BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akses,biaya, dan mutu tentu saja, akses mencakup akses fisik, keuangan, dan
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan
karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan
produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita
dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar tolok ukur dan cara
pengendaliannya.
produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas,
penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan
dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan,
dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada
konsumen (si pasien) tidak puas dengan layanan yang diberikan, dia tidak
mudahdidapat, dan mudah dijangkau. Oleh karena itu, mutu layanan yang
pelayanan kesehatan oleh rumah sakit juga semakin meningkat. Rumah sakit
institusi yang paling diharapkan oleh masyarakat untuk dapat memenuhi tuntutan
masyarakat untuk mendapatkan kuliatas pelayanan kesehatan yang baik dan juga
rumah sakit sebagai salah satu subsistem dalam pelayanan kesehatan rumah sakit
menjadi tempat rujukan bagi unit-unit pelayanan kesehatan dasar. Hal ini dapat
karena itu upaya untuk meniaga dan meningkatkan mutu layanan rumah sakit baik
perlu dilaksanakan.
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan
Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus
banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut proses manajemen dalam
proyek di lapangan.
kegiatan akreditasi rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta, yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas pada sebuah rumah sakit
muncul karena dalam sebuah rumah sakit terjadi interaksi fungsi- fungsi di
Kompleksitas tersebut akan semakin berkembang pada sebuah rumah sakit yang
telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Agar rumah sakit mampu
menjalankan berbagai fungsinya secara baik, setiap rumah sakit harus mampu
berbagai institusi di dunia, sehingga konsep tentang mutu akan sangat tergantung
derajat dipenuhinya standar profesi yang baik dalam pelayanan pasien dan
Sesuai dengan konsep umum agar produk kita dapat dipilih oleh
produk yang kita buat. Mutu merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan
konsumen untuk berbagai jenis jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Upaya
dari manajer, para dokter sampai professional lainnya serta staf pada umumnya,
kesehatan yang bermutu, dan hal ini menjadi sebuah fenomena yang berkembang
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, terdapat satu bagian yang mengatur tentang
kewajiban melaksanakan akreditasi bagi setiap rumah sakit di Indonesia. Hal ini
secara jelas tertuang dalam Pasal 40 ayat (1), yang menyatakan “Dalam upaya
berikut:
a. Efektifitas adalah pencapaian usaha dalam bentuk akhir, manfaat, keuntungan dan
hasil lainnya dibanding dengan hasil yang ingin dicapai yang telah ditetapkan
b. Efisiensi adalah pencapaian usaha dalam bentuk hasil akhir dibandingkan dengan
dibutuhkan pasien.
hal yang dinamis, mengikuti jenis dan keahlian sumber daya yang ada, serta
B. Pengertian Akreditasi
terhadap kinerja rumah sakit merupakan tugas dari pemerintah dalam hal ini
Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bagian ketiga pasal
wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Program
terhadap mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala yang dapat
mutu.Tujuan penulisan ini adalah agar lebih dipahami bahwa akreditasi adalah
penting bagi peningkatan mutu rumah sakit terutama bagi stakeholder rumah
sakit.
akreditasi rumah sakit adalah agar kualitas pelayanan yang diberikan terintegrasi
berbagai standard yang ditentukan sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat
dipertanggungjawabkan
2. Memberikan jaminan kepada petugas rumah sakit bahwa semua fasilitas, tenaga,
Manfaat Akreditasi
1. Akreditasi menjadi forum komunikasi dan konsultasi antara rumah sakit dengan
2. Melalui self evaluation, rumah sakit dapat mengetahui pelayanan yang berada di
memberi ijin rumah sakit yang menjadi tempat pendidikan tenaga medis/
keperawatan
2. Masyarakat akan merasa lebih aman mendapat pelayanan di rumah sakit yang
sudah diakreditasi.
peningkatan mutu.
rumah sakit
1. survei pra akreditasi, rumah sakit menilai dirisendiri (self assessment) setelah
1. Tidak terakreditasi, yaitubila rumah sakit belum mampu memenuhi standar yang
ditetapkan
2. Akreditasibersyarat, yaitu apabila nilai total lebih dari 65 % tapi kurang dari 75%,
tidak ada nilai di bawah 60 %, dalam waktu satu tahun akan dinilai lagi
3. Akreditasi penuh, yaitu bilanilai total lebih dari 75 %, tidak ada nilai dibawah 60
D. PELAKSANAAN AKREDITASI
Ada 3 cara pelaksanaan akreditasi yaitu tingkat dasar, tingkat lanjut dan
pelayanan), tingkat lanjut (12 pelayanan) atau tingkat lengkap (16 pelayanan)
tergantung kemampuan, kesiapan dan kebutuhan rumah sakit baik pada penilaian
merupakan salah satu cara untuk menilai mutu pelayanan rumah sakit. Kegiatan
akreditasi adalah penilaian sendiri (self assessment) yang dilakukan oleh rumah
sakit dan proses penilaian dari luar (external peer review) untuk menilai mutu
penting, karena rumah sakit memberikan pelayanan yang paling kritis dan
manusia, maka semua bentuk pelayanan di rumah sakit harus bermutu tinggi.
Pada saat ini, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, makapendekatan
14
Suatu sistem dapat kita katakan optimum apabila semua unsur-unsur yang
mendukung sistem tersebut juga mencapai nilai optimum, di atas telah kita bahas
beberapa unsur yang mendukung terwujudnya suatu sistem yang optimum yaitu :
1. Teknologi Konstruksi
2. Keakhlian Konstruksi
3. Kelembagaan Konstruksi
4. Jasa Konstruksi
Selain keempat unsur utama tersebut di atas, maka ada beberapa unsur
lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk turut pula menjadi pertimbangan
secara tersendiri disini, meskipun bahasan dari beberapa unsur tersebut dapat pula
1. efektif-Efisien
2. ekonomis
3. financial-viable
optimum atau tidak, yang menjadi masalah lebih lanjut adalah, pemberian bobot
terhadap masing–masing unsur. Apakah akan kita beri bobot yang sama ataukah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bagian ketiga pasal
wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Program
dijelaskan bahwa akreditasi rumah sakit adalah penilaian terhadap mutu dan
jangkauan pelayanan rumah sakit secara berkala yang dapat digunakan untuk
B. Saran
maka tuntutan akan mutu pelayanan kesehatan oleh rumah sakit juga semakin
salah satu bentuk institusi yang paling diharapkan oleh masyarakat untuk dapat
yang baik dan juga rumah sakit sebagai salah satu subsistem dalam pelayanan
kesehatan rumah sakit menjadi tempat rujukan bagi unit-unit pelayanan kesehatan
dasar. Hal ini dapat difahami, karena seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk
17
berbagai keluhannya, atas buruknya pelayanan yang diterima pada sebuah rumah
sakit.
karena itu upaya untuk meniaga dan meningkatkan mutu layanan rumah sakit baik
perlu dilaksanakan.