Bab 4 PDD
Bab 4 PDD
OLEH :
NAMA : M RIDWAN HADI SYAHPUTRA
NIM : 113160132
PLUG : E
DISUSUN OLEH :
NAMA : M RIDWAN HADI SYAHPUTRA
NIM : 113160132
PLUG : E
Harry Racmadi
(113140076)
4.4. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
𝐶𝑆 = 0.059783089 bbl/d/psi
7. Dari grafik log ∆t vs Pwf, bisa didapat berbagai parameter. Sebelumnya
lakukan plot 3 titik antara ∆t vs Pwf > EOWB (10 jam). Setelah itu tarik
garis lurus dari 3 titik tersebut dengan kemiringan konstan dari ∆t terkecil
sampai ∆t terbesar.
8. Hitung nilai m secara manual dengan mengambil 2 titik, yaitu titik dimana
nilai ∆t (1 Jam) dan ∆t (1000 Jam) dengan harga Pwf pada nilai ∆t tersebut,
didapat :
X (Jam) Y (Psi)
dt (1 Jam) 3605
dt (1000 Jam) 3490
Pwf1hr - Pwf1000hr 115
dt1hr - dt1000hr -3
115
𝑚= | |
−3
𝑚 = 38.333
9. Menentukan nilai permeabilitas (k) :
qμΒ
k = 162.6
mh
= 20.8337 mD
10. P1 jam diperoleh dari pembacaan secara grafis, diperoleh P1 jam = 3605 Psi
11. Menentukan harga faktor skin (s) :
Pi P1jam k
S = 1.151 log 3.23
Φ μ C t rw
2
m
= 0.85325
12. Menentukan ∆Ps
∆Ps = 0.87 x m x S
= 0.87 x 38.333 x 0.85325
= 28.4558 psi
13. Menentukan waktu saat berakhirnya wellbore storage twbs dengan
persamaanya :
(200000 12000 x S) Cs
t wbs =
(k h)/
t wbs = 13.794 Jam
14. Menentukan harga Pwf dengan persamaan :
162.6 q μ B
log t log
k 3.2275 0.86859S
Pwf = Ρi
kh Φ μ Ct r 2
w
PI = 0.85146 bbl/day/psi
17. Berdasarkan garis lurus yang sudah dibuat dengan cara menarik garis lurus
dari nilai ∆t terkecil sampai ∆t terbesar dengan kemiringan konstan
berdasarkan 3 titik (∆t dan Pwf > EOWB (10 Jam)), Tpss didapatkan dari
pembacaan grafis, yaitu saat mulai ada penyimpangan antara garis lurus
yang dibuat dengan plot antara log ∆t vs Pwf. Didapatkan nilai Tpss = 70
Jam
18. Menghitung harga re :
0,0015 x k x t pss
re =
x x Ct
re = 1470.17 ft
19. Kemudian kembali ke grafik ∆t vs Pwf (grafik 4.3.). Kemudian plot
beberapa titik yang harganya lebih besar dari EOWB ke dalam (grafik 4.3).
Kemudian membuat garis lurus sepanjang titik tersebut dengan kemiringan
konstan. Berdasarkan (4.3) bisa didapatkan nilai Tpss dengan cara melihat
titik dimana mulai ada penyimpangan dari garis lurus tersebut dengan
kurva plot ∆t vs Pwf. Didapatkan nilai Tpss = 70.889 Jam
20. Mencari harga δPwf :
δPwf = Pwf1 – Pwf2
= 3524,782 – 3512,267
δPwf = 12,515 Psi
21. Mencari harga δt :
δt = t1 – t2
= 93,115 – 120,879
δt = -27,764 Jam
22. Menghitung volume pori dengan persamaan :
0.234 x q x Bo
Vp = -
Ct x Pwf / t
Vp = 13598389 ft3
= 2421797 bbl
4.4.3. HASIL PERHITUNGAN
Hasil yang didapatkan dari analisa Pressure Draw Down, antara lain :
a. EOWB = 10 jam
b. ∆t = 0,8216 jam
c. ∆P = 132 psi
d. Cs = 0,059783089 bbl/d/psi
e. Slope (m) = 38,333 psi/cycle
f. Permeabilitas (k) = 20,8337 mD
g. Faktor Skin (S) = 0,85325
h. P 1 jam = 3605 psi
i. ∆Ps = 28,4558 psi
j. twbs = 13,7947 jam
k. Pwf = 3561,32 psi
l. Flow Efficiency (FE) = 0.88078
m. Index Productivity (PI) = 0,85146 BPD/Psi
n. δPwf = 12,515 psi
o. δt = -27,764 jam
p. Volume pori yang berisi fluida (Vp) = 13598389 ft3
= 2421797 bbl
q. Tpss (Grafik 4.3) = 70,889 Jam
4.5. GRAFIK
Grafik 4.1.
Log dt vs Log dP
Grafik 4.2.
Log dt vs Log Pwf
Grafik 4.3.
dt vs Pwf
4.6. PEMBAHASAN
Pada praktikum minggu ke tiga membahas Pressure Drawdown Testing.
Pressure Drawdown Testing adalah suatu pengujian yang dilaksanakan dengan jalan
membuka sumur dan mempertahankan laju produksi tetap selama pengujian
berlangsung, sebagai syarat awal sebelum pembukaan sumur tersebut , tekanan
hendaknya seragam di seluruh reservoir. Tekanan yang seragam ini dapat diperoleh
dengan jalan menutup sumur sementara waktu dengan tujuan agar dicapai keseragaman
tekanan di reservoirnya. Pada dasarnya pengujian ini dapat dilakukan pada sumur baru,
sumur –sumur lama yang telah ditutup sekian lama hingga dicapai keseragaman
tekanan reservoir, dan sumur-sumur produktif yang apabila dilakukan buildup test,
yang punya sumur akan sangat rugi.
Parameter-parameter yang didapat untuk analisa Pressure Drawdown Testing
ini diantaranya adalah : permeabilitas (k), faktor skin (S), dan volume pori-pori yang
berisi fluida (Vp).
Dari data-data sumur TM#1 diatas untuk percobaan ini kita bisa mengeplot
grafik diantaranya: grafik log ∆t Versus ∆P, grafik log ∆t Versus Pwf dan grafik
kartesien ∆t Versus Pwf. Hasil dari plot log ∆t Vs log ∆P maka kita bisa menentukan
harga ∆t EOWBnya dengan membuat garis 450 sejajar dengan hasil plot. Ditambah
dengan 1 -1,5 Cycle, yang bertujuan untuk menghindari adanya efek Wellbore Storage.
Dan hasil akhirnya untuk ∆tEOWB = 10 jam.
Hasil dari plot log ∆t Vs Pwf kita bisa menentukan harga slope (m) didapat dari
pembacaan harga tekanan pada garis yang terbentuk, harga yang didapat sebesar
38,333 psi/cycle. Selanjutnya kita bisa menentukan harga P1 jam yang diperoleh dengan
menarik keatas pada ∆t = 1 jam sampai menyentuh garis trendline harga yang didapat
dari pembacaan harga tekanan yaitu sebesar 3605 psi dengan ini kita bisa menentukan
besarnya harga permeabilitas (k) dari menentukan slope (m) atau penyimpangan dari
log straight line, sehingga harga yang didapat sebesar 20,8337 mD. Setelah harga slope
(m), P1jam dan harga permeabilitas (K) diketahui maka kita bisa menentukan nilai skin
factor yang untuk menunjukan bahwa pada formasi kita mengalami kerusakan
(damaged) yaitu ditandai dengan harga yang didapat bernilai positif (+) = 0,85325, dan
hambatan aliran atau penurunan tekanan yang terjadi pada formasi produktif akibat
adanya skin effect (∆Ps) yaitu sebesar 28,4558 psi.
Kemudian menentukan harga Cs dengan menggunakan harga ∆t dan ∆P yang
didapat dari grafik log ∆t vs log ∆P,harga konstan wellbore storage (Cs) yang didapat
sebesar 0,059783, dan waktu saat berakhirnya wellbore storage (twbs) sebesar 13,7949
jam. Dengan adanya harga twbs maka untuk tekanan dasar sumur (Pwf) bisa kita
ketahui yaitu sebesar 3561,32 psi. Dari perhitungan didapatkan besarnya produktifitas
formasi (PI) sebesar 0,85146 BPD/psi. dan flow effisiensi (FE) sebesar 0,88078.
Selanjutnya menentukan harga re, karena telah mencapai waktu Pseudo Steady State
maka harga re adalah re sebesar 1470,17 ft. Volume pori yang didapatkan dari analisa
ini adalah 2421797 bbl.
Analisa Pressure Drawdown (PDD) dan Analisa Pressure Build Up (PBU)
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah pengujian dilakukan dengan
jalan memproduksikan sumur dengan laju produksi yang tetap dan menutup sumur;
sama-sama menentukan permeabilitas formasi (k); dan menentukan harga skin factor
(S). sedangkan perbedaannya adalah bahwa analisa PBU merupakan proses “loading”
yaitu pengisian volume lubang sumur oleh fluida formasi sedangkan analisa PDD
merupakan proses “unloading” yaitu pengosongan volume lubang sumur dari fluida
formasi dengan jalan memproduksikan fluida formasi tersebut dengan tekanan dan laju
alir yang tetap.
Keuntungan dari analisa PDD ini yakni, kita tetap dapat memproduksikan
sumur saat melakukan pengujian , berbeda dengan pengujian PBU yang tidak dapat
memproduksi sumur saat pengujian.
Aplikasi lapangan dari analisa PDD ini yakni, dapat mengetahui kapan kita
harus menggganti dari natural flow ke artificial lift, mengetahui apakah terjadi
kerusakan formasi atau tidak pada sumur kita, dan juga mengetahui radius pengurasan
kita serta mengetahui volume pori yang terisi oleh fluida.
4.7. KESIMPULAN
1. Dari hasil analisa PDD test dan perhitungan diperoleh parameter meliputi:
a. EOWB = 10 jam
b. ∆t = 0,8216 jam
c. ∆P = 132 psi
d. Cs = 0,059783089 bbl/d/psi
e. Slope (m) = 38,333
f. Permeabilitas (k) = 20,8337 mD
g. Faktor Skin (S) = 0,85325
h. P 1 jam = 3605 psi
i. ∆Ps = 28,4558 psi
j. twbs = 13,7947 jam
k. Pwf = 3561,32 psi
l. Flow Efficiency (FE) = 0.88078
m. Index Productivity (PI) = 0,85146 BPD/Psi
n. δPwf = 12,515 psi
o. δt = -27,764 jam
p. Volume pori (Vp) = 13598389 ft3
= 2421797 bbl
q. Tpss (Grafik 4.3) = 70,889 Jam
2. Harga skin factor (S) positif (+) disini menunjukkan telah terjadi kerusakan
pada formasi (damaged).