SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
iii
iv
v
vi
MOTTO
ُ ُمال ِئ ُشج ُك ْم ُ ُُ ُُصهُ عه. ُُ ص ُحُي ُِ ُ .ا أُُُُُا انُُ ُِزُه آ ُمىُُا ُُ ر ْكشا ك ِثشا
ُ ُُُكر ُُْ ُِ ُْ انُُ ُِز أ تُ ُْك ث ا ُْر ُكشُا ُلال
ُ ْخ ُ
ك ْم ُ ُُ ُش ج ُ
س
-٤١ : (االحضاب.ا ْنم ْؤ ِم ِىه سحُ ُما ُ ُُمه انظهُ ُما خ إ ُِن
)٤١ انىُُُس ُكا
ن
cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
1. Bapak dan ibuku tersayang, Muzazin dan Sri Muflikhah yang selalu
kehidupanku.
2. Saudara kandungku adik Aini Aqilatul Munawaroh dan M. Ulul Azmi atas
motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bismillahirrahmanirrohim
Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah- Nya sehingga
tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta
para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana
beliau satu-satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari
zaman kegelapan menuju zaman terang benerang seperti ini yakni dengan
Topik yang diangkat dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan
yang selama ini belum banyak diketahui oleh masyarakat desa kecuali ulama atau
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
ix
3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
5. Ibu Dr. Lilik, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi
6. Bapak Muh Aji Nugroho, Lc., MA. yang telah memberikan ide dan inspirasi
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
pendidikan S1.
10. Seluruh tokoh Agama, Ustadz, dan kyai serta seluruh masyarakat desa Sraten
Ulil, Latif, Burhan, Diah Suko, Alfi, Elfa, Aulina, Ririn, Malika, Syukuri,
Aulina, Nastiti, Lina, Marjai, Yusuf, Chuzaini dan Empit yang selalu
menyelesaikan skripsi
x
12. Sahabat-sahabati PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga yang selalu
13. Keluarga besar santri Pondok Pesantren Mansyaul Huda Sraten Tuntang
Kabupaten Semarang.
14. Keluarga Besar LDK Nusantara Salatiga terimakasih atas doa dan motivasinya
Magelang (iqbal, daus, mbk anis, mbak mut, bella, ratna, fera) yang selalu
mendoakanku dalam segala hal tak terkecuali menyelesaikan tugas akhir ini.
18. Dan seluruh teman yang tidak bisa saya sebutka satu per satu terimakasih atas
segala yang telah diberikan baik itu tenaga, motivasi, do‟a dan lain
sebagainya.
19. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya sehingga
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik dari serta mendapatkan kesuksesan baik di
sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
xi
kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis
M. Fauzil „Adzim
NIM. 11114120
xii
DAFTAR ISI
MOTTO .................................................................................................................vii
PERSEMBAHAN .................................................................................................viii
ABSTRAK ............................................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan........................................................................... 9
xiii
1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter..........................................................12
a. Pengertian Nilai 12
2. Tahlilan ...............................................................................................22
b. Sejarah Tahlilan 24
xiv
a. Letak dan Kondisi Geografis .......................................................... 46
b. Kependudukan 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................. 92
B. Saran 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
3. Lampiran Dokumentasi
xviii
ABSTRAK
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi karakter bangsa Indonesia saat ini mendapat perhatian khusus dari
pemerintah. Hal ini terjadi karena adanya kemerosotan moral yang terjadi
Diri Bangsa, kondisi karakter di Indonesia saat ini mengalami penurunan, hal
ini ditunjukkan adanya beberapa kasus yaitu kebiasaan korupsi yang sulit
dalam media berita sindonews, setiap 41 menit terjadi satu kejahatan di provisi
Jawa Tenagh sepanjang tahun 2016. Hal ini disampaikan oleh Kapolda Jawa
Tengah Irjen Pol Condro Kirono di Mapolda Jawa Tengah Kota Semarang,
Kabupaten Semarang baru-baru ini, misalnya kasus seorang siswi SMK bunuh
1
(Kompas.com), kemudian kasus bunuh diri pada 14 bulan April 2017
(Harian7.com).
bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
2011: 7)
2
Indonesia Emas 2045 (Mahbubi, 2012: 149). Dalam ajaran Aswaja terdapat
tradisi tahlilan. Aswaja memiliki lingkup yang lebih luas dari tradisi tahlilan.
karakter.
Tradisi atau sering disebut dengan adat atau „urf yaitu kebiasaan
tenang dalam melakukan karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat
(citra batin individu yang menetap) yang sejahtera (Muhaimin, Abdul Mujib &
dzikir kalimat tauhid tersebut, yang dirangkai dengan bacaan ayat-ayat al-
Baqarah, Ayat Kursi, akhir Surah al-Baqarah) dan bacaan shalawat Nabi
bila ada orang meninggal, maka sanak famili dan tetangga berkumpul di rumah
3
judi, mabuk-mabukan atau lainnya. Wali Songo tidak serta merta
namun isinya diganti dengan mendoakan si mayit dan membaca tahlil, tahmid,
tasbih dan sholawat kepada Nabi SAW, sekeluarganya dan para sahabatnya.
Menurut keyakinan Islam, orang yang sudah meninggal dunia ruhnya tetap
hidup dan tinggal sementara di alam kubur atau alam barzah, sebagai alam
telah mewarnai orang Jawa. Hanya saja menurut orang Jawa, arwah orang-
orang tua sebagai nenek moyang yang telah meninggal dunia berkaliaran di
masih hidup sehingga suatu saat arwah itu nyambangi datang ke kediaman
anak keturunan. Di sisi lain atas dasar kepercayaan islam bahwa orang yang
yang meninggal dunia perlu dikirim doa, maka muncul tradisi kirim doa,
tahlilan tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari (nyatus), satu tahun
sebagai saat pelaksanaan upacara kirim doa lebih diwarnai oleh warisan budaya
Jawa pra Islam (Darori Amin, 2002: 127-128). Oleh karena itu Islam yang
4
hidup seseorang sehingga menjadikan seseorang dianggap sempurna dan
Karakter yang baik akan melahirkan sebuah tatanan yang baik, begitu juga
pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan, maupun
masyaraat luas. Karena itu, sistem dari jaringan pendidikan ini harus
antarlingkungan pendidikan terputus satu sama lain (Ali Masykur, 2014: 238-
241). Oleh karena itu, rumah tangga dan keluarga sebagai pembentuk
Berkaitan dengan uraian diatas, maka timbul suatu keinginan dari penulis
5
pembelajaran bagi masyarakat sekitar dalam tradisi tahlilan tersebut.
Pembelajaran dalam hal ini adalah sebagai upaya pembentukan karakter, yang
diterapkan pada diri sendiri maupun dalam masyarakat luas yang akan peneliti
B. Fokus Penelitian
diteliti adalah:
C. Tujuan Penelitian
berikut:
Semarang
6
D. Manfaat Penelitian
maupun untuk budaya dan masyarakat Jawa. Secara lebih rinci manfaat
1. Teoritis
dan kebudayaan.
2. Praktis
Semarang.
E. Penegasan Istilah
1. Nilai
7
kebudayaan, nilai juga membimbing manusia untuk menentukan apakah
2. Pendidikan Karakter
saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh lepada karakter siswa yang
hati, fikir, raga serta rasa. Oleh karena itu, pendidikan karakter tidak hanya
hal yang baik, merasakan dengan baik, dan berperilaku yang baik dengan
3. Tradisi
Tradisi atau sering disebut dengan adat atau „urf yaitu kebiasaan
jiwa merasa tenang dalam melakukan karena sejalan dengan akal dan
diterima oleh tabiat (citra batin individu yang menetap) yang sejahtera
Maka tradisi itu kebiasaan dalam masyarakat dan menjadi salah satu
kebutuhan sosial yang sulit untuk ditinggalkan dan berat untuk dilepaskan.
Dan juga adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang yang masih
8
dijalankan dalam masyarakat). Sesuatu anggapan yang telah ada dan
4. Tahlilan
Kursi, akhir Surah al-Baqarah) dan bacaan shalawat Nabi SAW, tasbih,
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian
1. Bagian Awal
9
halaman motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak dan daftar isi,
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yang masing-masing bab terdiri
sistematika penelirtian.
Bab kedua berisi tentang kajian pustaka yang terdiri dari dua sub bab
yaitu sub bab pertama tentang landasan teori yang mencakup pengertian
tahlil, pelaksanaan kegiatan tahlil. Dan sub bab kedua tentang kajian
penelitian terdahulu.
Bab keempat berisi tentang paparan data dan analisis data yang terdiri
dari dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang paparan data yang meliputi
Desa Sraten Kabupaten Semarang. Sub bab kedua tentang analisis data
10
karakter dalam tradisi tahlilan di Desa Sraten Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang.
Bab kelima adalah penutup kesimpulan dari seluruh uraian yang telah
penelitian ini
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian Nilai
Nilai secara etimologi kata nilai berasal dari bahasa Latin vale‟re
kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diingikan, dikejar,
dan Abdul Mujib, (1993: 110) berpendapat bahwa nilai itu bersifat
12
praktis dan efisien dalam jiwa dan tindakan manusia serta
atau masyarakat.
Kata karakter diambil dari bahasa Inggris dan juga berasal dari
13
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter diartikan
khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut
berkarakter mudah goyah, akan lebih lambat untuk bergerak dan tidak
bisa menarik orang lain untuk bekerja sama dengannya (Novan Ardy,
2013: 25).
Karakter yang dikuti oleh Muchlas Samani dan Hariyanto (2014: 42)
dan membedakan ciri pribadi, ciri etnis dan kompleksitas mental dari
14
Dengan ini dapat dinyatakan bahwa karakter adalah nilai dasar
orang lain serta mewujudkan dalam sikap dan prilaku dalam kehidupan
sehari-hari.
apa saja yang dilakukan oleh guru dan berpengaruh lepada karakter
15
sehingga mereka dapat memberikan konstribusi positif pada
masyarakat.
orang itu.
berkarakter dalam dimensi hati, fikir, raga serta rasa. Oleh karena itu,
dengan baik, dan berperilaku yang baik dengan sepenuh hati tanpa
paksaan.
16
c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
umat manusia.
17
kehidupan pribadi dan interaksi sosial. Dengan internalisasi nilai
perilaku baik.
dan perbuatan.
18
3) Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan hal-hal yang berbeda dari dirinya
9) Rasa ingin tahu, merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya
11) Cinta tanah air, merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
19
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
membutuhkan.
20
mengelompokkan nilai-nilai pendidikan karakter menjadi empat
lain. Nilai ini dapat berupa sadar hak dan kewajiban diri dan orang
lain, patuh pada aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang
21
Dengan demikian nilai-nilai pendidikan karakter yang tersirat
2. Tahlilan
a. Pengertian Tahlilan
22
2) Menurut KH. Abdul Muchith Muzadi yang dikuti oleh Saifullah al-
23
bahwa setiap pertemuan yang didalamnya dibaca kalimat itu
dan dimana saja, bisa pagi, siang, sore atau malam. Bisa di masjid,
kehidupan.
b. Sejarah Tahlilan
Tahlil secara lughot (bahasa) yang artinya bacaan “Laa ilaaha illa
Allah”, berlaku sejak pada zaman Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi
sekarang, itu mulai ada sejak zaman Ulama‟ Muta‟akhirin sekitar abad
dan Hadits Nabi SAW, lalu mereka menyusun rangkaian bacaan tahlil,
muslimin.
24
Ulama‟ berbeda pendapat tentang siapa yang pertama kali
pernah dibahas dalam forum Bahtsul Masail oleh para Kiyai Ahli
Pendapat yang paling kuat dari kedua pendapat yang disebut diatas
adalah Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad, karena Imam Al-
Haddad yang wafat pada tahun 1132 H lebih dahulu daripada Sayyid
Pendapat ini juga diperkuat oleh tulisan Sayyid Alwi bin Ahmad
bin Hasan bin Abdullah bin Alwi Al-Haddad bahwa kebiasaaan Imam
tahlil. Pada hadirin dalam Majlis Imam Al-Haddad itu ikut membaca
Yaman. Hal ini dikarenakan tahlil yang berlaku di Indonesia ini dahulu
disiarkan Wali Songo. Lima orang Wali Songo itu Hababib (keturunan
25
Hadramaut Yaman, terutama dari kota Tamrin (Muhammad Danial
melalui akulturasi budaya yang mana dalam tradisi lama, bila ada
26
kalimat yang disusunnya tidak lepas dari anjuran Rasulullah SAW
ُُصهُ عهُ ُُْ ُك ْم.ُ ُ ُِ حُيُ ُ صُال.ُُا أُُُُُا انُُ ُِزُه آ ُُ رْكشا ك ِثشا
ُِ ُْ ث تُ ُْك أ ُُ انُُ ُز ُمىُُا ا ُْر ُكشُا ُلال
ِ
ُ ُُ ُش ج ُ
س
: (االحضاب.سحُ ُما ا ْنم ْؤ ِم ِىه ُ ُُُُ ُمالئِ ُكر ُُُ ُ شج مه انظهُ خ إ ُِن
-٤١ ُكا ُما انىُُُس ُ ُك ْم
ن ْخ )٤١
41-43)
صهُ لال عه سه م عث ُِذ ُُلالُ عىُ قُ ل ُِم د سسل عه جا ِتش اته
عس: ُ ُسضُ ُُلال
ُما
28
Tentang keutamaan Tasbih disebutkan dalam hadits dari Abu
عهُُ ان ح ِثُثر انُ انشحمه سثحان ُُل ِال ُث عهُسان ُ ُمرُان خف ُُِف
ك ِه
ُِمُضان ُان ُُه
ِق ُِ ُانه ُرُا
ُرُا ن
ن
.ُ ِسه ما ذس ِه ما ُعهُُ ُ ُا أُُُُُا صهُ عه ُإ ن ُُ ُ ُمالئُ صه
ِ ِ
ُْ ُ انُُ ُِزُه آ ُُانى ُُ ُُُُلال ُكر
ُ اُ ُمى ُُا ِث
ُ ُُ ن
ُُِ
)٥٦ :(االحضاب
Rasululllah SAW:
29
Sedangkan bacaan ayat-ayat al-Qur‟an yang dihadiahkan untuk
30
ض لال ع ْىُ ان سس ُل لال صهُُ عهُ ُسهُُم قُا ق ُْهة ع ْه س ُِ م ْعق ْم ِت ْه سا ُْس
ُس: ل ُْ ُ س ُِذو
ُ ُُلال ُا
ُُِ
ُخشج اِال غفُش ُُ ا ُِ عهُ م ُُْذُا ُك ْم (س ُُاي ُان سجم ش ذ ُشُؤ ا ُْنقُ ُْشا ُْن
ُ ُْقش ُؤ ُُُلال ُُذا اق
ا س
,ُ اُ ُْنث ُُُْ ُِق,ُ, ِا ْت ه ش ُُْثُ ُْح,ُِ ,ح ِك ُُْم اُ ْح ُم,ُ سا ِئ,ُُْ دا ُُ ماج ُُْ ُاُت
ا ِت اُنطُُ ُْث اُ ُْنث ُغ اُ ُْن,ُْذ ُِ ُ ا ُِ اُنى,ُْد
شا ِو ُِ ُه ْت ُُا ْت ه
ُِحثا
)ُْن
dll)
a) Imam Syafi‟i
مه اْنق ُاِ ْ خر ُم نق ُْشأن ع ُْى كان حسىُا ُُُُ سر ة اُ ُْن عى ُذي
ُذي ن ُُْا,ُْشأن ُ ُُقشا ش ُُْئ
ُ ُء ح
31
lebih baik.
32
b) Imam al-Hafidz Jalaludin
c) Imam Nawawi
d) Imam al-Qurthubi
33
2) Pendapat Ulama‟ Madzhab Hanafiyah
lain sebagainya.
b) Imam Az-Zaila‟i
ُص را ِند ك ح ُ ُْه د ا ْج ُشي ُاُ ُْ ب شأ ِذ ُْه ُا ُِن قشأُ انشجم
م ُم جا ُُِ ُم ُذ ُِ ث
ُِ ص ُِ ُُا
34
4) Pendapat Ulama‟ Madzhab Hanbaliyah
menyalahi ijma‟.
meninggal dunia.
c) Imam al-Khalal
bahwa:
dipemakamannya.
35
Dengan demikian tradisi tahlilan tidak bisa dianggap bid‟ah yang
kapan dan dimana saja, bisa pagi, siang, sore atau malam. Bisa di
36
kegiatan membaca al-Qur‟an, shalawat, istighfar, tahlil, dzikir, yang
yaitu:
37
dan sejenisnya) untuk menambah rasa pendekatan diri kepada Allah
doa itu dipimpin oleh imam upcara yang memiliki pengetahuan lebih
untuk didoakan tersebut, selain sebagai bentuk ungkapan rasa cinta dan
makanan yang ringan, dan yang dibawa pulang makanan berat. Bentuk
38
makana yang dibawa pulang ini umumnya dikatakan berkat karena
sudah didoakan.
telah diteliti yang relevan dengan kajian peneliti ini. Telaah peneliti ini
39
sama lain yang mana pentingnya pendidikan karakter bagi generasi
bangsa.
identifikasi (kolektif, eksternal, dan koersif) dan analisis tipe (material dan
non material).
Sehingga dari penelitian diatas dapat menguatkan satu sama lain, yang
40
3. Penelitian Skipsi ini dilakukan oleh Siti Umi Hanik, Fakultas Tarbiyah,
sama lain.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sebenarnya dari suatu gejala objek yang dikaji (Lexy J. Moleong, 2009: 14-
15). Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitanya terhadap orang-
Alasan memilih jenis ini adalah dalam penelitian ini, peneliti berupaya
menggali data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli
Semarang.
tahlilan yang ada di desa Sraten. Guna untuk mendapatkan informasi yang
42
sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian, serta untuk membuktikan
data yang akan dijadikan referensi tersendiri bagi peneliti, hal ini dilakukan
yang benar.
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumber data
pertama. Hal ini dikatakan data primer karena diperoleh dan dikumpulkan dari
berkaitan dengan informan kunci yaitu dari orang yang dianggap tahu dan
syukuran.
Adapun data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun dalam
43
D. Teknik Pengumpulan Data
ketelitian dan kelengkapan data informasi itu sendiri. Dalam penelitian ini
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan
44
keyakinanya. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka
3. Metode Dokumentasi.
Moleong (2009: 216) dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film
penulis dalam hal ini adalah berupa dokumen dan buku-buku serta
E. Analisis Data
Analisis data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
apa yang penting yang dapat dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
45
Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah
peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara,
observasi, dokumen pribadi, maupun resmi, gambar, foto, dan lain sebagainya.
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
rangkuman data dari data penelitian yang tersedia dari berbagai sumber
2. Penyusunan Satuan
3. Kategorisasi
Pada tahap ini dilakukan pengkategorian dari tema utama yang telah
46
Dengan ini penulis berusaha memaparkan data yang telah tersusun
dalam penelitian ini yaitu triangulasi. Triangulasi adalah pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Lexy J. Moleong,
2009: 330).
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
G. Tahap-Tahapan Penelitian
Proses analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini setelah data
1. Membaca
47
tradisi tahlilan dan sekaligus usaha untuk mengetahui bentuk nilai-nilai
2. Menafsirkan
3. Menyimpulkan
48
BAB IV
A. Paparan Data
Semarang
ini seluas ± 168.859 Ha, dibagi menjadi 7 wilayah tingkat dusun yang
terdiri dari 7 Rukun Warga (RW) dan 26 Rukun Tetangga (RT). Desa
b. Kependudukan
49
1) Jumlah Penduduk Menurut Agama
2 Kristen 58 63 121
3 Katholik 36 34 70
4 Hindu 0 0 0
5 Budha 0 0 0
6 Khonghuchu 0 0 0
7 Kepercayaan 0 0 0
50
berdiri tegak walaupun dengan jumlah bangunan fisik yang
9 ≥ 70 72 106 178
51
3) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tidak/Belum
1 360 344 704
Sekolah
2 Belum Tamat SD 175 164 339
8 Strata II/III 17 12 29
3 Pelajar/Mahasiswa 771
4 Pensiunan 74
5 PNS 144
6 TNI 7
7 POLRI 12
8 Perdagangan 26
52
9 Petani/Pekebun 38
10 Nelayan/Perikaan 2
12 Karyawan BUMN 9
13 Karyawan BUMD 1
14 Karyawan Honorer 4
16 Buruh Tani/Perkebunan 5
17 Buruh Peternakan 1
18 Pendeta 1
19 Dosen 7
20 Guru 47
21 Dokter 4
22 Bidan 2
23 Perawat 4
24 Pelaut 1
25 Sopir 3
26 Pedagang 7
27 Perangkat Desa 1
28 Wiraswasta 498
Jumlah 4.190
53
c. Bidang Pembangunan/Sarana Fisik
1) Sarana Agama
2) Sarana Pendidikan
54
3) Fasilitas Sosial
sudah beraspal.
55
mengesampingkan pendidikan agamanya sehingga sebagian
1) Tahlilan
56
Kegiatan ini juga dilaksanakan di pondok pada setiap
3) Isra‟ Mi‟raj
mengharapkan syafaatnya.
4) Mauludan
setiap pelaksanaannya.
57
pondok pesantren yang berada di Desa Sraten Kecamatan
Asiyah.
“Kegiatan tahlil di desa Sraten yang saya tau sudah ada sejak
saya mengetahui adamya tahlilan kira-kira umur 15 tahun,
sekarang saya berumur 67 tahun,tapi itu sudah berlaku tahlilan
sejak dulu dan saya tidak tau pastinya” (Wawancara pada hari
Kamis, 10 Mei 2018, pukul. 06:30 WIB)
58
Dengan pernyataan tersebut dapat kita ketahui bahwa tradisi
tahlilan itu sudah dimulai sejak dahulu dan berlangsung secara turun-
temurun. Akan tetapi tidak ada yang tau pasti kapan tradisi
ulama‟, para kiyai dan tokoh Agama, hal ini dinamakan taqlid.
Huda.
oleh para ulama‟ dan kiyai itu baik untuk dijadikan ibadah dan
59
mempercayai tradisi tahlilan itu mengandung banyak sekali
(berjama'ah).
60
bersyukur. Carane dadi ahli bersyukur pye. Nek ono masalah
kudu awakke dewe rumongso (muhasabah). Nah tahlil itu
sarana taqorrub illallah melalui muhasabah, ngaku nek awakke
dewe kui lemah, serba salah, mulakno jaluk ngapuro marang
Gusti Allah. Jaluk ngauro ora kanggo awakke dewe tok, karena
itu wujud birulwalidain kepada orang tua.” (Wawancara pada
hari Rabu, 4 Juli 2018, pukul 18.40 WIB)
terhindar dari mala petaka bahaya yang menimpa, maka dari itu
SWT.
karena inti tahlil itu bacaan Laa ilaaha illallah, hal ini sesuai
61
pertama), mendhak pindho (tahun kedua), mendhak katelu
orang yang meninggal dunia tetapi tahlil dibaca juga pada acara
Islam seperti Maulid Nabi, Isra‟ Mi‟raj dan lainnya. Hal ini
62
pasti menggunakan bacaan tahlil sebagai salah satu dari
ini sesuai dengan apa yang dipaparan oleh Saudara M. Fikri Al-
Huda.
63
ataupun muda. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparan oleh
Pondok. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparan oleh Saudara
64
Selain untuk melatih santri agar santri dapat membaca tahlil
65
doa-doa bersama yang khusus ditujukan pada orang yang
hanya itu, tradisi tahlilan ini juga diisi dengan hadhoroh kepada
Nabi SAW, sahabat, para wali, para kiai serta juga keluarganya
dengan membacakan:
1) Surat Yasin
a) Surat al-Fatihah
c) Surat al-Falaq
d) Surat al-Nas
i) Istighfar
j) Tahlil
k) Sholawat Nabi
l) Tasbih
m) Doa Tahlil
66
Bacaan tahlilan yang dilakukan warga desa Sraten tersebut
Sukri,
67
Pada proses pembacaan do‟a itu terdapat hal yang berbeda,
68
biasanya tidak hanya membawa beras, tetapi juga membawa
keluarga.
“itu dibantu sama tentangga, sukarela atau disini itu ada orang
yang sudah biasa rewang-rewang, kalau ada hajatan atau acara
tahlilan seperti itu.” (Wawancara Fikri Al-Huda pada hari
Selasa, 29 Mei 2018, pukul. 21:11 WIB).
dengan berkat.
yang lebih dan amplop bersi uang. Memang hal ini tidak
69
f. Manfaat Melakukan Tradisi Tahlilan
Matori Mansur.
70
Dari pernyataan di atas jelas bahwasanya apa yang
71
Dengan demikian bisa menjadikan pedoman bagi
72
Hal tersebut sangat berpengaruh terhatap kehidupan
dzikir dan do‟a yang dianjurkan Allah SWT. Hal ini seperti
majelis baik itu majelis besar dan majelis kecil, semua itu
73
oleh semua lapisan masyarakat yang berkumpul dan membaca
do‟a dan dzikir dengan tujuan yang sama. Hal tersebut memicu
saling interaksi sosial antar warga satu dengan warga lain dalam
masih banyak lain, dan yang sering kita temui adanya makanan
yang disediakan tuan rumah, hal ini bisa jadi sebagai amal
74
tujuan mendoakan si mayatnya tadi.”(Wawancara pada hari
Selasa, 29 Mei 2018, pukul. 21:11 WIB).
75
melanggar, maka akan dikenai sanksi/takzir-an yang telah
B. Analisis Data
Kabupaten Semarang
76
seperti Laa ilaaha illallah, sholawat kepada Nabi Muhammad, ayat-ayat
menjalani kehidupan.
Dalam kehidupan manusia, ada masa ketika kita merasa jauh ke dalam
berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tidak jarang pula kita terlanjur
berburuk sangka kepada Allah SWT atas musibah yang kita alami. Hal
itu merupakan bentuk ujian dari Allah untuk menempa iman kita. Apakah
ujian tersebut daoat semakin mendekatkan diri kepada Allah atau justru
sebaliknya. Maka salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan
berlangsung secara turun-temurun. Akan tetapi tidak ada yang tau pasti
77
kapan tradisi tahlilan itu pertama kali dilaksanakan dan siapa yang
pertama melakukan tradisi tahlilan di desa Sraten ini sendiri. Yang jelas
masyarakat meyakini bahwa tradisi tahlilan sudah ada sejak zaman dahulu
tahlilan sampai sekarang ini masih sering dilaksanakan oleh warga desa
Sraten.
atau umat terdahulu, dari orang tua, para alim ulama‟ dan kiai, karena
sebagai kebiasaan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Hal tersebut tak
lepas dari peran alim ulama‟ yang senantiasa memberikan pengertian dan
mendapat rahmat dari Allah SWT. Selain itu masyarakat desa Sraten
kepada Allah, sebagai sarana bertaubat kepada Allah, dan sebagai sarana
78
Ketika masyarakat melaksanakan tahlilan tersebut harus dilandasi
dengan niat yang ikhlas, kemudian kita pasti menjadi orang yang ahli
bersyukur. Cara menjadi orang yang ahli bersyukur yaitu ketika kita
muhasabah (introspeksi diri) dengan mengakui bahwa diri kita itu lemah,
serba salah. Maka kita minta maaf kepada Allah atas kesalahan yang
diperbuat. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi kita mendoakan
orang tua karena suatu bentuk birulwalidain dan mendoakan seluruh umat
masyarakat dari yang masih anak-anak, remaja dan sampai orang tua. Dan
dimanapun, karena inti tahlil itu terdapat pada bacaan Laa ilaaha illallah.
desa Sraten biasanya dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal dunia
79
mendhak katelu (nyewu), dan haul/khol (setelah mencapai satu tahun)
Pelaksanaan tradisi tahlilan tidak saja dibaca ketika ada orang yang
meninggal dunia tetapi tahlil dibaca juga pada acara selametan atau
pada saat matahari telah terbenam yaitu setelah maghrib atau Isya‟. Tradisi
serta tradisi tahlilan tersebut dipimpin oleh Kyai atau tokoh masyarakat.
Sraten pasti menggunakan bacaan tahlil sebagai salah satu dari rangkaian
secara rutin baik itu seminggu sekali atau sebulan sekali kegiatan
80
keagamaan menggunakan atau berisi dengan tradisi tahlilan baik itu tua
ataupun muda.
melatih santri agar santri dapat membaca tahlil dengan lancar, melatih
salafiyyah.
sahabat, para wali, para alim ulama‟, para kiai serta juga kepada orang
i. Istighfar
j. Tahlil
81
k. Sholawat
l. Tasbih
m. Doa Tahlil
tergantung pada Imam tahlil, karena ijzah tahlil yang diterima dari
pembacaan do‟a itu terdapat hal yang berbeda, biasanya Imam tahlil
tengah doa, jamaah disuruh berdoa sendiri sesuai dengan hajat yang ingin
dimintanya.
Setelah proses tahlilan dan pembacaan do‟a, maka pihak tuan rumah
yang telah disediakan untuk menjamu para tamu atau jamaah, karena hal
warga saling berinteraksi dan saling tukar fikiran satu sama lain. Hal ini
diberi berkat yang telah disiapkan oleh tuan rumah untuk dibawa pulang.
82
menyediakan konsumsi sebagai rasa gembira. Sebagai bentuk shodaqoh
lebih dan amplop bersi uang. Memang hal ini tidak dianggap berlebihan
yang berbeda juga diterima oleh saudara dari tuan rumah. Terakhir, untuk
para tamu yang berasal dari tetangga dan/atau jemaah juga mendapatkan
berkat.
dan keyakinan yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, tahlilan
83
menerbitkan buku pelatihan dan pengembangan pendidikan budaya
bangsa yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
a. Religius
Kata dasar dari religius adalah religi yang berasal dari bahasa asing
religion sebagai bentuk dari kata benda yang berarti agama atau
Sedangkan religius berasal dari kata religious yang berarti sifat religi
ibadah agama lain, dan juga hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
84
zaman dan degradasi moral, dalam hal ini diharapkan mampu memiliki
dan berperilaku dengan ukuran baik dan buruk yang di dasarkan pada
oleh Allah SWT. Selain itu dilapangkan kuburnya dan di beri nikmat
kubur oleh Allah SWT serta pahala bacan Al-Qur‟an dan dzikir dari
tersebut. Bahkan tardisi tahlilan ini tidak hanya dilakukan pada hari
85
Tradisi tahlilan selain untuk mendo‟akan orang yang sudah
meninggal, tardisi ini juga sebagai salah satu sarana mendekatkan diri
ridho Allah. Sebagai hamba Allah, kita sebagai manusia harus selalu
mengingat akan adanya Allah yang disembah setiap saat dan menjadi
seseorang.
kebiasaan sosial religius yang tinggi, selain itu juga dapat membentuk
atau ayat-ayat Al-Qur‟an dan do‟a, hal itu jelas akan mempengaruhi
tahlil yang dilaksanakan di Desa Sraten tidak lepas dari Al Qur‟an dan
86
Dari hal ini sebenarnya sudah kita ketahui bahwa tradisi tahlilan
yang baik maka akan ada banyak sekali manfaat dan pembentukan
kehidupan akhirat);
keras;
87
9) Dapat menolak kotoran hati dan mengukuhkan hati, sehingga tidak
b. Kerja Keras
mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu
dicapai.
potensi dirinya karena manusia telah dikaruniai akal, rasa, dan karsa
beban orang lain dan turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar
dan negara.
tetangga, sukarela ataupun orang yang sudah biasa membantu jika ada
88
orang-orang yang hadir pada tradisi tersebut. Mereka bekerja keras
dengan berkat.
dan amplop bersi uang. Memang hal ini tidak dianggap berlebihan
berkat yang berbeda juga diterima oleh saudara dari tuan rumah.
Terakhir, untuk para tamu yang berasal dari tetangga dan/atau jemaah
juga mendapatkan berkat. Semua itu sebagai rasa terima kasih karena
para warga desa Sraten. Semua itu terjadi secara suka rela dan
c. Bersahabat/Komuniktif
89
bersahabat/komunikasi menunjukkan kemampuan seseoarng dalam
dalam bergaul. Jadi sikap tersebut menjadi modal penting dalam hidup
bermasyarakat.
mengucapkan turut berduka cita dan bisa menghibur keluarga agar ahli
tersebut, para warga saling berinteraksi dan saling tukar fikiran satu
sama lain. Hal ini bertujuan agar dapat menumbuhkan atau berperan
d. Peduli Sosial
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
90
ikut merasakan penderitaan dan kesulitan orang lain sehingga ada
menolong orang lain. Oleh karena itu pada hakikatnya manusia adalah
beri nikmat kubur oleh Allah SWT serta pahala bacan Al-Qur‟an dan
mayit tersebut.
91
yang saling memberikan balasan atas jasa yang diberikan orang lain
spontan dan rela dengan tujuan membantu si punya hajat dan mereka
Selain itu terjalin adanya kepedulian antar warga artinya ketika kita
lain, dan yang sering kita temui adanya makanan yang disediakan tuan
rumah, hal ini bisa jadi sebagai amal shodaqoh dan tambahan
praktis, juga menggunakan tadisi tahlilan. Dengan hal itu kalau tidak
perkumpulan agama.
92
e. Disiplin
hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu
kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang juga tidak. Kegiatan yang
dan diakhiri dengan do‟a. Jika santri tidak mengikuti atau melanggar
93
Hal tersebut dapat merekatkan emosional santri dan tumbuh rasa
kekeluargaan. Dan juga dapat menjadi bekal para santri, agar ketika
94
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
penelitian ini yakni penyajian dan analisis data. Dari hasil penyajian data serta
sebagai berikut:
menjalani kehidupan.
95
bagi arwah ahli kubur agar si ahli kubur mendapatkan ampunan dan di
desa Sraten biasanya dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal dunia
ada orang yang meninggal dunia tetapi tahlilan dibaca juga pada acara
tersebut, dipimpin oleh imam tahlil yakni tokoh agama atau tokoh
melakukan hadharah kepada Nabi, sahabat, para wali, para alim ulama‟,
para kiai serta juga kepada orang yang disekitar yang telah meninggal.
doa bersama.
Setelah proses tahlilan dan pembacaan do‟a, maka pihak tuan rumah
yang telah disediakan untuk menjamu para tamu atau jamaah, karena hal
96
warga saling berinteraksi dan saling tukar fikiran satu sama lain. Hal ini
diberi berkat yang telah disiapkan oleh tuan rumah untuk dibawa pulang.
a. Religius
Nabi SAW, sahabat, para wali, para alim ulama‟, para kiai serta juga
secara bersama-sama.
b. Kerja Keras
97
c. Bersahabat/Komuniktif
mengucapkan turut berduka cita dan bisa menghibur keluarga agar ahli
d. Peduli Sosial
di ampuni oleh Allah SWT. Selain itu terjalin adanya kepedulian antar
sosial yaitu niat untuk menghadiri dan memberi kabar kepada tetangga.
e. Disiplin
98
B. Saran
1. Masyarakat
secara sungguh-sungguh hati dan lisan, agar dapat banyak keutamaan dan
2. Tokoh Masyarakat
3. Remaja
bisa lebih aktif agar benar-benar tahu tentang arti kegiatan tahlilan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Darori. 2002. Islam & Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: GAMA MEDIA.
DIPTA.
Pelangi Aksara.
10
0
Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Yogyakarta: LKIS.
Masykur, Ali. 2014. Membumikan Islam Nusantara. Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta.
Rodakarya.
Muhaimin. Abdul Mujib & Muzakkir, Jusuf. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi
Yogyakarta: Ar Ruzz.
Trigenda Karya.
10
1
Ngabdurrohman & Manan, Abdul. 2012. Tradisi Amaliyah NU & Dalil-Dalilnya.
Jakarta: LTM-PBNU.
Royyan, Mohammad Danial. 2013. Sejarah Tahlil. Kendal: LTN-NU dan Pustaka
Amanah.
Samani, Muchlas & Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah: dari
Umar, Ali Chasan. 1997. Risalah Merawat Jenazah, Shalat Jenazah, Talqin dan
10
2
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
A. Latar Belakang Informan
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Asal Suku Jawa :
Profesi :
Tempat :
Waktu :
Hari :
B. Pertanyaan Wawancara
1. Berapa lama anda sudah menetap di Desa Sraten?
2. Apa yang anda ketahui tentang tahlilan?
3. Apa dasar masyarakat Desa Sraten melakukan kegiatan Tahlilan?
4. Apa tujuan masyarakat Desa Sraten melaksanakan tahlilan?
5. Siapa saja yang terlibat dalami kegiatan tahlilan?
6. Pada waktu apa saja masyarakat Desa Sraten melakukan kegiatan tahlilan?
7. Dimana masyarakat Desa Sraten melakukan kegiatan tahlilan?
8. Bagaimana kegiatan tahlilan di Desa Sraten berlangsung?
9. Apa manfaat kegiatan tahlilan bagi masyarakat Desa Sraten?
10. Nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terdapat dalah tradisi
tahlilan?
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
Y : Tahlil secara lughat (bahasa) yaitu bacaan Laa ilaaha illa Allah,
sedangkan secara istilah yaitu komposisi dari surat al-Fatihah, surat al-
Ikhlas, surat al-Falaq, surat an-Nas, beberapa ayat surat al-Baqarah, ayat
Y : Mayarakat diajak tahlilan oleh Tokoh Agama disetiap ada kegiatan Islam
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Y : Ikut sunnahnya Rasulullah, Dulu-dulu kan tahlilan itu tidak ada, yang
orang Islam.
Y : Pada waktu ada oarang meninggal 1, 3, 7, 40, 100 hari dirumah duka
kemudian ada juga pengajian ibu-ibu Muslimat itu diisi yasin, tahlil dan
manaqib itu mulai tahun 1977. Pembagiannya yaitu RT 01, 02, 03, 04
kemudian pengajian ibu-ibu Muslimat itu yang terlibat pemudi dan ibu-
Y : Kita mendoakan para leluhur agar semua keluarga kita diberi istiqomah
dalam beribadah, ikut dawuhe Gusti Allah dan semoga dikasih khusnul
khotimah ketika kita meninggal, karena orang yang meninggal itu deket
dengan Gusti Allah dan ada nilai-nilai sosial juga bisa membantu
Y : Sekarang yang sering dipakai itu bacaan tahlil yang pedek (setelah
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
jadi adat itu namanya akhlak. Akhlak nek wes diimbuhi karo dungo lan
Kemudian adat telung dino, mitung dino, dan seterusnya itu bukan
adanya orang Hindu, tapi adatnya orang Islam. Memang pada waktu itu,
anemis, dinamis) ketika berdo‟a itu ada bacaan basmallah, ta‟awudz, dan
juga robbana atina, padahal mereka tidak mengenal Islam. Itu telah ada
bahasa al-Qur‟an. Jadi intinya telung dino, mitung dino, itu bukan
adatnya hindu tapi adanya Islam yang digunakan oleh orang Hindu
X : Tujuan tahlilan?
Y : Siji, depe-depe karo seng Kuoso (nyedakke awakke dewe karo seng
ibadah dengan ikhlas, nek wes awakke dewe masti ingin menjadi wong
Carane dadi ahli bersyukur pye. Nek ono masalah kudu awakke
Nah tahlil itu sarana taqorrub illallah melalui muhasabah, ngaku nek
awakke dewe kui lemah, serba salah, mulakno jaluk ngapuro marang
Gusti Allah. Jaluk ngauro ora kanggo awakke dewe tok, karena itu wujud
namanya tahlil itu intinya Laa ilaha illallah yaitu kalimatut dzikrullah,
melakukan tahlil kalau ada yang tidak mau ikut ya suruh pulang saja.
atau ajaran agama itu tidak melalui langsung membaca buku tetapi
melalui guru. Ilmunya orang NU kui ilmu seng seko Nabi Muhammad ke
sahabat Nabi ke tabiin sampai kepada para auliya‟ dan syuhada sampai
dan mendoakan. Tidak sampai disitu semua orang Islam pun dihadhorohi
Y : Sama seperti tahlilannya warga NU, cuman yang membedakan itu ketika
terdapat unsur shodaqoh, unsur doa, unsur dzikrullah ingat kepada Allah,
Contoh didepan rumah saya ada orang bajingan, kemudian dia ikut
tahlilan dan sekarang dia menjadi orang baik. Karena didoakan orang
banyak, masa doanya orang banyak satu pun tidak ada yang berhasil.
Ibarat orang kumpul sama orang baik maka Insyaallah ketularan baik dan
Umur :-
Agama : Islam
Y : Secara bahasa tahlil yaitu membaca kalimat Laa ilaaha illa Allah.
Kemudian awal mula perumusan tahlil secara istilah dimulai dari Syekh
Y : Boleh, taqlid untuk orang awam hukumnya harus. Jika orang belum bisa
berjalan pada waktu itu. Karena Walisongo sebelum masa Syekh Subakir
itu membawa Islam terlalu kaku dan belum bisa melebur budaya yang
Maka dari sini dapat diambil pelajaran yaitu syiar Islam ini bisa kita
pertemuan harus ada tahlil karena ada doa-doa tertentu. Tahlil ini
meninggal dan pengajian umum itu tidak mengenal usia, jadi semua
keselamatan.
wilayah sraten itu secara otomatis begitu ada orang yang meninggal, saat
Y : itu dibantu sama tentangga, sukarela atau disini itu ada orang yang sudah
biasa rewang-rewang, kalau ada hajatan atau acara tahlilan seperti itu.
X : Apa manfaat tahlilan?
Y : Dapat bertemu dan berinteraksi dengan orang banyak, ada unsur doa baik
untuk diri sendiri maupun orang lain, unsur sedekah dari tahlilan
gotong royong.
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Y : 2 tahun
Y : Do‟a bersama untuk mendoakan para lelulur yang telah meninggal dunia
Y : Seluruh santri
desanya
tradisi tahlilan
Y : Ada banyak nilai-nilai yang ada dalam tahlilan yaitu nilai religius karena
dikhususkan pada para Nabi, sahabat Nabi, para Ulama‟, dan lainnya.
Kemudian ada nilai sosial, karena jika kita tahlilan dapat menambah
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Y : 2 tahun
Y : Seluruh santri
bersama.
kemudian membaca:
a. Surat al-Fatihah
c. Surat al-Falaq,
d. Surat an-Nas,
f. Ayat kursi
h. Istighfar
i. Tahlil
j. Shalawat Nabi
k. Do‟a
l. Sholawat Badar
untuk mendoakan
Lampiran 3
DOKUMENTASI
Kabupaten Semarang
E. Tahlilan Bersama Dalam Rangka Tasyakuran Rumah
F. Tahlilan Dalam Rangka Memperingati Kematian
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Agama : Islam
Kota Semarang
Riwayat Pendidikan :
2011
2014