Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI

PUSKESMAS BOJONGGEDE KABUPATEN BOGOR

Erni. S. Gulo 1) dan Muhlis 2)


1)
Alumni Program Studi Manajemen, STIE Dewantara
Jl. Raya Pemda Bojong Depok Baru III, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913, Indonesia
2)
Dosen Program Studi Manajemen, STIE Dewantara
Jl. Raya Pemda Bojong Depok Baru III, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913,Indonesia
Email: mmuhlis2013@gmail.com

ABSTRACT
Increasing the quality of services health in the manner of improve the quality of services towards
patients so that the patient been satisfied be indicators the successful holding of its treatment in
public health centers. Research aims to understand the influence of the quality of service for
satisfaction patients at puskesmas Bojonggede Bogor.A population that used is puskesmas
patients bojonggede and sample taken using formulas slovin with the levels of trust 90 % .Analysis
data using linear regression multiple. The results of the study inform the quality of services
covering physical evidenc, the best thing, responsiveness, collateral and empathy impact on
satisfaction whether partial and simultaneous.Variable responsiveness is the variable that has an
effect the biggest contributor to satisfaction clinic’s patients Bojonggede .

Keywords: the quality of services, satisfaction, Clinics

ABSTRAK
Peningkatan kualitas jasa kesehatan dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
pasien sehingga pasien terpuaskan merupakan indikator keberhasilan penyelenggaraan pelayanan
di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien di Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor. Populasi yang digunakan adalah
pasien Puskesmas Bogonggeea dan sampel diambil menggunakan rumus Slovin dengan tingkat
kepercayaan 90%. Analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian
menginformasikan kualitas pelayanan yang meliputi bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,
jaminan dan empati berpengaruh terhadap kepuasan baik secara parsial dan simultan. Variabel
daya tanggap merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kepuasan pasien
puskesmas Bogonggede.

Kata kunci: kualitas pelayanan, kepuasan, puskesmas

PENDAHULUAN secara faktual pelayanan puskesmas dan


organisasi pelayanan kesehatan telah
Kondisi persaingan industri jasa
mengalami transformasi (perubahan) serta
kesehatan saat ini sangat ketat.Hal ini
berkembang menjadi suatu industri berbasis
disebabkan semakin banyaknya jumlah
pada prinsip-prinsip ekonomi dan
klinik, puskesmas dan rumah sakit yang ada,
manajeman layaknya usaha komersil.
serta semakin banyaknya masyarakat
Namun, yang paling terpenting dalam jasa
menggunakan fasilitas puskesmas untuk
kesehatan (Puskesmas) adalah kualitas
memperoleh layanan
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
kesehatan.Puskesmasyang awalnya lebih
Peningkatan kualitas jasa kesehatan,
banyak merupakan suatu unit pelayanan
kualitas pelayanan dan kepuasan pasien
publik yang bersifat sosial kemanusiaan,
menjadi indikator keberhasilan

93
penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Puskesmas Bojonggede merupakan
Karena kualitas pelayanan sangat penting salah satu pusat kesehatan masyarakat yang
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan melayani masyarakat di wilayah kelurahan
keinginan pelanggan serta ketetapan dan desa yang berada di wilayah Bojonggede.
penyampaiannya untuk mengimbangi Dalam menjalankan pelayanan kesehatan,
harapan pelanggan (Simamora, 2003:180) Puskesmas Bojonggede berusaha
dan dengan kualitas pelayanan yang baik menempatkan kualitas pelayanan sebagai
pasien akan merasa puas (pelayanan sesuai suatu hal yang penting dan utama. Dalam
dengan yang diharapkan). Namun pada peningkatan kualitas pelayanan pihak
dasarnya kualitas pelayanan yang baik tidak puskesmas Bojojnggede belum melibatkan
cukup hanya dicapai, tetapi juga dipelihara masyarakat sehingga masih terdapat
dan dipertahankan mengingat adanya kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu
pergeseran kebutuhan, harapan, dan perlu dilakukan pengukuran yang melibatkan
keinginan pelanggan dan berbagai pihak konsumen agar upaya peningkatan pelayanan
yang berkepentingan.Untuk itu, puskesmas yang akan dilakukan dapat memenuhi
sebagai jasa kesehatan diharapkan dapat harapan konsumen. Agar pelayanan dapat
memberikan pelayanan yang lebih diberikan dengan maksimal, maka
berkualitas dan konsisten. Kuncinya adalah penambahan fasilitas pemeriksaan dan alat
memenuhi atau melebihi harapan kualitas medis juga harus dilakukan, sehingga pasien
pelayanan pasien. tidak perlu dirujuk keluar daerah dengan
Dalam jasa kesehatan, kepuasan pasien alasan ketidaksiapan alat dan sumber daya
merupakan nilai subyektif terhadap kualitas manusia. Penilaian tentang kualitas
pelayanan yang diterima oleh pasien. pelayanan dapat berbeda–beda bagi setiap
Meskipun nilai subyektif ini sangat orang. Penilaian itu misalnya ada orang yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, menganggap suatu pelayanan tertentu cukup
pendidikan, keadaan emosional dan puas tetapi ada pula orang yang menilai
lingkungan pasien. Kepuasan pasien akan dengan pelayanan yang sama menganggap
tetap didasari oleh kenyataan yang obyektif tidak puas. Selain itu masih sering terjadi
yang dialami pasien pada saat menerima subyektifitas dari penilai. Hal yang membuat
palayanan dipuskesmas. pengukuran terhadap kualitas pelayanan sulit
Kepuasan itu sendiri menurut Kotler untuk diukur dikarenakan tidak ada ukuran
(2004: 42) adalah perasaan senang atau yang pas yang dapat menyamakan persepsi
kecewa seseorang yang muncul setelah orang terhadap kualitas pelayanan sehingga
membandingkan antara persepsi/kesannya pengukuran terhadap derajat kepuasan
terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan pelayanan terkadang kurang akurat, ambigu,
harapan-harapan. Pasien yang puas tidak presisi dan cenderung subyektif.
merupakan asset yang sangat berharga karena Berdasarkan paparan yang dikemukakan
apabila pasien puas mereka akan terus diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
melakukan pemakaian terhadap jasa mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh
pilihanya, tetapi jika pasien tidak puas maka kualitas pelayanan secara parsial terhadap
pasien tidak akan menggunakan jasa tersebut kepuasan pasien di Puskesmas Bojonggede.
dan akan memberitahukannya kepada 2) Untuk mengetahui pengaruh kualitas
konsumen lain. Oleh sebab itu, untuk pelayanan secara simultan terhadap kepuasan
menciptakan kepuasan pasien,puskesmas pasien di Puskesmas Bojonggede, dan 3)
harus menciptakan dan mengelola suatu Untuk mengetahui besarnya pengaruh
sistem untuk memperoleh pasien yang lebih kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien
banyak dan mampu untuk mempertahankan di Puskesmas Bojonggede.
pasiennya.

94
TINJAUAN PUSTAKA interaction between the customer and service
employess and or physical resources or good
Menurut Ratminto dan Winarsi (2005),
and or systems of the service provider, which
Pelayanan adalah produk-produk yang tidak
are providen as solutions to customer
kasat mata (tidak dapat diraba) yang
problems.
melibatkan usaha-usaha manusia dan
Dalam mengukur kualitas jasa
menggunakan peralatan. Ini adalah definisi
pelayanan digunakan dimensi kualitas jasa
yang simpel sedangkan definisi yang lebih
yang dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan
rinci diberikan oleh Gronroos dalam
Parasuraman (2003). Kelima karakteristik
Ratminto dan Winarsi (2005) pelayanan
kualitas pelayanan tersebut adalah :
adalah suatu aktivitas atau serangkaian
1. bukti langsung meliputi fasilitas fisik,
aktivitas yang tidak kasat mata (tidak dapat
perlengkapan, pegawai dan sarana
diraba) yang terjadi akibat adanya interaksi
komunikasi
antara konsumen dan karyawan atau hal-hal
2. keandalan yaitu kemampuan
lain yang disebabkan oleh perusahaan
memberikan pelayanan yang dijanjikan
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
dengan segera, akurat dan memuaskan.
memecahkan permasalahan konsumen/
3. daya tanggap yaitu keinginan para staf
pelanggan. Berdasarkan dua definisi diatas
untuk membentuk para pelanggan dan
dapat diketahui bahwa ciri pokok pelayanan
memberikan pelayanan dengan tanggap
adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba)
4. jaminan yang mencakup pengetahuan,
dan melibatkan upaya manusia atau peralatan
kemampuan, kesopanan dansifat dapat
lain yang disediakan oleh perusahaan
dipercaya yang dimiliki para staf bebas
penyelenggara pelayanan.
dari bahaya, resiko atau keragu- raguan.
Berdasarkan keputusan menteri
5. empati meliputi kemudahan dalam
pendayagunaan aparatur negara Nomor 81
melakukan hubungan, komunikasi yang
tahun 1993 yang kemudian disempurnakan
baik, perhatian pribadi dan memahami
dengan keputusan menteri pendayagunaan
kebutuhan pelanggan.
aparatur negara Nomor 63 tahun 2003
mendefinisikan pelayanan sebagai segala Sumarwan (2003) berpendapat bahwa
bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh kepuasan pelanggan merupakan suatu the
instansi pemerintah pusat, di daerah, dan expectancy disconfirmation model. Dalam
dilingkungan badan usaha milik negara teori ini dijelaskan bagaimana kepuasan dan
dalam bentuk barang dan atau jasa, baik ketidakpuasan konsumen merupakan dampak
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan dari perbandingan antara harapan konsumen
masyarakat maupun dalam rangka sebelum pembelian dengan sesungguhnya
pelaksanaan ketentuan peraturan diperoleh konsumen dari produk atau jasa
perundangan-undangan. yang dibeli tersebut. Ketika konsumen
Definisi pelayanan menurut Kotler membeli suatu produk, mendapatkan harapan
(2005) adalah: “Berbagai tindakan atau tentang bagaimana produk tersebut berfungsi
kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada sesuai dengan yang diinginkan (performance
yang lain yang pada dasarnya tidak expectation). Harapan tersebut adalah standar
dapatdilihat dan tidak menghasilkan kualitas yang akan dibandingkan dengan
hakmilik terhadap sesuatu. Produksinya fungsi atau kualitas produk yang
dapat berkenaan dengan sebuah produk fisik sesungguhnya dirasakan konsumen (actual
atau tidak.” Menurut Kotler (2005) performance). Fungsi produk yang dirasakan
mendefinisikan Service is An activity or oleh konsumen sebenarnya adalah persepsi
series of activity of a more or less intangible konsumen terhadap kualitas produk atau jasa,
nature that normally, take place in

95
dan kosumen akan menilai berbagai atribut
yang melekat pada produk atau jasa tersebut. Data dianalisis menggunakan uji
validitas, uji realibilitas, uji asumsi klasik, uji
Kerangka Pemikiran t, uji f, uji determinasi dan regresi linier
berganda.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bukti Fsik Uji Validitas
(X1)
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Kehandalan Indikator r hitung r table Ket
(X2) Bukti Fisik (X1)
Kepuasan
Pasien
Indikator1 .601** 0.1654 Valid
Daya Tanggap Indikator2 .715** 0.1654 Valid
Puskesmas
(X3)
Bojonggede Indikator3 .699** 0.1654 Valid
(Y) Indikator4 .592** 0.1654 Valid
Jaminan
Indikator5 .576** 0.1654 Valid
(X4)
Kehandalan (X2)
Indikator 6 .574** 0.1654 Valid
Empati (X5) Indikator 7 .714** 0.1654 Valid
Indikator 8 .719** 0.1654 Valid
Indikator 9 .650** 0.1654 Valid
Indikator 10 .663** 0.1654 Valid
Hipotesa Daya Tanggap (X3)
H0: Tidak terdapat pengaruh kualitas Indikator 11 .868** 0.1654 Valid
pelayanan terhadap kepuasan pasien Indikator 12 .926** 0.1654 Valid
di Puskesmas Bojonggede Indikator 13 .868** 0.1654 Valid
Kabupaten Bogor. Indikator 14 .926** 0.1654 Valid
Ha: Terdapat pengaruh bukti fisik Indikator 15 .899** 0.1654 Valid
terhadap kepuasan pasien di Jaminan (X4)
Puskesmas Bojonggede Kabupaten Indikator 16 .756** 0.1654 Valid
Bogor. Indikator 17 .843** 0.1654 Valid
Indikator 18 .756** 0.1654 Valid
Indikator 19 .843** 0.1654 Valid
METODOLOGI PENELITIAN
Indikator 20 .654** 0.1654 Valid
Dalam penelitian ini populasi adalah Empati (X5)
pasein Puskesmas Bojonggede yang Indikator 21 .961** 0.1654 Valid
berjumlah 359.472 pasein. Teknik Indikator 22 .968** 0.1654 Valid
pengambilan sampel di lakukan dengan Indikator 23 .961** 0.1654 Valid
metode Convenience Sampling di mana data Indikator 24 .968** 0.1654 Valid
yang diambil berdasarkan kemudahan saja Indikator 25 .793** 0.1654 Valid
(Joko Sulistyo. 2012). Jumlah sampel di Kepuasan (Y)
tentukan dengan menggunakan rumus Indikator1 .834** 0.1654 Valid
Slovin, diperoleh sebanyak: Indikator2 .849** 0.1654 Valid
359472
n = 1+359.472 ( 10 % )2 Indikator3 .834** 0.1654 Valid
359.472 Indikator4 .849** 0.1654 Valid
= Indikator5 .775** 0.1654 Valid
3595,72
= 100

96
Tabel di atas menunjukkan bahwa Metode Normal P-Plot diketahui bahwa
semua indikator yang digunakan untuk grafik normalitas menunjukkan data
mengukur variabel-variabel yang digunakan menyebar disekitar garis diagonal dan
dalam penelitian ini mempunyai koefisien mengikuti arah garis diagonal, sehingga
korelasi yang lebih besar dari r-tabel,untuk dapat diketahui bahwa model regresi layak
sampel sebanyak 100 orang nilai r-tabel dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
yaitu 0,1654. Nilai r hitung yang disajikan
pada tabel di atas menunjukkan bahwa Uji Heteroskedastisitas
semua indikator tersebut adalah valid.

Realibilitas
Tabel 2. Hasil Uji Realibilitas
Cronbach
Variabel Alpha Ket
's Alpha
Bukti Fisik .746 0,60 Reliabel
Kehandalan .762 0,60 Reliabel
Daya
.825 0,60 Reliabel
Tanggap Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedstisitas
Jaminan .799 0,60 Reliabel
Empati .831 0,60 Reliabel Hasil uji heterokedastisitas di lakukan
Kepuasan menggunakan scatter plot. dari scatterplots,
.811 0,60 Reliabel
Pasien terlihat ttitik- titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka
Hasil uji reliabilitas tersebut 0 dan sumbu Y, hal ini dapat di simpulkan
menunjukkan bahwa semua variabel bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada
mempunyai koefisien Alpha yang cukup model regresi, sehingga model regresi layak
besar yaitu diatas 0,60, Nilai Cronbach Alpha untuk di gunakan dalam melakukan
yang ternyata lebih besar dari 0,60, artinya pengujian.
reliable, sehingga dapat dikatakan semua
konsep pengukur variabel kualitas pelayanan Uji Multikolineritas
dari kuesioner adalah reliabel yang berarti
bahwa kuesioner yang digunakan dalam Hasil pengujian dapat dilihat padaTabel
penelitian ini merupakan kuesioner yang 3.menunjukkan bahwa semua variabel yang
handal. di gunakan sebagai prediktor model regresi
menunjukkan nilai VIF di bawah nilai 10 dan
Uji Normalitas nilai tollerance diatas 0,1. Hal ini berarti
bahwa variabel-variabel bebas yang di
gunakan dalam penelitian ini tidak
menunjukkan adanya gejala
mulitikoliniearitas.

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas

97
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model T Sig.
Std.
B Beta Tolerance VIF
Error
1 (Constant) 37,498 4,861 7,715 ,000

BuktiFisik ,481 ,407 ,130 1,182 ,004 ,600 1,667


Kehandalan ,543 ,342 ,155 2,590 ,005 ,760 1,315

DayaTangap 1,065 ,402 ,321 2,649 ,009 ,491 2,036

Jaminan ,810 ,347 ,260 2,334 ,002 ,579 1,727


Empati ,148 ,338 ,051 2,438 ,006 ,528 1,893

Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui


Berdasarkan hasil uji regresi linear bahwa semua dimensi kualitas pelayanan
berganda seperti tampak pada Tabel (bukti fisik, kehandalan, daya tanggap,
3.diperoleh persamaan regresi yaitu: Y = jaminan dan empati) terbukti memiliki
37.498 + 0,481 X1 + 0,543 X2 + 1.065 X3 + pengaruh terhadap kepuasan pasien di
0,810X4+ 0,148 X5. Nilai koefisien regresi Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor
dari variabel di atas menunjukkan besarnya dimana nilai t hitung masing-masing variabel
pengaruh variabel bebas terhadap variabel nilainya lebih besar dari nilai t-table, dengan
terikat. Semakin besar nilai pada koefisien demikian Ho di tolak dan Ha diterima. Maka
variabel bebas (X), maka semakin besar secara parsial kualitas pelayanan (bukti fisik,
pula pengaruhnya terhadap variabel terikat kehandalan, daya tanggap, jaminan dan
(Y). empati) terbukti memiliki pengaruh terhadap
Dari hasil uji diketahui bahwa variabel kepuasan pasien di Puskesmas Bojonggede
yang paling besar mempengaruhi kepuasan Kabupaten Bogor.
pasien di Puskesmas Bojonggede Kabupaten
Bogor adalah variabel daya tanggap dengan Uji F
nilai koefisien regresi sebesar 1,065. Berdasarkan Tabel 4.di peroleh nilai F
hitung sebesar 8.936 dannilai F-table pada
Uji T tingkat kepercayaan 90% diperoleh nilai
Berdasarkan Tabel 3.Untuk menguji sebesar 1,91. Dengan demikian nilai F hitung
keberartian model regresi untuk masing- (8.936) lebih besar dari nilai F-tabel (1,91),
masing variabel secara parsial dapat di dengan demikian Ho di tolak dan Ha
peroleh dengan menggunakan uji t. Hipotesis diterima.
diterima jika nilai t hitung > t- Maka secara simultan kualitas
table.Dengansampel yang berjumlah 100, df pelayanan (bukti fisik, kehandalan, daya
= n-k = 100 - 6 = 94 dan tingkat kepercayaan tanggap, jaminan dan empati) terbukti
90%diperoleh nilai 1,2906. memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien
di Puskesmas Bojonggede Bogor.

98
Tabel 4. Hasil Uji F

Sum of Mean
Model Df F Sig.
Squares Square
1 Regression 917,577 5 183,515 8,936 ,000b
Residual 1930,423 94 20,536
Total 2848,000 99

Uji Determinasi pasien di Puskesmas Bojonggede


Kabupaten Bogor.
Tabel 5. Hasil Uji Determinasi
4. Hasil uji determinasi menunjukan
Adjusted R bahwa 28.6% kepuasan pasien di
Model R R Square Puskesmas Bojonggede Kabupaten
Square
Bogor dipengaruhi olehpelayanan,
1 ,568a ,322 ,286 sedangkan sisanya 71.4% dipengaruhi
oleh faktor lain yang dalam penelitian
Pada Tabel 5. dapat diketahui bahwa ini tidak dibahas.
koefisien determinasi (adjusted R2) yang
diperoleh sebesar 0,286. Hal ini Saran
menunjukan bahwa 28.6% kepuasan pasien
Variabel daya tanggap yang terbukti
di Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor
memiliki pengaruh paling besar terhadap
dipengaruhi olehpelayanan, sedangkan
kepuasan pasien di Puskesmas Bojonggede
sisanya 71.4% dipengaruhi oleh faktor lain
Kabupaten Bogor, maka sebaiknya pihak
yang dalam penelitian ini tidak dibahas.
puskesmas terus mempertahankan apa yang
sudah baik, misalnya selalu memberikan
respon yang cepat terhadap keluhan pasien.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian
diuraikan dan dijelaskan dapat disimpulkan: Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
1. Hasil uji regresi linear berganda Universitas Diponegoro
diperoleh persamaan regresi Y = 37.498 Azwar, A. 2008. Menuju Pelayanan
+ 0,481 X1 + 0,543 X2 + 1.065 X3 + Kesehatan Yang Lebih Bermutu. Jakarta
0,810X4+ 0,148 X5. : IDI
2. Hasil uji parsial membuktikanbahwa Hidayat. 2004. Pengantar Konsep Dasar
semua dimensi kualitas pelayanan Keperawatan. Jakarta : Salemba
(Bukti Fisik, Kehandalan, Daya Medika.
Tanggap, Jaminan Dan Empati) terbukti Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian
memiliki pengaruh terhadap kepuasan Kebidanan Tehnik Analisis Data.
pasien di Puskesmas Bojonggede Jakarta : Salemba Medika.
Kabupaten Bogor Husein Umar.2002. Metode Penelitian
3. Hasil uji secara simultan kualitas Aplikasi dan Pemasaran.Jakarta:
pelayanan ( bukti fisik, kehandalan, daya PT. Gramedia Pustaka Utama
tanggap, jaminan dan empati)
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan

99
Imam Ghozali, 2005.Aplikasi Multivariate Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
dengan Program SPSS.Semarang:Badan Bandung: CV. Alfabeta
Penerbit Universitas Diponegoro Sugiyono.2007. Statistika Untuk
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo, Penelitian.Bandung:CV.ALFABETA
tahun 2002.Metode Penelitian Bisnis Sulistyo Joko, 2012.6 Hari Jago SPSS.Jakarta
Cetakan kedua BPFE Yogyakarta Sumarwan,Ujang.(2003).Perilaku
Kotler Philip, 2002. Manajemen Konsumen.Ghalia Indonesia.Jakarta
Pemasaran:T. Prenhalilindo, Jakarta Sutrisno Hadi.2004. Metode
.......................,2005.Manajemen Pemasaran: Penelitian.Jakarta: PT.Gunung
Analisis perencanaan, Implementasi Agung.Tjiptono
dan pengendalian ( Edisi Kedua). Tjiptono, Fandy 2005 Total Quality Service.
Erlangga: Jakarta Penerbit Andi, Jogjakarta
Kotler, Philip. 2005. Prinsip-prinsip Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen
Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga. JasaYogyakarta: Andi Offset

Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip


Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12.
Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller. 2009.Manajemen
Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga
Lupiyadi, Rambat 2006. Manajemen
Pemasaran Jasa dan praktek.
PT.Salemba Empat: Jakarta.
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi.
2008. Metode Penelitian Survei.Jakarta:
LPES
Moekijat. 2005. Manajemen Kepegawaian.
Bandung: Alumni.
Parasuraman A, Valarie A Zeithaml and
Leonard L Berr, 2003, Reassessment of
Implication For Further Research.
Journal Marketing
Parasuraman A, Valarie A Zeithaml and
Leonard L Berr, 2005, Reassessment of
Implication For Further Research.
Journal Marketing
Ratminto dan Winarsih Atik
Septi.(2005).Manajemen Pelayanan.
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
Sari. 2009. Manajemen : Pemasaran Usaha
Kesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendikia
Press.
Susanto. 2009. Manajemen Personalia.
Bandung: Gunung Agung.
Sugiarto, Endar. 2002, Psikologi Pelayanan
dalam Industri Jasa, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

100

Anda mungkin juga menyukai