Lap Hasil Kegiatan
Lap Hasil Kegiatan
Agustus, 2019
SUSUNAN PELAKSANA
A. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat
kesehatan perempuan. Tingkat kematian ibu merupakan masalah kesehatan yang menarik
perhatian WHO. Fakta menunjukkan lebih dari 350.000 di seluruh dunia meninggal setiap
tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. AKI di Indonesia juga masih tergolong
tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara, yaitu menempati urutan ke
delapan dari 18 negara, sebesar 240 per 100.000 KH, disusul India (230 per 100.000 KH),
Bhutan (200 per 100.000 KH), dan Filipina sebesar 94 per 100.000 KH.
Target global MDGs (Millenieum Development Goals) ke-5 adalah menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Mengacu
dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5 untuk menurunkan AKI
adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk mencapainya
.Di Indonesia, sekitar 28 persen kematian ibu disebabkan karena perdarahan, 13 persen
eklampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, 9 persen partus lama,
11 persen komplikasi aborsi dan 10 persen akibat infeksi.
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamtkan jiwa/ nyawa. Kasus kegawatdaruratan obstetri ialah kasus yang apabila tidak
segera ditangani akan berakibat kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu dan janinya. Kasus
ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi baru lahir.
Perdarahan terutama perdarahan pasca salin masih menjadi penyebab tersering kematian
ibu di Indonesia. Ibu yang mengalami perdarahan pasca salin akan meninggal dalam waktu 2
jam bila tidak ditangani dengan adekuat
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal sekurang-
kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6
jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab
kematian tertinggi kedua di Indonesia.
Mengenal kasus kegawatdaruratan maternal secara dini sangat penting agar pertolongan
yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
maternal yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas, mengenal kasus tersebut tidak
selalu mudah dilakukan, bergantung pada pengetahuan, kemampuan daya pikir dan daya
analisis, serta pengalaman tenaga penolong. Kesalahan ataupun kelambatan dalam
menentukan kasus dapat berakibat fatal. Dalam prinsip, pada saat menerima setiap kasus yang
dihadapi harus dianggap gawatdarurat atau setidak-tidaknya dianggap berpotensi gawatdarurat,
sampai ternyata setelah pemeriksaan selesai kasus itu ternyata bukan kasus gawatdarurat.
B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dalam kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan petugas medis di Puskemas
mengenai tanda, gejala, dan tindakan yang dapat dilakukan apabila terjadi kegawatdaruratan
maternal di tempat bekerja
C. MANFAAT KEGIATAN
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
1. Petugas medis dapat mengetahui lebih dini gejala dan tanda kegawatdaruratan maternal
2. Petugas medis diharapkan dapat melakukan tindakan darurat apabila terjadi
kegawatdaruratan maternal
3. Paetugas medis diharapkan dapat mengetahui kapan dan bagaimana merujuk pasien yang
mengalami kegawatdaruratan maternal
D. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah seluruh petugas kesehatan (bidan,perawat) yang
bekerja di Puskesma Alalak Selatan dan sekitarnya
E. METODE
Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah pemberian materi dalam bentuk presentasi
F. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada :
Hari / tanggal : Selasa, 27 Agustus 2019
Waktu : 11.00 WIB s/d selesai
Tempat : Di Puskesmas Alalak Selatan
G. JUMLAH PESERTA
Jumlah peserta adalah sebanyak 40 petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan
H. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan kegiatan review pelayanan kegawatdaruratan maternal Puskesmas
Alalak Selatan Banjarmasin, pada tanggal 27 Agustus 2019
Kami berharap semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan di Puskesmas
Alalak Selatan yang merupakan tempat rujukan pertama untuk para ibu hamil yang akan
melakukan persalinan. Sehingga para petugas medis di Puskesmas Alalak selatan dapat
melakuan tindakan dengan tepat serta merujuk pasien dengan cara yang benar, sehingga
angka kematian dan kesakitan pasien dapat berkurang. Akhir kata, atas perhatian dan kerja
sama semua pihak, kami ucapkan banyak terimakasih.
I. DOKUMENTASI
MATERI
KEGAWATDARURATAN MATERNAL
A. PENGERTIAAN
Kegawatdaruratan maternal yang tidak mendapatkan pertolongan yang cepat dan
tepat akan berakibat cacat bahkan meninggal dunia. Kegawatdaruratan maternal yang
dibahas adalah mengenai manajemen perdarahan perdarahan pasca salin dan hipertensi
pada kehamilan.
Perdarahan terutama perdarahan pasca salin masih terjadi penyebab tersering
kematian ibu di Indonesia. Seorang ibu dapat meninggal dalam waktu 2 jam apabila tidak
ditangani secara adekuat. Hal ini diakibatkan oleh keterlambatan mengenali syok dan
kegagalan untuk melakukan tindakan resusitasi yang optimal. Perdarahan tidak dapat secara
akurat dinilai melalui visual, tenaga kesehatan cenderung salah dalam memperkirakan jumlah
perdarahan. Oleh karena itu, dilakukan deteksi dini pada tanda – tanda perdarahan yang dapat
mencegah terjadinya turunnya kondisi ibu menjadi kritis .
Hipertensi dalam kehamilan adalah kenaikan tekanan darah melebihi batas normal
sekurang – kurang nya 140mmHg untuk sistolik atau 90 mmHg untuk diastolic pada dua kali
pemeriksaan yang berjarak 4 – 6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi. Gangguan
Hipertensi dalam kehamilan terbagi menjadi Hipertensi kronik, preeklampsia, eclampsia,
hipertensi kronik superimposed preeklampsia, dan hipertensi gestational.
Hipertensi kronik adalah bila ditemukan tanda hipertensi dalam usia kehamilan kurang
dari 20 minggu. Dikatakan superimposed preeklampsia apabila ditemukan tanda hipertensi
kronik yang disertai dengan tanda preeklampsia atau proteinuria. Hipertensi gestational adalah
tanda hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, apabila disertai dengan
proteinuria dinamakan dengan preeklampsia. Preeklampsia yang disertai dengan kejang tonik
klonik hingga koma dinamakan dengan eklampsia
E. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal sekurang-kurangnya
140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada
wanita yang sebelumnya normotensi
Gangguan Hipertensi pada kehamilan meliputi
1. Hipertensi kronik : hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
2. Pre eclampsia: hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
3. Eklampsia : preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma.
4. Hipertensi kronik dengan superposed pre eclampsia: hipertensi kronik di sertai tanda-tanda
pre eklamsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) : hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin Adapun
klasifikasi hipertensi menurut JNC 7
F. Etiologi Hipertensi
Penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi 2, yaitu
Penyebab yang dapat dimodifikasi seperti stress, obesitas, nutrisi
Penyebab yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetic, umur, jenis kelamin, dan etnis
G. Tanda dan Gejala
1. Hipertensi Kronik
Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada
usia kehamilan <20 minggu
Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
2. Pre eklamsia Ringan
Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >300 mg/24 jam
3.Pre eklampsia Berat
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >5 g/24 jam
Atau disertai keterlibatan organ lain:
i. Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
ii. Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
iii. Sakit kepala , skotoma penglihatan
iv. Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
v. Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
vi. Oliguria (<500ml/24jam), kreatinin >1,2 mg/dl
4. Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia
kehamilan > 20 minggu
5. Eklampsia
Kejang umum dan/atau koma
Tanda dan gejala pre eklampsia
Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid,
dan meningitis)
H. TATALAKSANA
1. Obat antihipertensi
Indikasi pemberian antihipertensi adalah :
2. Pemberian MgSO4
Pemberian MgSO4 terhadap pasien preeklamsi dan eklamsi dengan dosis awal 4 gr
dilanjutkan 6 gram habis selama 6 jam
Syarat pemberian Mg SO4: Pemberian harus diawasi dengan ketat dengan pemeriksaan
: reflek patela, frekuensi pernafasan, produksi urine, dan harus tersedia antidotum calcium
gluconat 10 ml dalam larutan 10% digunakan jika ada depresi pernafasan dan henti
jantung