F = K Q1Q2
R2
Dimana:
F= Gaya listrik (N)
K= Tetapan Boltzman (9x109 N.m2.C2)
Q= Muatan listrik (C)
R= Jarak (m)
Atau : K= 1/36∏ 10-9 F/m (Permitivitas ruang hampa)
Sehingga Hukum Coulomb sekarang dapat ditulis sebagai berikut:
Q1Q2
F=
4∏ƐῼR2
Coulomb merupakan suatu muatan yang sangat besar karena muatan yang terkecil
yang diketahui saat ini ialah muatan elektron (negatif) atau proton (positif).
Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan akan timbul gaya di
antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya. Interaksi antara benda-benda
bermuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi melalui gaya tak kontak yang bekerja
melampaui jarak separasi. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah
gaya pada masing-masing muatan terletak selalu sepanjang garis yang menghubungkan
kedua muatan tersebu. Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik
menarik atau saling tolak menolak, tergantung nilai dari masingt-masing muatan. Muatan
sejenis (bertanda sama) akan saling tolak menolak, sedangkan muatan berbeda jenis akan
saling tarik menarik.
Dalam satuan mks (meter kilogram sekon) besarnya adalah 1,6029 x 10-19 C. Agar
persamaan hukum Coulomb dapat ditulis dalam bentuk vektor, maka kita memerlukan
fakta lain yang juga diberikan oleh kolonel Coulomb yaitu :
” Bahwa gaya tersebut beraksi sepanjang garis yang menghubungkan kedua muatan
tersebut dan merupakan gaya tolak, jika muatannya mempunyai tanda yang sama dan
gaya tarik jika tandanya berlawanan”.
Untuk lebih memperjelas perhatikan keterangan berikut ini :
Jika Q1 dan Q2 tandanya sama, arah vektor gaya arah F2 dan Q2 sama dengan arah
vektor R’12.
R12 = r2-r1
Dengan ketentuan :
Vektor r1 = kedudukan Q1
Vektor r2 = kedudukan Q2
Sehingga diperoleh bentuk vektor dari hukum Coulomb adalah sebagai berikut :
F2 = Q1Q2 / 4∏ƐoR12 2 (a12) ; dimana a12 menyatakan vektor satuan dalam arah R12.
Misalkan muatan kedua ini uji Qt, ‘gaya yang bertumpu padanya dapat dinyatakan dalam
hukum Coulomb :
F1 = Q1Qt a1t
4∏ƐῼR2t
Sedangkan gaya yang bertumpu pada satu satuan muatan adalah :
F1 = Qt a1t
Qt 4∏ƐῼR2t
Besaran pada ruas kanan rumus di atas hanya merupakan fungsi dari Q1 dan segmen
garis yang arahnya dari Q1 ke kedudukan muatan uji Qt. Hal tersebut yang menggambarkan
sebuah medan vektor yang disebut intensitas Medan Listrik.
Intensitas medan listrik harus diukur dalam satua Newton Per Coulomb (gaya
persatuan muatan).
Sehingga diperoleh rumusannya sebagai berikut :
Maka : E = Qt a1t intensitas medan listrik yang ditimbulkan oleh Muatan titik
4∏ƐῼR2t
Tunggal Q1 dalam vakum
Contoh soal :
1) Tinjaulah muatan sebesar 3 x 10-4 C pada titik P ( 1, 2, 3) dan muatan sebesar 10-4 C
pada titik Q (2, 0, 5) dalam vakum. Tentukan besarnya gaya pada Q2!
Penyelesaian :
R12 = r2 . r1 = (2 . 1)ax + (0-2)ay + (5-3)az
= ax – 2ay + 2az
a12 = ax – 2ay + 2az
3
Q1Q2 a12
F2 =
4∏ƐoR212
= 3 x 10-4(-1 x 10-4) (ax – 2ay + 2az)
4∏(1/36∏)10-9 x 9 3
Sehingga F2 = -30 (ax – 2ay + 2az) N = 30
3
Atau F2 = -10ax + 20ay + 2az, jika gaya pada Q2 dipandang sebagai gaya dengan 3
komponen.
2) Carilah intensitas medan listrik pada P (-4, 6, -5) dalam ruang bebas yang ditimnulkan
oleh muatan 0,1 C pada : (a) titik asal ; (b) (2, -1, -3)
Penyelesaian :
R12 = r2 . r1 = (-4 - 0)ax + (6 - 0)ay + (-5 - 0)az
= -4ax + 6ay - 5az
a12 = -4ax + 6ay – 5az
√77
E = Q1 a12
4∏ƐoR 122
Q
(a) E = K
4∏ƐoR212
= 9 x 109 . 0,1 -4ax + 6ay – 5az
√77 √77
= 9 x 108 (-4ax + 6ay -5az)
675,29
= -5,32ax + 7,98ay – 6,63az
(b) E = K Q a23 = (2 + 4)ax – (1+6)ay – (3 + 5)az
2
R 12 √89
E = 9 x 109 . 0,1 -6ax + 7ay - 2az)
√89 √89
= 9 x 10 (-6ax + 7ay – 2az)
8
839,62
= -6,42ax + 7ay – 2,14az