Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Bonus Demografi Indonesia

Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia non produktif. Kondisi demikian, memiliki nilai
positif dan keuntungan besar bila dikelola secara profesional.

Kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia non produktif
mengandung arti bahwa potensi beban ketergantungan penduduk akan berkurang apabila
kelebihan dari potensi bonus demografi dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.

Banyak negara lain yang telah terbukti sukses memaksimalkan peluang bonus demografi di
negaranya, seperti Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan negara-negara lainnya.
Meskipun demikian, tetap saja masih ada negara yang gagal memaksimalkan keadaan bonus
demografi yang dimiliki negaranya. khususnya negara-negara yang ada di Benua Afrika, seperti
Ethiopia dan lain sebagainya.

Pengertian Rasio Ketergantungan Penduduk

Era bonus demografi ditandai dengan dominasi jumlah penduduk usia produktif atas jumlah
penduduk tidak produktif. Sekedar informasi, penduduk usia produktif adalah penduduk yang
berada pada rentang umur 15-64 tahun.

Salah satu indikator yang bisa digunakan untuk melihat adanya potensi bonus demografi pada
suatu negara adalah dengan melihat jumlah angka rasio ketergantungan penduduk yang rendah.

Rasio ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia non produktif dengan
jumlah penduduk usia produktif.

Untungnya, berdasarkan grafik tren rasio ketergantungan (depency ratio) penduduk Indonesia
selam kurun waktu 1971-2016 yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS). Rasio ketergantungan
penduduk Indonesia menunjukkan tren data semakin menurun hingga sebesar 48.4 % pada
tahun 2016.

Cara Membaca Data Rasio Ketergantungan Penduduk


Merujuk pada data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI). Arti rasio ketergantungan
48,4% dapat ditafsirkan sebagai berikut:

Terdapat 48-49 orang non produktif, bisa terdiri atas anak-anak usia 1-15 tahun maupun para
orang tua yang telah berusia diatas 64 tahun. Dimana kehidupan dari 48-49 orang tidak
produktif tadi akan ditopang dan ditanggung kehidupannya oleh 100 orang usia produktif.

Rasio Ketergantungan Penduduk Indonesia (1971-2016)

Rasio ketergantungan Indonesia pada tahun 2016, sudah jauh berkurang dibandingkan dari hasil
rasio yang sama pada tahun 1971 yang masih sebesar 86%.

Trend positif grafik ratio ketergantungan, sebenarnya telah terlihat tingkat penurunannya hingga
dibawah 50% sejak tahun 2012.

Berdasarkan rangkuman data dari BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016
diperkirakan sebanyak 258 juta orang. Terdiri atas penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak
129,98 juta dan penduduk berjenis kelamin oerempuan sebanyak 128,71 juta orang.

Dari grafik data jumlah penduduk Indonesia tahun 2016 yang diterbitkan oleh BPS, Terdapat
sekitar 174 juta jiwa penduduk usida produktif, atau sebanyak 67% dari jumlah total penduduk
Indonesia.
Ha itu semakin memperkuat asumsi bahwa Negara Indonesia memang sudah mulai memasuki
suatu masa emas berupa era bonus demografi.

Proyeksi puncak era bonus demografi Indonesia menurut proyeksi BPS akan dicapai antara
rentang tahun 2025-2030, atau ketika jumlah penduduk usia produktif Indonesia ada pada
angka minimal 70% dari total jumlah penduduk.

Indikator Penghitungan Perkiraan Bonus Demografi

Untuk memperoleh hasil penghitungan yang akurat, presisi dan dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat luas. Proses perhitungan harus dilakukan secara cermat dan teliti.

Berikut beberapa data yang digunakan untuk mengetahui indikator keadaan demografi orang
Indonesia:

Jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk usia non produktif.

Dampak jumlah usia produktif yang lebih besar akan mengakibatkan beban hidup menjadi lebih
ringan, karena hidup penduduk usia non produktif akan ditanggung oleh penduduk usia
produktif.

Bonus demografi akan diawali dengan transisi demografi yang melihat pada hasil sensus
sebelumnya.
Pengertian Sensus Penduduk

Sensus penduduk adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota suatu pupulasi di daerah
tertentu.

Kegiatan Sensus penduduk di Indonesia dikenal juga dengan dengan istilah cacah jiwa.
Sedangakan lembaga negara yang berwenang melakukan sensu penduduk di Indonesia adalah
Badan Pusat Statistik (BPS).

Manfaat Bonus Demografi Bagi Indonesia

Banyak manfaat yang bisa diperoleh bangsa Indonesia dari keadaan bonus demografi yang
dialaminya. Salah satu manfaat utama sekaligus manfaat terbesar dari adanya bonus demografi
bagi Indonesia adalah merubah tingkat ekonomi Indonesia dari negara berkembang menjadi
negara maju.

Pernyataan tersebut, bukanlah suatu hal yang mustahil terjadi. Sebab dengan adanya bonus
demografi di Indonesia, maka jumlah penduduk produktif di usia kerja lebih besar dibandingkan
usia tidak bekerja.
Syarat Mencapai Keuntungan Bonus Demografi

Kondisi suatu negara yang memperoleh bonus demografi sebenarnya merupakan suatu
anugerah dan berkah yang membawa keuntungnga bagi bangsa dan negara. Namun, bonus
demografi harus dimanfaatkan dengan baik, keloka secara profesional.

Sebab banyak pula dari pengalaman negara lain, mereka mempunyai kesempatan emas dari
adanya bonus demografi di negara. Namun mereka gagal memanfatkannya secara maksimal,
sehingga bonus demografi justru berubah menjadi kerugian negara.

Berikut syarat-syarat yang harus dilakukan oleh suatu negara berkembang, agar bonus
demografi penduduk bisa berubah menjadi keuntungan negara.

Mulai dari peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas dan kuantitas
pendidikan, pengendalian jumlah penduduk, hingga kebijakan ekonomi yang mendukung
terciptanya fleksibilitas tenaga kerja dan pasar serta keterbukaan perdagangan dan saving
nasional.

Kualitas Penduduk Indonesia


Secara kuantitas, jumlah penduduk Indonesia saat mengalami bonus demografi tidak perlu
diragukan lagi seberapa besar jumlahnya. Bahkan merupakan negara dengan jumlah terbesar di
ASEAN (negara-negara kawasan Asia Tenggara).

Namun ketika segi kuantitas tinggi tanpa disertai dengan tingkat kualitas yang tinggi, justru akan
berdampak buruk dan menimbulkan polemik. Oleh karena itu, indikator bonus demografi sudah
seharusnya juga diikuti dengan tingkat pendidikan yang baik.

Tersedianya Lowongan Kerja Baru

Terbukanya lapangan kerja baru merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan
oleh pemerintah dalam menyambut bonus demografi Indonesia.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam keputusan kebijakan pemerintah Indonesia terkait
penyediakan lapangan pekerjaan baru bagi warga negaranya.

Pemerintah bisa mendorong peningkatan investasi di dalam negeri dengan mengundang


investor asing dari negara maju atau dengan mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk
menjadi enterpreneur (pengusaha) baru.

Program keluarga berencanmerupakan salah satu program andalan utama BKKBN. Menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional salah satu fungsi keluarga adalah
melaksanakan program keluarga berencana.
Fungsi program keluarga berencana adalah untuk menekan jumlah pertumbuhan keluarga agar
tidak melonjak secara drastis dan mudah dikontrol.

Sebab dampak pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol justru bisa menyebabkan
berbagai masalah sosial, seperti miningkatnya angka pengangguran dan meningkatnya angka
tingkat kriminalitas.

Bahaya Bonus Demografi

Bonus demografi tidak hanya berpotensi memberikan keuntungan saja, namun juga potensial
menimbulkan ancaman berbahaya bagi suatu bangsa.

Untuk mencegah potensi dari ancaman bonus demografi yang ada, maka pemerintah harus
memperhatikan tingkat Indek Pembangunan Manusia dalam setiap kebijakan pemerintah yang
dikeluarkan untuk masyarakat.

Berikut faktor-faktor Indeks Pembangunan Manusia yang harus menjadi bahan pertimbangan
utama dalam membuat keputusan publik:

Faktor Ekonomi
Tingkat ekonomi stabil menjadi salah satu penentu dalam memaksimalkan bonus demografi.
Sebab dengan tingkat perekonomian stabil, negara menjadi mudah dalam memajukan dan
meningkatkan tingkat pendapatann masyarakat.

Faktor Kesehatan

Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat justru akan menjadi bumerang sekaligus merugikan
negara karena potensi bonus dari demografi yang ada tidak bisa dimaksimalkan.

Tingkat perekonomian negara tidak bisa meningkat karena masuarakat Indonesia tidak
berperilaku sehat, seperti merokok, minum-minuman keras, dan kebiasan perilaku buruk
lainnya.

Sehingga perilaku tersebut berakibat pada penurunan angka angkatan kerja. Sebab banyak
orang usia produktif yang berubah menajadi usia tidak produktif, baik karena sakit-sakitan,
terserang penyakit berbahaya, dan lain sebagainya.

Faktor Pendidikan

Pentingnya faktor pendidikan tidak hanya ditentukan dengan tingginya angka tingkat pendidikan
saja. Namun juga harus diimbangi dengan kualitas pendidikan yang diberikan.
Kualitas sistem pendidikan yang buruk akan menyebabkan banyak masyarakat menganggur,
sebab skill, ketampilan, dan kemampuan angkatan kerja yang ada tidak sesuai dengan kriteria
kerja yang dibutuhkan perusahaan.

Oleh sebab itu menjadi penting, peluang besar dari adanya bonus demografi penduduk harus
diseimbangkan dengan sektor pendidikan.

Permasalahan Bonus Demografi

Bonus demografi tidak hanya memiliki nilai positif, tetapi juga aspek nilai negatif. Penanganan
yang kurang tepat atau salah justru akan menimbulkan malapetakan besar, terutama yang
terkait dengan masalah ketenagakerjaan, seperti berikut:

Kualitas tenaga kerja rendah.

Rasio jumlah angkatan kerja tidak sebanding (timpang) dengan jumlah kesempatan kerja yang
tersedia.

Persebaran tenaga kerja tidak merata.

Tebatasnya kesempatan kerja.

Tingginya angaka pengangguran .


Cara Mengatasi Bonus Demografi

Berikut cara-cara yang bisa diambil untuk dijadikan solusi masalah ketenagakerjaan di Indonesia
yang muncul akibat adanya bonus demografi:

Solusi Masalah Outsourcing Tenaga Kerja

Bagi yang belum mengenal istilah Outsourcing, istilah tersebut lebih sering dikenal dengan
istilah alih daya atau contracting out. Sistem outsourcing adalah suatu kegiatan pemindahan
operasi dari satu perusahaan ke tempat kerja lain.

Keputusan outsourcing biasa dilakukan perusahaan untuk memperkecil biaya produksi dan
biaya operasional perusahaan atau untuk mengalihkan dan memusatkan perhatian karyawan
kepada hal lain.

Masalah outsourcing mulai timbul saat ada penyimpangan berupa pergeseran fungsi
outsourcing.

Fungsi pokok yang seharusnya hanya boleh diberikan untuk jenis pekerjaan bukan inti, seperti
satpam dan celaning service (petugas kebersihan). Dalam perkembangannya, outsourcing
seringkali digunakan untuk mengurangi hak karyawan yang seharusnya mereka peroleh, seperti
alibi menutup kesempatan karyawan menjadi tenaga kerja tetap.
Kewirausahaan Sosial

Terlepas dari dampak bonus demografi yang ada pada masalah pengangguran dan masalah lain
terkait dengan tenaga kerja. Kita sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya memiliki
jiwa kreatif dan inovatif.

Mempunyai jiwa ingin tahu dan selalu ingin maju serta ingin memecahkan masalah sosial yang
ada dilingkungan sekitar, sebab kita merupakan “agent of change”.

Maka diperlukan penanaman spirit kewirausahaan dalam setipa individu pemuda bangsa. Jiwa
social entrepreneurship akan mendorong sekaligus mengatasi permasalahan sosial di Indonesia,
seperti masalah pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai