Varikokel PDF
Varikokel PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Varikokel
2.1.1 Definisi
spermatika dan menjadi suatu penyebab potensial infertilitas pada pria. (Baazeem,
et al., 2011)
2.1.2 Epidemiologi
karena mempengaruhi sekitar 15% dari pasangan di usia reproduksi mereka. Faktor
yang terjadi pada pria sekitar 40% -50% kasus infertilitas. Jenis yang paling umum
dari infertilitas pada pria adalah infertilitas idiopatik, yang ditandai dengan adanya
satu atau lebih parameter sperma yang abnormal dan tidak dapat diidentifikasi
penyebabnya. Penyebab umum lainnya dari infertilitas pada pria adalah varikokel.
Insiden varikokel 4,4% -22,6% pada populasi umum, 15-20% pada pria dengan
infertilitas primer dan 75% -81% dengan infertilitas sekunder. (Reddy, et al., 2015;
Hamada, et al., 2016). Varikokel memiliki sifat progresif dan jarang terjadi pada
bertambahnya umur.
2.1.3 Anatomi
Vena yang berasal dari testis membentuk plexus pampiniformis yang terdiri
dari tiga kelompok pembuluh darah yaitu anterior, medial dan posterior. Kelompok
8
9
dan vena kremaster. Yang terakhir ini kemudian menuju vena epigastrika inferior
setinggi cincin inguinalis eksternal (Gambar. 2.1 a). Kelompok medial berada di
sekitar vas deferens kemudian menuju vena iliaka interna. Kelompok anterior
Pada cincin inguinal superfisial, bentuk kompleks menjadi tiga atau empat
cabang yang masuk ke pelvis. Vena-vena tersebut akhirnya menyatu menjadi dua
dan kemudian menjadi vena spermatika interna yang berjalan di depan ureter dan
bersama-sama dengan arteri testikular. Ini merupakan saluran vena utama pada
bagian komponen medial dan lateral. Cabang lateral sering berakhir ke kapsul ginjal
Vena spermatika interna kanan memasuki vena cava inferior, tepat dibagian
bawah vena renalis. Vena spermatika interna kiri menuju ke bagian permukaan
bawah vena renalis kiri, bagian lateral kolumna vertebral (Gambar. 2.1 b). Variasi
anatomi terjadi pada sekitar 20% dari kasus. Anomali penting termasuk drainase
vena spermatika interna yang tepat ke dalam pembuluh darah ginjal kanan (8-10%)
2.1.4 Patofisiologi
menyatakan, masuknya vena testikular kiri ke vena renalis kiri dengan sudut yang
berpengaruh pada plexus pampiniformis (Miyaoka & Esteves , 2012). Teori kedua
aliran retrograde dan dilatasi vena. Teori ini telah didukung oleh venografik dan
studi Color Doppler. Berdasarkan hal ini katup yang tidak kompeten terjadi pada
atau di bawah vena komunikan yang meliputi vena spermatika interna, vena
kremaster dan vena pudendal eksternal. Terdapat dua subtipe patofisiologis yaitu
Gambar 2.2. Anatomi dan Tipe Varikokel (a) Varikokel tipe shunt (b) varikokel
tipe stop (Mohseni, et al., 2011)
Ketika katup yang tidak kompeten terletak hanya di atas vena yang komunikan,
akan terjadi varikokel jenis stop yang merupakan 14% dari semua varikokel.
Varikokel tipe stop ditandai dengan aliran retrograde dari vena spermatika interna
menuju ke pleksus pampiniformis. Tidak ada darah aliran vena orthograde dan
tampak refluks menuju vena yang komunikan karena masih adanya katup bagian
distal dan secara fungsional masih kompeten. Ligasi secara pembedahan dari
varikokel tipe stop akan memperbaiki kondisi varikokel dengan offsetting refluk
yang dihasilkan oleh katub yang tidak kompeten terhadap katup vena yang normal.
Sebaliknya ketika katup vena yang tidak kompeten terdapat di bawah vena yang
komunikan, varikokel tipe shunt akan terjadi, yang merupakan 86% dari semua
varikokel. Varikokel tipe shunt ditandai dengan aliran darah retrograde baik dari
12
Ligasi dengan pembedahan pada varikokel tipe shunt kurang efektif karena
katup yang tidak kompeten terdistribusikan secara luas. Suatu studi prospektif
dikaitkan dengan risiko yang lebih besar terjadinya hipotrofi testis dibandingkan
varikokel tipe stop. Selain itu angka kekambuhan yang lebih tinggi pada varikokel
tipe shunt yang dioperasi dengan teknik retroperitoneal dibandingkan dengan teknik
mesenterika superior dan aorta abdominal akan menghambat sebagian aliran darah
yang mendukung teori ini disampaikan pada studi studi hemodinamik pada orang
dewasa dan anak-anak dengan varikokel. Pada orang dewasa terdapat hubungan
antara gradien tekanan renocaval dan refluk renospermatika refluks, dalam hal ini
juga menunjukkan bahwa keparahan kompresi vena renalis sisi kiri dalam posisi
tegak, menentukan kecepatan aliran retrograde dalam vena spermatika kiri dan
ukuran varikokel.
13
tampak pada posisi tegak, berbadan kurus dan tinggi. Ketidakmampuan katup vena
dan sedikitnya jaringan lemak di sekitar vena renalis kiri dengan penyempitan sudut
unilateral sisi kiri. Namun, data terakhir menunjukkan bahwa bilateral varikokel
yang teraba ditemukan pada lebih 50%.(Miyaoka & Esteves, 2012). Data tersebut
sesuai dengan penelitian venografik yang menunjukkan bilateral refluks vena yang
terjadinya kerusakan testis bilateral pada pria dan mengapa perbaikan dalam
varikokel yang terjadi hanya pada sisi kanan saja hanya ditemukan pada 2% pria
dengan varikokel dan hal ini mungkin terkait dengan adanya lesi obstruktif, seperti
Sekitar 80% penderita varikokel merupakan pria yang fertil. Sampai saat ini
patofisiologi masih terus dipelajari tetapi hingga saat ini masih belum bisa
yang toksik merupakan mediator yang potensial terjadinya infertil karena varikokel.
Akhir-akhir ini stres oksidatif merupakan mediator yang penting yang berdampak
pada infertil karena varikokel. (Hamada, et al., 2013) Meskipun demikian, alasan
mayoritas merupakan pria yang fertil masih belum jelas. Fenomena tersebut
14
mungkin dijelaskan bahwa infertilitas merupakan kombinasi dari faktor pria dan
wanita, di mana bila sistem reproduksi wanita berfungsi dengan baik akan dapat
kehamilan.
pada varikokel.
1. Hipertermia skrotum
melalui refluk aliran darah dari abdomen karena katup pembuluh darah vena
spermatika interna dan vena kremaster yang tidak kompeten, menuju ke pleksus
pampiniformis. Hal ini secara konsisten ditunjukkan pada percobaan pada hewan.
intratestikular dan gangguan fungsi sekresi sel Sertoli dan juga berdampak pada
fungsi sekresi sel leydig. (Khera & Lipshultz, 2008). Varikokelektomi akan
tubuh dan kondisi yang panas akan menyebabkan gangguan dan penurunan
merupakan pria fertil dan juga terdapat suhu pada skrotum yang lebih tinggi
dibandingkan pada pria tanpa varikokel maka kontribusi dari peningkatan suhu
skrotum ini tidak bisa menjelaskan sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan
testis. Memang secara in vitro dan in vivo telah menunjukkan hubungan langsung
antara pajanan panas dengan timbulnya Reactive Oxygen Species (ROS). Derajat
Meningkatnya produksi nitric oxide (NO) yang ditimbukan karena panas akan
meningkatkan regulasi inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang memberi peran
1995). Sel spermatogonia A, sel Sertoli dan Leydig dianggap lebih tahan panas
karena mereka sebelumnya telah terkena suhu yang lebih tinggi di uterus.
spermatosit dan spermatid muda sangat rentan terhadap stres panas. (Guo, et al.,
2009)
yang kemudian diteruskan melalui katup vena gonad yang sudah tidak kompeten.
Hal ini berkaitan refluks metabolit adrenal dan ginjal yang toksik ke testis,
al., 2004)
pada lapisan otot longitudinal dan juga penurunan jumlah elemen saraf dan vasa
Pada studi vasografi menunjukan peningkatan lima kali lipat tekanan hidrostatik
Studi venografi telah menunjukkan bahwa refluk aliran darah vena pada sisi kiri
varikokel umum terjadi. Metabolit ginjal dan adrenal dapat mencapai ke sel endotel
juga memberi peran terjadinya stres oksidatif pada sel di bagian lain tubuh manusia.
3. Hipoksia testis
venografik dan histopatologi menyatakan bahwa iskemia jaringan testis bisa terjadi
jika tekanan vena spermatika interna yang melebihi tekanan arteriol testis. Pada
(Gat, et al., 2005) Terjadi penurunan aliran darah arteri dan gangguan metabolisme
energi pada varikokel adalah komponen penting dari patofisiologi varikokel. Selain
17
(Gambar 2.3). Perubahan cairan dalam ruang interstitial dapat terjadi secara paralel.
Hormone (FSH) dan testosteron tidak bervariasi pada sebagian besar pasien dengan
terhadap stimulasi GnRH yang akan meningkatkan konsentrasi sperma. Jadi dapat
et al., 2014)
5. Akumulasi Kadmium
Kadmium merupakan zat yang sangat toksik dan merupakan salah satu
kandungan pada rokok dan turut serta terlibat dalam apoptosis sperma. (Ku et al.,
2005) Testis tidak memiliki pompa aktif untuk mengeluarkan kadmium dan seiring
waktu, terjadi akumulasi kadar kadmium pada testis. Hurley et al. melakukan
seminiferous dengan kadar kadmium pada testis. Mereka menyatakan bahwa kadar
kadmium testis lebih tinggi pada pasien dengan varikokel. (Hurley et al., 2000)
Kadar Kadmium secara signifikan meningkat pada sampel biopsi testis pada
6. Epididimis
Terdapat berbagai jenis sel yang melapisi tubulus epididimis yang mampu
antara ROS dan antioksidan dalam tubulus epididimis. Perubahan struktur dan
apoptosis sel epididimis menunjukkan testis dan epididimis ikut terlibat pada
dihubungkan dengan kadar ROS yang meningkat pada pasien dengan varikokel bila
dibandingkan dengan pria normal. Menariknya, perbedaan ini ditemukan pada pria
Ada bukti yang menunjukkan bahwa ada lebih banyak fragmentasi DNA
yang ada di testis. (Moskovtsev, et al., 2010; Esteves, et al., 2015). Oleh karena itu
ada mekanisme lain yang terlibat pada terbentuknya fragmentasi DNA di luar testis.
kerusakan DNA sperma dan terjadi penurunan fragmentasi DNA setelah dilakukan
(Blumer, et al., 2008; Smit, et al., 2010) Varikokelektomi akan mengurangi stres
sperma yang bisa terjadi dalam waktu 6 bulan pasca varikokelektomi. (Dada, et al.,
2010)
20
positif antara produksi ROS dan fragmentasi DNA sperma dalam sampel sperma
kepustakaan. Mitokondria dan nuclear DNA sperma adalah target potensial oleh
ROS. Sementara mitokondria DNA lebih rentan terhadap serangan ROS, kerusakan
nuclear DNA sperma secara klinis lebih signifikan. Fragmentasi DNA sperma
dapat dideteksi dengan pemeriksaan flow cytometry dan atau dengan mikroskop
Di sisi lain, terdapat fakta bahwa sperma dengan fragmentasi DNA yang tinggi
dapat memiliki motilitas dan morfologi yang normal dan sebagai tambahan dalam
dengan fragmentasi DNA sperma yang tinggi. Indeks fragmentasi DNA yang lebih
dari 30% yang diukur dengan SCSA berhubungan dengan terjadinya kehamilan
fragmentasi DNA sperma. Pria varikokel yang fertil dan infertil cenderung
memiliki fragmentasi DNA sperma yang lebih tinggi daripada kontrol, sehingga
Pada suatu penelitian yang memeriksa kerusakan DNA sperma sebelum dan
kerusakan DNA sperma yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pada
menurunkan fragmentasi DNA sperma dengan nilai mean perbedaan -3,37% (Ki
protein suatu penanda fungsi sekresi sel Sertoli akan menimbulkan defek
intraepididimal adalah testoteron pada testis yang ipsilateral dan dalam lumen
22
oleh sel Sertoli, tidak oleh sex hormone-binding globulin yang dihasilkan oleh hati.
spermatozoa di epididimis.(Gambar 2.5) Defek ini bersama faktor yang lain yaitu
suhu pada testis dan efek biokimia dan fisiologi sperma menjadi normal kembali
(Gambar.2.6)
1. Pemeriksaan Fisik
yang hangat. Metode pemeriksaan untuk mendiagnosisi varikokel dengan cara ini
pada deteksi yang baik secara visual atau inspeksi atau palpasi.
lingkungan yang hangat serta dilakukan secara sistematis. Suatu lingkungan yang
hangat dan nyaman akan memungkinkan penilaian varikokel. Suhu dingin dapat
Pemeriksaan awal dilakukan dalam posisi berdiri, tanpa dan dengan manuver
yang mengalami dilatasi, ukuran testis dan konsistensi juga harus dicatat. Derajat
Subklinis Varikokel tidak teraba atau tidak terlihat saat istirahat atau
saat manuver Valsava tetapi dapat diketahui dengan
pemeriksaan penunjang (USG Doppler)
Derajat 1 Teraba saat manuver Valsava
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Venografi
yang tidak kompeten. Akses melalui vena femoralis kanan atau vena jugularis
interna yang kanan dan menuju vena spermatika. (Masson & Brannigan, 2014)
Venografi umumnya dianggap sebagai tes yang paling sensitif karena hampir
100% dari individu dengan varikokel yang teraba menunjukkan refluks vena
spermatika.
film fleksibel yang mengandung kristal cair yang panas yang mendeteksi
≥34°C atau perbedaan suhu ≥0.5°C antara plexus pampiniformis kiri dan
kanan. Namun adanya lesi intratestikular seperti kanker testis atau infeksi
c. Ultrasound (USG)
USG skrotum saat ini yang paling banyak digunakan sebagai modalitas
menjadi semakin mudah untuk dikerjakan. Hal ini dapat memberikan gambar
dengan resolusi yang tinggi dan aliran pembuluh darah dalam testis serta
dalam mengevaluasi skrotum dan testis. Gambaran pada USG pada pasien
struktur tubular di dekat sisi superior dan lateral testis (Sommers & Winter,
2014)
tetapi dengan adanya ketersediaan USG yang masih menjadi pilihan sebagai
modalitas pencitraan awal. Pada saat ini peran pencitraan dengan CT untuk
terjadinya varikokel.
vena spermatika interna dengan preservasi arteri spermatika interna, vena yang lain
dan sistem limfatik spermatic cord. Secara umum penatalaksanaan varikokel dibagi
bedah yang digunakan yaitu operasi bedah terbuka, bedah mikro dan laparoskopi.
kolateral yang sulit terlihat saat operasi. Modalitas intervensi radiologi adalah
varikokelektomi dengan bedah mikro adalah metode yang paling efektif dan
tinggi (teknik Palomo) karena teknik operasi ini yang paling banyak digunakan di
RSUP Sanglah dan merupakan teknik standar yang dipergunakan oleh bagian
dilakukan dengan melakukan insisi pada medial dari spina iliaka anterior superior
(SIAS) setinggi cincin inguinalis internal. Otot oblique eksternus dibuka, otot
adalah secara teknik operasi lebih mudah dan dapat mengidentifikasi satu atau dua
untuk mengakses vena spermatika eksterna, yang juga dikenal sebagai rute
1960. Dengan teknik ini diperlukan ekspos dan insisi aponeurosis oblique eksternus
dan dengan teknik ini memungkinkan evaluasi terhadap vena spermatika interna
dan vassa kremaster eksterna. Dalam pendekatan retroperineal akan sulit untuk
mengidentifikasi dan preservasi arteri spermatika dan saluran limfe, yang kemudian
28
dikaitkan dengan tingginya insiden hidrokel pasca operasi. Di masa yang lalu,
teknik dengan insisi pada skrotum telah banyak digunakan, tetapi saat ini tidak lagi
dianggap sebagai pilihan karena risiko yang lebih tinggi terjadinya cidera pada
arteri spermatika dan terjadinya atrofi testis. (Fretz & Sandlow, 2002)
Teknik bedah mikro inguinal dan subinguinal merupakan teknik inovatif yang
testikular dan saluran limfe. Dengan teknik operasi ini akan menurunkan tingkat
yang lebih mahal karena penggunaan alat-alat canggih dan waktu operasi yang lebih
29
terbuka.
kolateral vena yang mungkin tidak terlihat pada operasi bedah terbuka. Kelemahan
teknik ini adalah biaya dan tingkat kegagalan yang tinggi. (Diegidio, et al., 2011).
Ada berbagai teknik intervensi radiologi untuk oklusi varikokel, sebagian besar
venografi retrograde. Hal ini masih menjadi perdebatan Beberapa ahli radiologi
menganjurkan skleroterapi sebagai teknik standar, tetapi yang lain lebih memilih
dengan tingkat keberhasilan yang lebih baik. (Iaccarino & Venetucci, 2012)
30
varikokelektomi atau intervensi radiologi. Saat ini ada beberapa pedoman sebagai
4. Pria yang memiliki parameter sperma yang abnormal atau hasil abnormal
parameter semen yang normal atau varikokel subklinis. (Jungwirth, et al., 2012)
2. Tidak ada bukti menunjukkan manfaat dari pengobatan varikokel pada pria
infertil yang memiliki parameter sperma yang normal atau pada pria dengan
teraba secara klinis, oligospermia, durasi infertil lebih dari 2 tahun dan
penelitian yang diakukan oleh Agarwal et al., untuk menentukan efek dari
varikokel unilateral atau bilateral yang secara klinis teraba dan setidaknya satu dari
konsentrasi sperma meningkat 9,71 × 106/mL (IK 95% 7,34-12,08, p <0,00001) dan
motilitas meningkat 9,92% (IK 95% 4,90-14,95, p <0,0001) setelah bedah mikro
(IK 95% 5.71-18,35; p = 0,0002) dan motilitas meningkat 11,72% (IK 95% 4,33-
morfologi sperma adalah 3.16% (IK 95% 0,72-5,60; p <0,01) setelah baik bedah
Baazeem et al. yang juga melaporkan pada suatu penelitian meta analisis terdiri
dari beberapa RCT dan juga beberapa penelitian untuk embolisasi radiologi.
33
penelitian), total motilitas (17 penelitian) dan motilitas yang progresif (5 penelitian)
peningkatan konsentrasi sperma 12,32 × 106 /mL (IK 95% 9,45-15,19; p <0,0001)
dan peningkatan total motilitas sperma dan motilitas sperma yang progresif,
masing-masing 10,86% (IK 95% 7,07-14,65; p <0,0001) dan 9,69% (IK 95% 4.86-
secara signifikan terhadap peningkatan konsentrasi sperma serta total motilitas dan
Penelitian meta analisis yang lain oleh Schauer et al. yang meneliti efek tiga
signifikan dalam jumlah sperma dan motilitas terlepas dari teknik bedah yang
digunakan. (Schauer, et al., 2012) Selain itu varikokel juga berhubungan terhadap
kerusakan DNA sperma dan gangguan parameter sperma merupakan akibat dari
akan dapat membalikkan kondisi kerusakkan DNA sperma. (Zini & Dohle, 2011)
34
embolisasi.
35
bahwa tidak ada bukti bahwa pengobatan varikokel pada pria dari pasangan yang
infertil yang tidak jelas penyebabnya untuk bisa terjadi konsepsi atau kehamilan.
Baazeem et al. melaporkan meta analisis pada 380 pasangan (192 randomized
untuk pengobatan dan 188 randomized untuk observasi) dimasukkan dari empat
dengan oligospermia. Odd ratio (OR) yang dihasilkan dari model fixed-efect adalah
Pada tahun 2007, Marmar et al. pada suatu penelitian meta analisis untuk
varikokel, indeks massa tubuh, durasi infertil, merokok dan parameter sperma
Umur memegang peranan terhadap fertilitas pria dalam hal parameter sperma.
Terjadinya fragmentasi DNA sperma oleh karena adanya stres oksidatif yang
semakin bertambah seiiring dengan bertambahnya umur. Selain itu umur juga
parameter sperma pasca varikokelektomi terjadi pada usia muda, sedangkan pada
pasien yang lebih tua tidak ada perbaikan secara signifikan. (Tinga, et al., 1984).
didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Goldstein dan Rodriguez
Peña et al. (Kim & Goldstein, 2008; Pen, et al., 2009). Hasil yang berbeda
perbaikan parameter sperma pada semua kelompok umur. (Ishikawa & Fujisawa,
2005; Huang, et al., 2014) Semua penelitian tersebut tidak ada yang
Penelitian lain yang dilakukan oleh Zini et al. mendapatkan tidak ada perbedaan
pria dengan umur lebih dari 40 tahun dibandingkan dengan usia yang lebih
muda.(49% vs 39%). Tetapi jika dibandingkan pria lebih 40 tahun yang dilakukan
(Zini, et al., 2008.) Hasil yang sama didapatkan pula pada penelitian oleh Reşorlu
et al. dan Liguori et al. (Resorlu, et al., 2010; Liguori, et al., 2010)
Pengaruh umur pada wanita berperan untk terjadinya kehamilan spontan . Suatu
umur (Sabarre, et al., 2013). Bukti menunjukkan bahwa umur memegang peranan
hasil bahwa wanita dengan umur lebih dari 35 tahun akan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk terjadi kehamilan. (Kelly-Weeder & Lorane, 2007).
tahun untuk perempuan dan sebelum 35 untuk pria akan memiliki lebih banyak
38
kesempatan untuk terjadi kehamilan. (Sarvari & Heidari, 2010). Wanita dengan
umur 40 tahun hanya memiliki peluang sekitar 5-10% untuk terjadi kehamilan.
Derajat varikokel juga tampaknya memberi peranan dalam kadar ROS sperma.
Semakin besar derajat varikokel akan semakin meningkatkan kadar ROS dan
kecendrungan juga memiliki baseline parameter sperma yang buruk tetapi akan
memiliki perbaikan parameter sperma yang lebih baik dibandingkan dengan derajat
mendapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara derajat varikokel dengan
Pada beberapa penelitian yang lain mendapatkan hasil yang berbeda bahwa
terjadinya kehamilan spontan lebih banyak terjadi pada pria dengan varikokel
derajat 1 dan 2. (Reddy et al 2015; Shabana, et al., 2015). Penelitian yang dilakukan
oleh Samplaski et al. mendapatkan perbaikan parameter sperma (total motile sperm
tahun 2015, varikokel derajat 2 dan 3 sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
secara sistemik yang kemudian berefek dengan ekspos ROS pada testis dan
kemudian merusak DNA sperma. Pasien dengan berat badan lebih dan obesitas juga
dan telah banyak penelitian yang mendapatkan hubungan tersebut. (Gokce, et al.,
2013, Rais, et al., 2013) Namun belum banyak penelitian yang menghubungkan
dan Sandlow mendapatkan hasil bahwa varikokelektomi pada pria dengan berat
badan lebih dan obesitas memberi hasil varikokelektomi yang sama dibandingkan
dengan pria dengan berat badan yang normal sekalipun kecendrungan tampak hasil
lebih baik pada pria dengan berat badan yang normal (Pham & Sandlow, 2012). Hal
yang berbeda didapatkan dari penelitian Abdalla et al. bahwa pria dengan IMT yang
rendah atau normal secara signifikan akan terjadi kehamilan spontan pasca
peningkatan kadar estrogen bebas dan peningkatan konversi dari androgen menjadi
oleh umpan balik negatif, menyebabkan siklus haid tidak teratur dan anovulasi.
Disisi lain sekitar 35-60% pasien dengan PCOS dengan obesitas akan semakin
WHO melaporkan sekitar 60% wanita dengan berat badan lebih (IMT ≥25
kg/m2 ) di Amerika Serikat dan pada sebagian besar negara di Eropa dan 30% ( ≥30
kg/m2) diantaranya dengan obesitas. Pada wanita dengan IMT >25 kg/m2 memiliki
tingkat kehamilan lebih rendah dibandingkan dengan IMT < 25 kg/m2 (masing-
masing 10,5% vs 253%). (Nodine & Hastings-Tolsma, 2012). Obesitas pada wanita
telah terbukti meningkatkan waktu untuk terjadinya konsepsi. Risiko relatif tidak
terjadinya ovulasi 2.7 (95% CI, 2,0-3,7) pada wanita dengan BMI ≥ 32 kg /m2.
Zorba et al. meneliti efek dari durasi infertil terhadap terjadinya kehamilan
negatif terhadap lamanya infertil. (Zorba, et al., 2009). Hasil yang berbeda
lebih banyak terjadi pada durasi infertil kurang dari 3 tahun dibandingkan dengan
durasi infertil lebih dari 3 tahun.(Al-Ghazo, et al., 2011) Hasil yang berbeda
akan lebih bermanfaat bila telah terjadi durasi infertilitas lebih dari 2 tahun (Giagulli
2.5.5 Merokok
(Cd) pada sperma. Kadmium dapat efek negatif pada spermatogenesis dan
meningkatkan produksi ROS. Begitu pula kandungan nikotin pada rokok akan
menyebabkan fragmentasi DNA sperma. Pada penelitian pada pria varikokel yang
juga penurunan konsentrasi sperma. (Collodel, et al., 2009; Fariello, et al., 2012;
Taha, et al., 2014). Telah banyak pada kepustakaan yang menghubungkan antara
pria varikokel yang merokok terhadap terjadinya penurunan parameter sperma dan
saat ini belum ada penelitian yang menghubungkan pengaruh merokok pada pria
meningkat pada beberapa dekade terakhir mencapai 33% in 2006 (Huisman et al.,
2005). Di Amerika Serikat prevalesi wanita yang merokok sekitar 28% (CDC,
2008). Merokok juga berpengaruh terhadap terjadinya menopause yang lebih awal.
gangguan pada ovarium dan tuba falopii sehingga pada akhirnya juga mengganggu
dengan cut-of value tertentu akan mengalami perbaikan parameter sperma pasca
spontan masih mendapatkan hasil yang tidak konsisten. Kamal et al. pada penelitian
(Kamal et al., 2001). Pada penelitian yang lain mendapatkan hasil bahwa
positif terhadap terjadinya kehamilan spontan. (Peng, et al., 2015; Shabana, et al.,
2015. Sedangkan hasil yang berbeda didapatkan oleh Kumar et al. yang
faktor yaitu motilitas sperma dan morfologi sperma. (Kumar, et al., 2016)
fertilitas adalah diabetes mellitus (DM) dan hipertensi. Pada pria dengan DM akan
mengganggu seluruh organ tubuh termasuk gangguan pada organ reproduksi pria.
yaitu adanya gangguan endokrin, neuropati dan meningkatnya stres oksidatif. Pada
43
ini dihubungkan karena adanya defek steroidogenesis pada sel Leydig. Neuropati
DNA sperma. (Vignera, et al., 2012). Pada wanita, terjadinya amenore merupakan
hal yang sering terjadi pada DM yang tidak terkontrol. Gangguan endokrin yang
al., 2010)
dilakukan Eisenberg et al. yang meneliti suatu hubungan dan pengaruh kondisi
parameter sperma yang abnormal. Terdapat 45% pada pria dengan hipertensi
memiliki parameter sperma yang normal, sisanya dengan parameter sperma yang
Endometriosis mempengaruhi lebih dari 10-15% dari wanita usia subur. (Sabarre,
et al., 2013) Hubungan antara endometriosis dan infertilitas telah disebutkan pada
2012)
PCOS adalah suatu kondisi berlebihnya andogen dan resistensi terhadap insulin
ovulusi. (Tsai, et al., 2013) Sekitar 30-70% wanita dengan PCOS mengalami
obesitas. Berat badan lebih dan obesitas pada wanita dengan PCOS akan
2.5.9 Pekerjaan
Pada suatu penelitian Cohort yang meneliti pengaruh lamanya pekerjaan terhadap
terjadinya kehamilan. Wanita yang bekerja lebih dari 40 jam per minggu
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terjadi kehamilan dibandingkan dengan
wanita yang bekerja 21- 40 jam per minggu. Hal ini dikaitkan dengan terjadinya
al., 2015)