteri dengan gram
negatif berbentuk koma (comma shaped ) V. Cholerae memiliki satu flagela di salah satu
kutubnya sehingga memiliki motilitas yang tinggi. Bakteri ini bisa hidup dan berkembang pada
keadaan aerob atau anaerob (anaerob fakultatif). Air dengan kadar gram tinggi seperti air laut
adalah tempat hidup alami dari bakteri ini V. Cholerae tidak tahan dengan suasana asam dan
tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0 – 9,5) (A. Ayu 2019)
V. cholerae dapat menginfeksi manusia melalui rute pencernaan (fecal-oral). Manifestasi
klinik berupa penyakit kolera akan timbul apabila jumlah bakteri yang masuk mencapai jumlah
tertentu. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh proses masuknya bakteri kedalam saluran cerna.
Seseorang dengan asam lambung yang normal akan dapat terinfeksi apabila menelan sebanyak
1010 atau lebih V. Cholerae dalam air (103-106 dalam air) dan 102-104 organisme bila masuk
bersama makanan. (A. Ayu 2018)
Penyakit kolera telah menyebar dan menjadi pandemik di seluruh dunia selama dua abad
terakhir ini. Telah terjadi tujuh kali pandemik kolera sejak tahun 1817 dan terakhir tahun 1992.
Pada mulanya penyakit ini merupakan penyakit endemik dari Indian Subcontinent dan Afrika
kemudian menyebar ke Eropa, Asia, dan sampai ke Indonesia. (Azmi 2019)

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan bakteri vibrio cholerae
2. Menjelaskan pengertian penyakit kolera
3. Menjelaskan gejala penyakit kolera
4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit kolera
5. Menjelaskan masa penularan
6. Menjelaskan penyebab penyakit kolera
7. Penanganan dan pengobatan penyakit kolera
8. Pencegahan penyakit kolera dan diagnosis penyakit kolera

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mikrobiologi


2. Untuk dapat mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang penyakit kolera
3. Untuk dapat mengetahui cara pengobatan dan pencegahan penyakit kolera

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Morfologi Vibrio cholerae


Vibrio cholerae termasuk bakteri gram negative, berbentuk batang bengkok seperti koma
dengan ukuran panjang 2-4 µm. Pada isolasi, Koch menamakannya “kommabacillus”. Tapi
bila biakan diperpanjang, kuman itu basa menjadi batang lurus yang mirip dengan bakteri
enteric gram negative. Kuman ini dapat bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah
flagella polar yang halus (monotrik). Kuman ini tidak membentuk spora. Pada kultur dijumpai
koloni yang cembung, halus dan bulat yang keruh dan bergranul bila disinari. (Mahmud 2017)

Gambar 2. 1 Bakteri Vibrio

2.2 Fisiologi
Vibrio cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum untuk
pertumbuhan pada suhu 18-37°C. Dapat tumbuh pada berbagai jenis media, termasuk media
tertentu yang mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen.
V. cholerae ini tumbuh baik pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose (TCBS), yang
menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada media TTGA (Telurite-taurocholate-gelatin-
agar) (Sakum Anasi; Takul Malik; Aji Wijaya 1889)
Salah satu cirri dari Vibrio cholerae ini adalah dapat tumbuh pada pH yang sangat tinggi
(8,5-9,5) dan sangat cepat mati oleh asam. Pertumbuhan sangat baik pada pH 7,0. Karenanya
pembiakan pada media yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi, akan cepat
mati. V. cholerae meragi sukrosa dan manosa tanpa menghasilkan gas tetapi tidak meragi
albinosa. Kuman ini juga dapat meragi nitrit. Ciri khas lain yang membedakan dari bakteri
enteric gram negative lain yang tumbuh pada agar darah adalah tes oksidasi hasilnya positif.
(Sutin kamto; Saritem; Suktiyani Ardi 2018)

2
2.3 Klasifikasi Ilmiah
Kongdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : V. cholerae
Nama binomial : Vibrio cholerae

2.4 Struktur Antigen


Semua Vibrio cholerae mempunyai antigen flagel H yang sama. A ntigen flagel H ini
bersifat tahan panas. Antibodi terhadap antigen flagel H tidak bersifat protektif. Pada uji
aglutinasi berbentuk awan. Antigen somatik O merupakan antigen yang penting dalam
pembagian grup secara serologi pada Vibrio cholera. Antigen somatik O ini terdiri dari
lipoposakarida. Pada reaksi aglutinasi berbentuk seperti pasir. Antibodi terhadap antigen O
bersifat protektif. (Santi Wijaya; Kamso Sutisno 1998)

2.5 Gejala – Gejala Penyakit


Kolera merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh V. cholerae . Gejala-gejala kolera
Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang ringan, sampai diare akut yang ditandai dengan
kotoran yang berwujud seperti air cucian beras. Gejala awal penyakit ini umumnya terjadi
dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara 6 jam sampai 5 hari. Kram perut, mual, muntah,
dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-tiba). Kematian dapat terjadi apabila
korban kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar. Penyakit ini disebabkan karena
korban mengkonsumsi bakteri hidup, yang kemudian melekat pada usus halus dan
menghasilkan racun kolera. Produksi racun kolera oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan
diare berair yang merupakan gejala penyakit ini. (Talim santoso; Sugiyanto Ahmad 2017)
Pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang ditampakkan, antara lain
ialah :
1. Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.
2. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih
keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang
menusuk.
3. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan mengeluarkan
gumpalan-gumpalan putih.
4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.

3
5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah
merasakan mual sebelumnya.
6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-
tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hypotensi
dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang
hilang dapat mengakibatkan kematian. (Tanti; Susi Susanti 2019)
Dosis infektif – Penelitian menggunakan sukarelawan manusia yang sehat menunjukkan
bahwa penyakit timbul apabila manusia mengkonsumsi kurang lebih satu juta organisme.
Konsumsi antasida (obat yang menetralkan asam lambung) dapat menurunkan dosis infektif
secara nyata. (aulia ayu; andhika fahri 2016)
Gejala-gejala V. cholerae non-O1 berupa diare dan kram perut. Demam yang disertai
muntah dan mual terjadi pada 25% individu yang terinfeksi. Kira-kira 25% individu yang
terinfeksi akan mengeluarkan kotoran dengan darah dan lendir. Diare, pada beberapa kasus,
dapat menjadi sangat parah, dan berlangsung selama 6-7 hari. Diare biasanya terjadi dalam 48
jam setelah konsumsi organisme. Mekanisme organisme ini dalam menimbulkan penyakit tidak
diketahui, namun demikian racun enterotoxin dan mekanisme penyerangan diduga menjadi
penyebab penyakit ini. Penyakit muncul saat organisme melekatkan diri ke usus halus individu
yang terinfeksi dan kemudian menyerang korbannya.
Dosis infektif – Diduga organisme dalam jumlah besar (lebih dari satu juta) harus
dikonsumsi untuk dapat menyebabkan penyakit.

Gambar 2. 2 Suspect Diare

4
2.6 Diagnosis
Penyakit kolera dapat dipastikan hanya dengan mengisolasi organisme penyebabnya dari
kotoran diare individu yang terinfeksi. Diagnosis terhadap infeksi V. cholerae non-O1
dilakukan dengan membiakkan organisme dari kotoran diare individu yang terinfeksi atau dari
darah pasien yang menderita septicemia (infeksi dalam aliran darah).

2.7 Penyebaran dan Penularan Penyakit Kolera


Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik.
Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap
menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang
biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri
ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air
tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.
Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan
dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi
bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang
bermukim disekitarnya.

2.8 Pengobatan
Prinsip dasar pengobatan kolera ini adalah mengganti air dengan elektrolit untuk
mengurangi dehidrasi dan kekurangan garam dengan memasukan secara intravena cairan yang
mengandung Natrium, Kalium, Chloride dan Bicarbonate.Antibiotika yang sering digunakan
untukm melawan kuman ini adalah Tetrasiklin. Tetrasiklin yang diberikan peroral dapat
mengurangi keluarnya tinja yang mengandung kuman kolera dan memperpendek masa ekresi
Vibrio cholerae.
Tetrasiklin juga memperpendek waktu timbulnya gejala klinis pada penderita kolera.
Pada beberapa daerah epidemic, V. cholerae yang resisten dengan tetrasiklin telah muncul,
dibawa oleh plasmid yang mudah berpindah. Tetrasiklin juga berguna pada penderita carrier
sebab konsentrasinya pada empedu.
Tetrasiklin 500 mg tiga kali sehari selama 3 hari, atau doksisiklin 300 mg sebagai dosis
tunggal, merupakan pilihan pengobatan. Perbaikan yang agresif pada kehilangan cairan
menurunkan angka kematian ( biasanya < 1 %). Vaksin kolera oral memberikan efikasi lebih
tinggi dibandingkan dengan vaksin parenteral.

5
Rehidrasi pada kolera sangat penting. Karena tubuh kehilangan banyak cairan, maka
pasien harus diberi larutan ORS(-beras) sampai diare berhenti. Dengan rehidrasi layak angka
kematian kini sudah menurun sampai 1%. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang
terserang wabah penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan
memasukkan selang dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang
tergolang berat tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera
yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia.

2.9 Pencegahan
Kebersihan yang kurang, air yang tercemar, dan cara penanganan makanan yang kurang
higienis merupakan penyebab utama infeksi. Karena itu pemanasan air dengan benar (hingga
mendidih) dan sanitasi yang baik dapat mencegah infeksi V. cholerae.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan perbaikan sanitasi khususnya makanan dan air
melalui pendidikan. Pasien kolera sebaiknya diisolasi, eksresinya didisinfeksi dan orang-orang
kontak diawasi. Khemoprofilaksis dengan obat antimikroba mungkin diperlukan.
Bagi wisatawan yang memiliki daerah endemik kolera, sebaiknya memasak makanan
sampai matang sebelum mengonsumsinya, kepiting harus dimasak lebih kurang 10 menit,
memakan buah harus dikupas kulitnya dan dicuci, memakan es harus dihindari kecuali kita tau
bahwa es terbuat dari air mendidih
Pemberian imunisasi dengan vaksin yang mengandung ekstrak lipopolisakarida dari vibrio
atau suspense pekat vibrio dapat memberikan perlindungan yang terbatas pada orang-orang
yang rentan (missal kontak antar anggota keluarga) tetapi tidak efektif sebagai alat kontrol
epidemic. Vaksin ini memberikan proteksi 60 – 80% untuk masa 3 – 6 bulan. Di beberapa
Negara meminta kepada pelancong yang datang dari daerah endemik untuk memberikan bukti
bahwa mereka telah divaksinasi. Sertifikasi oleh WHO hanya berlaku selama 6 bulan.
Imunisasi toksoid kolera pada manusia tidak lebih baik daripada vaksin standar. Hingga
saat ini perbaikan hygiene / sanitasi yang memberikan pencegahan yang mantap terhadap
kolera.

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
1. Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang

disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang

melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

2. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran)

manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkon-taminasi air sungai dan

sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena

penyakit kolera itu juga.

3. Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip

sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces) pada

tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah

dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/anti-

septik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan),

hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.

7
3.2 SARAN

Sebagai karya manusia yang tidak pernah luput dari kekurangan,makalah ini tetap
memerlukan kritik dan masukan dari pembaca,khususnya dosen. Saya sangat menantikan hal
ini untuk mencapai penyempurnaan tulisan ini di kemudian hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
aulia ayu; andhika fahri. “pengaruh obat herbal dalam kesehatan manusia.” Farmasi Kesehatan,
2016: 46.

Ayu, Amanda. Belajar Mengaji. Jogjakarta: Erlangga, 2018.

Ayu, Aulia. farmakologi dasar. purwokerto: Erlangga, 2019.

Azmi. ngaji. pwt: solo, 2019.

Mahmud, Ageng. Kimia Analisis. Solo: EGC, 2017.

Sakum Anasi; Takul Malik; Aji Wijaya. “Farmakologi of the word.” Farmakologi, 1889: 1234.

Santi Wijaya; Kamso Sutisno. “Pembuatan Obat Kempa Langsung.” Kimia analisis, 1998: 243.

Sutin kamto; Saritem; Suktiyani Ardi. “Kimia.” Dalam Kimia Dasar, oleh anjiani, 12. purwokerto:
jawatengah, 2018.

Talim santoso; Sugiyanto Ahmad. “belajar kimia.” hssk, kamis 08 2017: 1234.

Tanti; Susi Susanti. “Tata Rias Rambut.” Kecantikan, 2019: 19.

Anda mungkin juga menyukai

  • p2 Kewirausahaan
    p2 Kewirausahaan
    Dokumen1 halaman
    p2 Kewirausahaan
    salty doodle
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen4 halaman
    Tugas 2
    salty doodle
    Belum ada peringkat
  • Kse Yogi
    Kse Yogi
    Dokumen5 halaman
    Kse Yogi
    salty doodle
    Belum ada peringkat
  • VV
    VV
    Dokumen12 halaman
    VV
    salty doodle
    Belum ada peringkat