Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI DUNIA DAN INDONESIA

1. SEJARAH DI DUNIA

Sejarah perkembangan K3 mulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern
sekarang secara ringkas adalah sebagai berikut :
A. ZAMAN PRA-SEJARAH Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana
manusia yang hidup pada zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah untuk
digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan. Disain tombak dan kapak yang
mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebh besar proporsinya pada mata kapak atau
ujung ombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak memerlukan
tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan momentum yang dihasilkan cukup besar. Disain
yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak membahayakan bagi pemakai saat
mengayunkan kapak tersebut.
B. ZAMAN BANGSA BABYLONIA (DINASTI SUMMERIA) DI IRAK Pada era ini
masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak membahayakan bagi
orang yang membawanya. Pada masa ini masyarakat sudah mengenal berbagai macam peralatan
yang digunakan untuk membantu pekerjaan mereka. Dan semakin berkembang setelah
ditemukannya tembaga dan suasa sekitar 3000-2500 BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat sudah
mengenal konstruksi dengan menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan oleh sinar
matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangunan saluran air dari batu sebagai fasilitas
sanitasi. Pada tahun 2000 BC muncul suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya
kompensasi asuransi bagi pekerja.
C. ZAMAN MESIR KUNO Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun
banyak sekali dilakukan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai
tenaga kerja. Pada tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan
pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah. Disamping itu Raja Ramses II juga
meminta para pekerja untuk membangun “temple” Rameuseum. Untuk menjaga agar pekerjaannya
lancar Raja Ramses II menyediakan tabib serta pelayan untuk menjaga kesehatan para pekerjanya.
D. ZAMAN YUNANI KUNO Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah
Hippocrates. Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang
ditumpanginya.
E. ZAMAN ROMAWI Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai
memperkenalkan adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-
bahan toksik dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral
Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.
F. ABAD PERTENGAHAN Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran
terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal.
Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga disyaratkan
bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus menggunakan masker.
G. ABAD KE-16 Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus
Theophrastus Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialama oleh
pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica
bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan
menerapkan prinsip ventilasi.
H. ABAD KE-18 Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 –
1714) dari Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal : Discourse on the
diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh para ahli K3 sampai
sekarang). Ramazzini melihat bahwa dokter-dokter pada masa itu jarang yang melihat hubungan
antara pekerjaan dan penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat pada saat dia mendiagnosa
seseorang yaitu “ What is Your occupation ?”. Ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang
menyebabkan penyakit akibat kerja, yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan
ketika bekerja dan adanya gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika
bekerja (ergonomic factors).
I. ERA REVOLUSI INDUSTRI (TRADITIONAL INDUSTRIALIZATION) Pada era ini
hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah : 1. Penggantian tenaga hewan dengan
mesin-mesin seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai sumber energi. 2. Penggunaan mesin-
mesin yang menggantikan tenaga manusia 3. Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan
bahan baku (khususnya bidang industri kimia dan logam). 4. Pengorganisasian pekerjaan dalam
cakupan yang lebih besar berkembangnya industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin
baru. 5. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.
J. ERA INDUSTRIALISASI (MODERN IDUSTRIALIZATION) Sejak era revolusi
industri di ata samapai dengan pertengahan abad 20 maka penggnaan teknologi semakin
berkembang sehingga K3 juga mengikut

2. SEJARAH KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DI INDONESIA

Sejarah keselamatan kerja di Negara Indonesia (k3) di mulai setelah Belanda hadir ke
Indonesia pada era ke-17. Saat itu, permasalahan keselamatan kerja di lokasi Indonesia mulai terasa
untuk melindungi modal yang ditanam untuk industri. Saat jumlah ketel uap yang dipakai industri
Indonesia sekitar 120 ketel uap, hingga munculah undang-undang tentang kerja ketel uap di tahun
1853.

Pada tahun 1898, jumlah ketel uap yang dipakai industri kerja makin bertambah jadi 2.277 ketel
uap. Tahun 1890 lalu dikeluarkan ketentuan mengenai pemasangan serta penggunaan jaringan
listrik di lokasi Indonesia. Menyusul pada tahun 1907, dikeluarkan ketentuan mengenai
pengangkutan obat, senjata, petasan, peluru serta beberapa bahan yang bisa meledak serta
berdampak pada keselamatan kerja.

Veiligheids Reglement serta pengaturan khusus menjadi pelengkap ketentuan pengerjaannya


dikeluarkan pada tahun 1905. Lalu direvisi pada tahun 1910 di mana pengawasan undang-undang
kerja dikerjakan oleh Veiligheids Toezich. Sedang pada tahun 1912 muncul pelarang pada
pemakaian fosfor putih.

Undang-undang pengawasan kerja yang berisi kesehatan serta keselamatan kerja atau K3
dikeluarkan tahun 1916. Pada tahun 1927 lahir undang-undang masalah serta di tahun 1930
pemerintah Hindia Belanda membuat revisi undang-undang ketel uap.Riwayat keselamatan kerja
di Negara Indonesia (k3) di mulai setelah Belanda hadir ke Indonesia pada era ke-17.

Saat terjadi perang dunia ke II, sedikit catatan riwayat tentang keselamatan dan kesehatan industri
kerja, karena waktu itu masih dalam situasi perang hingga banyak industri yang berhenti beroprasi.
Semenjak zaman kemerdekaan, riwayat keselamatan kerja berkembang sama dengan dinamika
bangsa Indonesia. Beberapa waktu setelah Proklamasi, undang-undang kerja serta undang-undang
kecelakaan (khususnya tersangkut permasalahan kompensasi) mulai dibuat. Di tahun 1957
didirikanlah Instansi Kesehatan serta Keselamatan Kerja.

Sedang di tahun 1970, undang-undang no I mengenai keselamatan kerja dibuat. Undang-undang


ini sendiri dibuat jadi alternatif Veiligheids Reglement tahun 1920. Sejarah selanjutnya pada tahun
1969, berdirilah ikatan Higiene Perusahaan, Kesehatan serta keselamatan kerja, serta di tahun 1969
dibuat laboratorium keselamatan kerja.

Di tahun 1957, diselenggarakan seminar nasional Higiene Perusahaan serta Keselamatan Kerja K3
dengan topik penerapan Keselamatan Kerja Untuk Pembangunan. Persisnya di bulan Februari
1990, Fakultas Kedokteran Unissula yang bekerja bersama dengan Rumah Sakit Sultan Agung
Semarang mengadakan symposium gangguan pendengaran karena kerja yang di buka oleh Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Cosmas Batubara.
TUJUAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa tujuan dalam


pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam
Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja yaitu antara lain :

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-Undang


nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja di atas terdapat harmoni mengenai
penerapan K3 di tempat kerja antara Pengusaha, Tenaga Kerja dan
Pemerintah/Negara. Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu dekat
ataupun nanti, penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Indonesia dapat
dilaksanakan secara nasional menyeluruh dari Sabang sampai Meraoke. Seluruh
masyarakat Indonesia sadar dan paham betul mengenai pentingnya K3 sehingga
dapat melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari baik di tempat kerja maupun di
lingkungan tempat tinggal.
PENTINGNYA KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

Dalam dunia kerja sering kita dengar istilah K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). K3
merupakan upaya perlindungan diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta pengawasan di lingkungan kerja. Berdasarkan data dari BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan mengatakan bahwa angka kecelakaan
kerja terus meningkat. Telah tercatat 123 ribu kasus kecelakaan kerja di sepanjang tahun
2017. "Sepanjang 2017, menurut statistik kami terjadi peningkatan kecelakaan kerja
sekira 20 persen dibandingkan 2016 secara nasional," kata Direktur Pelayanan BPJS
Ketenagakerjaan Krishna Syarif di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (6/2/2018). Hal ini
menandakan rendahnya kesadaran para karyawan dalam menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

K3 harus diterapkan di semua perusahaan terutama yang bergerak di bidang industri.


Biasanya di perusahaan industri risiko kecelakaan kerjanya lebih besar karena
berhubungan dengan banyak mesin dan alat berat. Dalam UU No. 1 Tahun 1970 tertulis
bahwa tujuan dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan maupun sakit karena
aktivitas kerja dan memakai setiap sumber produksi dengan aman serta efisien. Berikut
inilah fungsi dan tujuan umum dari K3 perlu diterapkan di perusahaan.

1. Melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan tenaga kerja agar kinerjanya
dapat meningkat.

2. Memastikan dan menjaga kesehatan dan keselamatan semua tenaga kerja yang ada di
lingkungan kerja.

3. Memastikan semua sumber produksi terpelihara dengan baik serta dapat digunakan
secara aman dan efisien.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perusahaan harus diterapkan agar karyawan dapat
bekerja dengan aman, nyaman, serta dalam kondisi sehat. Selain itu, bila K3 benar-benar
diterapkan dengan maksimal akan mengurangi kerugian fisik dan finansial bagi
perusahaan dan karyawan. Penerapan K3 juga menjadi tolak ukur atau acuan dalam
membuat SOP (Standard Operating Procedures) agar perusahaan dapat
mengidentifikasi dan mengevaluasi bagian proses mana yang perlu diperbaiki untuk
menghindari kecelakaan kerja. Para karyawan industri juga harus diberi APD (Alat
Pelindung Diri) yang berfungsi melindungi diri dari sebagian atau seluruh potensi bahaya
di tempat kerja. Apa saja bentuk APD yang sesuai dengan standar K3? Di antaranya
adalah helm, sabuk pengaman (safety belt), sepatu boot, sepatu pengaman (safety
shoes), masker, penyumbat telinga (ear plug), penutup telinga (ear muff), kacamata
pengaman (safety glass), sarung tangan, pelindung wajah, pelampung, dan sebagainya.

Memastikan dan memantau kinerja para karyawan adalah tugas perusahaan.


Perusahaan dapat menempatkan supervisor tiap divisi agar semua proses produksi
berjalan lancar tanpa hambatan dan dapat mengawasi kinerja seluruh karyawan. Cara
mudah dan praktisnya bisa dengan memanfaatkan teknologi saat ini seperti. Dengan
demikian, proses kerja tetap aman dan terkendali. Jika ada kejadian yang tidak
diinginkan bisa ditangani perusahaan dengan cepat dan efektif.
PENGERTIAN KEAMANAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA

Arti K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) secara khusus dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Pengertian K3 secara keilmuan; K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya


dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
2. Pengertian K3 secara filosofis; suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan
dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarkat adil dan makmur.

1. Mathis dan Jackson


Menurut Mathis dan Jackson pengertian K3 adalah kegiatan yang menjamin terciptanya
kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan
pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan pemberian
bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan
dimana mereka bekerja.

2. Ardana
Menurut Ardana, pengertian K3 adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat sehingga setiap
sumber produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.

3. Flippo
Menurut Flippo arti K3 adalah pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh
dan spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat kerja
dan pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda, dan sanksi lain.

4. Hadiningrum

Menurut Hadiningrum pengertian K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin, material, dan
metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami kecelakaan.

5. Widodo

Menurut Widodo, definisi K3 adalah bidang yang berhubungan dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek.

6. World Health Organization (WHO)

Menurut WHO pengertian K3 adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai