Anda di halaman 1dari 6

MENGUAK SISI LAIN BUDAYA PENGUBURAN DI DUNIA

BERDASARKAN PERSPEKTIF BIOLOGI

Oleh : Aushofusy Sarifah A, Dwi Darmayanti, M. Taufik Aji F, Nor Azizah, Ruri
Indarti
Abstrak: Penguburan adalah proses perlakuan terhadap seseorang yang telah
meningggal.Beberapa daerah di dunia memiliki cara tersendiri dalam melakukan penguburan
tersebut. Banyak dari mereka mengikuti proses penguburan yang turun-menurun dari adat istiadat
leluhur mereka. Perbedaan teknik penguburan dipengaruhi oleh keragaman kebudayaan turun
temurun yang tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat, serta perbedaan kontur geografis di
masing-masing negara.Proses penguburan ini penting dalam penguraian zat-zat yang ada dalam
jasad seseorang yang telah meninggal. Penguburan yang baik seharusnya tidak menghabiskan
banyak biaya dan lahan dalam pelaksanaannya agar tidak membebankan keluarga yang mengurus
jasad tersebut. Proses penguburan yang baik yaitu membantu terjadinya siklus kelangsungan hidup
dan rantai makanan secara kontinu karena menyebabkab proses dekomposisi berjalan optimal.

Kata kunci: Penguburan, perspektif biologi, kebudayaan.

Penguburan merupakan aspek yang penting dalam kehidupan


bermasyarakat. Banyaknya masyarakat yang kurang tahu akan pentingnya
melakukan proses penguburan terkadang hanya melakukan hal tersebut mengikuti
adat istiadat atau tata cara leluhur mereka tanpa mengetahui dampak dan pengaruh
proses penguburan yang mereka lakukan. Proses penguburan yang baik
seharusnya adalah proses yang tidak menghabiskan banyak biaya dan banyak
lahan dalam pelaksanannya.

Ada pelbagai macam teknik penguburan di dunia. Perbedaan teknik


penguburan tersebut disebabkan oleh keragaman kebudayaan turun temurun.
Kebudayaan ini tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat. Teknik penguburan
juga dipengaruhi perbedaan kontur geografis di masing-masing negara.

Penguburan terhadap orang meninggal sangat perlu untuk proses


dekomposisi organisme. Proses dekomposisi ini akan berlangsung setelah lima
menit seseorang meninggal dunia. Penguburan berfungsi mempercepat proses
dekomposisi. Proses dekomposisi ini terdiri dari proses pembusukan dan
penguraian zat-zat yang ada dalam tubuh organisme. Penguburan juga dapat
merangsang organisme dekomposer bekerja lebih optimal dalam melakukan
dekomposisi terhadap jasad tersebut.

Zat-zat dalam tubuh manusia setelah meninggal akan diuraikan oleh


organisme dekomposer. Organisme ini dapat berupa mikroorganisme dan
makroorganisme. Proses penguburan jika dipandang dari segi ilmu biologi,
bertujuan untuk membantu terjadinya siklus kelangsungan hidup dan rantai
makanan secara kontinu karena menyebabkan proses dekomposisi berjalan
optimal.
Ragam Teknik Penguburan di Dunia

Setiap manusia pada akhirnya mengalami kematian. Manusia yang telah


meninggal, akan dikuburkan dengan teknik dan cara yang berbeda-beda,
tergantung latar adat budaya suatu suku atau negara. Macam-macam teknik
penguburan menjadi sebuah khasanah tersendiri, unik, serta menarik untuk dikaji.
Dengan ilmu biologi akan bisa melihat perspektif biologi mengenai budaya
pemakaman orang yang telah meninggal di belahan dunia.

Banyak budaya penguburan jenazah yang ada di seluruh dunia, contohnya


“Sky Burial” yang ada di Tibet pada teknik penguburan tersebut orang yang mati
akan dicincang dan diberi tepung, lalu daging yang telah dicampur tepung tadi
akan dimakan burung pemakan bangkai. Dalam teknik penguburan “Sky Burial”
ini, tulang akan dibiarkan di atas tanah sampai tergerus sendiri dan terkubur oleh
lapisan tanah itu sendiri. Di belahan dunia lain juga terdapat teknik penguburan
yang unik juga, yakni di daerah sekitar kutub. Di daerah sekitar kutub
menggunakan teknik penguburan seperti biasanya, namun kali ini media
penguburan yang terbilang unik, yakni dengan menggunakan es. Teknik
penguburan es dilakukan karena disana memang lapisan salju dan es sangat tebal
sehingga menggunakan es untuk menguburnya. Akhir-akhir ini juga muncul
teknik penguburan baru di Rusia, yakni jenazah akan dibekukan sampai beku serta
mengeras, setelah mengeras jenazah akan dihancurkan dan dilanjutkan dengan
penguburan seperti biasa. Penghancuran jenazah setelah beku, bertujuan untuk
memecah bagian tubuh menjadi bagian yang lebih kecil.

Khasanah budaya di Indonesia juga memiliki beraneka ragam macam teknik


penguburan. Di Bali terkenal dengan penguburan ngaben, yakni teknik
penguburan dengan mengkremasi (membakar hingga menjadi abu) dahulu
manusia yang telah meninggal, setelah itu dilanjutkan dengan penguburan abu
atau pelarungan abu ke laut sebagai pelepasan roh menuju nirwana. Apakah hanya
itu saja teknik penguburan unik di Indonesia? Sulawesi Selatan juga mempunyai
teknik penguburan unik yang dianut oleh warga Suku Toraja. Teknik penguburan
suku ini, orang yang telah meninggal akan didandani dengan berbagai macam
perhiasan dan pakaian adat lengkap suku toraja, setelah itu jenazah akan
dimasukkan ke dalam peti bersama barang-barang kesukaanya. Dalam teknik
penguburan ini peti akan dimasukkan dalam lubang-lubang tebing batu yang telah
dibuat sebelumnya yang biasa disebut ”makam pa’-pa’ “. Keluarga ikut mengirim
penghantaran menuju rumah terakhir, dan untuk mengenang orang yang telah
meninggal diletakkanlah patung di depan peti sebagai representatif orang yang
telah meninggal. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Upacara
Kematian Daerah Sulawesi Selatan (1984:88) menyatakan bahwa
”Penyelenggaraan upacara kematian harus dilakukan dengan memperhatikan
semua syarat - syaratnya dan pemali – pemalinya oleh karena perbuatan
kesalahan bisa menyebabkan kerusakan pada sistem kepercayaan yang akibatnya
kembali kepada orang – orang yang melakukan upacara atau menimbulkan
kemarahan Puang Matua”.

Alasan Pemberlakuan Metode Penguburan Di Dunia

Berbagai macam teknik penguburan di dunia sangat beragam.


Keberagaman teknik penguburan bukan karena tempat atau negara yang berbeda,
tetapi karena kebudayaan nenek moyang yang telah dipegang erat. Kematian
dalam banyak budaya merupakan sesuatu yang sakral, sehingga diperlukan
upacara khusus untuk menghormati atau mengenang orang yang mati. Di banyak
negara dalam menyikapi kematian mempunyai cara – cara tersendiri, seperti
memperlakukan jasad yang sudah tak bernyawa.

Kebudayaan nenek moyang memberikan pengaruh besar terhadap teknik


penguburan. Kepercayaan yang telah dipegang erat yang membuat banyak teknik
penguburan yang ada di dunia. Contoh teknik penguburan adalah ngaben, freeze
and broke, kubur batu, sky burial, kubur tanah dan kubur es. Orang – orang
percaya jika tidak melakukan kepercayaan seperti yang diajarkan nenek moyang
maka jasad orang yang meninggal tidak akan tenang atau arwahnya tidak akan
mendapat tempat yang terbaik.

Ngaben adalah teknik penguburan dengan mengkremasi (membakar


hingga menjadi abu) dahulu manusia yang telah meninggal. Abu hasil kremasi
akan dikuburkan atau dilarungkan ke laut sebagai pelepasan roh menuju nirwana.
Kremasi merupakan teknik penguburan yang sudah umum di masyarakat, mereka
percaya dengan mayat dikremasi akan mempercepat jasad untuk kembali ke
penciptanya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Upacara Kematian
Daerah Bali (1984:74) menyatakan bahwa ”Maksud dan tujuan upacara ngaben
adalah mengembalikan unsusr – unsur yang membentuk tubuh manusia kembali
ke asalnya”.

Sky Burial merupakan pemakaman langit, dimana tubuh akan di cincang,


dicampurkan dengan tepung, diletakkan di tempat terbuka dan akan dimakan oleh
hewan pemakan bangkai. Dalam teknik penguburan “Sky Burial” ini, tulang akan
dibiarkan di atas tanah sampai tergerus sendiri dan terkubur oleh lapisan tanah itu
sendiri. Orang di daerah Tibet percaya bahwa tubuh hanyalah sebuah kapal untuk
jiwa dan akan kembali ke alam.

Kubur Batu merupakan upacara pemakaman di wilayah Tana Toraja.


Upacara pemakaman disertai dengan musik, tari – tarian dan pesta untuk sejumlah
tamu. Kematian di sini adalah sebuah kesempatan mewah dengan harga yang
mahal. Jadi, keluarga almarhum diberian penangguhan, mereka tidak perlu
menguburkan mayat dengan segera, mereka hanya dapat membungkusnya dan
menyimpannya di dalam rumah, sementara mereka menabung untuk biaya
pemakaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Upacara Kematian
Daerah Sulawesi Selatan (1984:36) menyatakan bahwa “upacara kematian di Tana
Toraja dilakukan untuk meningkatkan derajat orang yang meninggal menjadi
setengah dewa untuk kembali ke asalnya dalam keadaan bersih”.

Teknik penguburan di daerah kutub dinamakan kubur es. Kubur es adalah


penguburan dimana jasad hanya dikuburkan di bawah es. Penguburan mayat ini
terjadi karena di daerah kutub tidak ada daratan, sehingga proses penguburan
mayat pun dilakukan di bawah balok es.

Freeze and broke adalah teknik penguburan terbaru. Freeze and Broke
merupakan teknik penguburan di Rusia, dimana jenazah akan dibekukan sampai
beku serta mengeras, setelah mengeras jenazah akan dihancurkan dan dilanjutkan
dengan penguburan seperti biasa. Penghancuran jenazah setelah beku, bertujuan
untuk memecah bagian tubuh menjadi bagian yang lebih kecil.

Kubur tanah adalah teknik penguburan yang sangat umum dilakukan.


Hampir sebagian teknik penguburan dilakukan dengan kubur tanah. Menurut
kepercayaan manusia adalah dari tanah dan akan kembali ke tanah.

Ragam Zat yang Terkandung Di Dalam Tubuh Manusia

Manusia mengandung berbagai macam unsur organik dalam tubuhnya


seperti unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ketika manusia meninggal
unsur-unsur tersebut masih ada dalam tubuh, untuk memusnahkan unsur-unsur
tersebut maka diperlukan pemakaman. Pemakaman bertujuan untuk
mendekomposisi zat zat organik dalam tubuh makhluk hidup. Proses dekomposisi
ini biasanya dilakukan oleh bakteri – bakteri dalam tanah apabila pemakaman
dilakukan dengan cara penguburan, sedangkan jika pemakaman dilakukan dengan
cara kremasi itu juga merupakan proses dekomposisi tetapi proses ini dibantu oleh
manusia supaya lebih cepat dan efisien.

Estetika Pemakaman Menurut Presprektif Biologi

Pemakaman sendiri dalam perspektif biologi bertujuan untuk proses


dekomposisi. Ketika proses dekomposisi pada suatu teknik pemakaman semakin
cepat, maka akan semakin baik dan efisien. Pada pemakaman dengan cara
kremasi proses dekomposisi lebih cepat karena proses ini dibantu oleh manusia,
tetapi dampak negatif dari kremasi ini adalah dapat menimbulkan zat-zat polutan
seperti natrium oksida, karbon dioksida, sulfur oksida, hydrogen oksida, dan
merkuri yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Pada pemakaman dengan cara penguburan di dalam tanah proses


dekomposisi dilakukan oleh bakteri . Jenis - jenis tanah juga berpengaruh pada
proses dekomposisi. Pada tanah yang kering proses dekomposisi akan semakin
lama sampai bertahun tahun dan menimbulkan pencemaran tanah, sedangkan pada
tanah yang subur proses dekomposisis lebih cepat karena banyak bakteri yang
hidup pada tanah yang subur.

Simpulan dan Saran

Manusia mengandung berbagai macam unsur organik dalam tubuhnya


seperti unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ketika manusia meninggal
unsur-unsur tersebut masih ada dalam tubuh, untuk memusnahkan unsur-unsur
tersebut maka di perlukan pemakaman. Pemakaman bertujuan untuk
mendekomposisi zat - zat organik dalam tubuh makhluk hidup.

Ada berbagai macam teknik penguburan di dunia. Perbedaan teknik


penguburan tersebut disebabkan oleh keragaman kebudayaan turun temurun.
Kebudayaan turun temrun ini tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat. Teknik
penguburan ini juga disebabkan oleh perbedaan kontur geografis di masing-
masing negara.

Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pemakaman terbaik adalah


dengan proses pembekuan pada suhu -185 oC. Pada pemakaman ini tidak
dibutuhkan biaya yang banyak, proses dekomposisi lebih cepat, tidak
menimbulkan pencemaran, serta lebih praktis dan efisien. Pemakaman yang
kurang baik menurut kajian biologi adalah pemakaman di es atau salju seperti di
kutub utara, karena tubuh manusia yang dikubur dalam salju akan menjadi awet
dan proses dekomposisi akan semakin lama berlangsung bahkan tidak terjadi.
Dengan demikian, masyarakat di seluruh dunia seharusnya memikirkan aspek
keefisienan dan keefektifan dalam melakukan penguburan, selain itu juga
mempertimbangkan biaya dan lahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penguburan tersebut.
Daftar Rujukan
Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008. Biologi
Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1985. Upacara Tradisional ( Upacara
Kematian ) Daerah Bali. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1985. Upacara Tradisional ( Upacara
Kematian ) Daerah Jawa Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1985. Upacara Tradisional ( Upacara
Kematian ) Daerah Sulawesi Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1985. Upacara Tradisional ( Upacara
Kematian ) Daerah Sulawesi Tengah. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Hermawayne.2011.10 Ritual Pemakaman Yang Aneh Dari Seluruh
Dunia.(Online), (http://hermawayne.blogspot.co.id/2011/05/10-ritual-
pemakaman-yang-aneh-dari.html), diakses 13 November 2015

Anda mungkin juga menyukai