Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam

organisasipelayanan kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang

kesehatan danpelayanan kesehatan mendorong setiap organisasi pelayanan

kesehatan untuksadar mutu dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa

organisasipelayanan kesehatan.Setiap permasalahan yang muncul dalam

organisasipelayanan kesehatan khususnya berkaitan dengan mutu layanan

kesehatan,terdapat tiga konsep utama yang selalu muncul.Konsep tersebut adalah

akses,biaya, dan mutu tentu saja, akses mencakup akses fisik, keuangan, dan

mental atauintelektual terhadap peralatan dan layanan kesehatan yang

tersedia.Masalahketerjangkauan dan efisiensi juga merupakan hal yang

penting.Namun, layananyang disediakan dalam suatu institusi kesehatan harus

memiliki karakteristiktertentu, di samping persoalan keterjangkauan dan

ketersediaan.Karakteristik ituharus mencakup elemen dan karakteristik mutu.

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan

karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan

produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita

harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan

dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara

pengendaliannya.

Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai


2

produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas,

penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan

dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan,

dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada

kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan,

tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.

Elemen kepuasan konsumen sebenarnya merupakan yang terpenting.Jika

konsumen (si pasien) tidak puas dengan layanan yang diberikan, dia tidak

akanmencari layanan itu atau menerimanya, walaupun layanan tersebut tersedia,

mudahdidapat, dan mudah dijangkau. Oleh karena itu, mutu layanan yang

ditawarkanmerupakan hal penting dalam layanan kesehatan.namun, mutu harus

berasal dariperspektif konsumen karena mutu layanan merupakan jasa yang

diterima olehkonsumen layanan tersebut.

Sejalan dengan lajunya pembangunan nasional maka tuntutan akan mutu

pelayanan kesehatan oleh rumah sakit juga semakin meningkat. Rumah sakit

sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan, merupakan salah satu bentuk

institusi yang paling diharapkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi tuntutan

masyarakat untuk mendapatkan kuliatas pelayanan kesehatan yang baik dan juga

rumah sakit sebagai salah satu subsistem dalam pelayanan kesehatan rumah sakit

menjadi tempat rujukan bagi unit-unit pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat

difahami, karena seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk mencapai kualitas

pelayanan kesehatan, dapat dipenuhi oleh sebuah rumah sakit.Namun pada

kenyataannya, masih banyak masyakat yang menyampaikan berbagai keluhannya,


3

atas buruknya pelayanan yang diterima pada sebuah rumah sakit.

Hal ini ditandai dengan berbagai kritikan tentang ketidakpuasan terhadap

pelayanan sakit melalui berbagai upaya termasuk melalui jalur hukum.Oleh

karena itu upaya untuk meniaga dan meningkatkan mutu layanan rumah sakit baik

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat internal maupun eksternal rumah sakit

perlu dilaksanakan.

Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan

yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi.

Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan

anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan

dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut

kualitas yang di maksud diatas adalah :

 Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.

 Proses management proyek itu sendiri.

 Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus

 banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam

lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam

proyek di lapangan.

Upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan untuk itu adalah melalui

kegiatan akreditasi rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta, yang

tujuan akhirnya adalah menjaga mutu layanan.


4

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Mutu Pelayanan Rumah Sakit ?

2. Apa Pengertian Akreditasi ?

3. Apa Tujuan dan Manfaat Melaksanakan Akreditasi ?

4. Bagaimana Pelaksanaan Akreditasi ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Mutu Pelayanan Rumah Sakit

2. Untuk Mengetahui Pengertian Akreditasi

3. Untuk Mengetahui Alasan, Tujuan, dan Manfaat Melaksanakan Akreditasi

4. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Akreditasi


5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan akan

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan

dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau

puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan

memuaskan norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan memperhatikan

keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.

Rumah sakit merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang

kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas pada sebuah rumah sakit

muncul karena dalam sebuah rumah sakit terjadi interaksi fungsi- fungsi di

dalamnya, yaitu fungsi pelayanan kesehatan, fungsi pendidikan, dan fungsi

penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin.

Kompleksitas tersebut akan semakin berkembang pada sebuah rumah sakit yang

telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Agar rumah sakit mampu

menjalankan berbagai fungsinya secara baik, setiap rumah sakit harus mampu

menerapkan berbagai prinsip dalam menjaga mutu.

Konsep tentang mutu banyak dikembangkan oleh para ahli maupun

berbagai institusi di dunia, sehingga konsep tentang mutu akan sangat tergantung

persepsi pihak-pihak yang berkepentingan. The Joint Commision on Accreditation

of Health Care Organization mendifinisikan mutu pelayanan kesehatan sebagai


6

derajat dipenuhinya standar profesi yang baik dalam pelayanan pasien dan

terwujudnya outcome yang selayaknya, yang diharapkan menyangkut pelayanan

pasien, diagnose, prosedur, dan pemecahan masalah.

Sesuai dengan konsep umum agar produk kita dapat dipilih oleh

pelanggan adalah dengan meningkatkan manfaat dan mengurangi kelemahan

produk yang kita buat. Mutu merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan

konsumen untuk berbagai jenis jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Upaya

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pelayanan sehari-hari di rumah sakit sendiri.Semua pihak terkait,

dari manajer, para dokter sampai professional lainnya serta staf pada umumnya,

perlu menyadari kenyataan itu.

Pada saat ini, setiap orang bersemangat untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu, dan hal ini menjadi sebuah fenomena yang berkembang

secara luas di seluruh dunia.Di Indonesia, penyelenggaraan rumah sakit diatur

melalui sebuah Undang- Undang, dengan salah satu pertimbangannya adalah

untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Secara

lebih khusus, dalam Bab tentang Penyelenggaraan pada Undang-Undang Nomor

44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, terdapat satu bagian yang mengatur tentang

kewajiban melaksanakan akreditasi bagi setiap rumah sakit di Indonesia. Hal ini

secara jelas tertuang dalam Pasal 40 ayat (1), yang menyatakan “Dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara

berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali.”


7

Mutu pelayanan dibagi kedalam empat komponen, yang meliputi

efektifitas, efisiensi, adekuasi, dan scientific-technical quality. Dan untuk

menjelaskan keempat komponen tersebut, WHO memberikan definisi sebagai

berikut:

a. Efektifitas adalah pencapaian usaha dalam bentuk akhir, manfaat, keuntungan dan

hasil lainnya dibanding dengan hasil yang ingin dicapai yang telah ditetapkan

dalam tujuan yang telah direncanakan.

b. Efisiensi adalah pencapaian usaha dalam bentuk hasil akhir dibandingkan dengan

penggunaan uang, waktu, dan sumber daya yang ada.

c. Adekuasi adalah hubungan antara pelayanan yang diberikan dengan yang

dibutuhkan pasien.

d. Scientific-technical quality yaitu secara teknis medis sesuai dengan standar

profesi/standar prosedur yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi diatas mutu pelayanan rumah sakit merupakan suatu

hal yang dinamis, mengikuti jenis dan keahlian sumber daya yang ada, serta

berkembang dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat, namun

dinamika tersebut harus tetap dapat menjaga keseimbangan komponen-komponen

dalam mutu pelayanan sebagaimana diatas.

B. Pengertian Akreditasi

Akreditasi rumah sakit ialah suatu pengakuan yang diberikan oleh

pemerintah pada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang

disyaratkan.Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu cara pemantauan bagi

pelaksanaan pengukuran indikator kinerja rumah sakit.Pengembangan penilaian


8

terhadap kinerja rumah sakit merupakan tugas dari pemerintah dalam hal ini

adalah Departemen Kesehatan.Di dalam buku ”Pedoman Penyelenggaraan Rumah

Sakit” disebutkan bahwa rumah sakit diharuskan mempunyai program

peningkatan mutu baik internal maupun eksternal, untuk mengevaluasi

seluruhkegiatan yang berkaitan dengan pelayanan bagi pasien.

Program peningkatan mutu internal dapat dilakukan dengan metode dan

teknik yang dipilih dan ditetapkan olehrumah sakit.Program peningkatan mutu

eksternal dapat dilakukan melalui akreditasi,sertifikasi ISO dan lain-lain.Di dalam

Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bagian ketiga pasal

40 disebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Program

akreditasi rumah sakit di Indonesia dimulai pada tahun 1996

merupakanpelaksanaan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

Pada SKN dijelaskan bahwa akreditasi rumah sakit adalah penilaian

terhadap mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala yang dapat

digunakan untuk penetapan kebijakan pengembangan atau peningkatan

mutu.Tujuan penulisan ini adalah agar lebih dipahami bahwa akreditasi adalah

penting bagi peningkatan mutu rumah sakit terutama bagi stakeholder rumah

sakit.

C. TUJUAN DAN MANFAAT UNTUK MELAKSANAKAN AKREDITASI

Secara filosofi, kegiatan akreditasi merupakan bentuk perhatian dan

perlindungan pemerintah dengan memberikan pelayanan yang

profesional.Kualitas pelayanan yang diberikan sesuai standar rnerupakan


9

profesionalisme yang dapat menyebabkan efisiensi dalam pelayanan dan

kernampuan kompetitif rurnah sakit yang positif.Pada dasarnya tujuan utama

akreditasi rumah sakit adalah agar kualitas pelayanan yang diberikan terintegrasi

dan rnenjadi budaya sistem pelayanan di rumah sakit.

Secara khusus adalah tujuan kegiatan akreditasi yaitu :

Memperoleh gambaran seberapa jauh rumah sakit di lndonesia telah memenuhi

berbagai standard yang ditentukan sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat

dipertanggungjawabkan

1. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah

rnencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas, tenaga,

dan lingkungan yang diperlukan tersedia sehingga dapat mendukung upaya

penyembuhan dan pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya.

3. Memberikan jaminan dan kepuasan kepada individu, keluarga dan masyarakat

sebagai pelanggan bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit

diselenggarakan sebaik mungkin.

Manfaat Akreditasi

Manfaat akreditasi bagi rumah sakit ialah:

1. Akreditasi menjadi forum komunikasi dan konsultasi antara rumah sakit dengan

lembaga akreditasi yang akan memberikan saran perbaikan untuk peningkatan

mutu pelayanan rumah sakit

2. Melalui self evaluation, rumah sakit dapat mengetahui pelayanan yang berada di

bawah standar atau perlu ditingkatkan


10

3. Penting untuk penerimaan tenaga

4. Menjadi alat untuk negosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan

5. Alat untuk memasarkan (marketing) pada masyarakat

6. Suatu saat pemerintah akan mensyaratkan akreditasi sebagai kriteria untuk

memberi ijin rumah sakit yang menjadi tempat pendidikan tenaga medis/

keperawatan

7. Meningkatkan citra dan kepercayaan pada rumah sakit

Manfaat akreditasi rumah sakit bagi masyarakat adalah:

1. Masyarakat dapat memilih rumah sakit yang baik pelayanannya

2. Masyarakat akan merasa lebih aman mendapat pelayanan di rumah sakit yang

sudah diakreditasi.

Manfaat akreditasi bagi karyawan rumah sakit ialah:

1. Merasa aman karena sarana dan prasarana sesuai standar

2. Self assessment menambah kesadaran akan pentingnya pemenuhan standar dan

peningkatan mutu.

Manfaat akreditasi bagipemilik rumah sakit ialah pemilik dapatmengetahui rumah

sakitnya dikelola secaraefisien dan efektif.

Sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik

IndonesiaNomor 1165 A tahun 2004 tentang KomisiAkreditasi Rumah Sakit,

akreditasi RumahSakit di Indonesia dilakukan oleh KomisiAkreditasi Rumah

Sakit (KARS). KARSadalah organisasi penyelenggara akreditasiyang bersifat

fungsional, non struktural,independen dan bertanggung jawab kepadaMenteri.

Tugas KARS ialah melakukanperencanaan, pelaksanaan,


11

pengembangandan pembinaan di bidang akreditasi rumahsakit sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan perkembangan akreditasi internasional.

Dalam melaksanakan tugasnya, KARS menjalankan fungsi:

1. perumusankebijakan dan tata laksana akreditasi rumah sakit

2. penyusunan rencana strategi akreditasi rumah sakit

3. mengangkatdan memberhentikan tenaga surveyor

4. menetapkan statuta KARS dan dan aturaninternal pelaksanaan survei akreditasi

5. penetapan status akreditasi dan penerbitan sertifikasi akreditasi

6. penyelenggaraanpendidikan dan pelatihan di bidangakreditasi dan mutu layanan

rumah sakit

7. pelaksanaan penelitian dan pengembangandi bidang akreditasi.

Metode yang digunakan padaprogram akreditasi ialah sebagai berikut

1. survei pra akreditasi, rumah sakit menilai dirisendiri (self assessment) setelah

menerima kuesioner pra akreditasi

2. surveyakreditasi, survei dilakukan oleh surveyoryang ditugaskan oleh KARS.

Survei inidilakukan di lokasi rumah sakit setelahkuesioner pra akreditasi

dievaluasi olehKARS. Namun pada pelaksanaannya rumahsakit diminta

menyusun rencana kegiatanakreditasi dan dari rencana kegiatan rumahsakit

tersebut Direktur Jendral PelayananMedik menentukan jadwal pelaksanansurvei,

dan rumah sakit harus mengirimkanself assessment.

KARS mempunyai surveyor yangbertugas mengadakan kunjungan

lapangan(site visit). Ada tiga kategori surveyor, yaitu:

1. rekam medik, pelayanan farmasi dan K3(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


12

2. surveyor medik, melakukan survei terhadappelayanan medis, pelayanan gawat

darurat,pelayanan radiologi, pelayanan laboratoriumdan pelayanan kamar operasi

3. surveyorkeperawatan, melakukan survei pada pelayanan keperawatan,

pengendalianinfeksi nosokomial dan pelayanan perinatalrisiko tinggi.

Status akreditasi ditetapkan olehDirektur Jendral Pelayanan

MedikDepartemen Kesehatan atas usulan dariKARS. Ada empat kemungkinan

status akreditasi yaitu:

1. Tidak terakreditasi, yaitubila rumah sakit belum mampu memenuhi standar yang

ditetapkan

2. Akreditasibersyarat, yaitu apabila nilai total lebih dari 65 % tapi kurang dari 75%,

tidak ada nilai di bawah 60 %, dalam waktu satu tahun akan dinilai lagi

3. Akreditasi penuh, yaitu bilanilai total lebih dari 75 %, tidak ada nilai dibawah 60

%, masa berlaku tiga tahun

4. Akreditasi istimewa, untuk 5 tahun masaberlaku, didapat setelah tiga kali

berturut-turutmendapat akreditasi penuh

D. PELAKSANAAN AKREDITASI

Ada 3 cara pelaksanaan akreditasi yaitu tingkat dasar, tingkat lanjut dan

tingkat lengkap yang disesuaikan dengan kegiatan pelayanan di rurnah sakit.

1. Akreditasi tingkat dasar menilai 5 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu

Adrninistrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan,

Pelayanan Gawat Darurat, dan Rekam Medik.

2. Akreditasi tingkat laniut menilai 12 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu

Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan


13

Keperawatan,PelayananGawat Darurat, Rekam Medik, Farmasi, Radiologi,

Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi, Pelayanan Risiko Tinggi, Laboratoriurndan

Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-3)

3. Akreditasi tingkat lengkap menilai 16 kegiatan pelayanan di rumah sakit yaitu

Administrasi dan Manajemen. Pelayanan Medis, Pelayanan

Keperawatan,PelayananGawat Darurat, Rekam Medik, Farmasi, Radiologi,

Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi, Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi,

Laboratorium dan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K-

3) ditambah Pelayanan Intensif, PelayananTransfusi Darah, Pelayanan

Rehabilitasi Medik dan Pelayanan Gizi.

Rumah sakit boleh memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar (5

pelayanan), tingkat lanjut (12 pelayanan) atau tingkat lengkap (16 pelayanan)

tergantung kemampuan, kesiapan dan kebutuhan rumah sakit baik pada penilaian

pertama kali atau penilaian ulang setelah terakreditasi.Akreditasi rumah sakit

merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan rumah sakit. Kegiatan

akreditasi adalah penilaian sendiri (self assessment) yang dilakukan oleh rumah

sakit dan proses penilaian dari luar (external peer review) untuk menilai mutu

layanan dihubungkan dengan standar dan cara penerapannya.

Peningkatan mutu pelayanan rumah sakit merupakan hal yang sangat

penting, karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan

berbahaya.Hal tersebut dikarenakan yang menjadi sasaran kegiatan adalah jiwa

manusia, maka semua bentuk pelayanan di rumah sakit harus bermutu tinggi.

Pada saat ini, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, makapendekatan
14

peningkatan mutu lebihdikaitkan dengan penilaian output/outcomedari pelayanan,

terutama dikaitkan dengan kepuasan pasien, aspek klinik, efisiensidan lain

sebagainya. Paradigma mutu yangmengutamakan kepuasan pasien

lebihmengutamakan luaran atau dampak darisuatu pelayanan.

Penilaian terhadap Sistem

Suatu sistem dapat kita katakan optimum apabila semua unsur-unsur yang

mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai optimum, di atas telah kita bahas

beberapa unsur yang mendukung terwujudnya suatu sistem yang optimum yaitu :

1. Teknologi Konstruksi

2. Keakhlian Konstruksi

3. Kelembagaan Konstruksi

4. Jasa Konstruksi

Selain keempat unsur utama tersebut di atas, maka ada beberapa unsur

lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula menjadi pertimbangan

secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa unsur tersebut dapat pula

kita bahas secara implisit di dalam masing-masing unsur tersebut. Unsur-unsur

penting lainnya tersebut adalah sebagai berikut:

1. efektif-Efisien

2. ekonomis

3. financial-viable

4. durability, kesesuaian dengan umur rencana

5. azas-Manfaat, keberpihakan kepada Publik

6. sistem Integrasi, terhadap sistem-sistem lain di lingkungannya


15

7. dan lainnya (lingkungan hidup, dlsb).

Keseluruhan unsur-unsur di atas haruslah menjadi pertimbangan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu sistem konstruksi, apakah sistem tersebut

optimum atau tidak, yang menjadi masalah lebih lanjut adalah, pemberian bobot

terhadap masing–masing unsur. Apakah akan kita beri bobot yang sama ataukah

dengan bobot yang berbeda, menurut common–sense seharusnya bobot untuk

masingmasing unsur tersebut harusnya tidak sama, tergantung kepada tingkat

kepentingan dari masing-masing unsur yang ditinjau, jadi sangat tergantung

kepada tingkat Intervention–Policy yang kita tetapkan


16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program peningkatan mutu internal dapat dilakukan dengan metode dan

teknik yang dipilih dan ditetapkan olehrumah sakit.Program peningkatan mutu

eksternal dapat dilakukan melalui akreditasi,sertifikasi ISO dan lain-lain.Di dalam

Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bagian ketiga pasal

40 disebutkan bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Program

akreditasi rumah sakit di Indonesia dimulai pada tahun 1996

merupakanpelaksanaan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pada SKN

dijelaskan bahwa akreditasi rumah sakit adalah penilaian terhadap mutu dan

jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala yang dapat digunakan untuk

penetapan kebijakan pengembangan atau peningkatan mutu.

B. Saran

Untuk kedepannya dengan sejalan dan lajunya pembangunan nasional

maka tuntutan akan mutu pelayanan kesehatan oleh rumah sakit juga semakin

meningkat. Rumah sakit sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan, merupakan

salah satu bentuk institusi yang paling diharapkan oleh masyarakat untuk dapat

memenuhi tuntutan masyarakat untuk mendapatkan kuliatas pelayanan kesehatan

yang baik dan juga rumah sakit sebagai salah satu subsistem dalam pelayanan

kesehatan rumah sakit menjadi tempat rujukan bagi unit-unit pelayanan kesehatan

dasar. Hal ini dapat difahami, karena seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk
17

mencapai kualitas pelayanan kesehatan, dapat dipenuhi oleh sebuah rumah

sakit.Namun pada kenyataannya, masih banyak masyakat yang menyampaikan

berbagai keluhannya, atas buruknya pelayanan yang diterima pada sebuah rumah

sakit.

Hal ini ditandai dengan berbagai kritikan tentang ketidakpuasan terhadap

pelayanan sakit melalui berbagai upaya termasuk melalui jalur hukum.Oleh

karena itu upaya untuk meniaga dan meningkatkan mutu layanan rumah sakit baik

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat internal maupun eksternal rumah sakit

perlu dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Attachment
    Attachment
    Dokumen27 halaman
    Attachment
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen8 halaman
    Tugas
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Lamongan Isi
    Lamongan Isi
    Dokumen23 halaman
    Lamongan Isi
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Nopia
    Tugas Nopia
    Dokumen3 halaman
    Tugas Nopia
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Nurul
    Nurul
    Dokumen19 halaman
    Nurul
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Nurul
    Nurul
    Dokumen19 halaman
    Nurul
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Nopia
    Tugas Nopia
    Dokumen3 halaman
    Tugas Nopia
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • ID Interaksi Sosial Dalam Keberagaman Umat
    ID Interaksi Sosial Dalam Keberagaman Umat
    Dokumen19 halaman
    ID Interaksi Sosial Dalam Keberagaman Umat
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Teman
    Teman
    Dokumen13 halaman
    Teman
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • 101341009200908312
    101341009200908312
    Dokumen72 halaman
    101341009200908312
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ini
    Tugas Ini
    Dokumen21 halaman
    Tugas Ini
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • ENZIM Kelompok Erni & Nesi
    ENZIM Kelompok Erni & Nesi
    Dokumen3 halaman
    ENZIM Kelompok Erni & Nesi
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Cover Lengkap
    Cover Lengkap
    Dokumen11 halaman
    Cover Lengkap
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Attachment
    Attachment
    Dokumen27 halaman
    Attachment
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Nopi
    Tugas Nopi
    Dokumen3 halaman
    Tugas Nopi
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Makalahh
    Makalahh
    Dokumen23 halaman
    Makalahh
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen15 halaman
    Bab I
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Nopia
    Tugas Nopia
    Dokumen3 halaman
    Tugas Nopia
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen22 halaman
    Makala H
    Lucia Lastiur Nainggolan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Manajemen Kualitas
    Makalah Manajemen Kualitas
    Dokumen12 halaman
    Makalah Manajemen Kualitas
    Eyang Progo Reincarnation
    100% (1)