Sap Au
Sap Au
I. Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang
kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif yaitu penyakit yang tidak menular
akan tetapi dapat diturunkan. Salah satu penyakit degeneratif yang memerlukan
penanganan secara tepat dan serius adalah gout atau yang sering disebut dengan penyakit
asam urat. Gout sebagai jenis arthritis inflamasi yang disebabkan adanya pengendapan
kristal monosodium urat yang terdapat pada cairan synovial. Asam urat (Gout) dapat
menyebabkan menurunnya kualitas hidup bagi penderitanya, karena penderita yang
mengalami asam urat akan merasakan nyeri sehingga mengganggu dalam aktivitas dan
kenyamanan.
Asam urat merupakan hasil dari sisa pengahancuran purin, dimana sumber utama
purin dalam tubuh berasal dari makanan dan dari hasil metabolisme DNA tubuh.Purin
berasal dari makanan merupakan hasil dari pemecahan nukleoprotein makanan yang
dilakukan oleh dinding saluran cerna. Peningkatan kadar asam urat darah diakibatkan oleh
seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin. Hyperucemia terjadi
akibat adanya kelebihan produksi asam urat dalam darah melebihi batas normal, yaitu 6,8
mg/dl. Gout muncul pada usia tua dan sering banyak menyerang pada laki-laki
dibandingkan perempuan, karena pada perempuan kadar asam urat tidak akan meningkat
sampai setelah menopause.
Sebagian besar kasus artritis gout mempunyai latar belakang penyebab primer
(akibat langsung overproduksi atau penurunan ekskresi asam urat), sehingga memerlukan
pengendalian kadar asam urat jangka panjang. Perlu komunikasi yang baik dengan
penderita untuk mencapai tujuan terapi. Hal itu dapat diperoleh dengan edukasi dan diet
rendah purin yang baik. Pencegahan lainnya berupa penurunan konsumsi alkohol dan
penurunan berat badan. Sehingga pada kesempatan kali ini tim promosi kesehatan RSUD
Pandan Arang Boyolali ingin melakukan penyuluhan terkait penyakit asam urat (gout)
kepada seluruh pengunjung (pasien dan keluarga pasien) instalasi rawat jalan poliklinik
RSUD Pandan Arang Boyolali.
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
VI. Media
1. Leaflet
Keterangan: Pembicara
Peserta
X. Evaluasi
1. Peserta antusias dan aktif bertanya terhadap materi penyuluhan yang diberikan.
2. Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh.
XI. Referensi
Hidayat, R 2009, Gout dan Hiperurisemia, Medicinus, Vol. 22, No. 1, Divisi Reumatologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.
Sukri Maimun, 2007, Asam Urat dan Hiperusemia Majalah Kedokteran Nusantara,
Volume 40. No 1: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Unsyiah,BPK Rumah Sakit Dr.Zainoel Abidin Banda Aceh.
Mengetahui,
Ketua Tim Promosi Kehesatan Rumah Sakit
RSUD Pandan Arang Boyolali
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari
metabolisme purin, yaitu salah satu bentuk komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-
sel tubuh. Secara alamah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan
dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau pun hewan
(daging, jeroan, ikan sarden, dan lain sebagainya). Setiap orang memiliki asam urat di dalam
tubuh karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Asam urat yang terdapat di
dalam tubuh kita tentu saja kadarnya tidak boleh berlebihan. Asam urat dapat berlebihan
disebabkan oleh adanya pemicu, yaitu makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung
purin. Sesunggunhya tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari, hal
ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%. Asam urat juga merupakan
salah satu penyebab penyakit jantung koroner.
Asam urat disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.Hyperuricemia pada
penyakit ini disebabakan oleh :
A. PEMBICARA
Ahmad Faizin, S.Kep, Ns
B. KEGIATAN
1. Pembukaan
2. Inti materi
3. Diskusi dan tanya jawab
4. Penutup