Anda di halaman 1dari 4

I.

HUKUM COULOMB DAN INTENSITAS MEDAN LISTRIK

II.1 HUKUM EKSPERIMENTAL COULOMB


Seorang fisikawan Prancis, Charles Augustin de Coulomb (1736-1806) melakukan
eksperimen fisika pada tahun 1784. Hasil temuan Charles Coulomb sekaran ini dikenal
dengan nama dengan nama hukum Coulomb.
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan neraca puntir. Alat ini mirip seperti yang
digunakan Cevendish ketika mengkaji gaya gravitasi. Kalau Cevendish ketika mengkaji gaya
gravitasi. Kalau Cevendish menggunakan bola bermassa, sedangkan Charless Coulomb
menggunakan bola konduktor bermuatan listrik. Ukuran bola konduktor yang digunakan
bermuatan snagat kecil sehingga bisa dianggap sebagai muatan titik. Bola konduktor yang
digunakan bermuatan listrik dan untuk memvariasikan besarnya muatan Charles Coulomb
melakukannya dengan cara induksi.
Cara memvariasikan besarnya muatan listrik pada bola konduktor dilakukan misalnya
dengan cara seperti ini, mula-mula terdapat sebuah bola konduktor yang bermuatan listrik.
Agar muatan pada bola konduktor tersebut disentuhkan dengan bola konduktor lainnya
dengan dimensi yang sama. Sehingga ketika disentuhkan muatan akan akan terbagi merata
pada kedua bola tersebut, maka muatan di bola pertama akan berkurang setengahnya.
Awalnya Charles Coulomb meneliti pengaruh besarnya muatan listrik yang dimiliki oleh
bola konduktor yang bermuatan listrik terhadap besarnya gaya tarik atau gaya tolak antara
dua bola konduktor bermuatan listrik. Charle Coulomb menemukan bahwa besarnya gaya
tarik atau gaya tolak antara dua bola konduktor bermuatan, sebanding dengan muatan pada
masing-masing bola konduktor tersebut. Dalam hal ini, jika muatan pada sebuah bola
konduktor ditambahkan menjadi dua kali lipat maka besarnya gaya tarik atau gaya tolak juga
bertambah menjadi 2 kali lipat. Jika muatan pada kedua bola konduktor ditambahkan menjadi
dua kali lipat maka besarnya gaya tarik atau gaya tolak bertambah menjadi empat kali lipat.
Dari hasil eksperimen tersebut Coulomb menyimpulkan bahwa besarnya gaya tarik atau
gaya tolak antara dua bola konduktor bermuatan (dua muatan titik) sebanding dengan hasil
kali antara besarnya muatan pada bola konduktor kedua. Secara matematis ditulis seperti ini :
F x q1q2
Maka lahirlah Hukum Coulomb

Prinsip Hukum Coulomb :


“ Gaya antara dua benda yang sangat kecil dalam ruang hampa, yang terpisah pada
jarak yang besar dibandingkan dengan ukurannnya, berbanding lurus dengan muatan
masing-masing benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya”.
Gaya tarik menarik dan tolak menolak suatu muatan listrik besarnya :
1. Sebanding dengan masing-masing besarnya muatan
2. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan

Rumus Gaya Coulomb :

F = K Q1Q2
R2
Dimana:
F= Gaya listrik (N)
K= Tetapan Boltzman (9x109 N.m2.C2)
Q= Muatan listrik (C)
R= Jarak (m)
Atau : K= 1/36∏ 10-9 F/m (Permitivitas ruang hampa)
Sehingga Hukum Coulomb sekarang dapat ditulis sebagai berikut:
Q1Q2
F=
4∏ƐῼR2

Coulomb merupakan suatu muatan yang sangat besar karena muatan yang terkecil
yang diketahui saat ini ialah muatan elektron (negatif) atau proton (positif).
Hukum ini menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan akan timbul gaya di
antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya. Interaksi antara benda-benda
bermuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi melalui gaya tak kontak yang bekerja
melampaui jarak separasi. Adapun hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa arah
gaya pada masing-masing muatan terletak selalu sepanjang garis yang menghubungkan
kedua muatan tersebu. Gaya yang timbul dapat membuat kedua titik muatan saling tarik
menarik atau saling tolak menolak, tergantung nilai dari masingt-masing muatan. Muatan
sejenis (bertanda sama) akan saling tolak menolak, sedangkan muatan berbeda jenis akan
saling tarik menarik.

Dalam satuan mks (meter kilogram sekon) besarnya adalah 1,6029 x 10-19 C. Agar
persamaan hukum Coulomb dapat ditulis dalam bentuk vektor, maka kita memerlukan
fakta lain yang juga diberikan oleh kolonel Coulomb yaitu :
” Bahwa gaya tersebut beraksi sepanjang garis yang menghubungkan kedua muatan
tersebut dan merupakan gaya tolak, jika muatannya mempunyai tanda yang sama dan
gaya tarik jika tandanya berlawanan”.
Untuk lebih memperjelas perhatikan keterangan berikut ini :
Jika Q1 dan Q2 tandanya sama, arah vektor gaya arah F2 dan Q2 sama dengan arah
vektor R’12.
R12 = r2-r1
Dengan ketentuan :
Vektor r1 = kedudukan Q1
Vektor r2 = kedudukan Q2
Sehingga diperoleh bentuk vektor dari hukum Coulomb adalah sebagai berikut :
F2 = Q1Q2 / 4∏ƐoR12 2 (a12) ; dimana a12 menyatakan vektor satuan dalam arah R12.

II.2 Intesitas Medan Listrik


Jika sekarang kita meninjau suatu muatan dalam kedudukan tetap, misalnya Q1 dan
menggerakkan muatan kedua lambat mengelilinginya, kita mendapatkan bahwa dimanapun
muatan kedua ini ditempatkan, selalu ada gaya yang bertumpu atau beraksi pada muatan
tersebut. Dengan kata lain, muatan kedua ini menunjukka adanya Medan Gaya.

Misalkan muatan kedua ini uji Qt, ‘gaya yang bertumpu padanya dapat dinyatakan dalam
hukum Coulomb :

F1 = Q1Qt a1t
4∏ƐῼR2t
Sedangkan gaya yang bertumpu pada satu satuan muatan adalah :

F1 = Qt a1t
Qt 4∏ƐῼR2t

Besaran pada ruas kanan rumus di atas hanya merupakan fungsi dari Q1 dan segmen
garis yang arahnya dari Q1 ke kedudukan muatan uji Qt. Hal tersebut yang menggambarkan
sebuah medan vektor yang disebut intensitas Medan Listrik.
Intensitas medan listrik harus diukur dalam satua Newton Per Coulomb (gaya
persatuan muatan).
Sehingga diperoleh rumusannya sebagai berikut :

E = Ft / Qt Q1Qt a1t (untuk mendefenisikan IML)


4∏ƐῼR t 2

Maka : E = Qt a1t intensitas medan listrik yang ditimbulkan oleh Muatan titik
4∏ƐῼR2t
Tunggal Q1 dalam vakum
Contoh soal :
1) Tinjaulah muatan sebesar 3 x 10-4 C pada titik P ( 1, 2, 3) dan muatan sebesar 10-4 C
pada titik Q (2, 0, 5) dalam vakum. Tentukan besarnya gaya pada Q2!
Penyelesaian :
R12 = r2 . r1 = (2 . 1)ax + (0-2)ay + (5-3)az
= ax – 2ay + 2az
a12 = ax – 2ay + 2az
3
Q1Q2 a12
F2 =
4∏ƐoR212
= 3 x 10-4(-1 x 10-4) (ax – 2ay + 2az)
4∏(1/36∏)10-9 x 9 3
Sehingga F2 = -30 (ax – 2ay + 2az) N = 30
3
Atau F2 = -10ax + 20ay + 2az, jika gaya pada Q2 dipandang sebagai gaya dengan 3
komponen.
2) Carilah intensitas medan listrik pada P (-4, 6, -5) dalam ruang bebas yang ditimnulkan
oleh muatan 0,1 C pada : (a) titik asal ; (b) (2, -1, -3)
Penyelesaian :
R12 = r2 . r1 = (-4 - 0)ax + (6 - 0)ay + (-5 - 0)az
= -4ax + 6ay - 5az
a12 = -4ax + 6ay – 5az
√77
E = Q1 a12
4∏ƐoR 122

Q
(a) E = K
4∏ƐoR212
= 9 x 109 . 0,1 -4ax + 6ay – 5az
√77 √77
= 9 x 108 (-4ax + 6ay -5az)
675,29
= -5,32ax + 7,98ay – 6,63az
(b) E = K Q a23 = (2 + 4)ax – (1+6)ay – (3 + 5)az
2
R 12 √89
E = 9 x 109 . 0,1 -6ax + 7ay - 2az)
√89 √89
= 9 x 10 (-6ax + 7ay – 2az)
8

839,62
= -6,42ax + 7ay – 2,14az

Anda mungkin juga menyukai