Anda di halaman 1dari 70

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan uraian singkat tentang lahan/daerah penelitian,
data demografi partisipan, hasil dan interpretasi hasil analisis data, keterbatasan
penelitian serta implikasi hasil penelitian.

5.1 Gambaran Singkat Lahan Penelitian


Penelitian ini di lakukan di Rs harapan kota pematang siantar dan ada enam
orang ibu menyusui yang akan menjadi partisipan.

Tabel 5.1 Data Demografi (Attribute Classification ) Partisipan


Riwayat penyakit kanker yang
Usia Tingkat diderita/yang diberikan terapi
No Inisial JK Pekerjaan
(thn) Pendidikan oleh praktisi
Jenis Stadium Lama
1. Ny. S* 42 P SMP IRT Otak IV 6 th

2. Ny.K* 58 P SMA Praktisi Rahim IV 2 th


reiki
3. Ny. A* 56 P SMP Penjahit Rahim II 6 bln
4. Tn. I* 38 L SMP Penjaga KGB II 3 th
lahan
kosong
5. Tn. S** 71 L S1 Pensiunan Rahim, IV 1 th
karyawan payu-
swasta dara
6. Tn. J** 56 L S1 Pensiunan Paru- IV 1,5 th
karyawan paru
swasta
Sumber : Data Primer Atributte Classification Participant Hasil Olah NVivo Versi 10.0
Keterangan :
* : partisipan kunci
** : partisipan pendukung

5.3 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Data


5.3.1 Tema yang Ditemukan dalam Penelitian

106
107

Gambar 5.9 Skema Model Tema dalam Penelitian


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Tema yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam


gambar 5.9. Enam tema tersebut adalah dimensi fisik, dimensi
psikologis, dimensi tingkat kemandirian, dimensi sosial, dimensi
lingkungan dan dimensi spiritual, dimensi lingkungan dan dimensi
spiritual. Skema model tema diperoleh melalui hasil uji model NVivo
yaitu model to display nodes yang bertujuan untuk menemukan model
dari setiap dimensi kualitas hidup.

5.3.2 Subtema yang Ditemukan dalam Penelitian


1. Subtema Pada Dimensi Fisik

Gambar 5.10 Skema Model Subtema Pada Dimensi Fisik


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


108

Subtema yang ditemukan dalam dimensi fisik dapat dilihat


pada gambar 5.10. Skema model subtema diperoleh melalui hasil
uji model Nvivo yaitu model to display nodes. Subtema tersebut
adalah penurunan keluhan penyakit kanker, peningkatan
kenyamanan fisik, peningkatan energi dan peningkatan kualitas
istirahat dan tidur.
Tiga subtema pada dimensi fisik diatas merupakan subtema
yang sudah ada dalam teori dan satu subtema merupakan subtema
baru. Subtema peningkatan kenyamanan fisik, peningkatan
energi dan peningkatan kualitas tidur istirahat sesuai dengan teori
yang disampaikan oleh WHO (2012). Subtema yang merupakan
temuan baru berdasarkan hasil wawancara adalah subtema
penurunan keluhan penyakit kanker.

2. Subtema Pada Dimensi Psikologis

Gambar 5.11 Skema Model Subtema pada Dimeni Psikologi


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Subtema yang ditemukan pada dimensi psikologi dapat


dilihat pada gambar 5.11. Skema model subtema diperoleh
melalui hasil uji model NVivo yaitu model to display nodes.
Subtema tersebut antara lain mampu berpikir positif, peningkatan
harga diri, peningkatan konsentrasi, peningkatan semangat hidup,
peningkatan gambaran diri, dan penurunan perasaan negatif.
Lima subtema pada dimensi psikologis diatas merupakan
subtema yang sudah ada dalam teori dan satu subtema merupakan
subtema baru. Subtema peningkatan gambaran diri, mampu
berpikir positif, peningkatan konsentrasi, peningkatan gambaran
diri, dan penurunan perasaan negatif sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh WHO (2012). Subtema yang merupakan

STIK Sint Carolus


109

temuan baru berdasarkan hasil wawancara adalah subtema


peningkatan semangat hidup.
3. Subtema Pada Dimensi Tingkat Kemandirian

Gambar 5.12 Skema Model


Subtema Pada Dimensi Tingkat Kemandirian
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Subtema yang ditemukan pada dimensi tingkat kemandirian


dapat dilihat pada gambar 5.12. Skema model subtema diperoleh
melalui hasil uji model Nvivo yaitu model to display nodes.
Subtema tersebut adalah peningkatan kemandirian, penurunan
ketergantungan terhadap obat, dan peningkatan kemampuan
bekerja dan tidak ada perubahan dimensi tingkat kemandirian.
Subtema peningkatan kemandirian, penurunan
ketergantungan terhadap obat, dan peningkatan kemampuan
bekerja sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (2012).
Subtema tidak ada perubahan pada dimensi tingkat kemandirian
diangkat sebab partisipan menyampaikan secara eksplisit bahwa
pasien kanker tidak mengalami perubahan pada dimensi tingkat
kemandirian setelah memperoleh reiki. WHO (2012)
menyampaikan bahwa salah satu aspek lain dari dimensi tingkat
kemandirian adalah pergerakan. Berdasarkan hasil wawancara,
tidak ada partisipan yang menyampaikan adanya perubahan pada
aspek pergerakan sehingga subtema tersebut tidak diangkat.
Salah satu aspek pada dimensi tingkat kemandirian yang
ada menurut WHO (2012) tetapi tidak ditemukan dalam

STIK Sint Carolus


110

penelitian ini adalah kemampuan pergerakan/mobilitas. Aspek ini


sangat terkait dengan subtema peningkatan kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, dimana peningkatan kemampuan
mobilitas akan meningkatkan kemandirian. Peneliti tidak
mengangkat aspek ini sebab tidak ada partisipan yang
menyampaikan secara eksplisit tentang perubahan pada aspek ini.
4. Subtema Pada Dimensi Sosial

Gambar 5.13 Skema Model Subtema Pada Dimensi Sosial


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Subtema yang ditemukan pada dimensi sosial dapat dilihat


pada gambar 5.13. Skema model subtema diperoleh melalui hasil
uji model Nvivo yaitu model to display nodes. Subtema tersebut
adalah peningkatan hubungan sosial, pola hubungan seksual
harmonis, berbagi dengan sesama, dan tidak ada perubahan pada
dimensi sosial.
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menemukan dua
subtema yang sesuai dengan teori, satu subtema baru, dan
subtema tidak mengalami perubahan pada dimensi sosial. Dua
subema yang sudah ada dalam teori adalah subtema peningkatan
hubungan sosial, dan pola aktivitas seksual harmonis. Subtema
tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO (2012).
Subtema yang merupakan temuan baru berdasarkan hasil
wawancara adalah subtema berbagi dengan sesama. Subtema
tidak ada perubahan pada dimensi sosial diangkat sebab
partisipan menyampaikan secara eksplisit bahwa pasien kanker
tidak mengalami perubahan pada dimensi sosial setelah
memperoleh reiki.
5. Subtema Pada Dimensi Lingkungan

Gambar 5.14 Skema Model Subtema Pada Dimensi Lingkungan


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


111

Hanya ada satu subtema yang ditemukan pada dimensi


lingkungan, yaitu peningkatan kenyamanan lingkungan. Skema
model subtema diperoleh melalui hasil uji model NVivo yaitu
model to display nodes.
Satu subtema diatas sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh WHO (2012). Aspek lain pada dimensi lingkungan yang ada
dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam wawancara adalah
perasaan aman terhadap lingkungan fisik, peningkatan
kesempatan untuk memperoleh informasi baru, dan peningkatan
partisipasi dalam rekreasi.
6. Subtema Pada Dimensi Spiritual

Gambar 5.15 Skema Model Subtema Pada Dimensi Spiritual


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Subtema yang ditemukan pada dimensi spiritual dapat


dilihat pada gambar 5.15. Skema model subtema diperoleh
melalui hasil uji model Nvivo yaitu model to display nodes.
Subtema tersebut antara lain peningkatan kepercayaan kepada
Tuhan, hati lebih tenang, dan peningkatan rasa syukur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan partisipan, peneliti
memperoleh dua subtema yang sudah sesuai dengan teori, satu
subtema baru dan satu aspek dalam dimensi spiritual yang tidak
ditemukan dalam wawancara. Dua subtema yang sesuai dengan
teori adalah subtema peningkatan kepercayaan kepada Tuhan dan
peningkatan rasa syukur. Satu subtema baru yang ditemukan
dalam wawancara adalah subtema hati lebih tenang. Aspek lain
dimensi spiritual yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan
dalam wawancara adalah mampu mengambil makna positif dari
masalah yang dihadapi.

STIK Sint Carolus


112

5.3.3 Hasil Analisis Data

Tabel 5.2 Hasil Analisis Data

No Tema Subtema Deskripsi Subtema


1. ASI
a. Partisipan 1 : 0,02 % coverage
b. Partisipan 2 : 0,02 % coverage
c. Partisipan 3 : 0,02 % coverage
d. Partisipan 4 : 0,05% coverage
e. Partisipan 5 : 0,04 % coverage
f. Partisipan 6 : 0,07 % coverage

2. Pengetahuan
a. Partisipan 1 : 0,08 % coverage
ASI b. Partisipan 2 : 0,02 % coverage
1. A
EKSKLUSIF c. Partisipan 3 : 0,02 % coverage
d. Partisipan 4 : 0,05% coverage
e. Partisipan 5 : 0,04 % coverage
f. Partisipan 6 : 0,07 % coverage

3. Saran
a. Partisipan 1 : 0,04 % coverage
b. Partisipan 2 : 0,04 % coverage
c. Partisipan 4 : 0,08% coverage
d. Partisipan 5 : 0,07 % coverage

STIK Sint Carolus


113

4 Golden age, pertumbuhan dan perkembagan Partisipan/pasien kanker


a Partisipan Kunci I : 0,09 % coverage melaporkan adanya perbaikan status
b Partisipan Kunci II : 0,09 % coverage kesehatan terutama terkait dengan
c Partisipan Kunci III : 0,05 % coverage penurunan tanda dan gejala penyakit
d Partisipan Kunci IV : 0,09 % coverage kanker Berdasarkankan keluhan
e Partisipan Pendukung I : 0,09 % coverage subyektif atau hasil pemeriksaan
f Partisipan Pendukung II : 0,15 % coverage diagnostik.

5 Hubungan golden age Partisipan/pasien kanker


a Partisipan Kunci I : 0,06 % coverage menyatakan adanya kenyamanan
b Partisipan Kunci III : 0,06 % coverage fisik dan penurunan skala nyeri.
c Partisipan Kunci IV : 0,15 % coverage
d
e
6 Pengaruh Partisipan/pasien kanker mengalami
peningkatan energi/tenaga untuk
a Partisipan Kunci II : 0,06 % coverage beraktivitas dan penurunan
b Partisipan Kunci III : 0,06 % coverage kelelahan fisik.

Sumber: Data Olah NVivo

STIK Sint Carolus


114

Penjabaran hasil analisis data penelitian sebagai berikut:


5.3.4 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Pada Dimensi Fisik
Pasien kanker mengalami banyak masalah fisik, baik sebagai
akibat dari pengobatan atau sebagai akibat penyakit kanker itu sendiri.
Partisipan dalam penelitian menyampaikan bahwa gangguan fisik yang
terjadi antara lain nyeri, susah tidur, dan kelemahan (penurunan tingkat
energi). Keluhan pasien kanker tersebut sesuai dengan pernyataan
Sheldon (2013) bahwa ketika ada perubahan atau ketidakseimbangan
dalam “Life Force Energy” maka dapat terjadi berbagai keluhan seperti
kelemahan dan gangguan fisik.
Berdasarkan pengalaman partisipan, ditemukan peningkatan
dimensi fisik kualitas hidup setelah menggunakan terapi reiki.
Partisipan menyebutkan empat perubahan yang terjadi setelah
menggunakan terapi reiki, antara lain: penurunan keluhan penyakit
kanker, peningkatan kenyamanan fisik, peningkatan energi, dan
peningkatan kualitas tidur dan istirahat.

Gambar 5.16 Diagram Query


Dimensi Fisik Kualitas Hidup Pasien Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Keterkaitan antara subtema (nodes) pada dimensi fisik dengan


partisipan (sources) dapat dilihat pada gambar 5.16. Subtema yang
paling banyak disampaikan partisipan secara berurutan adalah
penurunan keluhan penyakit kanker, peningkatan kenyamanan fisik,
peningkatan energi, serta peningkatan kualitas istirahat dan tidur.

Gambar 5.17 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Tema Dimensi Fisik
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan


perubahan pada dimensi fisik dapat dilihat pada gambar 5.17. Berdasar
gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa semua partisipan merasakan
adanya perubaahan dimensi fisik setelah memperoleh reiki. Partisipan

STIK Sint Carolus


115

yang merasakan perubahan paling besar adalah Partisipan Pendukung


II dengan nilai coverage 4,47%.

1. Asi eksklusif

Gambar 5.18 Text Search Query Penurunan Keluhan Penyakit


Kanker untuk Kata Kunci ‘Hilang’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.19 Text Search Query Penurunan Keluhan Penyakit


Kanker untuk Kata Kunci ‘Sembuh’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.18 dan 5.19 memaparkan pernyataan partisipan


yang mengandung kata kunci ‘sembuh’ dan ’hilang’ dengan

STIK Sint Carolus


116

bantuan tools Query Search Text Criteria dalam software NVivo


Versi 10.0. Dua kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik
subtema penurunan keluhan penyakit kanker karena dilihat
mempunyai makna atau pengertian yang sama.

Gambar 5.20 Skema Model


Penurunan Keluhan Penyakit Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

14.00%

12.00%

10.00% Partisipan Kunci I


Partisipan Kunci II
8.00%
Partisipan Kunci III
6.00%
Partisipan Kunci IV
4.00%
Partisipan Pendukung I
2.00% Partisipan Pendukung II
0.00%

Gambar 5.21 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Penurunan Keluhan Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkan hasil wawancara, semua partisipan kunci dan


semua partisipan pendukung menyampaikan bahwa terapi reiki
mampu menurunkan keluhan penyakit kanker. Penurunan
keluhan penyakit kanker tersebut dilihat dari penurunan atau
hilangnya keluhan terhadap penyakit maupun Berdasarkan hasil

STIK Sint Carolus


117

pemeriksaan diagnostik yang menyatakan bahwa pasien bebas


kanker.
Penurunan keluhan kanker berdasarkan keluhan subjektif
ditunjukkan dari pernyataan Partisipan Kunci IV (dengan nilai
coverage node 13.16%) yang menyampaikan bahwa “Keluhan
sebelum reiki yaitu pusing, benjolan terasa sakit sekali, jika
tersentuh sangat sakit, sakit untuk mengunyah, mata berkunang-
kunang, gangguan dalam mendengar dan melihat, untuk bekerja
tidak nyaman, dan sakit untuk bicara. Setelah reiki benjolan
langsung kempes” … “Setelah di reiki saya merasa benjolan
kempes, sakit jauh berkurang dan lebih nyenyak tidur. Saat
pertama kali reiki benjolan jauh lebih berkurang, rasa sakit
hampir hilang. Berikutnya keluhan semakin hilang, badan lebih
enteng, tidak pusing dan saya sangat nyaman untuk tidur. Saat
ini saya merasa hampir tidak ada keluhan.”
Subtema tersebut didukung pula dengan pernyataan
Partisipan Kunci III (dengan nilai coverage node 4.24%) yang
menyakatan bahwa “... padahal dulu sebelumnya sakit sekali,
jangankan disentuh, tidak disentuhpun sakit sekali. Tetapi
sekarang sama sekali sudah hilang. Setelah reiki saya merasa
75% saya merasa sembuh dan sekarang tinggal 25%.
Praktisi reiki juga menyampaikan bahwa terapi reiki dapat
menurunkan tanda dan gejala kanker pada pasien yang diberikan
terapi. Hal ini terlihat dari pernyataan Partisipan Pendukung I
(dengan nilai coverage node 5.65%) yang menyampaikan bahwa
“Sebelum direiki pasien mengeluh sangat nyeri pada perut dan
bau seperti amis. Setelah dilakukan reiki nyeri sangat berkurang
dan benjolan bisa hilang. Walaupun pada awalnya benjolan
kemudian muncul pada sisi kiri tetapi setelah dilakukan reiki
selama lima kali benjolan tersebut hilang.”

STIK Sint Carolus


118

Partisipan Kunci II (dengan nilai coverage node 1.52%)


juga menyampaikan bahwa “Karena pasien percaya bahwa akan
sembuh, maka lama-lama lukanya menjadi kering dan sembuh.”
Sedangkan penurunan keluhan kanker, berdasarkan hasil
pemeriksaan medis ini ditunjukkan dari pernyataan Partisipan
Kunci I (dengan nilai coverage node 5.10%) yang menyampaikan
bahwa “Semakin lama saya berobat ke dokter dan non-medis,
penyakit saya malah tambah berat. … Pada awal 2008 saya
mengenal dan mengikuti reiki, kemudian pada tahun 2009 di scan
dan saya dinyatakan sembuh/bersih dari kanker.”
Hal tersebut didukung dengan pernyataan Partisipan
Pendukung I (dengan nilai coverage node 2.23%) yang
menyampaikan “Setelah menjalani terapi reiki, bapak tersebut
kembali kontrol ke dokter dan dinyatakan bahwa penyakitnya
sudah sembuh.”
Semua partisipan kunci dan semua partisipan pendukung
menyampaikan bahwa terapi reiki mampu menurunkan keluhan
penyakit kanker. Penurunan keluhan penyakit kanker tersebut
dilihat dari penurunan atau hilangnya keluhan terhadap penyakit
maupun berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik yang
menyatakan bahwa pasien bebas kanker. Penurunan keluhan
penyakit kanker dilihat dari hilangnya keluhan disampaikan
dalam bentuk pernyataan: benjolan hilang/kempes, luka menjadi
kering, tidak muncul lagi bau amis dan badan terasa enteng.
Sementara penurunan keluhan penyakit kanker berdasarkan hasil
pemeriksaan medis ditunjukkan dalam pernyataan:
berdasarkankan hasil pemeriksaan diagnostik tidak ditemukan
lagi jaringan kanker, atau kanker dinyatakan hilang Berdasarkan
hasil pemeriksaan dokter.
Lotus (2011) menyampaikan bahwa setelah menjalani
terapi reiki, pasien akan mengalami purifikasi fisik. Purifikasi
fisik itu akan membersihkan fisik dari racun, menurunkan

STIK Sint Carolus


119

beberapa gejala ketidaknyamanan fisik akibat penyakit sehingga


akan tercapai keseimbangan fungsi tubuh. Efek terapi reiki
terhadap penurunan keluhan penyakit kanker sesuai dengan teori
yang disampaikan oleh Halcon (dalam Snyder & Lindquist, 2002)
bahwa energi reiki akan masuk ke dalam tubuh dan mencari
sendiri sumber penyakitnya. Energi reiki akan menghancurkan
penyakit yang ada pada tubuh. Penyembuhan terjadi melalui
suatu proses menstimulasi sel-sel dan jaringan yang rusak untuk
kembali pada fungsinya yang normal (Goldberg dalam Sjahdeini,
2005). Kesembuhan pada pasien kanker ditunjukan dari
perbaikan kondisi fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik.
Sheldon (2013) menjelaskan mekanisme penyembuhan
yang dapat terjadi dengan perantaraan reiki. Sheldon
menyampaikan bahwa ketika individu dalam keadan relaks dan
tenang, individu akan mampu memperbaiki kemampuan
penyembuhan fisik secara alami. Terapi reiki yang dilakukan
secara berkelanjutan akan memperbaiki kondisi tubuh secara
umum sebab reiki akan memperbaiki channel energi. Noss (2013)
menjelaskan bahwa terapi reiki akan menurunkan stress dan
meningkatkan relaksasi. Relaksasi merupakan trigger bagi tubuh
untuk mampu menyembuhkan fisik secara alami dengan
meningkatkan sistem imun tubuh sehingga dapat meminimalkan
keluhan penyakit.
2. Pengetahuan

STIK Sint Carolus


120

Gambar 5.22 Text Search Query Peningkatan Kenyamanan


Fisik untuk Kata Kunci ‘Nyaman’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.23 Text Search Query Peningkatan Kenyamanan


Fisik untuk Kata Kunci ‘Nyeri’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


121

Gambar 5.22 dan 5.23 memaparkan pernyataan partisipan


yang mengandung kata kunci ‘nyaman’ dan ’nyeri’ dengan
bantuan tools Query Search Text Criteria dalam software NVivo
Versi 10.0. Dua kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik
subtema peningkatan kenyamanan fisik karena dilihat
mempunyai makna atau pengertian yang sama.

Gambar 5.24 Skema Model Peningkatan Kenyamanan Fisik


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

5.00%
Partisipan Kunci I
4.00%
Partisipan Kunci II
3.00%
2.00% Partisipan Kunci III

1.00% Partisipan Pendukung I


0.00%
Partisipan Pendukung II

Gambar 5.25 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Kenyamanan Fisik
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkan hasil wawancara, tiga dari empat partisipan


kunci dan semua partisipan pendukung menyampaikan bahwa
terapi reiki sangat membantu dalam meningkatkan kenyamanan
fisik. Kenyamanan fisik tersebut dilihat dari penurunan skala
nyeri, tubuh terasa tenang dan rileks.

STIK Sint Carolus


122

Subtema peningkatan kenyamanan fisik ditunjukkan dari


Partisipan Kunci I (dengan nilai coverage node 4.21%) yang
menyampaikan bahwa “Setelah mengikuti reiki saya merasa sakit
kepala saya berangsur-angsur hilang. Yang awalnya sakit dua
hari sekali menjadi empat hari sekali dan semakin turun sampai
saat ini tidak ada keluhan sakit kepala.” “Saat ini saya sudah
jarang merasa sakit kepala dan merasa jauh lebih nyaman.”
Peningkatan kenyamanan fisik juga dirasakan oleh
Partisipan Kunci III (dengan nilai coverage node 1.58%) yang
menyampaikan bahwa “Saya merasa nyaman saat diterapi.
Pertama kali saya reiki, begitu bangun tidur saya merasa
penyakit saya benyak berkurang.”
Praktisi reiki juga merasakan adanya peningkatan
kenyamanan fisik pada pasien yang diberikan terapi. Hal ini
terlihat dalam pernyataan Partisipan Kunci VI (dengan nilai
coverage node 4.47%) yang menyampaikan bahwa “Sebelum
terapi pasien merasa selalu nyeri pada dada, tidak nyaman,
mudah lelah., sulit bernafas. Setelah terapi pasien
menyampaikan bahwa tidurnya sangat nyenyak dan bisa tidur
lebih lama, nyeri sudah tidak ada lagi, rasa mudah lelah hilang.”
Hal tersebut didukung dengan pernyataan Partisipan
Pendukung I (dengan nilai coverage node 2.29%) yang
menyampaikan bahwa “Sebelum di reiki pasien mengeluh sangat
nyeri pada perut dan bau seperti amis. Setelah dilakukan reiki
nyeri sangat berkurang dan benjolan bisa hilang.”
Partisipan Pendukung II (dengan nilai coverage node 3.71%)
juga menyatakan bahwa: “Pengalaman saya setelah melakukan
reiki, biasanya pasien lebih tenang dan tidurnya enak. Kalau
orang sakit pada umumnya mengaduh, setelah reiki mereka bisa
tidur dan lebih tenang.”
Salah satu keluhan yang dominan dirasakan pasien kanker
adalah rasa ketidaknyamanan pada anggota tubuh yang sakit.

STIK Sint Carolus


123

Ketidaknyamanan ini dikatakan sebagai sensasi fisik yang kurang


atau tidak menyenangkan yang dialami individu. Dalam keadan
lanjut, rasa ketidaknyamanan ini dapat berubah menjadi sensasi
yang mempengaruhi hidup individu dan menurunkan kualitas
hidup.
Setelah menjalani terapi reiki, sebagain besar partisipan
menyampaikan bahwa mereka merasakan kenyamanan fisik.
Kenyamanan fisik ini ditunjukkan dalam bentuk pernyataan:
penurunan skala nyeri, dan perasaan tubuh tenang serta rileks.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
Hanson & Olson (dalam Reiki & Biofield Medical Research,
2007) bahwa energi reiki bermanfaat untuk mengatasi nyeri
kronis.
Penurunan keluhan nyeri sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Sheldon (2013) bahwa terapi reiki membantu
menurunkan nyeri. Lotus (2011) melakukan penelitian pada
tahun 1993 – 2006 tentang manfaat terapi reiki terhadap
penurunan skala nyeri. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa terapi reiki memberikan keuntungan positif berupa
penurunan skala nyeri pada pasien yang diberikan perlakuan.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dressem dan Sangeeta (dalam Egyptianreiki,
2005). Hasil penelitian memberikan hasil bahwa kelompok yang
diberikan intervensi reiki menunjukkan penurunan nyeri yang
paling signifikan dibandingkan kelompok lain.
Penurunan skala nyeri pada pasien kanker setelah
memperoleh reiki sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
Noss (2013) bahwa reiki akan meningkatkan ketenangan dan
relaksasi sehingga tubuh terasa lebih nyaman. Kerr (2007)
menambahkan bahwa ketenangan hati yang diperoleh dengan
reiki dapat melatih regulasi dari system neural dan perceptual

STIK Sint Carolus


124

yang akan melawan adanya persepsi negatif/maladaptif dari


tubuh seperti nyeri.

3. Saran

Gambar 5.26 Text Search Query Peningkatan Energi untuk Kata


Kunci ‘Energi’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.27 Text Search Query Peningkatan Energi untuk Kata


Kunci ‘Lelah’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.26 dan 5.27 memaparkan pernyataan partisipan


yang mengandung kata kunci ‘energi’ dan ’lelah’ dengan bantuan
tools Query Search Text Criteria dalam software NVivo Versi
10.0. Dua kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik
subtema peningkatan energi.

Gambar 5.28 Skema Model Peningkatan Energi


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


125

5.00%

4.00% Partisipan Kunci I

3.00%
Partisipan Kunci III
2.00%
Partisipan Pendukung I
1.00%
Partisipan Pendukung II
0.00%

Gambar 5.29 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Energi
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, dua dari empat partisipan


kunci dan semua partisipan pendukung berpendapat bahwa terapi
reiki membantu meningkatkan energi. Peningkatan energi
digambarkan sebagai peningkatan tenaga untuk melakukan
aktivitas sehari-hari dan penurunan kelelahan fisik dibanding
sebelum mengikuti terapi reiki.
Subtema ini ditunjukkan dengan pernyataan Partisipan
Kunci III (dengan nilai coverage node 4.53%) yang
menyampaikan bahwa “Saya merasa badan saya jauh lebih
segar dan sehat saat pagi hari. Sebelumnya saya merasa
kedinginan saat bangun pagi, tetapi setelah reiki saya merasa
badan saya lebih kuat dan tidak kedinginan lagi. Sebelum terapi
saya hanya mandi satu kali sehari, tetapi sekarang saya berani
mandi hampir tiga kali sehari karena merasa benar-benar sehat
dan segar.”
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Partisipan Kunci
I (dengan nilai coverage node 2.99%) yang menyampaikan
bahwa “Rasa lelah yang saya rasakan menurut saya masih dalam
batas wajar, dan jika saya melakukan reiki rasa lelah itu akan
hilang.”

STIK Sint Carolus


126

Praktisi terapi reiki juga berpendapat bahwa terapi reiki


mempunyai dampak yang menguntungkan bagi peningkatan
energi fisik. Pendapat tersebut ditunjukkan dengan pernyataan
Partisipan Pendukung I (dengan nilai coverage node 4.47%)
bahwa“Sebelum terapi pasien merasa selalu nyeri pada dada,
tidak nyaman, mudah lelah, sulit bernafas. Setelah terapi pasien
menyampaikan bahwa tidurnya sangat nyenyak dan bisa tidur
lebih lama, nyeri sudah tidak ada lagi, rasa mudah lelah hilang.”
Pendapat tersebut diperkuat oleh Partisipan Pendukung II
(dengan nilai coverage node 4.17%) yang mengatakan:“… pasien
merasa banyak manfaat ikut reiki: badan menjadi kuat, tidak
mudah lelah sehingga pasien itu bergabung dalam Indonesia
reiki Institute.”
Sebagian besar partisipan juga berpendapat bahwa terapi
reiki membantu meningkatkan energi atau tenaga unutk
melakukan aktivitas sehari-hari. Subtema ini mengeksplor
tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk selalu dapat
melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik aktivitas lain seperti
rekreasi. Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai
kekuatan yang cukup untuk merasakan hidup yang sebenarnya
(WHO, 2012).
Peningkatan energi ini ditunjukkan dalam pernyataan: tidak
mudah lelah, mampu melakukan aktivitas dengan keluhan
minimal. Peningkatan energi digambarkan sebagai perubahan
tingkat energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas sehari-hari
antara sebelum dengan sesudah mengikuti terapi reiki.
Hasil tersebut sesuai dengan teori McKenzie (2006) bahwa
reiki merupakan terapi yang menggunakan energi vital sebagai
penyembuhan yang akan menjadikan seseorang lebih baik.
Konsep terapi energi reiki sejalan dengan penerapan teori
keperawatan menurut Martha E. Roger (teori energi). Tiap orang
dikatakan sebagai suatu yang individu utuh, dimana manusia dan

STIK Sint Carolus


127

lingkungan selalu saling bertukar energi (Tomey & Alligood,


2010). Noss (2013) juga menyampaikan bahwa terapi reiki dapat
menurunkan kelelahan dan mampu mengembalikan energi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tsang (dalam
Egyptianreiki, 2005) yang menunjukkan bahwa responden
mengalami penurunan tingkat kelelahan setelah memperoleh
reiki.
Sheldon (2013) menyampaikan bahwa terapi reiki akan
memperbaiki channel energi sehingga energi yang mampu
dikelola tubuh dapat lebih optimal. Sheldon menguraikan bahwa
terapi reiki akan menghilangkan berbagai hal yang dapat
menghalangi suplay energi dan meningkatkan suplay energi
khususnya pada sistem endokrin sehingga memperbaiki
keseimbangan dan harmoni tubuh.
4. Golden Age

Gambar 5.30 Text Search Query Peningkatan Kualitas Tidur


dan Istirahat untuk Kata Kunci ‘Tidur’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.30 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘tidur’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema
peningkatan kualitas tidur dan istirahat karena dilihat dapat
mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


128

Gambar 5.31 Skema Model


Peningkatan Kualitas Tidur dan Istirahat
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

5.00%
4.50%
4.00%
Partisipan Kunci I
3.50%
3.00%
Partisipan Kunci II
2.50%
2.00%
Partisipan Kunci III
1.50%
1.00%
Partisipan Pendukung II
0.50%
0.00%

Gambar 5.32 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Kualitas Tidur dan Istirahat
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, tiga empat dari


partisipan kunci dan satu dari dua partisipan pendukung
berpendapat bahwa terapi reiki akan meningkatkan kualitas tidur
dan istirahat. Pasien kanker mampu mendapatkan kualitas tidur
yang baik setelah mengikuti terapi reiki dan mampu
memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat.

STIK Sint Carolus


129

Subtema ini ditunjukkan dengan pernyataan Partisipan


Kunci III (dengan nilai coverage node 4.15%) yang
menyampaikan bahwa “…sebelumnya susah sekali untuk tidur
karena sakit dimana-mana, sering terbangun, susah tidur. Saya
minum obat deksametason dan amoksilin untuk mempercepat
tidur. Tetapi setelah terapi saya merasa enak sekali untuk tidur
tanpa mimum obat. Saya merasa badan saya jauh lebih segar dan
sehat saat pagi hari.”
Subtema tersebut diperkuat oleh Partisipan Pendukung II
(dengan nilai coverage node 4.47%) yang menyampaikan bahwa
“Sebelum terapi pasien merasa selalu nyeri pada dada, tidak
nyaman, mudah lelah, sulit bernafas. Setelah terapi pasien
menyampaikan bahwa tidurnya sangat nyenyak dan bisa tidur
lebih lama, nyeri sudah tidak ada lagi, rasa mudah lelah hilang.”
Subtema tersebut juga sesuai dengan pernyataan Partisipan
Kunci I (dengan nilai coverage node 0.84%) bahwa “Sekarang
saya bisa lebih tenang saat istirahat dan tidur”. Subtema ini
diperkuat oleh pendapat Partisipan Kunci II (dengan nilai
coverage node 1.10%) yang menyampaikan bahwa “Tidur lebih
enak tetapi setelah dia sadar timbul lagi sakitnya.”
Sebagian besar partisipan menyampaikan bahwa terapi
reiki meningkatkan kualitas istirahat dan tidur. Kualitas istirahat
dan tidur ini berfokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat,
masalah tidur (kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam,
bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur) dan kurang
segar saat bangun di pagi hari. Peningkatan kualitas tidur dapat
terjadi kerena saat terapi reiki pasien diminta untuk rileks dan
santai. Relaksasi menyebabkan inhibisi sistem saraf simpatis,
menghambat sekresi norepineprin sehingga pasien lebih tenang
dan mampu tidur lebih dalam (Soegoro, 2002). Subtema ini juga
sesuai dengan pernyataan Sheldon (2013) yang menyampoaikan
bahwa terapi reiki dapat membantu peningkatan kualitas tidur.

STIK Sint Carolus


130

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang


disampaikan oleh Collier (2009). Collier menyampaikan bahwa
terpi reiki akan memperbaiki root chakra yang berada di dasar
tulang belakang. Root chakra berhubungan dengan dimensi fisik
individu. Gangguan dalam cakra ini akan merasakan keluhan
kelemahan fisik/kehilangan energi, perasan sedih dan cemas.
Perbaikan dalam cakra ini melalui terapi reiki akan meningkatkan
energi dan dapat memperbaiki keluhan kelelahan serta kelemahan
fisik.
5. Hubungan

6. Pengaruh

5.3.5 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Pada Dimensi Psikologi


Saat pasien didiagnosis kanker, sangat mungkin terjadi perubahan
dalam dimensi psikologi (Howard, 2001). Gangguan psikologi yang
mungkin muncul dapat berupa perasaan positif, berfikir, belajar,
ingatan dan konsentrasi, harga diri, gambaran diri dan penampilan, serta
perasaan negatif. Gangguan psikologi ini dapat muncul sebagai dampak
pengobatan kanker atau dampak penyakit kanker.
Berdasarkan pengalaman partisipan, ditemukan peningkatan
dimensi psikologi kualitas hidup setelah menggunakan terapi reiki.
Partisipan menyebutkan tujuh perubahan yang terjadi setelah
menggunakan terapi reiki, antara lain: mampu berpikir positif,
peningkatan harga diri, peningkatan konsentrasi, peningkatan semangat

STIK Sint Carolus


131

hidup, penurunan ketergantungan terhadap obat, peningkatan gambaran


diri dan penurunan perasaan negatif.

Gambar 5.33 Diagram Query


Dimensi Psikologi Kualitas Hidup Pasien Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Keterkaitan antara subtema (nodes) pada dimensi fisik dengan


partisipan (sources) dapat dilihat pada gambar 5.33. Subtema yang
paling banyak disampaikan partisipan secara berurutan adalah mampu
berpikir positif, peningkatan harga diri, peningkatan konsentrasi,
peningkatan semangat hidup, peningkatan gambaran diri dan
penurunan perasaan negatif.

STIK Sint Carolus


132

12.00%

10.00%
Partisipan Kunci I
8.00% Partisipan Kunci II
6.00% Partisipan Kunci III
4.00% Partisipan Kunci IV
2.00% Partisipan Pendukung I
0.00% Partisipan Pendukung II

Gambar 5.34 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Tema Dimensi Psikologi
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti
Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan
perubahan pada dimensi psikologis dapat dilihat pada gambar 5.34.
Berdasar gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa semua partisipan
merasakan adanya perubahan dimensi psikologis setelah memperoleh
reiki. Partisipan yang merasakan perubahan paling besar adalah
Partisipan Kunci III dengan nilai coverage 10,87%.

5.3.6 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Pada dimensi asi pada
semua partisipan

STIK Sint Carolus


133

Gambar 5.55 Diagram Query


Dimensi Tingkat Kemandirian Kualitas Hidup Pasien Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Keterkaitan antara subtema (nodes) pada dimensi tingkat


kemandirian dengan partisipan (sources) dapat dilihat pada gambar
5.55. Subtema yang paling banyak disampaikan partisipan secara
berurutan adalah peningkatan kemandirian, penurunan ketergantungan
terhadap obat, peningkatan kemampuan bekerja, dan tidak ada
perubahan pada dimensi tingkat kemandirian.

STIK Sint Carolus


134

25.00%

20.00% Partisipan Kunci I

15.00% Partisipan Kunci II


Partisipan Kunci III
10.00%
Partisipan Kunci IV
5.00% Partisipan Pendukung I
0.00% Partisipan Pendukung II

Gambar 5.56 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Dimensi Tingkat Kemandirian
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti
Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan
perubahan pada dimensi tingkat kemandirian dapat dilihat pada gambar
5.56. Berdasar gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
partisipan merasakan adanya perubahan dimensi psikologis setelah
memperoleh reiki. Partisipan yang merasakan perubahan paling besar
adalah Partisipan Kunci III dengan coverage 22,02%.

1. Peningkatan Kemandirian

Gambar 5.57 Text Search Query Peningkatan Kemandirian


untuk Kata Kunci ‘Mandiri’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.58 Text Search Query Peningkatan Kemandirian


untuk Kata Kunci ‘Aktivitas’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


135

Gambar 5.57 dan 5.58 memaparkan pernyataan partisipan


yang mengandung kata kunci ‘mandiri’ dan ‘aktivitas’ dengan
bantuan tools Query Search Text Criteria dalam software NVivo
Versi 10.0. Dua kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik
subtema peningkatan kemandirian karena dilihat mempunyai
makna yang dapat mewakili subtema tersebut.

Gambar 5.59 Skema Model Peningkatan Kemandirian


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

6.00%
5.00% Partisipan Kunci III
4.00%
Partisipan Kunci IV
3.00%
2.00%
Partisipan Pendukung I
1.00%
0.00% Partisipan Pendukung II

Gambar 5.60 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Kemandirian
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, dua dari empat partisipan


kunci dan semua partisipan pendukung mempunyai pengalaman

STIK Sint Carolus


136

bahwa terapi reiki dapat meningkatkan kemandirian. Partisipan


berpendapat bahwa pasien kanker mampu beraktifitas dengan
bantuan lebih minimal dibandingkan dengan sebelum terapi reiki
khususnya karena adanya perbaikan kondisi fisik.
Subtema ini ditarik berdasarkankan pengalaman Partisipan
Kunci III (dengan nilai coverage node 4.85%) yang
menyampaikan bahwa “Saya merasa jauh lebih bisa melakukan
kegiatan saya sehari-hari tanpa gangguan.“ Partisipan Kunci III
memperjelas pendapat tersebut dalam pernyataannya: “Sebelum
reiki saya merasa kesulitan untuk berjalan dan beraktivitas
karena banyak yang sakit, untuk bekerja (menjahit) pun saya juga
merasa kesulitan karena terganggu dengan keputihan dan kram
pada perut. Sekarang sudah sangat kurang, mampu bekerja dan
pergi-pergi sudah tidak ada kesulitan lagi.”
Partisipan Kunci IV (dengan nilai coverage node 5.07%)
juga mempunyai pengalaman yang hampir sama dengan
Partisipan Kunci III. Partisisan Kunci IV menyampaikan
pengalaman tersebut dalam pernyataanya: “Sebelum reiki saya
sangat terganggu saat bekerja karena sakit yang luar biasa pada
leher kanan. Tetapi setelah reiki saya mampu bekerja lebih lama
karena nyeri hampir tidak ada lagi, mampu melakukan aktivitas
lebih mandiri dan bisa mengantar istri bekerja.”
Paraktisi terapi reiki juga menyampaikan bahwa terapi reiki
dapat meningkatkan kemandirian pasien kanker. Hal tersebut
disampaikan dalam pernyataan Partisipan Pendukung I (dengan
nilai coverage node 3.36%) yang menyampaikan bahwa
“Awalnya pasien masih mampu jalan, tapi dipapah-papah dan
sedikit lambat. Setelah saya bantu dengan reiki pasien mampu
berjalan seperti orang tidak sakit dan lebih mandiri.”
Hal tersebut diperkuat oleh pengalaman Partisipan
Pendukung II (dengan nilai coverage node 3.46%) yang
menyampaikan bahwa “Sebelum terapi pasien masih bisa

STIK Sint Carolus


137

beraktifitas sendiri dengan bantuan minimal dari keluarganya.


Sesudah terapi pasien mengatakan lebih mampu beraktifitas
tanpa tergantung dengan orang lain.”
Pasien kanker dihadapkan pada kemampuan menyesuaikan
diri terhadap fungsi dependensi dan independensi. Perubahan
fisik yang terjadi akibat kanker, baik secara langsung maupun
tidak langusng akan berpengaruh terhadap tingkat kemandirian
pasien kanker dalam melakukan aktivitas sehari-hari. WHO
(dalam Susniene, 2009) menetapkan bahwa tingkat kemandirian
menjadi salah satu bagian penting dari kualitas hidup. Tingkat
kemandirian digambarkan sebagai tingkat kapasitas fungsional
yang dapat dilakukan oleh individu untuk melakukan atau
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, melakukan
perawatan diri, atau mobilisasi (Abeles, 2007).
Partisipan menyampaikan bahwa sebelum mendapat terapi
reiki, pasien merasa bahwa tingkat kemandiriannya berkurang
dan cenderung tergantung pada orang lain. Sebagian besar
partisipan mempunyai pengalaman bahwa tingkat kemandirian
itu akan meningkat setelah dilakukan terapi reiki. Peningkatan
kemandirian tersebut terjadi akibat perbaikan kondisi fisik dan
penurunan keluhan nyeri. Hal ini sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Sheldon (2013) bahwa terapi reiki membantu
proses penyembuhan penyakit akut, penyakit kronik dan
menurunkan ketergantungan terhadap orang lain.

STIK Sint Carolus


138

2. Penurunan Ketergantungan Terhadap Obat

Gambar 5.61 Text Search Query Penurunan Ketergantungan


Terhadap Obat untuk Kata Kunci ‘Obat’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.61 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘obat’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema penurunan
ketergantungan terhadap obat karena dilihat mempunyai makna
yang dapat mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


139

Gambar 5.62 Skema Model


Penurunan Ketergantungan Terhadap Obat
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

12.00%
10.00%
8.00%
Partisipan Kunci I
6.00%
Partisipan Kunci III
4.00%
Partisipan Kunci IV
2.00%
0.00%

Gambar 5.63 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Penurunan Ketergantungan Terhadap Obat
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, tiga dari empat


partisipan kunci mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki dapat
menurunkan ketergantungan mengonsumsi obat. Partisipan
menyampaikan bahwa mereka mengurangi ketergantungan
mengonsumsi obat dari dokter karena merasakan perbaikan
kondisi fisik setelah terapi reiki.
Subtema ini diangkat berdasarkankan pengalaman
Partisipan Kunci III (dengan nilai coverage node 11.17%) yang
menyampaikan:

STIK Sint Carolus


140

“Sebelum tau reiki saya berobat ke dokter dan tukang urut


tetapi setelah mengenal reiki saya lebih jarang berobat karena
menurut saya reiki sudah cukup membantu. Dulu kalau ke tukang
urut hanya sembuh beberapa hari, sesudah itu kambuh lagi dan
harus balik lagi. Dulu jika tidak minum obat sekali saja terasa
sakitnya, sekarang lupa minum obat beberapa hari tidak ada
keluhan.”
“Awalnya saya sering ke dokter dan mendapatkan obat,
tetapi setelah reiki saya tidak pernah lagi minum obat karena
keluhan sudah banyak kurang dan hilang. Saya merasa saat ini
tidak perlu lagi minum obat karena hampir sudah tidak ada lagi
keluhan.”
“Setelah reiki saya juga tidak pernah lagi ke dokter dan
minum obat karena keluhan sudah hampir hilang. Awalnya saya
mendapat banyak sekali obat, seperti obat keputihan, obat darah
tinggi, kolesterol. Saat ini saya sudah tidak lagi minum obat.”
Partisipan Kunci I (dengan nilai coverage node 1.79%)
mempunyai pengalaman yang sama terkait terapi reiki yang
disampikan dalam pernyataannya “Setelah saya menggunakan
reiki, saya tidak pernah ke dokter dan minum obat lagi. Saya
merasa sudah cukup dengan reiki.”
Subtema ini juga didukung dengan pendapat Partisipan
Kunci IV (dengan nilai coverage node 2.24%) yang
menyampaikan bahwa “Dengan reiki saya juga tidak perlu
berobat mahal ke dokter sehingga uang dapat disimpan untuk
keperluan yang lain.”
Setengah partisipan berpendapat bahwa terapi reiki
membantu menurunkan ketergantungan terhadap obat.
Penurunan ketergantungan terhadap obat yang disampaikan
partisipan disebabkan oleh perbaikan kondisi fisik, penurunan
keluhan dan persepsi subjektif bahwa terapi reiki dinilai sudah
cukup. Hal tersebut sesuai dengan hasil pembahasan sebelumnya

STIK Sint Carolus


141

bahwa terapi reiki membantu memperbaiki kondisi fisik dan


menurunkan keluhan.
Penurunan ketergantungan mengonsumsi obat dapat
menurunkan efek samping obat. Efek samping yang ditimbulkan
akibat pengobatan kanker sangat banyak sehingga disebut sebagai
symptom burden. Hofman (dalam Psycho-Oncology Co-
Operative Research Group, 2008) menyampaikan bahwa semakin
banyak efek samping yang ditimbulkan, maka cenderung
semakin besar pula penurunan pula kualitas hidup pasien. Salah
satu efek samping pengobatan kanker antara lain penekanan
sumsum tulang, yang menyebabkan kelelahan, anemia,
kecenderungan perdarahan dan peningkatan resiko infeksi.
3. Peningkatan Kemampuan Bekerja

Gambar 5.64 Text Search Query Peningkatan Kemampuan


Bekerja untuk Kata Kunci ‘Bekerja’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.64 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘bekerja’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema
peningkatan kemampuan bekerja karena dilihat mempunyai
makna yang dapat mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


142

Gambar 5.65 Skema Model Peningkatan Kemampuan Bekerja


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

10.00%

8.00%

6.00%
Partisipan Kunci III
4.00%
Partisipan Kunci IV
2.00%

0.00%

Gambar 5.66 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Kemampuan Bekerja
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, dua dari empat partisipan


kunci mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki dapat
meningkatkan kemampuan bekerja. Partisipan/pasien kanker
mampu bekerja lebih optimal karena penurunan keluhan
ketidaknyamanan fisik.
Subtema ini diangkat berdasarkankan pengalaman
Partisipan Kunci IV (dengan nilai coverage node 8.33%) yang

STIK Sint Carolus


143

menyampaikan bahwa “Sebelum sakit pekerjaan terganggu


sehingga penghasilan pun juga menurun. Tetapi setelah saya
sehat saya mampu bekerja lebih lama sehingga penghasilan juga
meningkat. ”Partisipan Kunci IV memperjelas pernyataan
tersebut dalam kalimatnya: “Sebelum reiki saya sangat
terganggu saat bekerja karena sakit yang luar biasa pada leher
kanan. Tetapi setelah reiki saya mampu bekerja lebih lama
karena nyeri hampir tidak ada lagi, mampu melakukan aktivitas
lebih mandiri dan bisa mengantar istri bekerja.”
Subtema ini diperkuat oleh pengalaman Partisipan Kunci III
(dengan nilai coverage node 6.00%) yang menyampaikan bahwa
“Sehari-hari saya bekerja sebagai penjahit. Pekerjaan dan
aktivitas sering terganggu karena penyakit saya itu. Tetapi
selama terapi saya tidak merasakan lagi. … Penghasilan saya
meningkat dibandingkan sebelum reiki karena dulu cenderung
letih, lesu, lebih sering istirahat dan tidak kuat jika dipaksakan
bekerja. Ditambah lagi setelah reiki saya menjadi lebih
bersemangat kerja.”
Sebagian kecil partisipan mempunyai pengalaman bahwa
terapi reiki akan meningkatkan kemampuan bekerja. Bekerja
didefinisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan.
Menurut WHO, bekerja meliputi pekerjaan dengan upah,
pekerjaan tanpa upah, pekerjaan sukarela untuk masyarakat,
belajar dengan waktu penuh, merawat anak dan tugas rumah
tangga. UNdata mendefinisikan bahwa kemampuan untuk dapat
menikmati aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti bekerja
merupakan gambaran kondisi well-being seseorang yang
mempengaruhi kualitas hidup (Drake, 2012).
Partisipan menyampaikan bahwa kemampuan bekerja pada
pasien kanker lebih optimal karena penurunan keluhan
ketidaknyamanan fisik. Pernyataan yang menunjukkan
peningkatan kemampuan bekerja antara lain kemampuan bekerja

STIK Sint Carolus


144

lebih lama dan kemampuan melakukan pekerjaan lebih berat.


Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Cerelle (dalam Psycho-Oncology Co-Operative Research
Group, 2008) terhadap 100 pasien dengan kanker payudara,
gastrointestinal, kanker paru dan kanker ovarium. Hasil penelitian
menyampaikan bahwa terapi dapat memberikan dampak terhadap
pekerjaan, terhadap kehidupan sosial, dan terhadap ketertarikan
kebutuhan seksualitas.

5.3.7 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Pada Dimensi pengetahuan


pada semua partisipan
Pasien kanker menyampaikan bahwa saat didiaganosis kanker,
pasien cenderung menarik diri dari lingkungan sosial dan banyak
mengalami perubahan peran. Pasien mengalami penurunan sosialisasi
karena keluhan sakit yang dirasakan. Keluhan pasien tersebut sesuai
dengan pernyataan Sheldon (2013) bahwa ketika pasien mengalami
sakit akan ada perubahan atau ketidaseimbangan dalam “Life Force
Energy” yang dapat mempengaruhi kurangnya rasa sayang kepada
orang lain sehingga menyebabkan gangguan dalam hubungan sosial.

STIK Sint Carolus


145

Gambar 5.67 Diagram Query


Dimensi Sosial Kualitas Hidup Pasien Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0
Keterkaitan antara subtema (nodes) pada dimensi fisik dengan
partisipan (sources) dapat dilihat pada gambar 5.66. Subtema yang
paling banyak disampaikan partisipan secara berurutan adalah
peningkatan hubungan sosial, pola hubungan seksual harmonis, berbagi
dengan sesama, dan tidak ada perubahan pada dimensi sosial.

10.00%

8.00% Partisipan Kunci I


Partisipan Kunci II
6.00%
Partisipan Kunci III
4.00%
Partisipan Kunci IV
2.00%
Partisipan Pendukung I
0.00%
Partisipan Pendukung II

STIK Sint Carolus


146

Gambar 5.68 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan Pada


Tema Dimensi Sosial
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan


perubahan pada dimensi sosial dapat dilihat pada gambar 5.67. Berdasar
gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa lima partisipan merasakan
adanya perubahan dimensi psikologis setelah memperoleh reiki.
Partisipan yang tidak menyampaikan adanya perubahan pada dimensi
sosial adalah Partisipan Kunci II. Partisipan yang merasakan perubahan
paling besar adalah Partisipan Kunci IV dengan coverage 10,00%.
1. Peningkatan Hubungan Sosial

Gambar 5.69 Text Search Query Peningkatan Hubungan Sosial


untuk Kata Kunci ‘Hubungan’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.70 Text Search Query Peningkatan Hubungan Sosial


untuk Kata Kunci ‘Sosial’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.69 dan 5.70 memaparkan pernyataan partisipan


yang mengandung kata kunci ‘hubungan’ dan ‘sosial’ dengan
bantuan tools Query Search Text Criteria dalam software NVivo
Versi 10.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik
subtema peningkatan hubungan sosial karena dilihat mempunyai
makna yang dapat mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


147

Gambar 5.71 Skema Model Peningkatan Hubungan Sosial


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

7.00%

6.00%
Partisipan Kunci I
5.00%
4.00% Partisipan Kunci IV
3.00%
2.00% Partisipan Pendukung I

1.00%
Partisipan Pendukung II
0.00%

Gambar 5.72 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Hubungan Sosial
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, dua dari dua partisipan


kunci dan semua partisipan pendukung berpendapat bahwa terapi
reiki dapat meningkatkan hubungan sosial yang baik. Partisipan
mempunyai pengalaman bahwa pasien kanker mampu
bersosialisasi lebih baik dengan orang lain (keluarga, masyarakat)
setelah terapi reiki. Peningkatan hubungan sosial tersebut sangat

STIK Sint Carolus


148

dipengaruhi oleh perbaikan kondisi fisik dan perbaikan kondisi


psikologis.
Peningkatan hubungan sosial terkait perbaikan konisi fisik
ditarik Berdasarkankan pengalaman Partisipan Kunci IV (dengan
nilai coverage node 6.75%) yang menyampaikan bahwa
“Kegiatan rekreasi tidak pernah dilakukan saat sakit, bahkan
berpikir untuk rekreasi pun tidak bisa karena sakit. Tetapi setelah
reiki saya kadang pergi bersama keluarga satu minggu sekali.”
Partisipan Pendukung I juga mempunyai pengalaman yang
hampir sama dengan Partisipan Knci IV. Partisipan Pendukung I
(dengan nilai coverage node 2.29%) menyampaikan pengalaman
tersebut dalam pernyataannya: “Setelah dilakukan reiki pasien
mampu berinteraksi sosial seperti biasa, hubungan dengan
keluarga dan masyarakat baik.”
Peningkatan hubungan sosial terkait perbaikan kondisi
psikologis disampaikan oleh Partisipan Pendukung II (dengan
nilai coverage node 6.75%) yang menyatakan bahwa “Setelah
reiki saya juga merasa kalau hubungan saya dengan orang lain
lebih baik karena bisa mengendalikan marah, kemampuan
komunikasi saya lebih baik.”
Partisipan Pendukung II (dengan nilai coverage node
4.02%) juga menyampaikan bahwa “Pada saat sakit pasien
sering marah dengan keluarganya, karena memikirkan
penyakitnya dan solusi belum ketemu. Tetapi setelah terapi reiki
hubungan pasien dengan keluarganya lebih baik karena sudah
merasa lebih tenang.”
Subtema ini didukung oleh pengalaman Partisipan Kunci I
dalam kalimatnya: “Dalam reiki juga diajarkan bahwa kita harus
mampu membersihkan rasa benci pada orang lain supaya lebih
banyak energi positif yang kita terima.”
Cerelle (2008) melakukan penelitian terhadap 100 pasien
dan mendapatkan hasil bahwa pasien kanker akan mengalami

STIK Sint Carolus


149

perubahan dalam dimensi sosial. Perubahan dimensi sosial


merupakan salah satu indikator kualitas hidup (Drake, 2012).
Perubahan dimensi sosial yang disampaikan oleh partisipan
terkait dengan peningkatan ketidaknyamanan akibat kanker dan
ketidakstabilan status emosi sehingga mempengaruhi
kemampuan berinteraksi dengan sesama.
Pernyataan partisipan yang menunjukkan peningkatan
hubungan sosial antara lain hubungan dengan keluarga dan
masyarakat menjadi baik, mampu mengendalikan diri dan
berkomunikasi dengan lebih baik serta adanya pikiran positif
sehingga tidak ada rasa benci pada orang lain. Dukungan sosial
sangat dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan yang
nyaman bagi pasien dan membantu pasien beradaptasi terhadap
proses sakitnya. WHO (dalam Susniene, 2009) menyampaikan
bahwa hubungan dan dukungan sosial yang baik akan
menurunkan rasa kesepian, menurunkan ketidakstabilan emosi,
dan meningkatkan harapan sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan kualitas hidup.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Noss (2013) yang menyampaikan bahwa terapi reiki dapat
memperkuat dan memperbaiki hubungan dengan orang lain. Noss
menjelaskan bahwa karena reiki dapat meningkatkan rasa kasih
sayang, maka secara tidak langsung dapat pula membangun
hubungan dengan orang lain yang terbuka, membantu
pertumbuhan hubungan sosial dan membangun relasi yang lebih
dalam.
2. Pola Hubungan Seksual Harmonis

STIK Sint Carolus


150

Gambar 5.73 Text Search Query Pola Hubungan Seksual


Harmonis untuk Kata Kunci ‘Seksual’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.73 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘seksual’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema pola
hubungan seksual harmonis karena dilihat mempunyai makna
yang dapat mewakili subtema tersebut.

Gambar 5.74 Skema Model Pola Hubungan Seksual Harmonis


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


151

3.25%
3.24%
3.23%
Partisipan Kunci I
3.22%
Partisipan Kunci IV
3.21%
3.20%

Gambar 5.75 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Pola Hubungan Sosial Harmonis
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, dua dari empat partisipan


kunci berpendapat bahwa terapi reiki memberikan pengaruh
terhadap pola hubungan seksual yang harmonis. Partisipan
mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki dapat mengembalikan
pola hubungan seksual yang awalnya terganggu akibat penyakit
kanker. Gangguan pola aktivitas seksual sebelum terapi reiki
muncul karena rasa nyeri akibat kanker.
Subtema ini ditarik berdasarkan pengalaman Partisipan
Kunci I (dengan nilai coverage node 3.22%) yang menyampaikan
bahwa “Sebelum reiki aktivitas seksual saya sedikit terganggu.
Saya hanya melakukan aktivitas seksual saat sedang sehat,
kadang tiga hari sekali. Setelah reiki dan rasa sakit saya hilang,
aktivitas seksual kembali normal.”
Subtema ini didukung oleh pengalaman Partisipan Kunci
IV (dengan nilai coverage node 3.25%) yang menyampaikan
bahwa “Sebelum reiki hubungan seksual saya kurang normal
karena sakit pada leher sangat mengganggu. Tetapi setelah reiki
hubungan seksual saya dengan istri kembali normal.”
Sebagian kecil partisipan menyampaikan bahwa terapi
reiki membantu mengembaikan aktivitas seksual yang normal.
Partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki dapat
mengembalikan pola hubungan seksual yang awalnya terganggu
akibat penyakit kanker. Gangguan pola aktivitas seksual sebelum

STIK Sint Carolus


152

terapi reiki muncul karena rasa nyeri akibat kanker. Hal ini sesuai
dengan pembahasan pada dimensi fisik bahwa terapi reiki
membantu dalam menurunkan keluhan ketidaknyamanan fisik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh yang dilakukan oleh Cerelle (dalam Psycho-
Oncology Co-Operative Research Group, 2008). Cerelle
melakukan penelitian terhadap 100 pasien dengan kanker
payudara, gastrointestinal, kanker paru dan kanker ovarium. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
ketertarikan kebutuhan seksualitas pada pasien setelah
memperoleh reiki.

3. Berbagi Dengan Sesama

Gambar 5.76 Text Search Query Berbagi dengan Sesama untuk


Kata Kunci ‘Menolong’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.76 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘menolong’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema berbagi
dengan sesama karena dilihat mempunyai makna yang dapat
mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


153

Gambar 5.77 Skema Model Berbagi dengan Sesama


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Partisipan Kunci I

5.00%
4.00%
3.00%
2.00% Partisipan Kunci I

1.00%
0.00%

Gambar 5.78 Persentase Pernyataan Partisipan Pada Subtema


Berbagi dengan Sesama
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, satu dari empat


partisipan kunci mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki dapat
meningkatkan kemauan berbagi dengan sesama. Kemauan
berbagi dengan sesama tersebut sebagai wujud rasa syukur atas
anugerah kesembuhan yang diterima.
Subtema ini diangkat berdasarkan pengalaman Partisipan
Kunci I (dengan nilai coverage node 4.03%) yang menyampaikan

STIK Sint Carolus


154

bahwa “Kami berusaha menyisakan 5% rejeki kami untuk anak


yatim piatu. Awalnya kami hanya hanya bisa menolong 1 – 2
orang yang kami tolong. Sekarang bias mencapai 70 orang. Kami
melakukan itu karena wujud kebanggaan dan rasa syukur untuk
kesembuhan yang sudah diberikan Tuhan.”
Salah satu partisipan mempunyai pengalaman bahwa terapi
reiki dapat meningkatkan rasa solidaritas dan keinginan berbagi
dengan orang lain yang membutuhkan. Kemauan berbagi dengan
sesama tersebut sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. Hal ini
disampaikan partisipan bahwa dorongan berbagi muncul sebagai
wujud kebanggaan dan rasa syukur untuk kesembuhan yang
sudah diberikan Tuhan.
4. Tidak Ada Perubahan Dimensi Sosial

Gambar 5.79 Text Search Query Tidak Ada Perubahan Dimensi


Sosial untuk Kata Kunci ‘Tidak Ada Perubahan’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.79 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘tidak ada perubahan dimensi sosial’
dengan bantuan tools Query Search Text Criteria dalam software
NVivo Versi 10.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk
menarik subtema tidak ada perubahan kualitas hidup pada
dimensi sosial karena dilihat mempunyai makna yang dapat
mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


155

Gambar 5.80 Skema Model


Tidak Ada Perubahan Dimensi Sosial
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Partisipan Kunci III


1.50%
1.00%
0.50% Partisipan Kunci III

0.00%

Gambar 5.81 Persentase Pernyataan Partisipan Pada Subtema


Tidak Ada Perubahan Dimensi Sosial
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, satu dari empat


partisipan kunci menyampaikan bahwa tidak ada perubahan
dimensi sosial antara sebelum dengan sesudah terapi reiki.
Subtema ini diangkat berdasarkankan pengalaman Partisipan
Kunci III (dengan nilai coverage node 1.05%) yang
menyampaikan bahwa “Hubungan dengan keluarga orang lain
tidak ada perubahan sebelum dan sesudah reiki.”

STIK Sint Carolus


156

Salah satu partisipan menyampaikan bahwa tidak ada


pengaruh terapi reiki terhadap dimensi sosial. Hal ini dinyatakan
partisipan bahwa tidak ada perubahan dimensi sosial antara
sebelum menjalani terapi reiki dengan setelah terapi. Hal ini
muncul sebab sebelum terapi reiki pasien tetap bisa melakukan
sosialisasi di masyarakat dengan baik, sehingga tidak
berpengaruh terhadap kemampuan bersosialisasi setelah
dilakukan terapi reiki.

5.3.8 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Pada Dimensi saran pada
semua partisipan

STIK Sint Carolus


157

Gambar 5.82 Diagram Query


Dimensi Lingkungan Kualitas Hidup Pasien Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

4.00%
Partisipan Kunci I
3.00%
Partisipan Kunci II
2.00% Partisipan Kunci III

1.00% Partisipan Kunci IV


Partisipan Pendukung I
0.00%
Partisipan Pendukung II

Gambar 5.83 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan Pada


Tema Dimensi Lingkungan
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan


perubahan pada dimensi lingkungan dapat dilihat pada gambar 5.83.
Berdasar gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa dua partisipan

STIK Sint Carolus


158

merasakan adanya perubahan dimensi psikologis setelah memperoleh


reiki. Partisipan yang merasakan perubahan paling besar adalah
Partisipan Kunci IV dengan coverage 3,33%.

Gambar 5.84 Skema Model


Peningkatan Kenyamanan Lingkungan
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

3.50%

3.00%

2.50%
2.00%
Partisipan Kunci I
1.50%
Partisipan Kunci IV
1.00%
0.50%
0.00%

Gambar 5.85 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Kenyamanan Lingkungan
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Keterkaitan antara subtema (nodes) pada dimensi fisik dengan


partisipan (sources) dapat dilihat pada gambar 5.84 dan 5.85. Hanya

STIK Sint Carolus


159

ada satu subtema yang ditemukan pada dimensi lingkungan, yaitu


kenyamanan lingkungan.

Gambar 5.86 Text Search Query Dimensi Lingkungan untuk


Kata Kunci ‘Lingkungan’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.86 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘lingkungan’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata kunci
tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema peningkatan
kenyamanan lingkungan karena dilihat mempunyai makna yang dapat
mewakili subtema tersebut.
Berdasarkan pengalaman partisipan, dua dari empat partisipan
kunci mempunyai pengalaman bahwa terapi reiki mempunyai pengaruh
terhadap dimensi lingkungan, sementara empat partisipan tidak
menyampaikan adanya pengaruh terapi reiki terhadap dimensi
lingkungan. Partisipan yang menyampaikan bahwa terapi reiki
mempunyai pengaruh terhadap dimensi lingkungan menyampaikan
bahwa reiki dapat meningkatkan kenyamanan lingkungan.
Kenyamanan lingkungan tersebut ditunjukkan dengan kemampuannya
beradaptasi terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan
kemampuannya menciptakan lingkungan yang lebih kondusif.
Peningkatan kenyamanan lingkungan terkait peningkatan
kemampuannya beradaptasi terhadap perubahan yang ada di
lingkungan disampaikan oleh Partisipan Kunci IV (dengan nilai

STIK Sint Carolus


160

coverage node 3.33%) dalam pernyataannya: “Sebelum reiki (saat


masih sakit) saya inginnya menghindar dari keramaian karena akan
menyebabkan saya emosi. Tapi sekarang lingkungan ramai tidak
mengganggu.”
Sementara peningkatan kenyamanan lingkungan terkait
peningkatan kemampuan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif
ditunjukkan dalam pernyataan Partisipan Kunci I (dengan nilai
coverage node 2.23%): “Setelah mengenal reiki, saya juga
menggunakan reiki untuk mendatangkan rejeki dan kedamaian
keluarga sehingga lingkungan keluarga jauh lebih nyaman.”
Lingkungan merupakan tempat dimana individu hidup,
menyesuaikan diri dan mengembangkan diri (Sarwono, 2012). Myra
Levine dan Florence Nightingale berpendapat bahwa model
keperawatan holistik melibatkan interaksi antara individu dengan
lingkungannya (Kolcaba, 2003). Individu dan lingkungan saling tukar-
menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu
mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
Partisipan menyampaikan bahwa terapi reiki membantu
meningkatkan kenyamanan lingkungan. Kenyamanan lingkungan
tersebut ditunjukkan dengan kemampuan pasien kanker beradaptasi
terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan kemampuannya
menciptakan lingkungan yang lebih kondusif. Pernyataan partisipan
tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh WHO bahwa
dimensi lingkungan terkait dengan keamanan dan kenyamanan
lingkungan, fasilitas yang ada di lingkungan, dan lingkungan fisik
seperti polusi/keributan/kemacetan/iklim lingkungan merupakan faktor
yang penting dalam terapi reiki sebab bidang energi merupakan satuan
dasar dua komponen kehidupan seperti energi manusia dan energi
lingkungan. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak
dapat dipisahkan dari lingkungannya (Tomey & Alligood, 2010).

STIK Sint Carolus


161

5.3.9 Interpretasi dan Pembahasan Hasil Analisis Pada Dimensi golden age
Dimensi spiritual merupakan kekuatan yang ada pada kehidupan
seseorang yang memberikan makna pada tujuan hidup dan pemenuhan
hidup, keinginan untuk hidup, nilai dan kepercayaan yang dimiliki
seseorang (White dalam Janzen 2012). Pasien kanker yang terdiagnosis
kanker dan belum bisa menerima penyakitnya biasanya akan
mengalami gangguan dalam dimensi spiritual dan berdampak pada
pandangannya terhadap masa depan (Howard, 2001). Teori tersebut
sesuai dengan hasil analisis data penelitian bahwa pasien kanker
mengalami perubahan dalam dimensi spiritual akibat penyakit.

Gambar 5.87 Diagram Query


Dimensi Spiritual Kualitas Hidup Pasien Kanker
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Keterkaitan antara subtema (nodes) pada dimensi fisik dengan


partisipan (sources) dapat dilihat pada gambar 5.87. Subtema yang
paling banyak disampaikan partisipan secara berurutan adalah

STIK Sint Carolus


162

peningkatan kepercayaan kepada Tuhan, hati lebih tenang, dan


peningkatan rasa syukur.

15.00%
Partisipan Kunci I
10.00% Partisipan Kunci II
Partisipan Kunci III
5.00% Partisipan Kunci IV
Partisipan Pendukung I
0.00%
Partisipan Pendukung II

Gambar 5.88 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Tema Dimensi Spiritual
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan


perubahan pada dimensi spiritual dapat dilihat pada gambar 5.88.
Berdasar gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa semua partisipan
merasakan adanya perubahan dimensi psikologis setelah memperoleh
reiki. Partisipan yang merasakan perubahan paling besar adalah
Partisipan Kunci I dengan coverage 13,96%.
1. Peningkatan Kepercayaan Kepada Tuhan

Gambar 5.89 Text Search Query Peningkatan Kepercayaan


Kepada Tuhan untuk Kata Kunci ‘Tuhan’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

STIK Sint Carolus


163

Gambar 5.90 Text Search Query Peningkatan Kepercayaan


Kepada Tuhan untuk Kata Kunci ‘Pasrah’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0
Gambar 5.89 dan 5.90 memaparkan pernyataan partisipan
yang mengandung kata kunci ‘Tuhan’ dan ‘pasrah’ dengan
bantuan tools Query Search Text Criteria dalam software NVivo
Versi 10.0. Kata kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik
subtema peningkatan kepercayaan kepada Tuhan karena dilihat
mempunyai makna yang dapat mewakili subtema tersebut.

Gambar 5.91 Skema Model


Peningkatan Kepercayaan Kepada Tuhan
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

7.00%
6.00% Partisipan Kunci I
5.00%
Partisipan Kunci II
4.00%
3.00% Partisipan Kunci III
2.00%
Partisipan Kunci IV
1.00%
0.00% Partisipan Pendukung I

Partisipan Pendukung II

Gambar 5.92 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Peningkatan Kualitas Tidur dan Istirahat
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, semua partisipan kunci


dan semua partisipan pendukung menyampaikan bahwa terapi
reiki sangat membantu dalam meningkatkan kepercayaan kepada

STIK Sint Carolus


164

Tuhan. Peningkatan kepercayaan kepada Tuhan ditunjukkan


dengan adanya perbaikan kedekatan hubungan dengan Tuhan dan
peningkatan ketekunan beribadah.
Subtema ini diangkat Berdasarkankan pengalaman
Partisipan Kunci I (dengan nilai coverage node 6.98%) yang
menyampaikan bahwa “Saya merasa kemampuan spiritual saya
lebih baik setelah reiki karena saya merasa tidak ada lagi
masalah. Saya semakin tekun berdoa dan semakin yakin bahwa
Tuhan yang memberi segala-galanya: kesembuhan, rejeki. Saya
merasa termotivasi untuk tekun berdoa karena keberhasilan dari
reiki. Saya sadar bahwa kesembuhan itu dari Tuhan dan
kekuasaan tertinggi adalah dari Tuhan. Setelah masuk reiki,
saya diberi keyakinan bahwa Tuhan memberikan penyakit
sekaligus obatnya.”
Peningkatan ketekunan beribadah juga disampaikan oleh
Partisipan Kunci IV (dengan nilai coverage node 3.31%) dalam
kalimatnya: “Saya tetap puasa dan sholat lima waktu, tetapi saya
merasa kalau sebelum reiki sholat saya kurang khusuk. Setelah
reiki saya lebih tenang dalam sholat, lebih khusuk.”
Partisipan Kunci III (dengan nilai coverage node 1.46%)
juga menyampaikan pengalaman yang sama: “Saya mampu
menalankan puasa dengan lebih baik dibandingkan sebelum reiki
karena saya merasa fisik saya lebih kuat.”
Praktisi terapi reiki juga mempunyai pengalaman yang
samaterkait peningkatan kepercayaan pasien kanker kepada
Tuhan. Subtema ini didukung oleh Partisipan Pendukung II
(dengan nilai coverage node 2.46%) yang menyampaikan bahwa
“Terkait spiritual, ada perubahan bahwa sebelum reiki pasien
tidak mau berdoa. Tetapi setelah reiki pasien menjadi lebih tekun
berdoa.”
Pengalaman yang sama juga disampaikan oleh Partisipan
Pendukung I (dengan nilai coverage node 2.07%) dalam

STIK Sint Carolus


165

pernyataannya: “Pasien yang dilakukan reiki akan mempunyai


ketenangan hati, ketenangan jiwa dan lebih pasrah kepada
Tuhan.”
Partisipan Kunci II menambahkan bahwa: “Ibu terus
melakukan doa, bahkan orang-orang gereja sering datang dan
mendoakan.”
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Noss (2013) bahwa terapi reiki dapat meningkatkan
kedamaian dari dalam hati dan meningkatkan harmoni. Dua hal
ini merupakan elemen yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan spiritual.
2. Hati Lebih Tenang

Gambar 5.93 Text Search Query Hati Lebih Tenang untuk Kata
Kunci ‘Tenang’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.93 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘tenang’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema hati lebih
tenang karena dilihat mempunyai makna yang dapat mewakili
subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


166

Gambar 5.94 Skema Model Hati Lebih Tenang


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

3.50%
3.00%
2.50% Partisipan Kunci III
2.00%
1.50% Partisipan Kunci IV
1.00%
0.50% Partisipan Pendukung I
0.00%

Gambar 5.95 Persentase Perbandingan Pernyataan Partisipan


Pada Subtema Hati Lebih Tenang
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, dua dari empat partisipan


kunci dan satu dari dua partisipan pendukung menyampaikan
bahwa terapi reiki dapat membantu ketenangan hati, ketenangan
jiwa dan pasrah kepada Tuhan.
Subtema ini diangkat berdasarkankan pengalaman
Partisipan Pendukung I (dengan nilai coverage node 4.48%) yang
mnyampaikan bahwa “Pasien yang dilakukan reiki akan
mempunyai ketenangan hati, ketenangan jiwa dan lebih pasrah
kepada Tuhan.” Partisipan Pendukung I menambahkan bahwa

STIK Sint Carolus


167

“Setelah dilakukan reiki pasien menjadi lebih pasrah terhadap


penyakitnya, pikiran lebih tenang dan lebih bersemangat hidup.”
Subtema ini didukung juga oleh Partisipan Kunci III
(dengan nilai coverage node 2.01%) yang menyampaikan bahwa
“Saya merasa spiritualitas saya semakin baik. Jika dibandingkan
dengan sebelum reiki, saat ini saya merasa lebih tenang sehingga
rejeki lebih banyak datang.”
Ketenangan hati juga dipengaruhi oleh perbaikan status
emosional. Pengalaman ini dirasakan oleh Partisipan Kunci IV
(dengan nilai coverage node 5.64%) yang menyampaikan
bahwa“Saya merasa lebih rileks, pasrah, jiwa lebih tenang,
keinginan marah berkurang.” Partisipan Kunci IV tersebut
memperjelas pernyataannya: “Di rumah sebelum sakit sering
marah dengan istri karena jika sedang sakit dan ada masalah
pasti bawaannya emosi. Setelah reiki saya merasa lebih tenang,
pemikiran lebih plong sehingga lebih jarang marah.”
Semua partisipan menyampaikan bahwa terapi reiki
membantu dalam peningkatan kepercayaan kepada Tuhan.
Peningkatan kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan perbaikan
kedekatan hubungan dengan Tuhan dan peningkatan ketekunan
beribadah. Pernyataan partisipan yang menunjukkan peningkatan
kepercayaan kepada Tuhan antara lain: semakin tekun dan
khusuk berdoa, semakin yakin bahwa Tuhan yang memberi
segala-galanya, sadar bahwa kesembuhan itu dari Tuhan dan
kekuasaan tertinggi adalah dari Tuhan, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan penyakit sekaligus obatnya, dan mampu
menjalankan puasa lebih baik karena fisik lebih kuat.
Sebagain besar partisipan juga menyampaikan bahwa terapi
reiki dapat meningkatkan ketenangan hati. Ketenangan hati yang
digambarkan partisipan berupa suasana hati yang damai dan
tanpa beban. Ketenangan hati tersebut ditunjukkan dengan
pernyataan partisipan: reiki dapat membantu ketenangan hati,

STIK Sint Carolus


168

ketenangan jiwa, pasrah kepada Tuhan, lebih rileks, dan


keinginan marah berkurang.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan
oleh Noss (2013) bahwa terapi reiki dapat meningkatkan
keseimbangan antara pikiran dan emosi. Terapi reiki yang
dilakukan secara berkesinambungan dapat menumbuhkan
ketenangan dan perasan damai saat menghadapi berbagai stressor
sehingga individu dapat mempunyai mekanisme koping yang
lebih baik untuk menghadapi masalah setiap hari.
3. Peningkatan Rasa Syukur

Gambar 5.96 Text Search Query Peningkatan Rasa Syukur


untuk Kata Kunci ‘Syukur’
Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Gambar 5.96 memaparkan pernyataan partisipan yang


mengandung kata kunci ‘syukur’ dengan bantuan tools Query
Search Text Criteria dalam software NVivo Versi 10.0. Kata
kunci tersebut dipilih peneliti untuk menarik subtema
peningkatan rasa syukur karena dilihat mempunyai makna yang
dapat mewakili subtema tersebut.

STIK Sint Carolus


169

Gambar 5.97 Skema Model Peningkatan Rasa Syukur


Sumber: Data Primer Hasil Olah Nvivo Versi 10.0

Partisipan Kunci I

8.00%
6.00%
4.00%
Partisipan Kunci I
2.00%
0.00%

Gambar 5.98 Persentase Pernyataan Partisipan Pada Subtema


Peningkatan Rasa Syukur
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Berdasarkankan hasil wawancara, satu dari empat


partisipan kunci menyampaikan bahwa terapi reiki dapat
meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan. Peningkatan rasa
syukur dirasakan pasien kanker karena mendapatkan kesembuhan
dari Tuhan.
Subtema ini diangkat berdasarkankan pengalaman
Partisipan Kunci I (dengan nilai coverage node 4.06%) yang
menyampaikan bahwa “Kami berusaha menyisakan 5% rejeki
kami untuk anak yatim piatu. … Kami melakukan itu karena
wujud kebanggaan dan rasa syukur untuk kesembuhan yang
sudah diberikan Tuhan.”
Salah satu partisipan menyampaikan bahwa terapi reiki
membantu meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan. Peningkatan
rasa syukur dirasakan pasien karena mendapatkan kesembuhan
dari Tuhan. Sebagai tindakan nyata, rasa syukur tersebut
diwujudkan dalam solidaritas berbagi debgan orang lain yang
membutuhkan.
Tiga temuan diatas merupakan aspek yang dapat
meningkatkan dimensi spiritual. Peningkatan dimensi spiritual

STIK Sint Carolus


170

dalam hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang


disampaikan oleh Harley (2006) bahwa terapi reiki akan
menstimulasi penyembuhan secara fisik, mental dan emosional,
menyeimbangkan energi, dan termasuk pertumbuhan spiritual.
Hal tersebut juga sesuai dengan prosedur tindakan terapi reiki
dimana sebelum terapi dimulai setiap pasien diminta untuk
berdoa kepada Tuhan, mohon ampun, dan pasrah kepada Tuhan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teroi yang disampaikan
oleh Hertogs (2014) bahwa terapi reiki dapat membantu
menyeimbangkan nilai dan kepercayaan yang kemungkinan
dapat berubah saat individu menderita penyakit. reiki dapt
membantu individu untuk menentukan nilai utama dalam hidup,
meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan serta memperbaiki
kehidupan beragama.

STIK Sint Carolus


171

5.3.10 Pengaruh Reiki Terhadap Enam Dimensi Kualitas Hidup


Reiki mampu meningkatkan kualitas hidup pasien kanker secara
umum. Berdasarkan teori WHO (2012) kualitas hidup dibagi menjadi
enam dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi psikologi, dimensi tingkat
kemandirian, dimensi sosial, dimensi lingkungan, dan dimensi spiritual.

60.00%
50.00% Partisipan Kunci I
40.00% Partisipan Kunci II
30.00% Partisipan Kunci III
20.00% Partisipan Kunci IV
10.00%
Partisipan Pendukung I
0.00%
Partisipan Pendukung II

Gambar 5.99 Persentase Pernyataan Partisipan Pada Enam


Dimensi Kualitas Hidup
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Persentase perbandingan pernyataan partisipan yang merasakan


perubahan pada enam dimensi kualitas hidup secara simultan dapat
dilihat pada gambar 5.99. Berdasar gambar tersebut dapat disimpulkan
bahwa semua partisipan merasakan adanya perubahan kualitas hidup
secara umum. Partisipan yang merasakan perubahan kualitas hidup
paling besar secara berurutan adalah Partisipan Kunci IV dengan nilai
coverage 58,29%, Partisipan Kunci III dengan nilai coverage 51,38%,
Partisipan Kunci I dengan nilai coverage 51,07%, Partisipan
Pendukung II dengan nilai coverage 30,62%, Partisipan Pendukung I
dengan nilai coverage 24,89%, dan Partisipan Kunci II dengan nilai
coverage 16,84%.

STIK Sint Carolus


172

Dimensi Fisik
100.00%

80.00% Dimensi Psikologi

60.00% Dimensi Tingkat


Kemandirian
40.00%
Dimensi Sosial
20.00%
Dimensi Lingkungan
0.00%

Dimensi Spiritual

Gambar 5.100 Persentase Peningkatan Kualitas Hidup Pada


Enam Dimensi
Sumber: Data Primer Hasil Olah Peneliti

Persentase peningkatan kualitas hidup pada enam dimensi dapat


dilihat pada gambar 5.100. Peningkatan dimensi yang paling dominan
dirasakan pasien kanker secara berurutan adalah peningkatan pada
dimensi fisik, tingkat kemandirian, psikologis, spiritual, sosial dan
lingkungan.
Dimensi fisik merupakan dimensi yang mengalami peningkatan
paling tinggi dibanding lima dimensi lainnya. Perbaikan pada dimensi
fisik ini sesuai dengan prinsip terapi reiki bahwa energi reiki akan
menghancurkan penyakit yang ada pada tubuh (Halcon dalam Snyder,
2002) dan membantu tubuh mencapai fungsi normalnya (Goldberg
dalam Sjahdeini, 2005).
Dimensi tingkat kemandirian merupakan dimensi kedua yang
mengalami peningkatan setelah dimensi fisik. Peningkatan pada
dimensi tingkat kemandirian pasien kanker sangat terkait dengan
peningkatan dimensi fisik. Pasien yang mengalami peningkatan pada
dimensi fisik seperti penurunan keluhan kanker, peningkatan
kenyamanan dan peningkatan tingkat energi akan mempunyai tingkat
ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari lebih rendah.
Dimensi psikologis merupakan dimensi ketiga yang mengalami
peningkatan paling tinggi setelah dimensi fisik dan dimensi tingkat

STIK Sint Carolus


173

kemandirian. Beberapa peningkatan pada dimensi psikologis


dipengaruhi oleh perubahan pada dimensi fisik. Perbaikan kondisi fisik
seperti menurun atau hilangnya keluhan kanker menyebabkan pasien
lebih percaya diri, mempunyai gambaran diri yang positif, lebih
bersemangat dan perasaan negatif terhadap penyakitnya berkurang.
Dimensi spiritual merupakan dimensi keempat yang mengalami
peningkatan setelah dimensi fisik, dimensi tingkat kemandirian dan
dimensi psikologis. Dimensi spiritual yang dimaksudkan dalam
penelitian ini terkait dengan nilai, keyakinan, harapan dan kedekatan
hubungan dengan Tuhan. Ketenangan hati sangat terkait dengan
perbaikan dimensi psikologis, sementara peningkatan rasa syukur
sangat dipengaruhi oleh perbaikan kondisi fisik dan penurunan keluhan
kanker.
Dimensi sosial merupakan dimensi kelima yang mengalami
peningkatan setelah dimensi fisik, dimensi tingkat kemandirian,
dimensi psikologis, dan dimensi spiritual. Partisipan berpendapat
bahwa perbaikan hubungan sosial tersebut terkait dengan peningkatan
harga diri, perbaikan kondisi fisik sehingga mampu melakukan
sosialisasi, dan ketenangan hati sehingga lebih mampu berkomunikasi
dengan baik dan tidak emosional.
Dimensi lingkungan merupakan dimensi yang mengalami
peningkatan paling rendah dibanding lima dimensi lainnya. Perubahan
pada dimensi lingkungan sangat terkait dengan perbaikan kondisi fisik
dan psikologis yang lebih tenang sehingga lebih mampu beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan. Dimensi lingkungan juga dipengaruhi
oleh dimensi sosial, dimana support system yang positif akan
meningkatkan persepsi kenyamanan lingkungan.

STIK Sint Carolus


174

5.4 Keterbatasan Penelitian


Peneliti menemukan beberapa keterbatasan dan kekurangan selama
melaksanakan penelitian, antara lain:
1. Peneliti menemukan kesulitan saat memilih partisipan karena data
pasien kanker yang dilakukan terapi reiki di Indonesia Reiki Institute
sulit dilacak. Hal ini karena:
a. Ada kesepakatan antara pasien dan praktisi bahwa pasien yang
sudah diberikan terapi reiki setelah sembuh tidak kontak lagi
dengan praktisi.
b. Jarak rumah yang jauh dan sulit terjangkau.
2. Jawaban yang diberikan partisipan tidak sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti dan jawaban cenderung berbelit-belit.
3. Beberapa pasien kanker tidak dapat dilibatkan menjadi partisipan
karena tidak bersedia diwawancarai.

5.5 Implikasi Keperawatan


Hasil dari penelitian ini memiliki banyak implikasi bagi praktik,
pendidikan dan penelitian keperawatan. Penelitian ini memberikan gambaran
tentang bagaimana kualitas hidup hidup pasien kanker yang memperoleh
terapi reiki. Peneliti akan melihat kualitas hidup pasien kanker secara
multidimensi, yaitu meliputi dimensi fisik, psikologis, tingkat kemandirian,
sosial, lingkungan dan spiritual.

5.5.1 Bagi Praktik Keperawatan


Terapi reiki belum banyak dikembangkan dalam praktik
keperawatan dan masih sedikit praktisi yang berlatar belakang
pendidikan dari profesi keperawatan. Melihat besarnya peran terapi
reiki terhadap peningkatan kualitas hidup pasien kanker, perawat
diharapkan mampu mempelajari dan mengembangkan teori reiki dalam
praktik keperawatan. Perawat juga diharapkan dapat memasukan terapi
reiki dalam tindakan mandiri perawat sebagai bagian dari asuhan
keperawatan.

STIK Sint Carolus


175

5.5.2 Bagi Pendidikan Keperawatan


Terapi reiki memiliki peran yang besar dalam meningkatkan
kualitas hidup dan sebagai bagian dari pelayanan keperawatan yang
holistik. Terapi reiki juga sejalan dengan salah satu teori keperawatan
yaitu teori energi dari Martha E. Roger. Berdasarkankan hal tersebut,
pendidikan keperawatan diharapkan dapat memasukkan terapi
komplementer khususnya terapi reiki kedalam kurikulum keperawatan.

5.5.3 Bagi Penelitian Keperawatan


Belum banyak kajian ilmiah tentang manfaat terapi reiki
khususnya pada pasien kanker. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan kajian ilmiah atau penelitian khususnya jenis penelitian
kualitatif. Jenis penelitian kualiatif diharapkan dapat mengembangkan
pemahaman suatu fenomena secara lebih mendalam.

5.5.4 Bagi Pasien Kanker


Melihat efek terapi reiki terhadap peningkatan kualitas hidup
pasien kanker, diharapkan pasien kanker dapat memanfaatkan reiki
untuk mengoptimalkan kualitas hidupnya. Pasien kanker yang sudah
memperoleh reiki juga diharapkan mampu melakukan sosialisasi
kepada pasien kanker lain tentang manfaat reiki terhadap kualitas
hidup.

STIK Sint Carolus

Anda mungkin juga menyukai