Nim : 1701050035
Kelas : B
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya haturkan kepada Allah Yang Maha Kuasa sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan tugas makalah
Alat-Alat Ukur Listrik dengan judul “Sensor Optik Dan Pneumatik”
Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu saya selama proses
penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah saya buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah yang telah saya buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Pembahasan
BAB 3 Penutup
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sensor optik adalah piranti masukan suatu sistem kendali otomatis yang dibuat
dengan komponen optikal yang berfungsi untuk menangkap/mengumpulkan informasi
mengenai kondisi lingkungan di sekitar sensor dengan bantuan cahaya. Komponen yang
sering digunakan dalam pembuatan sensor optik adalah light dependent resistor (LDR),
photo-diode, dan photo-transistor.
5
Gambar 1. Sistem kerja sensor optik
6
Rangkaian sensor optik seperti tampak pada gambar 2 di atas memiliki sinyal tegangan
keluaran (Vout) berupa sinyal tegangan analog (linier). Tabel 1 menunjukkan perbedaan
nilai sinyal tegangan keluaran (Vout) rangkaian sensor optik (gambar 2) pada dua
kondisi, yaitu saat komponen optik menerima berkas cahaya dan saat tidak menerima
berkas cahaya.
7
Gambar 4. Sensor optik analog - Photodiode
8
Tabel 2. Kondisi tegangan keluaran (Vout) sensor optik gambar 3-4-5
Meskipun demikian, sinyal tegangan keluaran rangkaian sensor optik pada gambar 3, 4,
dan 5 adalah sama seperti sinyal tegangan keluaran rangkaian sensor optik pada gambar 2, yaitu
berupa sinyal tegangan analog. Oleh sebab itu, apabila kita membuat sensor optik dengan
mengikuti contoh rangkaian sensor pada gambar 2, 3, 4, dan 5, maka pada sistem elektronik yang
kita bangun masih harus menambahkan komponen atau rangkaian pengondisi sinyal analog
(analog signal conditioning) sebelum akhirnya sinyal tegangan keluaran sensor optik
diumpankan ke peranti pemroses sinyal (misal: mikrokontroler).
9
Gambar 8. Sensor optik digital - Phototransistor
Tabel 3 menunjukkan perbedaan nilai sinyal tegangan keluaran (Vout) rangkaian sensor optik
(gambar 6-7-8) pada dua kondisi, yaitu saat komponen optik menerima berkas cahaya dan saat
tidak menerima berkas cahaya. Di mana, sinyal tegangan masukan sensor optik dilewatkan
melalui kanal pembalik (inverting) komponen OpAmp.
10
2.3. Dasar Teori Pneumatik
Sistem pneumatik yang dalam bahasa Yunani ‘pneuma’ yang artinya udara atau angin.
Dengan kata lain pneumatik adalah semua sistem yang menggunakan tenaga yang
disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan. Pneumatik merupakan teori atau
pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan
syarat-syarat keseimbangan. Pneumatik menggunakan hukum-hukum aerodinamika yang
menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik
udara mampat dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik
dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua
komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatik. Dalam
bidang kejuruan teknik pneumatik dalam pengertian yang lebih sempit lagi adalah teknik
udara mampat (udara bertekanan). Memang sistem elektronik mempunyai respon yang
sangat cepat terhadap sinyal control. Tetapi sistem pneumatik mempunyai daya tahan
yang lebih baik. Dalam beberapa aplikasi sistem pneumatik dapat bekerja dalam atmosfer
yang tidak bisa dilakukan oleh sistem elektronik dan sistem pneumatik juga dapat
digunakan dalam kondisi basah (Mulianto, E. Suanli, dan T. Sutanto, 2002). Pneumatik
dibeda-bedakan ke dalam bidang menurut tekanan kerjanya, dari bidang tekanan sangat
rendah (1,001-1,1 bar), pneumatik tekanan rendah (1,2-2,0 bar), pneumatik tekanan
menengah atau disebut juga pneumatik tekanan normal (2-8 bar) dan pneumatik tekanan
tinggi (>8 bar).
11
2.4. Keuntungan dan kerugian sistem pneumatik
Beberapa keuntungan dalam penggunaan atau penerapan sistem pneumatik, antara lain:
b. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut udara
dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.
c. Udara bertekanan adalah bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda-benda
kerja maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
d. Dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan kerja tertentu. Udara bersih
(tanpa uap air ) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada
nilai-nilai yang rendah, jauh di bawah titik beku ( masing- masing panas atau dingin ).
i. Dapat dibebani lebih ( tahan pembebanan lebih ) .Pada pembebanan lebih alat- alat
udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alat-
alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
12
a. Tidak mungkin untuk mewujudkan kecepatan-kecepatan torak dan pengisian yang
tetap, tergantung dari bebannya.
c. Suatu gerakan teratur hampir tidak dapat diwujudkan apabila terjadi perubahan beban.
Dalam penggunakan aplikasi sistem pneumatik sangat penting untuk kita memilih
komponen-komponen yang tepat, komponen-komponen pneumatik dibagi atas beberapa bagian
(Krist, T., dan Ginting, D., 1993);
a. Sumber energi (energi supply) seperti kompresor, tangki udara (reservoir), unit penyiapan
udara (air service unit), unit penyalur udara (air distribution unit) dan lain-lain.
b. Actuator (actuator), seperti silinder kerja tunggal, silinder kerja ganda dan lain- lain.
c. Elemen control (control element), seperti katup jenis 5/2, 3/2, flow regulator, dan lain-lain.
d. Elment masukan (input elments), seperti sensor, tombol, pedal, roller dan sebagainya.
Pada sistem pneumatik sumber energi didapatkan dari udara, dalam penelitian ini
nantinya didapatkan dari kompressor. Kompressor berfungsi untuk menampung udara yang ada
sehingga udara tersebut nantinya dapat digunakan untuk sumber energi sistem pneumatik.
Prinsip kerja dari sumber energi pada sistem pneumatik adalah udara dimampatkan sehingga
udara yang ada berkumpul dan mempunyai energi untuk menggerakan sistem pneumatik.
Energi inilah yang digunakan pada sistem pneumatik tersebut. Komponen-komponen yang
digunakan untuk mendapatkan udara mampat antara lain, kompresor (air compressor) sebagai
penghasil udara mampat, tangki udara (reservoir) sebagia penyimpan udara, unit persiapan udara
13
(air service unit) untuk mempersiapkan udara mampat, dan unit penyalur udara (air distribution
unit) untuk menyalurkan udara mampat kepada komponen-komponen pneumatik
b. Aktuator (actuator)
Aktuator merupakan salah satu output sistem, dalam hal ini adalah sistem pneumatik.
Pada penelitian ini nantinya akan menggunakan beberapa komponen- komponen sistem
pneumatik, seperti:
Pada silinder tipe ini pergerakan maju dan mundurnya di atur dengan
sumber angin yang di mampatkan pada lubang bagian depan atau belakangnya.
14
Gambar 10. Ilustrasi cara kerja silinder kerja ganda
Katup satu arah (non-return valves) merupakan suatu komponen pneumatik yang berfungsi
untuk melewatkan sinyal pneumetik dari satu isi dan menghambat sinyal yang datang dari sisi
yang lain.Katup kontrol aliran (flow control valves)merupakan komponen pneumatik yang
berfungsi untuk mengatur besarnya volume udara mampat yang ingin dialirkan baik satu arah
maupun dua arah, sehingga kecepatan (speed) silinder dapat diatur sesuai kebutuhan. Dilihat
dari arah aliaran katup pengontrol aliran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu throttle valve (2
arah) dan one-way flow control (1 arah). Katup control tekanan (pressure control valves)
merupakan komponen pneumetik yng berfungsi untuk memanipulasi tekanan udara mampat dan
juga komponen ini dapat bekerja dengan udara mampat yang telah dimanipulasi. Katup tipe 5/2
merupakan katup yang memiliki 5 lubang dan 2 pergerakan secara mekanik yaitu gerakan
mekanik yang menentukan silinder dalam kondisi maju atau silinder dalam kondisi mundur.
15
Gambar 10 Ilustrasi Cara kerja katup 5/2
Rincian kondisi gambar pertama pada gambar 9 yaitu lubang 1 sebagai sumber angin
masuk dari kompresor menuju lubang 2 untuk kemudian dialirkan ke lubang silinder bagian
depan yang menyebabkan silinder bergerak mundur yangmengakibatkan angin keluar melalui
lubang silinder bagian belakang dan masuk ke lubang katup 4 kemudian dikeluarkan melalui
lubang 5, dan lubang 3 dimampatkan. Rincian kondisi gambar kedua pada gambar 9 yaitu
lubang 1 sebagai sumber angin masuk dari kompresor menuju lubang 4 untuk kemudian
dialirkan ke lubang silinder bagian belakang yang menyebabkan silinder bergerak maju yang
mengakibatkan angin keluar melalui lubang silinder bagian depan dan masuk ke lubang katup 2
kemudian dikeluarkan melalui lubang 3, dan lubang 5 dimampatkan.
• Sensor Kapasitif mendeteksi ada atau tidaknya suatu benda. Simbolnya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
16
Gambar 11 Sensor Kapasitif
• Sensor Induktif mendeteksi benda yang terbuat dari logam. Simbolnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
• Sensor Optik untuk mendeteksi warna suatu benda berdasarkan pantulan yang dihasilkan.
Untuk benda yang berwarna hitam maka pantulan yang dihasilkan hampir tidak ada sedangkan
benda lain dilihat berdasarkan terang gelapnya. Simbolnya dapat dilihat pada gambar dibawah
ini
17
• Sensor Magnetik untuk mendeteksi benda yang memiliki unsur magnetik. ¾ Sensor Non
Proximity adalah sensor yang berhubungan langsung dengan aktuator. Salah satu contoh sensor
Non Proximity yaitu Roller Switch. Sensor ini mendeteksi penekanan pada roller tersebut (sama
seperti saklar biasa). Simbolnya seperti pada gambar dibawah ini:
Pada pneumatik telah ditetapkan standar lambang-lambang bagan untuk unsur hubungan
antar komponen pneumatik, sehingga hubungan-hubungan yang direncanakanmenjadi jelas.
Lambang-lambang hubungan ini ditetapkan dalam ISO 1219-1976 mengenai “Circuit symbol
for fluidic equipment and sistem”. Setiap penomoran dan pemberian huruf pada setiap
komponen mengikuti ketentuan DIN ISO 5599-3. Selain itu terdapat ketentuan keamanan sistem
pneumatik yang diatur dalam ketentuan VDI 3229 mengenai “Technical Design Guidelines for
Machine Tools and other Production Equipment”. (Lihat lampiran simbol-simbol standar
pnematik). Komponen pneumatik dan simbolnya Berupa: Sumber energi, katup dan berbagai
port serta mekanismenya Pengkondisi fluida, Sambungan fluida.
18
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sensor optik adalah piranti masukan suatu sistem kendali otomatis yang dibuat
dengan komponen optikal yang berfungsi untuk menangkap/mengumpulkan
informasi mengenai kondisi lingkungan di sekitar sensor dengan bantuan cahaya.
komponen OpAmp merupakan salah satu komponen yang dapat difungsikan
sebagai pengondisi sinyal analog menjadi sinyal digital.
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak,
keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan.
komponen-komponen pneumatik dibagi atas beberapa bagian yaitu Sumber
energi (energi supply),Actuator (actuator), Elemen control (control element),.dan
Elment masukan (input elments.
Pada pneumatik telah ditetapkan standar lambang-lambang bagan untuk unsur
hubungan antar komponen pneumatik, sehingga hubungan-hubungan yang
direncanakanmenjadi jelas. Lambang-lambang hubungan ini ditetapkan dalam
ISO 1219-1976 mengenai “Circuit symbol for fluidic equipment and sistem”.
20
DAFTAR PUSTAKA
21