Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UTS

Nama : Naufal Azel Muzakkiy


Kelas : SK1B
NIM : 09011281924065
 Jenis Pesawat
Jenis Pesawat yang di pakai pada pembuatan grafik ini adalah pesawat boeing
737. Boeing 737 merupakan salah satu jenis pesawat komersial berbadan sempit
dengan mesin ganda ( twin jet ) yang di produksi oleh pabrik Boeing, di Seattle,
Amerika Serikat. Dan yang akan di pakai adalah Boeing 737-800.

 Spesifikasi Pesawat
737-800 merupakan varian 737NG yang paling popular dan paling sukses.
Pengguna pertama varian ini adalah Hapag-Llyod Flug (Sekarang TUlFly)
737-800 merupakan pengganti dari Boeing 727-200. Yang memiliki spesifikasi
Seperti dibawah ini
 Memiliki Dua Kru Kokpit
 Memiliki 189 (Maksimum), 175 (1-kelas), 160 (2-kelas) Kapasitas
Penumpang
 Memiliki Panjang 39,5m
 Memiliki Rentang sayap 35,79m
 Memiliki Tinggi ekor sepanjang 12.5m
 Memiliki Berat Kosong 41.413kg
 Memiliki Kecepatan Jelajah March 0,785 (828km/jam)
 Memiliki Kecepatan Maksimum March 0,82 (877km/jam)
 Memiliki 5.765km Jarak Tempuh
 Memiliki 26.020L Kapasitas Bahan Bakar
 Gaya – Gaya yang ada pada pesawat

1. Thrust
Thrust adalah gaya dorong yang diciptakan oleh kerja mesin yang mendorong udara
kebelakang agar pesawat dapat melaju kedepan. Gaya tersebut tercipta oleh kinerja mesin
pesawat yang menciptakan propulsi dan mendorong pesawat. Gaya dorong ini dipengaruhi
oleh hukum newton 2 & 3 yang mengatakan bahwa Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya
yang bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik
dengan masa benda dan Jika benda pertama mengerjakan gaya terhadap benda kedua, maka
benda kedua akan mengerjakan gaya terhadap benda pertama yang besarnya sama, tetapi
arahnya berlawanan.
2. Drag
Saat pesawat mulai terdorong oleh kerja mesin, ada gaya yang bekerja berlawanan atau
menghambat geraknya pesawat dengan menghasilkan gaya gesek sehingga menahan laju
pesawat. Drag biasa juga disebut resistance atau berlawanan. Hal yang mempengaruhi drag
dalam dunia penerbangan adalah fuselage atau body pesawat itu sendiri, tetapi drag juga bisa
dihasilkan oleh spoiler, flap, dan slat. Drag dapat sangat merugikan karena dapat
menghambat laju pesawat tetapi juga dapat sangat bermanfaat apabila pesawat sedang
melakukan proses pengereman. perancang pesawat berupaya untuk memilimalisir gaya ini
dengan merancang jalannya udara agar tidak terlalu terhambat dengan body pesawat itu
sendiri. Ilmu yang mempelajari tentang pergerakan udara disebut aerodinamika.
3. Lift
Lift adalah gaya yang mempengaruhi tentang bagaimana pesawat tersebut dapat terangkat ke
udara. Dengan memanfaatkan gaya drag yang dihasilkan oleh sayap dan mengalirkan udara
kebagian bawah sayap sehingga menghasilkan gaya angkat dan menerbangkan pesawat
tersebut. Dengan bentuk sayap yang telah dirancang tersebut membuat kecepatan udara
diatas sayap lebih tinggi daripada kecepatan udara dibagian bawah sayap sehingga tekanan
udara di bagian atas sayap lebih rendah dibandingkan dengan dibagian bawah sayap hal
tersebut mengakibatkan udara akan mengangkat pesawat keatas, hal tersebut sedikit
menyinggung hukum bernoulli yang memang menjadi dasar acuan gaya angkat pesawat.
4. Weight
Setelah pesawat berhasil berada di udara, ada lagi satu gaya terakhir yang menjadi resistance
bagi lift yaitu adalah weight yang mempengaruhi beban pesawat itu sendiri ditambah dengan
gaya gravitasi yang menarik badan pesawat untuk kembali ke tanah. Hal ini berkaitan dengan
hukum relativitas umum einstein mengenai gravitasi. Semakin berat pesawat maka akan
memaksa gaya sebaliknya untuk bekerja lebih keras yaitu dengan menambah lift yang
dengan kata lain menambah thrust. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin berat
pesawat atau semakin besar weight nya maka akan semakin besar pula gaya dorong dan gaya
angkat yang diperlukan oleh pesawat tersebut agar dapat tetap terbang.
 Fase Penerbangan Pesawat Terbang

1. Taxi
Pada saat di bandara, pesawat melakukan taxi (bergerak di darat) dengan mengikuti garis kuning dari apron
(tempat parkir pesawat) dan memasuki runway (landas pacu) dan mengambil posisi untuk take-off.
Kecepatan taxi itu sendiri dibatasi untuk menghindari tergulingnya pesawat saat berbelok dan menabrak
dengan pesawat lain.

2. Take – Off
Setelah pesawat melakukan taxi dan sampai di runway pada posisi siap take-off, mesin pesawat diposisikan
pada daya yang tinggi dan mendorong/menarik pesawat bergerak maju hingga kecepatan tinggi tertentu
untuk transisi dari darat ke udara. transisi dari darat ke udara tersebut disebut dengan take-off atau lepas
landas. Kecepatan take-off dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berat pesawat, desain sayap, kondisi
udara, penggunaan flap dan slat. Pada umumnya, semakin berat pesawat, kecepatan dan jarak take-off yang
dibutuhkan semakin besar. Adapun head wind atau angin dari arah depan pesawat dapat mengurangi
kecepatan yang dibutuhkan untuk take-off, sehingga take-off disarankan untuk melawan arah angin atau
head wind. Sedangkan side-wind atau angin dari arah samping pesawat disarankan untuk dihindari karena
mengganggu stabilitas pesawat.

3. Climb
Fase selanjutnya adalah climb, yaitu pesawat menuju pada ketinggian tertentu untuk mendapatkan kondisi
operasi yang optimal/cruise. Untuk naik pada ketinggian tersebut, pesawat terbang meningkatkan lift/gaya
angkat dengan cara meningkatkan angle of attack/sudut serang dan meningkatkan daya pada mesin untuk
mendapatkan gaya dorong yang berakibat pada naiknya kecepatan hingga gaya angkat melebihi berat
pesawat.

4. Cruise
Cruise adalah keadaan terbang dimana pesawat menggunakan bahan bakar paling ekonomis dan kondisi
desain yang optimal secara teknis. Fase ini memiliki durasi yang paling lama selama perjalanan di udara
maupun melakukan misi hingga sampai di tujuan. Saat cruise, pesawat bergerak dalam kondisi kecepatan
dan ketinggian yang relatif konstan, hanya saja berubah arah haluan/heading yang mana gaya angkat sayap
akan sama dengan berat pesawat.

5. Descent
Setelah pesawat mendekati runway untuk mendarat, pesawat melakukan descent, yaitu pesawat melakukan
pergerakan turun dengan kecepatan konstan dengan mengatur daya mesin maupun pitch. Adapun sudut
descent secara umum adalah tiga derajat menuju bandara. Kondisi descent menuju bandara ini disebut
dengan istilah approaching. Akhir dari approaching itu sendiri adalah pengambilan posisi untuk landing.

6. Landing
Landing adalah fase terakhir pada penerbangan. Setelah posisi landing diperoleh, pesawat berusaha
menurunkan kecepatan serendah mungkin supaya dapat menyentuh runway sehalus mungkin. Penurunan
kecepatan tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan flap maupun speed brakes pada pesawat yang besar.
Penurunan kecepatan tersebut dapat juga dibantu dengan memanfaatkan kondisi head-wind seperti pada
take-off. Kondisi pesawat saat menyentuh darat disebut juga dengan touch down. Adapun setelah landing,
pesawat kembali melakukan taxi untuk menempatkan diri di apron.
Pesawat yang akan diamati pada kali ini adalah pesawa boeing 737-800. Dari
Jakarta (Cgk) – Hongkong (Hkg) dengan jarak 3.400 Km. Dan ketinggian pada
saat cruise adalah 36.000ft atau sekitar 10,9km dan kecepatan nya 450kts atau
sekitar 830Km/Jam. Take Off Speed = 250 kts atau 460 km/jam, Landing Speed
= 180 kts atau 333 km/jam. Dan perjalanan menempuh waktu selama 5 jam 5
menit.
Jadi Grafik yang bisa disimpulkan dari data2 yang ada dan dari beberapa sumber
lainnya adalah.

Dan dari grafik itu terdepat titik yang terdiri dari titik
𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 , 𝐴4 , 𝐴5 , 𝐴6 , 𝐴7 , 𝐴8 , 𝐴9 , 𝐴10
Disini di tiap titik ada data2 nya masing2

Data Tambahan

Jarak Dari 𝐴1 𝑘𝑒 𝐴2 = 800m

Jarak Dari 𝐴2 𝑘𝑒 𝐴3 = 800m

Waktu Yang dibutuhkan untuk take off = 30 seconds

Waktu dari 𝐴1 ke 𝐴2 = 15 seconds


Data
Titik s v T a Ketinggian Keterangan
𝐴1 -𝐴2 800 m V0 = 0 km/jam
V1 = 300 km/jam
15 detik 53 m/𝑠 2 - GLBB dipercepat

𝐴2 -𝐴3 800 m V1= 300 km/jam


V2 = 460 km/jam
15 detik 53 m/𝑠 2 - GLBB dipercepat

𝐴3 -𝐴4 881 m V1= 460 km/jam


V2= 460 km/jam
15 detik 58 m/𝑠 2 361 m Terjadi perubahan
sudut yang
membuat jarak nya
menjadi lebih jauh.
Cara mencarinya
menggunakan
pythagoras
𝐴4 -𝐴5 881 m V1= 460 km/jam
V2= 460 km/jam
15 detik 58 m/𝑠 2 722 m ++ GLBB dipercepat

V1= 460 km/jam 18300 detik GLB


𝐴5 -𝐴6 3.396.800 m
V2= 830 km/jam
- 10,9 km HUKUM I
NEWTON
𝐴6 -𝐴7 881 m V1= 830 km/jam
V2= 333 km/jam
15 detik -58 m/𝑠 2 722 m -- GLBB diperlambat

𝐴7 -𝐴8 881 m V1= 333 km/jam


V2= 333 km/jam
15 detik -53 m/𝑠 2 361 m GLBB diperlambat

𝐴8 -𝐴9 881 m V1= 333 km/jam


V2= 250 km/jam
15 detik -53 m/𝑠 2 - GLBB diperlambat

𝐴9 -𝐴10 881 m V1= 250 km/jam


V2= 0 km/jam
15 detik -53 m/𝑠 2 - GLBB diperlambat

Anda mungkin juga menyukai