Anda di halaman 1dari 24

Filum (Phylum) Porifera

Filum Porifera beranggotakan hewan-hewan yang sering disebut sebagai


Sponges (Spons). Porifera merupakan hewan sesil, pemakan tipe
suspensi, hewan multiseluler yang

menggunakan sel ber flagella yang disebut koanosit untuk mengalirkan air
melalui kanal air yang memiliki sistem yang unik. Porifera ialah satu-
satunya filum yang tubuhnya berada pada tingkat parazoan (Kekurangan
atau tidak adanya lapisan embrio yang nyata). Bukan hanya tidak adanya
jaringan yang nyata, tetapi hampir semua sel tubuhnya bersifat totipotensi,
yaitu mampu berubah fungsi dan bentuk. Selain fakta bahwa hewan
porifera memiliki tubuh besar yang multiseluler, mereka berfungsi lebih
kompleks ke arah uniseluler. Pada pembahasan seterusnya akan dibahas
tentang nutrisi Porifera (makanan), organisasi sel, pertukaran udara (gas),
dan respon lingkungan.

Poriferal dalam lautan bersama ikan

Habitat Porifera : Secara Umum


Terdapat sekitar 5.500 spesies Porifera yang hidup yang telah
digambarkan, hampir semuanya tidak berada pada zona bentik. Porifera
berada pada kedalaman, tetapi pada daerah yang tidak berpolusi tinggi
dan daerah tropis. Kebanyakan porifera litoral tumbuh sebagai lapisan tipis
pada permukaan kasar. Sponges (Porifera) Bentik tumbuh pada
permukaan substrat lembut biasanya berdiri tinggi dan lurus, itu untuk
menghindari penimbunan oleh sediment pada lingkungan sekitar. Banyak
porifera yang mencapai ukuran yang besar (hingga 2 meter pada terumbu
karang karabian bahkan lebih besar lagi di Antartik) dan dapat mencapai
ukuran biomassa yang signifikan. DI antartika porifera (sponges) dapat
mencapai 75 % total biomassa bentik pada kedalaman 100-200 m. Daerah
Subtidal dan lebih dalam lagi yang tidak terkena arus kuat biasanya
tumbuh besar dan stabil, bahkan simetris pada bentuk luar. Pada air yang
dalam, spons hexactinellida, sering memiliki bentuk tidak biasa,
kebanyakan berbentuk seperti kaca, ada yang berbentuk bulat dan masif,
dan ada yang seperti tali. Terdapat beberapa spesies dalam jumlah kecil
pada kelas Demospongia yang ada pada air tawar.
Porifera menampakkan hampir semua warna termasuk lavender cerah,
biru, kuning, krimson, dan putih. Banyak bakteri simbiotik atau uniseluler
yang memberikan warna terhadap tubuh spons.
Karakteristik Filum Porifera
 Filum Porifera merupakan metazoa pada tingkatan konstruksi seluler,
tanpa jaringan nyata, dan porifera dewasa tidak simetris (asimetri)
atau simetris radial superfisia (buatan).
 Sel bersifat totipotent.
 Memiliki sel yang berflagella, koanosit, yang mengatur air melalui
kananl dan ruangan yang menyusun sistem kanal air.
 Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension feeder);
pada fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat lecithotropic.
 Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran dasar.
 Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan pada
materi skeletal (spikula)
 Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas kalsium
karbonat atau silikon dioksida, dan atau serat kolagen.
Anatomi Porifera

Sel leher pada porifera

Sejarah taxonomik Porifera

Secara sejarah, Kelas pada porifera telah didefinisikan atau dikelompokkan


berdasarkan rangka dalamnya. Hingga sekarang, 4 kelas telah dikenali :
Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae, dan Sclerospongiae. Kelas
Sclerospongiae termasuk dalam spesies yang memproduksi matriks padat,
calcareous (kalsium karbonat), dan seperti batu yang sering digunakan
sebagai tempat hewan yang hidup tumbuh dan berkembang. Kelas
Sclerspongiae pada porifera ini sering disebut sebagai coralline sponges;
Terdapat 15 spesies hidup yang telah diketahui. Coralline Sponges ini telah
tidak dipelajari lagi beberapa dekade lalu dan anggotanya dimasukkan
kedalam Calcarea dan Demospongia. Demospongia merupakan kelas
terbesar pada porifera, terdapat 95 % dari spesies yang hidup. Karena
ukuran dan variasinya, demospongiae merupakan masalah yang besar
bagi para taxonomist. Beberapa tahun ini telah ditemukan kandungan kimia
pada karang atau porifera yang berfungsi dalam obat-obatan (Farmasi)
seperti antitumor (obat kanker), anti pembekuan, cytotoxic, in flammatory
dll. Penemuan dari bahan bahan tersebut telah membuat penelitian
terhadap porifera menjadi lebih menarik lagi.

Klasifikasi Filum Porifera (Taxonom)


Kelas Calcarea
Salah satu kelas dari Filum Porifera adalah Kelas Calcarea. Ciri-ciri dari
spesies pada kelas Calcarea adalah Spons bersifat Calcareous, Spikula
tersusun atas Kalsium karbonat yang disebut calcite (kalsit). Elemen
Rangka tidak berdiferensiasi menjadi megascleres dan microscleres;
Spikula berkelipatan 1,3 atau 4. Tubuh dengan kanal tipe asconoid (askon),
synconoid (sicon), atau leuconoid (leucon). Semua spesies dari kelas
Calcarea hidup di lautan.
Subkelas Calcinea: Larva hidup bebas dan berupa coeblastula berlubang,
berflagella, dan dapat menjadi seperti struktur parenchymula padat melalui
ingresi seluler. Koanosit nukleus terletak pada daerah basal. Flagellum
bersifat independent terhadap nukleus, spikula tersusun secara triradiated,
spikula bebas, dan pada beberapa spesies bersifat masif calcite (tersusun
atas kalsium karbonat padat) contoh Clathrina, Dendya, Leucascus,
Leucetta, Soleniscus.
Subkelas Calcaronea, larva hidup bebas, sebagai tumbuhnya berflagella
amphiblastulae, nuklei koanosit apikal, flagellum muncul dari nukleus,
spikula bebas atau bergabung. Contoh spesies Calcaronea ialah
Amphoriscus, Grantia, Leucilla, Leucosolenia, Petrobiona, Scypha (Sycon).

Kelas Hexactinellida
Kelas Hexactinellida merupakan salah satu kelas pada filum porifera. Ciri-
ciri Spesies pada kelas Hexactinellida adalah Berbentuk seperti gelas atau
kaca, Spikula tersusun atas silikat dan bercorak 6 spikula (hexactinal),
Megascleres dan microscleres selalu ada, dinding tubuh berbentuk cekung,
dengan jaringan trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat syncytial,
berada pada perairan laut, terutama pada lautan dalam.
Terdapat dua subkelas pada kelas Hexactinellida yaitu Amphidiscophora
dan Hexasterophora.
Contoh spesies pada kelas Hexactinellida yaitu : Hyalonema, Monorhaphis,
Pheronema, Aphrocallistes, Caulophacus, Euplectella, Hexactinella,
Leptophragmella, Lophocalyx, Rosella, Sympagella.

Kelas Demospongiae
Salah satu kelas dari Filum Porifera adalah Demospongiae. Tersusun atas
spikula silika, spikula tidak tersusun atas corak 6, rangka spikula dapat
tersusun atau tergantikan oleh kolagen organik (spongin), hidup di lautan,
air tawar dan pada semua kedalaman air.
Pada kelas Demospongiae terdapat 3 Sukelas yaitu Homoscleremorpha,
tetratinomorpha, dan subkelas Ceractinomorpha.
Contoh spesies pada kelas Demospongiae ialah Asteropus, Chondrilla,
Chondrosia, Cliona, Cryptotethya, Geodia, Polymastia, Rhabderemia,
Stelletta, Suberites, Tethya, Tetilla,Adocia, Agelas, Aplysilla, Aplysina,
Asbestopluma, Axinella, Axociella, Callyspongia, Clathria, Coelosphaera,
Halichondria, Haliclona, Halisarca, Hymeniacidon, Ircinia, Spongilla,
Tedania, Mycale, Microciona, Astrosclera, Calcifibrospongia, Ceratoporella,
Stromatospongia, Hispidopetra, Goreauiella, Vaceletia crypta.

Selanjutnya pelajari lebih tentang porifera secara umum


Share on: Twitter Facebook Google +
Filum Porifera (Karang): Ciri-Ciri dan Pengelompokan Filum Porifera | Belajar
Biologi | 4.5
Related Posts

Apa itu Porifera? Bentuknya seperti apa ya? Bagi yang baru
mendengar hewan porifera, pasti bertanya-tanya seperti itu. Yup, bagi
sebagian banyak orang, masing asing dengan hewan tersebut bahkan
belum pernah melihatnya. Nah untuk itu, pada kesempatan kali ini
Zona Siswa akan mencoba menghadirkan penjelasan mengenai hal hal
yang berhubungan dengan porifera. Semoga bermanfaat. Check this
out!!!

Porifera adalah satu dari beberapa jenis hewan tak bertulang belakang
atau yang umum disebut hewan inverterbrata. Kata porifera sendiri
berasal dari bahasa latin yaitu pous yang berarti pori dan fer yang
berarti membawah. Porifera juga biasa disebut hewan berpori atau
spons. Porifera juga disebut sebagai hewan multiseluler yang paling
sederhana. Porifera hidup di air, kebanyak dari jenisnya hidup secara
heterotof di air laut, dan sebagian hidup di air tawar.
Seperti namanya, tubuh porifera bisa kita kenali dengan bentuk
luarnya yang berpori-pori seperti spons. Dapat dikatakan bahwa
tubuhnya yang berpori-pori tersebut berfungsi untuk menangkap
makanannya yang berupa bakteri dan plankton.

Struktur Tubuh Porifera

Tubuh porifera memiliki dua lapisan utama dan satu lapisan pemisah.
Lapisan-lapisan tersebut adalah:
1. Epidermis (lapisan terluar)
Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan
berdiding tebal yang disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai
pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk
saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh yang
terdapat di lapisan dalam (Endodermis).

2. Endodermis (lapisan dalam)


Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau
koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna
makanan.

Cara Hidup Porifera

Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau
plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat
dari penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di
lapisan luar porifera. Air yang masuk kedalam tubuh porifera melalui
pori-porinya tersebut kemudian disaring dengan cara menggerakan
flagel yang terdapat pada koanosit yang merupakan sel pelapis
spngosol.

Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap


secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui
lubang yang disebut oskulum. Zat makanan dan oksigen selalin
digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-
sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel
amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan
oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.

 Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol.

 Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar.

 Porosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat

masuknya air.
 Spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera.

 Ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.


 Epidermis : lapisan terluar.

 Spikula : pembentuk/penyusun tubuh.

 Flagel : alat gerak koanosit.

 Koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan. di

bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.

Cara Berkembang Biak Porifera

Porifera dapat berkembang biak secara vegetatif (Aseksual) dan


generatif (Seksual). Secara vegetatif, perkembangbiakan dilakukan
dengan membentuk kuncup dalam koloni. Kuncup muncul dari
pangkal kaki porifera. Kuncup makin membesar sehingga jika
terbentuk beberapa kuncup, akan membentuk sebuah koloni. Selain
itu, potongan tubuhnya yang terlepas akan mudah tumbuh menjadi
porifera baru.

Porifera air tawar dapat berkembang dengan gemmula atau


terbungkusnya sel-sel koanosit dengan kuat dan tebal. Keadaan ini
merupakan bentuk pertahanan porifera terhadap kekeringan. Jika air
telah cukup, akan tumbuh lagi menjadi porifera baru.

Pembiakan secara generatif dilakukan dengan pembuahan antara


ovum dan spermatozoid. Porifera termasuk hewan yang hermafrodit
(berkelamin ganda). Hasil pembuahan berupa zigot yang akan
berkembang menjadi larva bersilia. Karena bersilia, larva dapat
bergerak bebas dan akhirnya akan menempel pada tempat tertentu
dan kemudian tumbuh menjadi porifera baru.
Klasifikasi Porifera

Porifera diklasifikasikan ke dalam 3 kelas, yaitu:

1. Kelas Calcarea
Porifera yang termasuk dalam kelas ini adalah bunga karang dengan
spikulum dari kapur. Tubuhnya berbentuk silindris dengan panjang
tubuh kira-kira 2,5 cm. Ruang gastral dihubungkan oleh lubang-
lubang berpori. Dinding sel radial berflagelum berfungsi sebagai
pencerna makanan. Makanannya berupa plankton, hewan, tumbuhan
kecil, dan bahan organik. Air masuk melalui pori menuju saluran
radial dan keluar melalui kloaka, kemudian ke oskulum. Bunga
karang tidak dapat bergerak, tetapi oskulumnya dapat menutup.
Calcarea banyak dijumpai di pantai Laut Atlantik.

Beberapa contoh porifera kelas Calcarea adalah Sycon, Clathrina,


Leucettusa lancifer, Leucosolenia, Scypha dan Grantia.

2. Kelas Hexactinelida
Porifera yang masuk dalam kelas ini terkenal dengan nama bunga
karang gelas (Hyalospongiae). Mereka hidup di laut, mempunyai
spikula dengan enam jejari polong, tubuh dapat mencapai panjang
hampir 1 m dan hidup di kedalaman 100 – 4.500 m.

Beberapa Contoh porifera kelas Hexactinelida adalah Regadrella,


Euplectella, Aspergillum, Hyalonema.

3. Demospongia
Porifera kelas Demospongia dapat hidup di air laut dan air tawar.
Spikulanya berbentuk serabut sebagai spongia atau silika yang
tersusun menjadi enam jejari. Demospongiae bertubuh lunak karena
tidak memiliki rangka dan spickula. Demospongiae adalah satu-
satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air
tawar. Kelas ini lah yang bisa dimanfaatkan sebagai spons.
Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari
seluruh jenis porifera.

Beberapa contoh porifera kelas demospongia adalah Euspongia,


Sponggila, Hippospongia, Niphates digitalis, Cliona, Haliarsa,
Microciona, Suberit.

Peran Porifera dalam Kehidupan

Porifera merupakan hewan penyusun terumbu karang (koral)


sehingga memiliki fungsi ekologis yang penting bagi ekosistem
perairan laut. Selain itu beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan
Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang
dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan
penyakit lainnya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau
mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan
hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui
kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi
sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh
porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori
kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui
oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan
tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut
mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea,
yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari
spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea.
Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa
sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut
spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila
sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu
subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat
lain.
Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang”
dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah
menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan
berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah
salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti
bahwa ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan
menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena
itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu
kelompok yang disebut parasoa.

B. Perumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri hewan Porifera ?
2. Ada berapa kelompokkah Klasifikasi Filum Porifera ?
3. Bagaimanakah Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui ciri-ciri hewan Porifera
2. Mengetahui kelompok Klasifikasi Filum Porifera
3. Mengetahui Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Porifera
Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti
membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling
sederhana. Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti
busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.

B. Ciri-ciri Porifera
1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa =
hewan bersel banyak), sebab walaupun tubuhnya sudah berdiri dari
banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana karena :
a. Belum mempunyai organ tubuh yang khusus
b. Belum mempunyai sistem saraf
Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
c. Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.
Pencernaan makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam
sel) karena masih intraseluler maka disebut Parazoa.
2. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah
mempunyai sistem canol.
3. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :
a. Lapisan luar = epidermis
Tersusun dan dermal-dermal epitelium
b. Lapisan dalam
Tersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle
dilengkapi dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar)
terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau
Mesenchym.
4. Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal
dari :
- Kapur (Ca CO3)
- Silicat (H9 Si3O2)
- Campuran kapur + silikat
Kerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.
5. Tempat hidup
- Dilaut (kebanyakan)
- Air tawar (beberapa)
6. Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang
membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-
zat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel
leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari
makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak
mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan
dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm
terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel
amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula
berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif
terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan
dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.

 Struktur dan Fungsi Tubuh


Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga
porifera dikelompokkan dalam protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori
(ostium) yang merupakan celah masuknya air ke rongga dalam tubuh yang
berukuran lebih lebar yang disebut spongocoel. Dari spongocoel, air
kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas)
tubuh.
Struktur anatomi porifera :
1. Lapisan luar tubuh (epidermis) terdiri dari selapis sel yang membentuk
celah-celah kecil yang disebut ostium. Sel yang membentuk dan
menggerakkan ostium disebut porosit.
2. Lapisan dalam (endodermis) terdiri atas sel berbentuk leher yang disebut
koanosit. Koanosit memiliki inti, vakuola dan flagela yang berkaitan dengan
fungsi sel ini sebagai ‘alat’ pencernaan. Pencernaan terjadi di dalam
koanosit, oleh karena itu disebut memiliki pencernaan interseluler.
Antara tubuh bagian luar dan dalam terdapat lapisan tengah
(mesoglea/mesenkim) yang terdiri dari 3 model sel, yaitu amubosit dan
skleroblast dan arkeosit. Dinamakan amubosit merujuk kepada bentuk dan
sifat selnya yang menyerupai bentuk dan sifat amuba, yang mudah
berubah bentuk. Skleroblast menghasilkan rangka yang disebut spikula.
Spikula umumnya terbuat dari mineral kalsium karbonat dan silika,
sedangkan yang lain terbuat dari bahan organik spongin. Sedangkan
arkeosit berfungsi dalam reproduksi sel secara seksual.
Porifera belum memiliki sistem pencernaan yang
sempurna.Pencernaan dilakukan secara sederhana dengan cara
menyaring makanan, berupa plankton dan bakteri, yang terlarut dalam air.
Sel yang berperan dalam proses ini adalah koanosit. Setelah itu, maka
tugas selanjutnya, yaitu mengedarkan makanan dilakukan oleh amubosit.
Amubosit pula yang berperan mengangkut zat sisa pencernaan untuk
dibuang.
 Cara Hidup dan Habitat
Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan
plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan
sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Pencernaan
dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.
Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut
dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar,
misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.
Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil),
hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena
porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera
dianggap sebagai tumbuhan.
 Reproduksi

Porifera melakukan Reproduksi Aseksual maupun Reproduksi Seksual.


1. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan
gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan
hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air
tawar. Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.
2. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara
sperma dan ovum). Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian
besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang
sama sehingga porifera bersifat Hermafrodit.

C. Klasifikasi Filum Porifera


Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan
menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae,
Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
 Hexactinellida
Kerajaan : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Hexactinellida (Schmidt, 1870)
Sub Kelas : Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order : Amphidiscosida
Order : Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa

Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua


lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang
membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun
oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki
jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada
bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
a. Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya
berupa hexaster. Contoh Euplectella.
b. Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
Amphidics. Contoh Hyalonema.

 Demospongiae
Kingdom : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Halichondrida

Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka


berupa empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya.
Beberapa bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada
pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok
Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal
hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
a. Sub kelas Tetractinomorpha
Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres
tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak
memiliki serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan
perkembangan cortical axial mengalami kemajuan. Kelompok ini
mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang primitive
menetaskan amphiblastulae.

1. Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang
memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah
terdeferensiasi . Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa
teract berukuran kecil. Beberapa spesies tidak memiliki rangka seperti
pada Oscarella.
2. Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa
megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa
aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali
rumit. Spons ini memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan
seringkali tersusun atasnlapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan
gelatin di bagian luar. Contoh Geodia dan Aciculites.

b. Sub Kelas Ceractinomorpha


Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas
Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula,
megaskleresnya berupa monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid
atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya juga sering
ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1. Ordo Halichondrida
Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka
megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki
microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2. Ordo Poecilosclerida
Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu
mengandung megaskleres choanosomal dan dermal.
ContohCoelosphoera dan Myxilla.
3. Ordo Haplosclerida
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari
kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau
bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin.
Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa diactinal dan kadang-kadang
berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada,
mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.

Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai


rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada .
Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana
suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang-cabang
menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia
4. Ordo Dictyoceratida
Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula.
Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang
bisa menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain.
Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A.

 Calcarea
Kerajaan : Animalia
Filum : Porifera
Kelas : Calcarea

Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki


kerangka spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi
megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk
yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni
yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh
yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk
raksasa.
a. Sub kelas Calcaronea
Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva
amphibalstulae. Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap
koanosit muncul dari nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang
terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub
kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.

1. Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2. Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau
Leuconoid. Contoh Sycon.

b. Sub Kelas Calcinea


Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa
parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus
koanosit yang menempati dasar sel.Pada sebagian besar spesies
triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada
pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa
anyaman dari asconoid.

1. Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang
secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks.
Contoh Clathrina
2. Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga
Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh
Leucascus levcetta.
3. Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa
Leuconoid dan rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai
penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.
D. Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

 Sebagai makanan hewan laut lainnya


 Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut
 Sebagai hiasan akuarium
 Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci jenis hippospongia
 Porifera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)
 Sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya
 Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)

Gambar untuk porifera :


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600
juta tahun yang lalu, berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera
mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa jenis
'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh
permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan
hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian
besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000 species, dan
hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai
bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun
secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang
dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau
hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin
sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun
kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh
menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang
kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya
juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok
ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan
sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina Diah, Ph.D. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama
http://www.gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-
phylum-porifera/
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0016%20Bio%201-4b.htm

Anda mungkin juga menyukai