Anda di halaman 1dari 1

1. Kenapa dokter bisa punya obat sendiri ?

Terkait dokter dan dispensing obat dalam UU No 29 tahun 2004 . tentang praktik kedokteran
pasal 35 (I) dokter mempunyai wewenang untuk “menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang
diizinkan . dan pada huruf (j) “meracik dan memberikan obat kepada pasien di daerah yang tidak
ada apotek.
kewenangan menyimpan obat juga sejalan dengan UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, di
mana fasilitas kesehatan tidak boleh menolak pasien (dokter dalam memberikan pelayanan
perlu obat-obatan dalam hal ini darurat) da nada ancaman pidananya.
Pemberian obat kepada pasien oleh dokter hanya dalam keadaan darurat. Darurat disini berarti
pasien memang harus dan sangat membutuh kan obat segera . contoh nya pada pasien di
daerah terpencil yang berobat ke praktek dokter pada tengah malam , dan akses apotek jauh
ataupun apotek tidak ada.
2. Kenapa obat keras bisa di jual di toko obat ?
penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter di laksanakan oleh apotekier.
[pasal 21 ayat (2) PP farmasi]. Apoteker dapat menyerahkan obat keras, narkotik dan psikotropik
kepada masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (PP 51 tahun 2009) .
dari penjelasan di atas sudah jelas untuk obat keras tidak boleh di perjual bebaskan apalagi di
toko obat , karena toko obat tidak bisa melayani resep dokter dan tidak memiliki APA .toko obat
hanya boleh menjualkan obat bebas dan obat bebas terbatas saja. Dan sebagai penanggung
jawab nya adalah asisten apoteker . dan kenapa hal itu bisa terjadi karena ketidakpatuhan PBF
atau beberapa pengedar obat lain tidak mematuhi kode etik di dalam bidangnya .
3. Kenapa pedagang besar farmasi bisa menjual obat secara ecer?
Pedagang besar farmasi adalah suatu usaha berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Dari enjelasan di atas dapat di ketahui bahwa seharus PBF hanya dapat melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pendistribusian perbekalan farmasi dalam jumlah besar.
dalam jumlah besar dan tidak boleh memperjualkan obat dalam bentuk eceran, atau dalam
jummlah skala kecil.
apabila terjadi kasus PBF dapat memperjualkan obat dalam jumlah kecil ataupun eceran artinya
adanya ketidak patuhan PBF dalam mendistribusikan obat .

Anda mungkin juga menyukai