Anda di halaman 1dari 17

BAB II

A. Defenisi Hipertensi
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah
tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi
semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi,
pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat
dikendalikan.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya140 mmHg atau tekanan darah
diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price & Wilson, 2006). Peningkatan tekanan
darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
kerusakan pada ginja, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013). Klasifikasi tekanan
darah pada orang dewasa menurut JNC 7 terbagi menjadi kelompok normal,
prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2 (Yogiantoro, 2009).
B. Defenisi Gagal Ginjal
Ginjal adalah salah satu organ di dalam tubuh kita yang berperan dalam
sistem ekskresi. Ginjal terletak di bawah tulang rusuk. Berjumlah sepasang
(satu di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan), ginjal berbentuk seperti kacang
dan memiliki ukuran sebesar kepalan tangan. Setiap harinya, sepasang ginjal
ini menyaring sekitar 115 sampai 140 liter darah untuk memproduksi sekitar 1-
2 liter urin yang terdiri dari sisa-sisa “sampah” tubuh dan cairan berlebih. Urin
ini mengalir dari ginjal ke kandung kemih melalui “pipa” yang disebut ureter.
Di kandung kemih inilah urin disimpan. Ketika kandung kemih dalam keadaan
kosong, berarti urin sdang mengalir keluar dari tubuh melalui “pipa” lain yang
disebut uretra. Uretra terletak dibawah kandung kemih.
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan
fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang
berlebihan dari dalam tubuh (Vitahealth,2007). Penurunan fungsi ginjal dapat
terjadi akibat suatu penyakit, kelainan anatomi ginjal dan penyakit yang
menyerang ginjal itu sendiri. Apabila hanya 10 % dari ginjal yang berfungsi,
pasien dikatakan sudah sampai pada penyakit ginjal endstage renal disease
(ESRD) atau penyakit ginjal tahap akhir. Awitan gagal ginjal mungkin akut,
yaitu berkembang sangat cepat dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari.
Gagal ginjal dapat juga kronik, yaitu terjadi perlahan dan berkembang perlahan,
mungkin dalam beberapa tahun (Baradero, 2009).
Pada pasien gagal ginjal membutuhkan terapi pengganti ginjal yaitu
hemodialisa. Pasien ini harus menjalani terapi hemodialisa sepanjang hidupnya,
biasanya 3 kali seminggu selama paling sedikit 3 jam atau 4 jam per kali terapi
(Smeltzer, 2002). Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien agar patuh
menjalani terapi hemodialisa seumur hidupnya. Dalam menjalani terapi
hemodialisa ini pasien menglami perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Banyak reaksi emosional yang dialami pasien GGK yang menjalani
hemodialisa dan mengharuskan pasien tersebut bereaksi dan menghadapi
masalah yang dialaminya dengan menggunakan kooping yang ada dalam
dirinya. Dalam hal ini pasien akan merasa sengan bila ada dukungan dari
keluarga secara emosional pasien akan merasa lega bila ada perhatian dari
keluarga, serta mendapat saran, kesan atau pesan pada dirinya (Imelda Tharob,
2012)

C. Penyebab Hipertensi Dapat Merusak Ginjal

1. Hipertensi menyebabkan kerusakan pada arteri, yang merupakan salah satu


komponen penting pada ginjal
Darah yang akan disaring oleh ginjal dialirkan melalui pembuluh darah
yang berada di sekitar ginjal, dan banyak sekali darah yang mengalir di
pembuluh darah ini. Seiring berjalannya waktu, kalau hipertensi tidak
terkontrol, maka akan menyebabkan arteri di sekitar ginjal ini menyempit,
melemah, dan mengeras. Kerusakan pada arteri ini menghambat darah yang
diperlukan oleh jaringan pada ginjal.

2. Kerusakan pada arteri nefron mengakibatkan darah tidak tersaring dengan


baik.
Seperti tadi sudah disebutkan, ginjal terdiri dari berjuta-juta nefron yang
berfungsi sebagai unit penyaringan pada ginjal. Nefron ini menerima suplai
darah melalui pembuluh darah terkecil (kapiler yang berbentuk seperti
rambut kecil) di tubuh Anda. Kalau arteri ini rusak, maka nefron tidak
menerima oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Hingga akhirnya, ginjal
kehilangan kemampuannya untuk menyaring darah dan mengatur cairan,
hormon, asam, dan garam di tubuh Anda

3. Kerusakan pada ginjal mengakibatkan terganggunya pengaturan tekanan


darah.
Ginjal yang sehat biasanya memproduksi hormon yang dapat membantu
tubuh mengatur tekanan darah. Kerusakan pada ginjal dan tekanan darah
yang tidak terkontrol masing-masing menyebabkan dampak negatif satu
sama lain. Dengan arteri yang mengalami gangguan dan berhenti berfungsi,
maka ginjal akan mengalami gagal ginjal. Proses ini dapat terjadi bertahun-
tahun. Tetapi untungnya, penyakit ini dapat dicegah.
4. Tidak mengkonsumsi obat hipertensi secara teratur
5. Asupan garam yang tinggi
6. Merokok
7. Minuman suplemen energy

D. Tanda Gejala penyakit hipertensi dan ginjal


Biasanya orang yang mengalami tekanan darah tinggi tidak ada tanda-
tanda khusus. Tetapi dalam kasus hipertensi yang cukup tinggi, gejala dimulai
dengan sakit kepala. Sama halnya dengan penyakit ginjal. Waktu penyakit
ginjal baru muncul, tidak ada tanda-tanda yang berarti. Mungkin penderita akan
mengalami pembengkakan pada tubuh, atau yang disebut edema, pada kaki,
telapak kaki, lutut, atau (meskipun jarang) pada wajah dan tangan. Edema ini
terjadi karena ginjal tidak dapat mengeluarkan cairan berlebih atau garam dari
dalam tubuh.
Begitu peyakit ginjal mulai semakin parah, berikut tanda-tanda yang
muncul:
1. Kehilangan nafsu makan
2. Mual
3. Muntah-muntah
4. Mengantuk atau merasa lelah
5. Gatal-gatal atau keram
6. Kulit kering
7. Sakit kepala
8. Berat badan menurun
9. Warna kulit menjadi lebih gelap
10. Keram otot
11. Napas menjadi pendek-pendek
12. Sakit pada dada

E. Komplikasi Hipertensi pada Ginjal


Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan glomerolus. Kerusakan
glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unit-unit fungsional ginjal,
sehingga nefron akanterganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian
ginjal. Pengurangan massa ginjal akan mengakibatkan nefron yang masih hidup
akan melakukan kompensasi yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti
sitokin dan growth factors. Proses maladaptasi ini berlangsung singkat sehingga
terjadi peningkatan LFG mendadak yang akhirnya mengalami penurunan.
Hiperfiltrasi yang terjadi juga akibat peningkatan aktivitas aksis rennin-
angiotensin-aldosteron intrarenal. Kerusakan progresif nefron akan terjadi dan
berlangsung lama (kronik). Kerusakan membran glomerulus juga akan
menyebabkan protein keluar melalui urin sehingga sering dijumpai edema
sebagai akibat dari tekanan osmotik koloid plasma yang berkurang. Hal tersebut
terutama terjadi pada hipertensi kronik.
Banyak komplikasi yang timbul seiring dengan penurunan fungsi ginjal,
seperti:
1. Anemia akibat produksi eritropoietin yang tidak adekuat oleh ginjal
2. Hipertensi yang diakibatkan oleh :
a. Retensi natrium
b. Peningkatan system RAA akibat iskemi relatif karena
kerusakan regional
c. Aktivitas saraf simpatis meningkat karena kerusakan ginjal
d. Hiperparatiroid sekunder
e. Pemberian eritropoetin
3. Komplikasi kulit berupa gatal yang dapat disebabkan oleh deposit
kalsium fosfat pada jaringan
4. Perikarditis dapat terjadi akibat kadar ureum dan fosfat yang tinggi
5. Kardiomiopati dilatasi atau hipertrofi ventrikel kiri akibat
hypervolemia.
6. Komplikasi neurologis dan psikiatrik dapat terjadi akibat uremia 7.
Gangguan imunologis

F. Mencegah Penyakit Ginjal Jika Terkena Hipertensi


1. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan darah juga bisa
memperlambat perkembangan penyakit ginjal. Ada 2 jenis dari obat-obatan
yang dapat menurunkan tekanan darah, yaitu angiotensin-converting
enzyme (ACE) inhibitors dan angiotensin receptor blockers (ARBs). Kedua
obat-obatan tersebut sudah terbukti dapat memperlambat perkembangan
penyakit ginjal secara efektif. Pada umumnya, pasien membutuhkan dua
jenis obat-obatan (atau mungkin lebih) untuk mengontrol tekanan darah
mereka. Selain ACE inhibitor atau ARBs, para ahli kesehatan juga mungkin
akan memberi obat diuretik, yaitu obat-obatan yang dapat membantu ginjal
menyaring cairan dari darah. Mungkin juga, pasien membutuhkan obat-
obatan seperti beta blockers, calcium channel blockers, dan lain
sebagainya.
2. Makan makanan tertentu
Memakan makanan yang sehat dapat membantu Anda untuk menurunkan
tekanan darah. Para ahli biasanya akan menganjurkan Anda untuk
mengikuti aturan makan dari Dietary Approaches to Stop
Hypertension (DASH). Aturan makan DASH ini fokus pada buah-buahan,
sayur-sayuran, gandum, dan makanan lain yang sehat untuk jantung dan
mengandung sedikit sodium (yang biasanya berasal dari garam). Berikut
penjelasan lebih jauh tentang aturan makan DASH:

a) Mengonsumsi makanan yang rendah lemak dan kolesterol


b) Mengonsumsi produk susu bebas lemak atau susu low-fat, makanan
berbasis susu, ikan, ayam, dan kacang-kacangan
c) Dianjurkan untuk menghindari daging merah, makanan yang manis-
manis, dan minuman yang mengandung gula
d) Mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, protein, dan serat
Sebagai tambahan juga, dianjurkan bagi para pasien untuk mengurangi
konsumsi alkohol, karena konsumsi alkohol berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah.
Perlu diketahui bahwa keperluan nutrisi setiap orang berbeda-beda
bergantung dengan keadaan kesehatan Anda secara keseluruhan. Oleh
karena itu, konsultasikan kepada para ahli tentang aturan makan yang
perlu Anda terapkan yang sesuai dengan kondisi Anda.
3. Meningkatkan aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah dan
menurunkan kemungkinan masalah-masalah kesehatan yang lain. Para ahli
dapat memberikan informasi tentang seberapa sering dan jenis aktivitas
fisik yang aman untuk Anda. Pada umumnya, orang-orang membutuhkan
aktivitas fisik paling sedikit 30 sampai 60 menit setiap harinya. Anda bisa
melakukan aktivitas fisik itu sekaligus dalam 30 atau 60 menit, atau bisa
juga Anda membagi-baginya ke dalam beberapa sesi, di mana setiap sesi
berlangsung selama 10 menit. Jenis aktivitas fisik yang umum dan bisa
Anda lakukan antara lain adalah jalan cepat, menari, main bowling,
bersepeda, mengurus taman, dan membersihkan rumah.
4. Menjaga berat badan ideal
Penderita hipertensi yang kelebihan berat badan atau obesitas harus
menurunkan berat badan mereka sekitar 7-10% di tahun pertama
pengobatan, untuk menurunkan tekanan darah mereka. Hilangnya berat
badan tersebut dapat menurunkan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan tekanan darah tinggi, termasuk penyakit ginjal. Anda
akan dikategorikan mengidap kelebihan berat badan bila indeks massa
tubuh (IMT) Anda berada dalam skala 25-29. IMT adalah pengukuran skala
berat badan yang dihubungkan dengan tinggi badan. Kalau IMT Anda lebih
dari 30, maka Anda dikategorikan sebagai obesitas. IMT yang kurang dari
25 adalah berat badan yang ideal untuk membuat tekanan darah Anda tetap
terkontrol.

5. Menghindari rokok
6. Orang-orang yang merokok sangat dianjurkan untuk berhenti merokok.
Merokok dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan kemungkinan
tekanan darah tinggi, dan memperparah penyakit yang diakibatkan oleh
tekanan darah tinggi. Orang-orang yang mengidap tekanan darah tinggi
harus berbicara dengan para ahli untuk menyusun program atau
mengonsumsi produk supaya mereka bisa berhenti merokok.
7. Menghindari stress
Mempelajari bagaimana untuk menghindari stress, mengambil waktu untuk
bersantai, dan menyelesaikan masalah dapat meningkatkan kesehatan baik
secara fisik ataupun emosi. Berikut aktivitas yang dapat membantu Anda
menghindari stress:
a) Berolahraga
b) Yoga atau tai chi
c) Mendengarkan musik
d) Fokus kepada hal yang menenangkan
e) Meditasi
G. Makanan Yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
1. Bawang putih
Bawang putih memiliki efek farmakologi sebagai Angiotensin Converting
Enzyme (ACE) inhibitor. Allicin efektif menghalangi aktivitas angiotensin – II
sehingga bermanfaat mengatasi vasokonstriksi dan menurunkan kadar aldosteron
. Arginin adalah asam amino esensial dan terkandung di dalam bawang putih
mentah. Nitric oxide disintesis dari arginin di dalam sel endotel dan menstimulasi
soluble guanylyl cyclase serta peningkatan cyclic guanosine monophosphate
(cGMP) yang menyebabkan relaksasi dari sel otot polos vaskuler . Bawang putih
mengandung selenium yang berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh manusia.
Selenium merupakan kofaktor dari glutathione peroxidase, yakni salah satu enzim
antioksidan . Bawang putih tidak hanya kaya akan selenium, tetapi juga mineral
lain, yakni mangan. Mangan juga berfungsi sebagai kofaktor dari enzim.
Suplementasi garlic berhubungan dengan penurunan tekanan darah yang
cukup signifikan pada pasien hipertensi. Penelitian awal tentang efek
hipotensif (penurunan tekanan darah) dari ekstrak umbi bawang putih
dilakukan oleh Foushee et al. (1982). Perlakuan diberikan dengan dosis 0,1;
0,25; dan 0,5 ml/kg BB secara oral. Efek hipotensif ekstrak mulai muncul
1 jam setelah perlakuan dan menghilang 24 jam kemudian. Dosis 0,5 ml/kg
BB merupakan dosis perlakuan yang memiliki aktivitas hipotensif paling
tinggi. Ekstrak umbi bawang putih dengan dosis 2,4 g/individu/hari mampu
menurunkan tekanan darah penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah
muncul 5–14 jam setelah perlakuan. Ekstrak tersebut mengandung allisin
1,3%. Efek samping pada sukarelawan setelah perlakuan tidak ditemukan.
18 Penelitian juga menunjukkan bahwa pemanfaatan umbi bawang putih
dalam bumbu masakan dapat menekan peluang terkena hipertensi.Rata-rata
konsumsi umbi bawang putih 134 gram per bulan dianjurkan untuk
mencegah hipertensi. Mekanisme penurunan tekanan darah diperkirakan
berkaitan dengan vasodilatasi otot pembuluh darah yang dipengaruhi
senyawa dalam ekstrak umbi bawang putih.Potensial membran otot polos
mengalami penurunan hingga nilainya negatif. Hal ini menyebabkan
tertutupnya Ca2+- channel dan terbukanya K+-channel sehingga terjadi
hiperpolarisasi. Konsekuensinya otot akan mengalami relaksasi. 19
Senyawa aktif umbi bawang putih yang diketahui mempengaruhi
ketersediaan ion Ca2+ untuk kontraksi otot jantung dan otot polos
pembuluh darah adalah kelompok ajoene (14- 15).Konsentrasi ion Ca2+-
intraseluler yang tinggi dapat menyebabkan vasokonstriksi yang
menyebabkan hipertensi. Senyawa aktif tersebut diperkirakan dapat
menghambat masuknya ion Ca2+ ke dalam sel, sehingga konsentrasi ion
Ca2+ intraseluler menurun dan terjadi hiperpolarisasi, diikuti relaksasi otot.
Relaksasi menyebabkan ruangan dalam pembuluh darah melebar, sehingga
tekanan darah turun. 20 Bawang putih menyebabkan penurunan tekanan
darah.Peranan Na/Hexchanger (NHE) yang memediasi hipertensi dan
terkait kerusakan jaringan masih belum dipahami.Sebuah studi meneliti
efek ekstrak bawang putih mentah terhadap ekspresi NHE-1, NHE-3, dan
aktivitas pompa natrium pada model 2K-1C pada tikus yang hipertensi.
Binatang 2K-1C menunjukkan tekanan darah yang tinggi, peningkatan
konsentrasi serum PGE2 dan TxB2, peningkatan isoform NHE-1 dan NHE-
3 pada kedua ginjal 2K1C. Didapatkan aktivasi pompa natrium oleh ekstrak
bawang putih pada ginjal sehingga terjadi penurunan konsentrasi Na+
intraseluler dan menormalkan tekanan darah. Sehingga penggunaan
bawang putih bermanfaat dalam terapi hipertensi.
Qurbany Zuryati Tolyiba.2015. The Benefit Of Garlic (Allium Satirum) As
Antihypertension. J Majority.Volume 4 Nomor 3
2. Mentimun
Mentimun mengandung magnesium, kalium, serat, dan tinggi air.
Kandungan kalium dalam mentimun dapat mempertahankan kadar sodium
dalam tubuh untuk mencegah aterosklerosis yang mempengaruhi
pengaturan tekanan darah. Selain itu mentimun juga kaya akan serat.
Mentimun memiliki berbagai macam kandungan gizi diantaranya
adalah kalium, kalsium, dan magnesium. Berbagai penelitian membuktikan
bahwa ada kaitan erat antara intake kalium, kalsium, dan magnesium
terhadap penurunan tekanan darah. Semakin rendah intake kalium maka
tekanan darah akan semakin tinggi. Rasio natrium/kalium juga
berhubungan dengan tekanan darah. Dengan pengurangan intake natrium
sebesar 100 mmol perhari dan konsumsi kalium sampai dengan 70 mmol
dalam sehari, maka tekanan darah sistolik diprediksi akan turun sebesar 3,4
mmHg. Intake kalium berpengaruh pada pembuluh darah yaitu kalium akan
menurunkan resistensi pembuluh darah perifer yang secara langsung dapat
melebarkan arteri, peningkatan pengeluaran air dan natrium dari tubuh,
penekanan sekresi renin angiotensin, dan stimulasi dari aktivitas pompa
natrium-kalium. Kalium mempunyai efek natriuretik dengan cara
menghambat pelepasan renin-angiotensin yang dapat meningkatkan
ekskresi natrium dan air. Hal tersebut, menyebabkan terjadinya penurunan
volume plasma, curah jantung, dan tekanan perifer sehingga tekanan darah
akan turun.
Beberapa penilitian menunjukkan adanya hubungan antara asupan
kalsium dengan tekanan darah, dimana asupan kalsium yang rendah dapat
meningkatkan prevalensi hipertensi. Pada studi epidemiologi, diketahui
bahwa kelompok dengan tingkat konsumsi kalsium yang rendah (300-
600mg/hari) cenderung meningkatkan tekanan darah. Kadar kalsium yang
rendah dalam darah akan merangsang paratiroid hormon dan
mengakibatkan kadar ion kalsium intrasel meningkat. Hal tersebut
menyebabkan sel otot polos pembuluh darah hiperaktif terhadap zat-zat
penekan sehingga resistensi perifer pembuluh darah dapat meningkat yang
juga akan meningkatkan tekanan darah. Studi menunjukkan bahwa asupan
kalsium yang cukup (700-800 mg/hr) berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah meskipun pengaruhnya belum terlihat. Penelitian yang
dilakukan pada hewan hipertensi dengan suplementasi kalsium,
menunjukkan penurunan darah yang signifikan. Meskipun studi pada
manusia tidak menunjukkan perubahan, tetapi penurunan tekanan darah
akibat suplementasi kalsium terlihat pada subyek dengan asupan natrium
yang tinggi. Magnesium merupakan vasodilator yang berperan dalam
pengaturan tekanan darah dengan menurunkan kontraktilitas pembuluh
darah. Selain itu magnesium dalam sel endotel manusia dapat menstimulasi
produksi prostaglandin I2. Ketika magnesium serum meningkat secara akut
maka dapat berfungsi sebagai vasodilator. Sebaliknya, bila kekurangan
magnesium berhubungan dengan resistensi insulin yang menstimulasi
penangkapan glukosa dan meningkatkan kontraktilitas vaskular. Berbagai
studi klinik menunjukkan, terjadi penurunan tekanan darah secara
signifikan pada pasien eklamsia dan glomerulonefritis yang diberikan
magnesium dosis tinggi dengan cara parenteral. Asupan Natrium, Kalium,
Kalsium dan Magnesium Asupan natrium, kalium, kalsium dan magnesium
selama intervensi diperoleh dari rata-rata asupan makan dan minum selama
tiga hari. Rerata asupan natrium pada kelompok perlakuan 2911.97 mg
sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 2894.04 mg. Rerata asupan natrium
pada kedua kelompok tergolong tinggi. Rerata asupan kalium, kalsium dan
magnesium kelompok perlakuan dan kontrol selama intervensi tergolong
kurang jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan sehari. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi adalah asupan makanan, yaitu asupan
tinggi natrium, dan rendah kalium, kalsium, serta magnesium.
Pronosari Enny,Aisyah .2014 Pengaruh Penelitian Jus Mentimun
(Cucumis Sativus L) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Wanita Usia 40-60 Tahun . Jurnal Of Nutrition Collage. Volume
3 Nomor 4
3. Seledri
.Seledri memiliki efek yang baik untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).Tekanan darah umumnya mulai
turun sehari setelah pengobatan yang diikuti dengan membaiknya subjektif
seperti tidur terasa nyaman, dan jumlah urin yang dikeluarkan meningkat.
Dalam ilmu botani, daun seledri dikatakan memiliki kandungan Apigenin
yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang
dapat mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh darah. Zat
tersebut yang mengatur aliran darah sehingga memungkinkan pembuluh
darah membesar dan mengurangi tekanan darah. Pada pemberian jus seledri
dengan cara peras maupun refluks menunjukkan penurunan tekanan darah.
Seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri 0,033%,
flavo-glukosida (apiin), apigenin, fitosterol, kolin, lipase, pthalides,
asparagine, zat pahit, vitamin (A, B dan C), apiin, minyak menguap,
apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif. Apigenin dalam
daun seledri berfungsi sebagai beta blocker yang dapat memperlambat
detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran
darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang.
Manitol dan apiin, bersifat diuretik yaitu membantu ginjal mengeluarkan
kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya
cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah. Potasium (kalium)
yang terkandung dalam seledri akan bermanfaat meningkatkan cairan
intraseluler dengan menarik cairan ekstraseluler, sehingga terjadi
perubahan keseimbangan pompa natrium–kalium yang akan menyebabkan
penurunan tekanan darah. Salah satu strategi dalam penanganan hipertensi
adalah mengubah keseimbangan Na+.Perubahan keseimbangan Na+
biasanya dilakukan dengan pemberian diuretik secara oral.
Mekanisme penurunan tekanan darah oleh diuretik adalah mula-mula
obat diuretic menurunkan volume ekstrasel dan curah jantung kemudian
akan mengurangi resistensi vascular. Magnesium dan zat besi yang
terkandung dalam seledri bermanfaat memberi gizi pada sel darah,
membersihkan dan membuang simpanan lemak yang berlebih, dan
membuang sisa metabolisme yang menumpuk, sehingga mencegah
terjadinya aterosklerosis yang dapat menyebabkan kekakuan pada
pembuluh darah yang akan mempengaruhi resistensi vaskuler. Salah satu
senyawa flavonoid yang turut berperan sebagai kandungan aktif
antihipertensi adalah apigenin, suatu flavon dengan gugus hidroksi bebas
pada atom karbon nomor 5,7 dan 4’8. Apigenin yang terkandung dalam
seledri bersifat vasorelaksator atau vasodilator (melebarkan pembuluh
darah) dengan mekanisme penghambatan kontraksi yang disebabkan oleh
pelepasan kalsium (mekanisme kerja seperti kalsium antagonis).Antagonis
kalsium bekerja dengan menurunkan tekanan darah dengan memblokade
masuknya kalsium ke dalam darah. Jika kalsium memasuki sel otot, maka
akan berkontraksi. Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari
pembuluh darah, pembuluh darah akan melebar sehingga darah mengalir
dengan lancar dan tekanan darah akan menurun.
Seledri juga memiliki kandungan vitamin C. Vitamin C memegang
peranan penting dalam mencegah terjadinya aterosklerosis yaitu
mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol.Kekurangan vitamin
C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Vitamin C meningkatkan
laju kolesterol dibuang dalam bentuk asam empedu dan meningkatkan
kadar HDL, tingginya kadar HDL akan menurunkan resiko menderita
penyakit aterosklerosis, Penelitian klinis menunjukkan bahwa vitamin C
menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang mempunyai
kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orangorang yang mempunyai
kadar kolesterol yang normal. Secara khusus, seledri mengandung 3-n-
butyl phthalide (3nB), suatu senyawa yang tidak hanya bertanggung jawab
untuk bau yang khas seledri, tetapi juga telah ditemukan untuk menurunkan
tekanan darah dengan merelaksasi atau melemaskan otot-otot halus
pembuluh darah.
Saputra Oktadoni,Dkk. 2016. Kasiat Daun Seledri (Apium Graveolens)
Terhadap Dekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrilemia.
Majirity. Volume 5 Nomor 2
4. Wortel
Wortel dapat menurunkan tekanan darah disebabkan karena wortel
memiliki kandungan kalium. Kalium merupakan kandungan mineral yang
baik untuk menurunkan atau mengendalikan tensi. Kalium bersifat sebagai
diuretik yang kuat sehingga membantu menjaga keseimbangan air, tekanan
darah, keseimbangan asam basa, melancarkan pengeluaran air kemih,
membantu melarutkan batu pada saluran kemih, kandung kemih dan ginjal.
(Junaidi, 2010).
Kalium juga memiliki fungsi sebagai vasodilatasi pada pembuluh darah.
Vasodilatasi pada pembuluh darah dapat menurunkan tehanan perifer dan
meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah dapat normal. Kalium
juga dapat menghambat pelepasan renin sehingga mengubah aktifitas
sistem reninangiotensin dan kalium juga mampu mempengaruhi sistem
saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah sehingga
tekanan darah dapat terkontrol (Wibowo, 2010). Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitri Parwanti (2010) yang
menyatakan bahwa jus wortel efektif dalam menurunkan tekanan darah
dengan nilai p tekanan darah sistolik yaitu 0,038 dan p tekanan darah
diastolik yaitu 0,033. Hasil penelitian yang sama juga dikemukan oleh
Nurul Fitriani Haris (2012) bahwa ada pengaruh pemberian jus wortel pada
penderita hipertensi dengan nilai p 0,029. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa adanya perubahan yang signifikan pada tekanan darah sistolik dan
tidak adanya perubahan yang signifikan pada tekanan darah diastolik
sebelum dan sesudah tanpa pemberian jus wortel pada penderita hipertensi.
Hal ini dikarenakan oleh faktor yang tidak dikendalikan oleh peneliti,
seperti makanan dan emosi responden yang dapat mempengaruhi tekanan
darah itu sendiri. Makanan tidak dikendalikan oleh peneliti sehingga
apabila responden tidak memperhatikan pola makannya maka akan terjadi
peningkatan tekanan darah. Terjadi hipertensi karena konsumsi natrium
juga dipengaruhin oleh genetik individu dan kerusakan fisiologis. Individu
yang peka terhadap hipertensi mempunyai resiko tinggi jika mengkonsumsi
natrium berlebihan. (Kotchen, 2006).
5. Rempah-rempah
Bagi penderita darah tinggi, garam menjadi barang haram karena dapat
membuat tekanan darah meningkat. Agar rasa masakan tidak menjadi
hambar, Anda bisa menambahkan rempah-rempah seperti bawang putih,
pala, jahe, lada, dan lain-lain.
Selain akan menambah sedap rasa makanan, rempah-rempah juga lebih
sehat ketimbang garam.
6. Buah Bit
Masukkan bit dalam menu makanan harian Anda. Menurut WebMD,
sayuran akar ini benar-benar memiliki efek langsung pada tekanan darah,
terutama jika dikonsumsi dalam bentuk jus.
Sebuah penelitian menemukan minum jus bit dapat menurunkan tekanan
darah sistolik sekitar 4 – 5 poin. Para peneliti berharap mengonsumsi jus bit
untuk jangka waktu yang panjang akan membawa hasil yang baik bagi
tubuh. oke atau gagal jantung fatal. 2 Umbi bit merupakan umbi yang tinggi
antioksidan karena mengandung pigmen betalain yang merupakan
kombinasi pigmen ungu betacyanin dan pigmen kuning betaxhanthin yang
dapat berfungsi sebagai pewarna alami. 3 Dari penelitian yang ada, umbi
bit diketahui dapat menurunkan tekanan darah seseorang dengan meminum
200 ml/ hari. Rata-rata tekanan darah sistolik menurun 11,48 mmHg
sedangkan tekanan diastolik 5,75 mmHg. 4 Kalium merupakan ion
intraseluler dan dihubungkan dengan mekanisme pertukaran natrium.
Peningkatan asupan kalium dalam diet telah dihubungkan dengan
penurunan tekanan darah karena kalium memicu natriuresis yaitu dapat
memicu kehilangan natrium lewat urin. 5 Sementara antioksidan yang
terdapat dalam pigmen betalain adalah senyawa yang dapat melindungi
sistem biologis dalam tubuh. Adanya stres oksidatif yaitu
ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh dapat
mengganggu vasorelaksasi dari endote yang dapat mengakibatkan adanya
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Kidney Damage and High Blood Pressure. http://www.heart.org/HEARTORG


/Conditions/HighBloodPressure/WhyBloodPressureMatters/Kidney-Damage-and-Hi
gh-Blood-Pressure_UCM_301825_Article.jsp#.V07kUrh97IU
High Blood Pressure and Kidney Disease. http://www.niddk.nih.gov/health-inf
ormation/health-topics/kidney-disease/high-blood-pressure-and-kidney-disease/Page
s/facts.aspx
Kidney Damage and High Blood Pressure. http://www.heart.org/HEARTORG
/Conditions/HighBloodPressure/WhyBloodPressureMatters/Kidney-Damage-and-Hi
gh-Blood-Pressure_UCM_301825_Article.jsp#.V07kUrh97IU Accessed date May 2, 2
016
High Blood Pressure and Kidney Disease. http://www.niddk.nih.gov/health-inf
ormation/health-topics/kidney-disease/high-blood-pressure-and-kidney-disease/Page
s/facts.aspx Accessed date May 2, 2016

Anda mungkin juga menyukai