Anda di halaman 1dari 9

Nama : Rafel Yuniardi

NPM : 12.2017.1.00329

Jenis jenis morfologi sungai


Berdasarkan morfologinya sistem sungai dikelompokan menjadi 4 tipe sungai, sungai
lurus (straight), sungai teranyam (braided), sungai anastomasing, dan sungai kekelok
(meandering).
Sungai Lurus (Straight)

Sungai lurus umumnya berada pada daerah bertopografi terjal mempunyai energi aliran
kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada intensitas erosi vertikal yang tinggi, jauh
lebih besar dibandingkan erosi mendatarnya. Kondisi seperti itu membuat sungai jenis ini
mempunyai kemampuan pengendapan sedimen kecil, sehingga alirannya lurusnya tidak
berbelok-belok atau low sinuosity . Karena kemampuan sedimentasi yang kecil inilah maka
sungai tipe ini jarang yang meninggalakan endapan tebal. Sungai tipe ini biasanya dijumpai pada
daerah pegunungan, yang mempunyai topografi tajam. Sedimen sungai lurus ini sangat jarang
dijumpai dan biasanya dijumpai pada jarak yang sangat pendek.
Sungai Kekelok (meandering)

Sungai kekelok adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau berbelok-


belok. Leopold dan Wolman (1957) menyebut sungai meandering jika sinuosity-nya lebih dari
1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Erosi
horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal, perbedaan ini semakin besar pada waktu
banjir. Hal ini menyebabkan aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar. Ini terjadi
karena adanya pengikisan horisontal pada tepi sungai oleh aliran air utama yang pada daerah
kelokan sungai pinggir luar dan pengendapan pada kelokan tepi dalam. Kalau proses ini
berlangsung lama akan mengakibatkan aliran sungai semakin bengkok. Pada kondisi tertentu
bengkokan ini terputus, sehingga terjadinya danau bekas aliran sungai yang berbentuk tapal kuda
atau oxbow lake. Pada tipe sungai kekelok proses pengendapan terakumulasi pada 5 (lima)
bagian yang berbeda, yaitu : saluran utama (Main Channel dan channel fills), gosong (point
bar), tanggul alam (natural levee), dataran banjir (flood-plain), danau oxbow (oxbow lake).
Sedimen yang diendapkan pada saluran utama terdiri dari material yang umumnya
berbutiran lebih kasar yang dapat berpindah hanya oleh aliran sungai dengan kecepatan
maximum pada saat puncak banjir (peak flood). Butiran suspensi seperti lempung dan lanau
terbawa lebih cepat dan diendapkan pada daerah floodplain. Endapan pada saluran utama terdiri
dari reruntuhan dinding sungai yang roboh akibat pengikisan oleh aliran arus (Walker dan Cant,
1979 dalam Walker, 1992), yang lebih dikenal dengan lag deposits. Karena saluran utama ini
selalu bergerak (berpindah) dan pada dasar sungai selalu diendapkan butiran yang lebih kasar
maka endapan ini merupakan dasar dari suatu gosong.
Gosong (point bar) terakumulasi pada sisi dalam kelokan sungai, umumnya terjadi ketika
material di sisi luar bank tererosi. Pada bagian gosong, endapan yang terbentuk umumnya
menghalus ke atas, dengan struktur silang siur dan “dunes” yang berkembang baik. Pada sungai
kekelok tua kadang-kadang gosong yang telah terbentuk terpotong kembali oleh aliran akibat
lekukan aliran yang sangat besar yang terjadi saat banjir. Hal ini bisa terjasi pada gosong yang
mempunyai kemiringan lereng rendah dan mempunyai tingkat kelokan yang tinggi.
Tanggul alam (natural levee) adalah tanggul di kanan kiri sungai yang membatasi aliran
sungai. Tanggul alam ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya aliran itu sendiri. Tanggul
terbentuk selama banjir sedang yang hanya mencapai ketinggian sama dengan tebing sungai
(channel bank). Dengan menurunnya kecepatan arus, terendapkanlah sedimen di sepanjang
tebing sungai tersebut. Pada saat banjir berikutnya endapan baru akan terus terbentuk di atas
tebing ini dan membentuk tanggul alam sehingga tanggul ini semakin lama semakin tinggi.
Tinggi maksimum yang dibentuk oleh tanggul alam mengindikasikan permukaan air maksimum
yang terjadi pada saat banjir. Pada umumnya endapan berbutir halus. Arus sewaktu banjir, juga
akan menyebabkan terkikisnya endapan yang telah terbentuk pada gosong atau bahkan
mengerosi tanggul alam dan memutuskannya. Sehingga air akan melimpah ke dataran bajir di
kiri-kanan aliran sungai dan akan membentukcrevasse splays deposites. Crevasse ini akan
membentuk pola dan sistem saluran tersendiri. Struktur sedimen yang berkembang antara
lain grading, lapisan horisontal ripple cross bedding.
Dataran banjir (floodbasin) merupakan bagian terendah dari floodplain. Ukuran dan
bentuk dari dataran banjir ini sangat tergantung dari sejarah perkembangan banji, tetapi
umumnya berbentuk memanjang (elongate). Endapan dataran banjir (floodplain) biasanya
terbentuk selama proses penggenangan (inundations). Umumnya Endapan dataran banjir ini
didominasi oleh endapan suspensi seperti lanau dan lumpur, meskipun kadang-kadang muncul
batupasir halus yang terendapkan oleh arus yang lebih kuat pada saat puncak banjir. Kecepatan
pengendapannya pada umumnya sangat rendah, berkisar antara 1 dan 2 cm lapisan lanau-
lempung per periode banjir (Reineck dan Singh, 1980). Endapannya mengisi daerah relatif datar
pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh
organisme-organisme.
Akibat proses pengikisan mendatar pada belokan sungai dan pengendapan yang terjadi di
sisi lain mengakibatkan suatu saat dua buah kelokan aliran meander saling bertemu. Akibat dari
peristiwa ini menyebabkan terjadinya aliran yang terputus yang menyerupai danau yang
disebut oxbow lake .

Penampang vertikal dari endapan sungai kekelok dicirikan oleh runtunan batuan sedimen
dalam setiap sekuen mempunyai besar butir menghalus ke arah atas. Dasar atau alas setiap
sekuen merupakan bidang erosi yang kemudian ditindih oleh lapisan yang berbutir kasar-sangat
kasar. Pada bagian bawahnya (di atas bidang erosi) sangat umum dijumpailag
deposits tadi. Fragmen dari lag deposits ini umumnya terdiri atas batulempung atau batuserpih
yang merupakan hasil runtuhan tebing sungai. Pada bagian bawah sekuen ini sering terbentuk
silang siur mangkok dan kemudian berubah jadi planar ke arah atas. Bagian atasnya terdiri atas
batuan berbutir halus (batuserpih, batulanau atau batulempung) dengan sisipan tipis batupasir.
Struktur sedimen yang dijumpai umumnya berukuran kecil seperti laminasi, silang siur dan
ripple mark. Bagian bawah dari sekuen yang berupa endapan berbutir kasar-sangat kasar
merupakan hasil endapkan pada alur sungai, sedangkan endapan halus umumnya merupakan
hasil endapan di daerah dataran banjir. Sisipan tipis batupasir pada bagian atas sekuen
merupakan endapan limpahan banjir yang memotong tanggul alam.
Sungai Teranyam (braided)
Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus alirannya
lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air dan pengendapan
sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan aliran dengan mudah belok karena adanya benda
yang merintangi aliran sungai utama.
Tipe sungai teranyam dapat dibedakan dari sungai kekelok dengan sedikitnya jumlah
lengkungan sungai, dan banyaknya pulau-pulau kecil di tengah sungai yang disebut gosong.
Sungai teranyam akan terbentuk dalam kondisi dimana sungai mempunyai fluktuasi
dischard besar dan cepat, kecepatan pasokan sedimen yang tinggi yang umumnya berbutir kasar,
tebing mudah tererosi dan tidak kohesif (Cant, 1982). Biasanya tipe sungai teranyam ini diapit
oleh bukit di kiri dan kanannya. Endapannya selain berasal dari material sungai juga berasal dari
hasil erosi pada bukit-bukit yang mengapitnya yang kemudian terbawa masuk ke dalam sungai.
Runtunan endapan sungai teranyam ini biasanya dengan pemilahan dan kelulusan yang baik,
sehingga bagus sekali untuk batuan waduk (reservoir).
Umumnya tipe sungai teranyam didominasi oleh pulau-pulau kecil (gosong) berbagai
ukuran yang dibentuk oleh pasir dan krikil. Pola aliran sungai teranyam terkonsentrasi pada
zona aliran utama. Jika sedang banjir sungai ini banyak material yang terbawa terhambat pada
tengah sungai baik berupa batang pepohonan ataupun ranting-ranting pepohonan. Akibat sering
terjadinya banjir maka di sepanjang bantaran sungai terdapat lumpur yang mengusai hampir di
sepanjang bantaran sungai.
Struktur sedimen yang umum terbentuk adalah silang siur, gelembur gelombang
dan ripple cross-lamination. Pada saat air surut terjadi silang siur dengan perkembangan pada
gelembur gelombang dan perarian sejajar. Hal ini terjadi pula pada permukaan bar. Pola
pengendapan pada sungai teranyam pada skala kecil tidak terlihat pada beberapa pembacaan well
log, karena saluran dan bar dapat berubah-ubah, pengendapan akan terlihat dengan secara acak
dalam ukuran yang besar dan distribusi lateral isi dari fragmen bar dan salluran tersebut.
Jika sungai sedang tidak dalam keadaan banjir maka yang terendapkan adalah butiran
halus dengan laminasi di bagian atas dari kerikil. Sedangkan lempung banyak terbentuk pada
bagian tanggul dari sungai. Diagram dari sungai teranyam, yang memperlihatkan jika semakin
rendah energi arus aliran, maka terbentuklah gelembur gelombang (ripple) halus pada batuan
pasir yang melaminasi di bagian atas.
Pada umumnya sungai teranyam dicirikan bar yang banyak dan besar pada sungai dengan
ukuran yang sangat bervariasi. Bar ini dapat dibagi dalam:
1. longitudinal
2. linguoid
3. tranverse

Bar longitudinal atau di Indonesia disebut gosong adalah pulau ditengah sungai yang
mempunyai sumbu panjang sejajar dengan arah aliran sungai. Endapan yang berbutir kasar
biasanya tersebar di sekitar sumbu dan bagian bawah dari gosong. Besar butir endapan ini
mengecil ke arah atas dan bawah dari gosong. Struktur sedimen yang umumnya terdapat pada
gosong adalah lapisan mendatar yang tebal yang diendapkan dalam kondisiupper-flow regim.
Linguiod dan tranverse bars berada pada sudut garis potong ke arah alur sungai,
keistimewaan karakteristik pasir pada aliran teranyam. Bentuk lobate atau rhombic Linguoid
bars, dengan penurunan ketinggian paras muka sungai. Untuk transverse bars muncul akibat
adanya riak air sungai yang besar sehingga dapat mengakibatkan banjir. Lateral bars, terdapat
pada beberapa panjang tepi sungai, karena proses pengendapan dan erosi dan banjir pada setiap
kali musim banjir yang ditimbulkan
Endapan sungai teranyam pada umumnya terdiri atas batu pasir kasar sampai krikil.
Lumpur terendapkan pada bagian dasar aliran sungai. Pada longitudinal
barcenderung mengubah krikil menjadi pasir. Endapan dari sungai teranyam bervariasi atas
besarnya beban pengendapan yang terkirim, kedalaman dari air sungai dan variasi pembelokan
aliran sungai. Umumnya proses pengendapan rangkaian facies vertikal juga tidak menunjukan
perbedaan khusus .
Scott-type, umumnya terdiri dari batuan kasar, krikil-krikil dan sedikit adanya sisipan
batuan pasir pada sepanjang penampang vertikal dari type ini. Model ini menunjukan sedikitnya
perkembangan dari pengendapan batuan krikil. Donjek-type, model ini teridi dari variasi lapisan
pengendapan pada sungai teranyam dengan campuran beban pasir dan kekrikil. Batuan berpasir
banyak mendominasi pada Linguoid dan transverse bars. Pada penampang vertikal ini terlihat
variasi dari ketebalan pembentukan lapisan. Platte-type, pengendapan tidak begitu nampak,
sekalipun terindikasi adanya rangkaian pengendapan pada sebagian longitudinal
bar dan superiposes linguoid bars dan ada sedit tanda berupa coal. Bijou Creek-type,
karakteristik proses pengendapan oleh pengendapan superimposes flood sejak akumulasi arus air
pada setiap kali terjadinya banjir.
Penampang tegak dari batuan berpasir untuk arus teranyam seperti ditunjukan pada.
Rangkaian penampang ini berawal dari endapan yang menggosok permukaan lantai bawah (bed
SS) menumpuk padacross-bedding (bed A). Batuan pasir terlihat menumpuk pada lapisan di atas
(bed B) dan adanya ketebalan besarnya planar tabular (bed C). Endapan memenuhi secara baik
pada bagian atas saluran (bed D) dengan adanya isolasi (bed E) menumpuk pada lapisan
tegak siltstone interbededdengan batuan lumpur (bed F) dan yang terakhir batuan berpasir (bed
G)

Pada sungai teranyam cenderung membentuk variasi kedalaman dari lebar sungai dan
karena arah aliran dan energi sungai membentuk lag deposit pada lantai dasar sungai, pasir
teralirkan padabedload system. Kedalaman sungai teranyam berkisar 3 meter atau lebih dengan
membentuk adanyacrossbedding. Pengendapan sungai dengan adanya Flood stage dapat gosong
membentuk channels beds, preserving flood stage sedimentary structure. Pada muka arus
penampang sungai terjadi ripple lapisan pasir dengan gradasi mendatar pada lapisan atas sungai.
Karena kaya akan mineral makanan maka pada sebagian bantaran sungai dan juga bekas luapan-
luapan banjir maka akan tumbuh-tumbuhan akibat biji-bijian tumbuhan itu terbawa banjir oleh
sungai dan mengendap pada bantaran sungai.
Sungai Anastomasing
Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-cabang,
dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali pada titik dan kemudian
bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran. Energi alir sungai tipe ini
rendah. Ada perbedaan yang jelas antara sungai teranyam dan sungai anastomosing. Pada sungai
teranyam, aliran sungai menyebar dan kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam lembah
sungai tersebut yang lebar. Sedangkan untuk sungai anastomasing adalah beberapa sungai yang
terbagi menjadi beberapa cabang sungai kecil dan bertemu kembali pada induk sungai pada jarak
tertentu. Pada daerah onggokan sungai sering diendapkan material halus dan biasanya ditutupi
oleh vegetasi

Anda mungkin juga menyukai