FRAKTUR CRURIS
Dosen Pembimbing : Ainul Yaqin,S.Kep.Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
Anita Wahyuningsih
(14401.16.17003)
A. Pengertian
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi
jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
(Brunner & Suddart, 2000)
Fraktur cruris adalah suatu keadaan dikontinuitas jaringan struktural
pada tulang tibia dan fibula (Silvia Anderson Price, 1995)
B. Klasifikasi
Ada 2 tipe dari fraktur ceruris yaitu:
1. Fraktur intra capsuler : yaitu terjadi dalam tulang sendi panggul dan
captula
a. Melalui kapital fraktur
b. Hanya dibawah kepala femur
c. Melalui leher dari femur
2. Fraktur ekstra kapsuler
a. Terjadi diluar sendi dan kapsul melalui trokanter cruris yang lebih
besar atau yang lebih kecil pada daerah intertrokanter
b. Terjadi di bagian distal menuju leher cruris tetapi tidak lebih dari 2
inci di bawah trokanter terkecil.
Selain 2 tipe di atas ada lebih dari 150 klasifikasi fraktur diantaranya 5
yang utama adalah:
1. Incomplete
Fraktur yang hanya melibatkan bagian potongan menyilang
tulang satu sisi patah yang lain biasanya hanya bengkok (green stick)
2. Complete
Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari
tulang dan frgmen tulang biasanya berupa tempat
3. Tertutup (simple)
Fraktur tidak meluas melewati kulit
4. Terbuka (complete)
Fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit dimana
potensial untuk terjadi infeksi
5. Patologis
Fraktur terjadi pada penyakit tulang (seperti kanker,
osteoforosis) dengan tak ada trauma hanya minimal.
C. Etiologi
1. Trauma langsung menyebabkan fraktur pada titik terjadinya trauma itu,
misalnya tulang kaki terbentur bumper mobil maka tulang akan patah,
tepat ditempat benturan.
2. Trauma tidak langsung menyebabkan fraktur di tempat yang jatuh dari
tempat terjadinya trauma.
3. Truma akibat tarikan otot, jarang terjadi.
4. Adanya metastase kanker tulang dapat melunakkan struktur tulang dan
menyebabkan fraktur
5. Adanya penyakit primer seperti osteoporosis ( E. Oerswari, 1989 : 147 )
D. Pathway
1. Trauma langsung
kecelakaan
2. Trauma tidak
langsung jatuh
Kerusakan
Integritas kulit Fraktur/Patah Tulang Resti trauma
( actual/resti )
Pergeseran
fragmen tulang Spasme otot Kerusakan
Pembuluh darah
Deformitas
Spasme otak Perdarahan
Gangguan
Fungsi Kerusakan
Nyeri Itematum
Pembuluh seluruh medula Nyeri
darah
Gangguan
Mobilitas
Fisik
Inflamasi Nekrosis
Os Tibia
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai
bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang
pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Ujung atas memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil
lateral. Kondi-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling
pinggir dari tulang. Permukaan superior memperlihatkkan dua dataran
permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut.
Kondil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk persendian
dengan kepala fibula pada sendi tibio-fibuler superior. Kondil-kondil ini di
sebelah belakang dipisahkan oleh lekukan popliteum.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki. Tulangnya
sedikit melebar dan ke bawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus
medial atau maleolus tibiae.
Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada
persendian tibio-fibuler inferior. Tibia membuat sendi dengan tiga tulang,
yaitu femur, fibula dan talus.
Merupakan tulang tungkai bawah yang lebih besar dan terletak di sebelah
medial sesuai dengan os radius pada lengan atas.Tetapi Radius posisinya
terletak disebelah lateral karena anggota badan bawah memutar kearah
medialis. Atas alasan yang sama maka ibu jari kaki terletak disebelah
medialis berlawanan dengan ibu jari tangan yang terletak disebelah
lateralis. (Anatomi fisiologi,untuk siswa perawat, 1997)
1. Malleolus medialis
Merupakan sebuah ciri yang penting untuk segi medis pergelangan kaki.
Mempunyai sebuah pinggir bawah dan permukaan pinggir bawah
mempunyai sebuah lekukan disebelah posterior dan merupakan tempat
lekat dari ligamentum deltoideum.
2. Permukaan anterior
Merupakan tempat lekat dari kapsula pergelangan kaki. Permukaan
posterior beralur untuk tempat lewat tendo muskulus tibialis posterior dan
pinggir dari alur merupakan tempat lekat dari retinakulum fleksores.
3. Permukaan posterior
Berhubungan dengan permukaan posterior korpus. Dipisahkan dari
permukaan inferior oleh sebuah pinggiran yang tajam dan merupakan
tempat lekat dari kapsula sendi pergelangan kaki.
4. Permukaan lateralis
Mempunyai bentuk seperti koma yang merupakan sendi yang sama pada
permukaan medialis os talus.
Os Fibula
Merupakan tulang tungkai bawah yang terletak disebelah lateral dan
bentuknya lebih kecil sesuai os ulna pada tulang lengan bawah. Arti kata
fibula adalah kurus atau kecil. Tulang ini panjang, sangat kurus dan
gambaran korpusnya bervariasi diakibatkan oleh cetakan yang bervariasi
dari kekuatan otot – otot yang melekat pada tulang tersebut. Tidak urut
dalam membentuk sendi pergelangan kaki, dan tulang ini bukan
merupakan tulang yang turut menahan berat badan.
Pada fibula bagian ujung bawah disebut malleolus lateralis. Disebelah
bawah kira – kira 0,5 cm disebelah bawah medialis, juga letaknya lebih
posterior. Sisi – sisinya mendatar, mempunyai permukaan anterior dan
posterior yang sempit dan permukaan – permukaan medialis dan
lateralis yang lebih lebar. Permukaan anterior menjadi tempat lekat dari
ligamentum talofibularis anterior. Permukaan lateralis terletak subkutan
dan berbentuk sebagai penonjolan lubang. Pinggir lateral alur tadi
merupakan tempat lekat dari retinakulum. Permukaan sendi yang
berbentuk segi tiga pada permukaan medialis bersendi dengan os talus,
persendian ini merupakan sebagian dari sendi pergelangan kaki. Fosa
malleolaris terletak disebelah belakang permukaan sendi mempunyai
banyak foramina vaskularis dibagian atasnya. Pinggir inferior malleolus
mempunyai apek yang menjorok kebawah. Disebelah anterior dari apek
terdapat sebuah insisura yang merupakan tempat lekat dari ligamentum
kalkaneofibularis.(Anatomi fisiologi untuk siswa perawat, 1997).
H. Komplikasi
1. Malunion: tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak
seharusnya.
2. Delayed union: proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan
kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
3. Non union: tulang yang tidak menyambung kembali
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen
a. Untuk mengetahui lokasi fraktur dan garis fraktur secara langsung
b. Mengetahui tempat dan type fraktur
Biasanya diambil sebelum dan sesudah dilakukan operasi dan selama
proses penyembuhan secara periodik
2. Skor tulang tomography, skor C1, Mr1 :
dapat digunakan mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Artelogram dicurigai bila ada kerusakan
vaskuler
4. Hitung darah lengkap HT mungkin
meningkat (hemokonsentrasi) atau menrurun (perdarahan bermakna pada
sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple).
5. Peningkatan jumlah SDP adalah respon stres
normal setelah trauma
6. Profil koagulasi perubahan dapat terjadi
pada kehilangan darah transfusi multiple atau cedera hati (Marlyn E.
Doenges, 2001).
J. Penatalaksanaan Medis
1. Faktor Reduction
a. Manipulasi atau penurunan tertutup, manipulasi non bedah
penyusunan kembali secara manual dari fragmen-fragmen tulang
terhadap posisi otonomi sebelumnya.
b. Penurunan terbuka merupakan perbaikan tulang terusan penjajaran
insisi pembedahan, seringkali memasukkan internal viksasi terhadap
fraktur dengan kawat, sekrup peniti plates batang intramedulasi, dan
paku. Type lokasi fraktur tergantung umur klien.
Peralatan traksi:
1) Traksi kulit biasanya untuk pengobatan jangka
pendek
2) Traksi otot atau pembedahan biasanya untuk
periode jangka panjang.
2. Fraktur Immobilisasi
a) Pembalutan (gips)
b) Eksternal Fiksasi
c) Internal Fiksasi
d) Pemilihan Fraksi
3. Fraksi terbuka
a) Pembedahan debridement dan irigrasi
b) Imunisasi tetanus
c) Terapi antibiotic prophylactic
d) Immobilisasi