Anda di halaman 1dari 3

3.

1 Pengertian Jalan Tol


Jalan Tol merupakan sebagai bagian sistem jaringan jalan umum lintas
alternatif yang pengunanya diwajibkan membayar tol. Namun dalam keadaan
tertentu jalan tol tidak merupakan lintas alternatif (Sumber: UU-RI Tentang Jalan
No.38 Tahun 2004 Pasal 43).
Dalam pasal 43 (UU No.38/2004), jalan tol diselenggarakan untuk :
1. Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang.
2. Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa
guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi.
3. Meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan.
4. Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan disebut bangunan pelengkap
jalan, sedangkan perlengkapan jalan adalah sarana untuk mengatur kelancaran,
keamanan dan ketertiban lalu lintas seperti rambu-rambu lalu lintas dan lainnya.
Penempatan semua fasilitas dan perangkat pengatur lalu lintas ini harus tepat dan
pada tempat yang semestinya, sehingga dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan. Komponen jalan tol yang berguna untuk lalu lintas yaitu bahu jalan,
gerbang tol, rambu lalu lintas, guardrail, rest area, jalur 1-2-3, dan median
(Sukirman, 1999).
1. Jalan penghubung adalah jalan yang berfungsi untuk menghubungkan antara
jalan tol dengan jalan biasa.
2. Gerbang tol adalah tempat pelayanan transaksi tol agar bisa melanjutkan
perjalanan.
3. Rambu lalu lintas berfungsi untuk memberikan peringatan, larangan, perintah
dan petunjuk bagi pengguna jalan.
4. Guardrail adalah pagar pengaman yang menjadi pembatas antara jalan tol yang
berlawanan arah.
5. Rest Area atau tempat peristirahatan merupakan sebuah tempat yang
dimanfaatkan untuk melepas penat setelah sekian lama melakukan perjalanan
menuju suatu tempat.
6. Bahu Jalan merupakan tempat berhentinya kendaraan dalam keadaan yang
darurat saat terjadi kerusakan pada kendaraan.
7. Median adalah jarak pemisah antar jalan tol yang berlawanan arah.
8. Jalur 1-2-3 merupakan masing-masing jalur yang diperuntukkan untuk
kendaraan yang berbeda-beda. Jalur 1 untuk kendaraan truk dan bus, jalur 2
untuk kendaraan dengan laju yang lebih cepat, sementara itu jalur 3 dipakai
khusus untuk mendahului kendaraan yang ada di depannya.

3.2 Manajemen Jalan Tol


3.2.1 Pengusahaan Jalan Tol
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.15 tahun 2005,
pengusahaan jalan tol dilakukan oleh pemerintah dan badan usaha yang memenuhi
persyaratan. Pengusahan jalan tol meliputi pendanaan, perencanaan teknis,
pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan.
1. Pengusahaan jalan tol oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
terutama diperuntukan untuk jalan tol yang layak secara ekonomi, tetapi belum
layak secara finansial. Pengusahaan jalan tol oleh Pemerintah meliputi kegiatan
pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi jalan tol, yang
selanjutnya pengoperasian dan pemeliharaannya dilakukan oleh Badan Usaha.
2. Pengusahaan jalan tol oleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 meliputi:
a. seluruh lingkup pengusahaan jalan tol yang layak secara ekonomi dan
finansial meliputi kegiatan pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan.
b. pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol yang dibangun oleh Pemerintah;
dan
c. meneruskan bagian jalan tol yang dibangun Pemerintah, dan pengoperasian
dan pemeliharaan keseluruhan jalan tol
pengusahaan jalan tol sebagaimana yang di maksud memperhitungkan
pengembalian investasi pemerintah. Pengusahaan jalan tol meliputi kegiatan
pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi serta pengoperasian dan
pemeliharaannya dilakukan oleh Badan Usaha yang pemeliharaannya dilakukan
melalui pelelangan.
3.2.2 Pendanaan
Pendanaan pengusahaan jalan tol dapat berasal dari Pemerintah atau Badan
Usaha.
1. Pendanaan yang berasal dari Pemerintah diperuntukkan bagi ruas jalan tol yang
layak secara ekonomi, tetapi belum layak secara finansial.
2. Pendanaan yang berasal dari Badan Usaha diperuntukkan bagi ruas jalan tol
yang layak secara ekonomi dan finansial.
Pendanaan yang berasal dari Pemerintah atau Badan Usaha sebagaimana
dimaksud diperuntukan bagi jalan tol yang layak secara ekonomi tetapi belum layak
secara finansial (Peraturan Pemerintah no. 15, 2005).

3.2.3 Tarif Tol


Pemberlakuan tarif tol ditetapkan bersamaan dengan penetapan pengoperasian
jalan tol dilakukan oleh Menteri. Tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar
pengguna jalan tol, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan
investasi. Besar keuntungan biaya operasi kendaraan berdasarkan pada selisih biaya
operasi kendaraan dan nilai waktu pada jalan tol dengan jalan lintas alternative jalan
umum yang ada. Kelayakan investasi dihitung berdasarkan pada taksiran transparan
dan akurat dari semua biaya selama jangka waktu perjanjian pengusahaan, yang
memungkinkan Badan Usaha memperoleh keuntungan yang memadai atas
investasinya (Peraturan Pemerintah no.15, 2005)

Anda mungkin juga menyukai