Anda di halaman 1dari 5

Tri Juliyanto, et al.

ORIGINAL ARTICLE
PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN SEDIAAN TOPIKAL
MULTIDOSE UNTUK MATA
Tri Juliyanto, Bibi Wahyu Citra Mayasari, Chatarina Widianti, Feri Setia Abadi, Khusnul
Poniwati, Nandia Ayu Fitri, Ratih Shinta Sari, Ratna Lutfi Fatmawati, Riswandi Imawan, Stefani
Ratna Anggraeni, Ulya Madina
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya
Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya 60286 Indonesia

E-mail: tri.juliyanto-2014@ff.unair.ac.id

Abstrak
Iritasi mata merupakan salah satu permasalahan di kota besar dengan tingkat polusi tinggi, seperti Surabaya.
Ibu rumah tangga yang diduga sebagai primary caregiver pada keluarga menjadi tolok ukur pengetahuan
terkait penggunaan dan penyimpanan sediaan topikal multidose untuk mata. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di wilayah Karang Menjangan. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan metode pemilihan sampel non-random sampling jenis accidental sampling.
Pengambilan data dilakukan di wilayah Karang Menjangan secara survei menggunakan kuesioner. Kuesioner
berisi 10 pertanyaan pilihan ganda yang telah tervalid asi d engan valid itas rup a . Jumlah responden pada
survei ini adalah 110 dengan kelompok usia terbanyak 41-50 tahun (n=33). Berdasarkan perhitungan total skor,
nilai mean sebesar 5,55 ± 1,7 dan modus 6. Responden yang mendapat total skor terendah (0) dan tertinggi
(10) b e r t u r u t - t u r u t s e b a n y a k 1 dan 2 responden. Total skor menjadi parameter untuk menilai tingkat
pengetahuan responden termasuk kelompok rendah, sedang, atau tinggi. Hasil menunjukkan mayoritas
responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (66,4%). Oleh karena itu, perlu dilakukan promosi kesehatan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara penggunaan dan penyimpanan sediaan topikal multidose untuk
mata.

Kata Kunci: Iritasi, mata, multidose, sediaan tetes mata

Abstract
Eye irritation is one of the problems experienced in big cities with high pollution levels, such as Surabaya.
Housewives suspected as primary caregivers in the family are the benchmarks of community knowledge
regarding the use and storage of topical multiple dose preparations for eyes. This study was to determine the
level of knowledge of housewives in Karang Menjangan. This research was a descriptive research with non-
random sampling method of accidental sampling type. Data was collected in Karang Menjangan by survey
method using questionnaires. It was contain 10 multiple-choice questions that had been validated with face
validity. The number of respondents in this survey was 110 with the most age group 41-50 years (n=33). The
mean value of the score was 5,55 ± 1,7 and mode was 6. Respondents who got the lowest total score (0) and
the highest (10) were 1 and 2 respondents respectively. Total score as a parameter to assess respondent’s
knowledge level including low, medium, or high level. The result showed that majority of respondents had
medium knowledge level (66,4%). Health promotion needs to be done to improve the knowledge on how to
use and store topical multiple dose preparations.

Keywords: irritation, eyes, multidose, eye drops

52
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 52-56
Tri Juliyanto, et al.

PENDAHULUAN wilayah Karang Menjangan tentang cara


penggunaan dan penyimpanan sediaan topikal
Surabaya termasuk dalam salah satu kota multidose untuk mata.
besar di Indonesia. Masalah yang sering
dihadapi kota-kota besar antara lain METODE PENELITIAN
kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Laju
pertumbuhan jumlah mobil 7,13% dan sepeda Penelitian ini merupakan jenis penelitian
motor 10,64% atau 1 juta mobil dan sepeda deskriptif. Sumber data dari penelitian ini
motor terjual di Jawa Timur setiap tahunnya adalah sumber data primer. Data diperoleh
(Bappeda Jatim, 2013). Surabaya menduduki dari hasil kuesioner yang diisi oleh responden.
peringkat ke-3 polusi terburuk di kawasan Asia, Populasi sampel dalam penelitian ini adalah
setelah Bangkok dan Jakarta. Indeks masyarakat wilayah Karang Menjangan.
Pencemaran Udara (IPU) di kota Surabaya Sedangkan populasi sasaran dari penelitian ini
sendiri telah mencapai 84,49 di tahun 2014 adalah ibu rumah tangga yang ada di wilayah
(About Urban, 2016). Karang Menjangan. Sampel dalam penelitian
Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan ini adalah ibu rumah tangga di wilayah Karang
oleh tingginya tingkat polusi udara adalah Menjangan. Metode pemilihan sampel terpilih
gangguan mata, seperti iritasi karena debu adalah teknik non-random sampling jenis
dan asap kendaraan. Untuk mengatasi accidental sampling. Kuesioner telah tervalidasi
gangguan mata tersebut, masyarakat menggunakan validitas rupa kepada 11 orang
melakukan swamedikasi. Swamedikasi adalah ibu rumah tangga dan seluruhnya memahami
proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh semua pertanyaan dalam kuesioner. Skor untuk
seseorang, mulai dari pengenalan keluhan nilai benar adalah 1, dan untuk nilai salah
atau gejalanya sampai pada pemilihan dan adalah 0, sehingga total nilai maksimal yang
penggunaan obat (Rikomah, 2016). diperoleh adalah sepuluh. Tingkat pengetahuan
Sayangnya, masyarakat sering kali kurang masyarakat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu
paham tentang penggunaan dan penyimpanan rendah, sedang, dan tinggi. Rentang skor untuk
obat tetes mata yang dibeli sehingga tingkat rendah adalah 0 sampai 3,3 ; tingkat
keamanannya kurang terjamin. sedang adalah 3,4 sampai 6,7 ; tingkat tinggi
Dalam kasus penggunaan obat mata, ketika adalah 6,8 sampai 10.
mata terasa gatal atau perih, tidak sedikit Dalam pengambilan sampel terdapat
orang langsung menggunakan obat tetes mata kriteria inklusi dan eksklusi bagi responden
yang dapat dibeli di apotek atau toko terdekat yang akan digunakan sebagai sampel. Kriteria
tanpa petunjuk dari dokter. Sementara itu, inklusi adalah sebagai berikut :
terlalu sering menggunakan obat tetes mata 1. Wanita, telah menikah (ibu rumah
dapat menimbulkan bahaya (Darwin, 2015). tangga)
Contohnya resiko penyakit glaukoma akibat 2. Berdomisili tetap di wilayah Karang
terlalu sering menggunakan obat tetes mata Menjangan
yang mengandung steroid (Olonan, 2009).
Dalam penggunaannya obat tetes mata ada
3. Pernah menggunakan obat tetes mata
untuk iritasi mata yang diperoleh
2 macam yaitu obat single dose dan multidose.
melalui swamedikasi
Untuk obat single dose penggunaannya yaitu
sekali pakai sehingga tidak untuk di simpan 4. Usia < 80 tahun
setelah dibuka, sedangkan untuk obat
multidose penggunaannya dapat digunakan lagi Kriteria ekslusi adalah sebagai berikut :
setelah penggunaan pertama setelah kemasan 1. Ibu rumah tangga yang belum memiliki
dibuka (Herlianty, 2017). Namun, seringkali anak
untuk obat tetes mata multidose, dalam
kemasan obat tidak mencantumkan keterangan HASIL DAN PEMBAHASAN
batas waktu penyimpanan obat tetes mata
setelah pertama kali dibuka atau tidak ada Berdasarkan hasil survei, didapatkan data
keterangan beyond use date obat. Sementara, demografi responden mengenai usia dan
sediaan obat tetes mata multidose hanya dapat distribusi pekerjaan. Responden yang
disimpan satu bulan setelah pemakaian bertempat tinggal di Karang Menjangan
pertama, karena bahan aktif bisa rusak atau sebanyak 107 orang (97,3%) dan responden
sediaan yang harusnya steril akan yang bertempat tinggal di luar Karang
terkontaminasi oleh mikroba (Sheffield, 2013). Menjangan sebanyak 3 orang (2,7%). Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui demografi responden dapat dilihat pada Tabel 1.
tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di
53
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 52-56
Tri Juliyanto, et al.

Tabel 1 Data demografi pasien etiket/brosur yang tertera pada kemasan obat.
Data demografi n (%) Masih terdapat beberapa responden yang belum
mengetahui aturan pemakaian obat tetes mata
Usia (tahun) dengan benar. Dampak dari tidak mengetahui
20-30 13 (11,8) aturan pemakaian obat tetes mata adalah
ketidaktepatan dosis (overdose atau underdose)
31-40 22 (20) dan kesalahan rute pemakaian. Overdose atau
41-50 33 (30) underdose dapat mengakibatkan terjadinya
toksisitas atau tidak tercapainya efektivitas
51-60 24 (21,8)
terapi, dan kesalahan rute pemakaian akan
>60 18 (16,4) membahayakan pasien (FDA, 2013).
Pekerjaan
Jumlah jawaban benar pada pertanyaan
nomor 2 (n=35) dan 3 (n=25) menunjukkan
IRT 76 (69,1) bahwa lebih banyak responden yang belum
Wiraswasta 12 (10,9) mengetahui tempat penetesan obat tetes mata
untuk dewasa maupun anak-anak. Kesalahan
PNS 5 (4,5)
tempat penetesan obat menyebabkan
Swasta 17 (15,5) berkurangnya dosis obat yang masuk ke
reseptor sehingga mengurangi efektivitas. Ada
Tabel 2. Jumlah responden yang benar pada beberapa faktor yang menyebabkan
setiap pertanyaan berkurangnya dosis obat ketika tidak
No. Pertanyaan n (%)
diaplikasikan ke tempat yang benar, salah
Bagaimana Anda mengetahui satunya sebagian besar obat akan dengan mudah
1 aturan pemakaian obat tetes 96 (87,3) tercuci oleh cairan mata, khususnya obat dengan
mata ? bentuk sediaan tetes mata. Dengan demikian,
Dimana tempat penetesan dosis akan berkurang sehingga outcome terapi
2 obat tetes mata untuk 35 (31,8) yang diharapkan tidak tercapai (AAAAI, 2010;
dewasa? Mason & Stevens, 2010).
Dimana tempat penetesan Berdasarkan jumlah responden yang benar
3 obat tetes mata untuk anak- 25 (22,7) pada pertanyaan nomor 4, tampak bahwa
anak?
sebagian besar responden sudah mengetahui apa
Apa yang seharusnya Anda
lakukan sebelum yang seharusnya dilakukan sebelum
4 77 (70,0) menggunakan obat tetes mata yaitu mencuci
menggunakan obat tetes
mata? tangan terlebih dahulu (n=77). Menjaga
Apa yang Anda lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
5 setelah menggunakan obat 34 (30,9) menggunakan obat tetes mata sangat penting.
tetes mata? Hal ini berkaitan dengan sterilitas sediaan yang
Berapa jumlah maksimal dapat terkontaminasi apabila pengguna tidak
6 pasien untuk satu botol obat 43 (39,1) menjaga kebersihan pada saat menggunakan.
tetes mata?
Bakteri dapat dengan mudah mencemari wadah
Dimana seharusnya anda
7 menyimpan obat ketika 63 (57,3) dan sediaan. Apabila terjadi, pemberiaan obat
berada di rumah ? tetes mata yang terkontaminasi dapat
Bagaimana kondisi tempat memperburuk kondisi mata (Mason & Stevens,
8 penyimpanan obat tetes mata 98 (89,1) 2010).
yang benar ? Jumlah responden yang menjawab benar
Berapa lama anda pada pertanyaan nomor 5 menunjukkan bahwa
9 menyimpan obat tetes mata 33 (30,0) sebagian responden belum mengetahui apa yang
setelah pertama kali dibuka ? seharusnya dilakukan setelah menggunakan
Bagaimana anda mengetahui
obat tetes mata (n=34) yaitu memejamkan mata.
10 tanggal kadaluarsa obat tetes 98 (89,1)
mata ? Memejamkan mata selama beberapa menit
bertujuan menghindari keluarnya obat mata dari
area mata setelah diteteskan. Apabila tidak
memejamkan mata, obat dapat kembali menetes
Berdasarkan jumlah responden yang
keluar dari mata dan efektivitas terapi dapat
menjawab benar pada pertanyaan nomor 1,
berkurang. Selain itu bila tidak memejamkan
tampak bahwa sebagian besar responden telah
mata, maka dapat meningkatkan terjadinya efek
mengetahui aturan pemakaian obat tetes mata
samping obat akibat peningkatan absorbsi obat
dengan benar (n=96), yaitu dengan melihat pada
(Pubmed Health, 2016).

54
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 52-56
Tri Juliyanto, et al.

Berdasarkan jumlah jawaban benar penggunaan dan penyimpanan obat tetes mata
responden pada pertanyaan nomor 6 (n=43), yang benar.
tampak bahwa sebagian besar responden belum
mengetahui berapa jumlah maksimal pasien
yang dapat menggunakan satu botol obat tetes
mata. Masing-masing botol seharusnya hanya
digunakan oleh satu orang pasien. Hal ini
ditujukan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya migrasi bakteri dari satu pasien ke
pasien lain melalui penggunaan obat bersama
(Nurul, 2016).
Jumlah jawaban benar pada pertanyaan
nomor 7 (n=63) dan 8 (n=98) menunjukkan
bahwa sebagian responden sudah mengetahui
tempat dan kondisi penyimpanan obat tetes Gambar 1 Jumlah responden pada masing-
mata di rumah yang benar. Apabila tidak masing perolehan nilai skor total
disimpan pada tempat dan kondisi yang
seharusnya, obat dapat mengalami penurunan
efektivitas atau perubahan/peruraian senyawa,
baik toksik maupun non toksik akibat pengaruh
lingkungan (suhu, cahaya, dan kelembaban) dan
membahayakan pasien (Steiner, 2008).
Berdasarkan jumlah jawaban benar dari
responden pada pertanyaan nomor 9 (n=33),
tampak bahwa sebagian besar responden belum
mengetahui seberapa lama obat tetes mata dapat
disimpan setelah pertama kali dibuka. Obat
mata yang disimpan lebih dari 1 bulan setelah
kemasan dibuka sterilitasnya sudah tidak Gambar 2 Jumlah responden pada masing-
terjamin, karena bahan aktif bisa rusak atau masing tingkat pengetahuan
sediaan yang seharusnya steril akan
terkontaminasi oleh mikroba Apabila tetap Dari hasil analisis data diperoleh bahwa
digunakan, dikhawatirkan dapat menyebabkan mayoritas responden memiliki tingkat
gangguan tambahan pada mata (Sheffield, pengetahuan sedang. Sehingga, perlu dilakukan
2013). promosi kesehatan mengenai penggunaan dan
Berdasarkan jumlah jawaban benar penyimpanan obat tetes mata yang benar.
responden pada pertanyaan nomor 10 (n=98)
menunjukkan bahwa sebagian besar responden KESIMPULAN
telah melakukan cara mengetahui tanggal
kadaluarsa dari obat tetes mata dengan benar, Dari hasil persentase tingkat pengetahuan
yaitu dengan melihat pada kemasan. Obat yang ibu rumah tangga di wilayah Karang
digunakan melampaui batas kadaluarsanya tidak Menjangan tentang cara penggunaan dan
dapat dijamin lagi kualitasnya oleh industri penyimpanan sediaan topikal multidose untuk
pembuatnya. Dengan demikian, obat tidak lagi mata, mayoritas ibu rumah tangga memiliki
aman digunakan (Nurul, 2016). tingkat pengetahuan yang sedang.
Dari perhitungan skor total seluruh
responden, didapatkan nilai mean yaitu 5,5 ± 1,7 UCAPAN TERIMA KASIH
dan modus yaitu 6. Skor total menjadi parameter
untuk melihat pengetahuan responden tentang Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dr.
penggunaan dan penyimpanan obat tetes mata. Yunita Nita, S.Si., M.Pharm., Apt. dari
Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 tingkatan Departemen Farmasi Komunitas yang telah
yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Tingkat memberi masukan kami sehingga penelitian
pengetahuan populasi dikatakan rendah apabila ini dapat berjalan baik.
skor total yang diperoleh 0 sampai 3, sedang
apabila, 4 sampai 7 dan tinggi apabila 8 sampai PUSTAKA
10. Pada Gambar 1, dapat dilihat nilai skor total
responden. Gambar 2 menunjukkan distribusi About Urban 2016, Surabaya, Kota dengan Masalah
tingkat pengetahuan responden tentang Sampah dan Polusi yang Masih Perlu Perhatian

55
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 52-56
Tri Juliyanto, et al.

Khusus, About Urban, dilihat 22 Agustus 2017,


http://www.abouturban.com/2016/08/04/surabaya-kota-
dengan-masalah-sampah-dan polusi- yang-masih-
perlu-perhatian- khusus/
American academy of allergy asthma and Immunology
2010, ‘Tips For Administering Eye Drops’, dilihat 27
Juli 2010, https://www.aaaai.org
Bappeda Jatim, 2013, Pertama di Indonesia, Jatim Miliki
Pergub Tatrawil, Bappeda Jatim, dilihat 22 Agustus
2017,
http://bappeda.jatimprov.go.id/2013/03/11/pertama-di-
indonesia- jatim-miliki-pergub-tatrawil/
Darwin, M 2015, Kesalahan Penggunaan Obat Tetes Mata
Timbulkan Masalah Serius, Intisari
Online, dilihat 30 Agustus 2017,
http://intisari.grid.id/wellness/fitness-and-
health/kesalahan-penggunaan-obat-tetes-mata-
timbulkan-masalah-serius-1
Food and Drug Administration, Office of Women’s Health
2013, FDA, dilihat 27 Juli 2018,
www.fda.gov/womenshealthsafemeds
Herlianty, V 2017, Lebih Akrab dengan Obat Mata,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat
Jendral Pelayanan Kesehatan, dilihat 16 Agustus
2017,http://yankes.kemkes.go.id/read- lebih-akrab-
dengan-obat-mata- 1364.html
Mason, I, Stevens, S 2010, ‘Instilling eye drops and
ointment in a baby or young child’, Community Eye
Health Journal, vol. 23, no. 72.
NHS, Sheffield Clinical Commisionning Group 2013,
Good Practice Guidance for Care Homes – Expiry
dates.
Nurul, M 2016, ‘Perhatikan Ini Saat Gunakan Tetes Mata’,
Liputan 6, 1 Desember, dilihat 27 Juli 2018,
https://www.liputan6.com.
Olonan, LR., Pangilinan, CA, Yacto, M 2009, ‘Steroid
induced cataract and glaucoma in pediatric patient with
nephritic syndrome’, Journal Ophtamologi, vol 34, no.
02, pp 59-62
Pubmed Health 2016, ‘Using eye drops properly‘, dilihat 27
Juli 2018,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0072
510/
Rikomah S E., 2016, Farmasi Klinik, Yogyakarta:
Penerbit Deepublish CV Budi Utama,.
Steiner M 2008, ‘On the correct use of eye drops’, NPS
Medicinewise, dilihat 27 Juli 2018,
https://www.nps.org.au

56
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 2, No. 2, (2015) 52-56

Anda mungkin juga menyukai