Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL KE – 04
VERY LOW FREQUENCY (VLF)
Oleh:
Lezy Nur Utari 12116128
Asisten :
Andho Marendra 12115006
Edlyn Yoadan Nathania 12115035
Elysia Levina 12115019
Falah Fadjariansyah K. K 12115032
Hendra Hidayat Akbar 12114005
M. Latif Biantoro 12115048
M. Iqbal Naufaldi 12115007
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif. Metode pasif
dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan
membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Sedangkan sumber-
sumber yang digunakan dalam pengukuran tersebut diantaranya ada- lah gelombang elektromagnetik,
getaran, sifat kelistrikan, sifat kemagnetan, dan lain-lain. Metode EM adalah salah satu metode geofisika
untuk mengetahui anomali di bawah permukaan yang memanfaatkan sifat medan magnet dan medan
listrik. Survei elektromagnetik (EM) pada dasarnya diterapkan untuk mengetahui respons bawah
permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk akibat adanya arus
bolak-balik dan medan magnetik. Medan elektromagnetik primer dihasilkan oleh arus bolak-balik yang
melewati sebuah kumparan yang terdiri dari lilitan kawat. Respons bawah permukaan berupa medan
elektromagnetik sekunder dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik yang menginduksi arus
listrik pada koil penerima (receiver) sebagai akibat adanya induksi elektromagnetik
Kata kunci : Metode EM, induksi elektromagnetik.
Abstract
In general, the geophysical method is divided into two categories, namely passive and active methods. The
passive method is done by measuring the natural fields emitted by the earth. The active method is done by
making a disturbance field then measuring the response made by the earth. While the sources used in these
measurements include electromagnetic waves, vibrations, electrical properties, magnetic properties, and
others. The EM method is one of the geophysical methods for knowing subsurface anomalies that utilize
the nature of the magnetic field and the electric field. Electromagnetic (EM) surveys are basically applied
to determine the subsurface response using propagation of electromagnetic waves formed by alternating
current and magnetic fields. The primary electromagnetic field is produced by alternating current that
passes through a coil consisting of wire windings.
The subsurface response is a secondary electromagnetic field and the resultant field is detected as an
alternating current that induces an electric current in the receiver coil as a result of electromagnetic
induction
Keywords: EM method, electromagnetic induction.
Pendahuluan
Jika di permukaan bumi timbul medan elektromagnetik maka akan timbul arus listrik yang
melewati berbagai lapisan konduktor dibawah permukaan bumi sesuai dengan hukum induksi
elektromagnetik. Arus ini akan mengganggu medan elektromagnetik di permukaan bumi dengan
timbulnya medan elektromagnetik yang baru.
Latar Belakang
Magnetotelurik (MT)
Metode magnetotellurik merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan variasi
medan elektromagnetik yang terdapat pada permukaan bumi. Variasi medan tersebut berasal dari
batuan-batuan di bawah permukaan bumi yang terinduksi oleh medan elektromagnetik yang
terdapat pada atmosfer bumi. Medan elektromagnetik di permukaan bumi diukur menggunakan
alat akuisisi data magnetollurik. Variasi medan elektromagnetik yang terukur nantinya
diterjemahkan menjadi nilai resistivitas yang kemudian dimodelkan baik secara vertikal maupun
lateral. Dari model tersebut dapat diprediksi jenis-jenis dan susunan batuan yang terdapat di bawah
permukaan bumi.
Secara sederhana, munculnya variasi medan magnet dan medan listrik di permukaan bumi dapat
dipahami menggunakan dua prinsip berikut :
1. Benda konduktor yang terkena medan magnet dengan flux yang berubah-ubah akan
menghasilkan aliran listrik. Prinsip tersebut dapat dilihat pada dinamo listrik.
2. Benda konduktor yang dialiri listrik akan menghasilkan medan magnet di sekitar benda
tersebut.
Salah satu metoda elektromagnetik ialah metoda elektromagnetik VLY (Very Low Frequency
Electromagnetic). Dalam metoda ini dimanfaatkan medan elektromagnetik yang dibangkitkan
oleh pemancar-pemancar radio berfrekuensi sangat rendah dengan daya besar yang biasanya
digunakan untuk kepentingan navigasi kapal-kapal selam. Frekuensi yang digunakan ialah antara
15 KHz – 30 KHz.
Medan magnetik dan medan listrik yang dibangkitkan pemancar disebut sebagai medan primer.
Medan primer membangkitkan medan sekunder sebagai akibat adanya arus induksi yang mengalir
pada benda-benda konduktor di dalam tanah. Medan sekunder yang timbul bergantung pada sifat-
sifat medan primer, sifat listrik benda-benda di dalam tanah dan medium sekitarnya, serta bentuk
dan posisi benda-benda tersebut. Pada daerah pengamatan VLF dilakukan pengukuran terhadap
resultan medan primer dan medan sekunder, dimana perubahan resultan kedua medan tersebut
tergantung pada perubahan medan sekunder. Sehingga bentuk, posisi, dan sifat listrik benda-benda
di bawah daerah pengamatan dapat diperkirakan.
Pengolahan data
DESAIN SURVEY
Lokasi pengukuran :
Desain pengukuran :
Pengukuran pada metode VLF-EM disarankan menggunakan titik survei dengan interval
sekitar 5–20 m. Garis survei pada metode VLF-EM umumnya diletakkan tegak lurus terhadap
formasi geologis dan paling sensitif ketika garis survei tegak lurus dengan arah pemancar.
ALAT
Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan ialah:
1. Main unit VLF-EM System
2. Kabel konektor
3. Sensor untuk mengukur
4. GPS
5. Tiang penyangga GPS
LANGKAH KERJA
Langkah Kerja Akuisisi
1. Pasang baterai pada main unit
5. Lakukan tuning dengan cara mengambil sinyal yang paling kuat sesuai medan magnet pada
lokasi survey. Praktikan menggunakan transmitter Australia dengan frekuensi 22,2 kHz.
6. Input nama file pengukuran
7. Lakukan konfigurasi waktu: hari, tanggal, jam serta menit pada saat melakukan pengambilan
data
8. Lakukan konfigurasi lintasan: modus survey dan VLF
10. Tunggu hasil pengukuran yang ditampilkan layar, jika nilai dibawah 5 nT maka praktikan
melakukan pengukuran ulang dengan cara tekan tombol 1.
11. Simpan hasil pengukuran dengan menekan tombol A lalu tekan tombol F
12. Pindah ke titik pengukuran selanjutnya, tekan tombol 1 untuk melakukan pengukuran kembali.
13. Lakukan tahaoan diatas sampai ke titik pengukuran terakhir pada lintasan
15. Matikan main unit dengan cara menekan tombol O dan F secara bersamaa
6. Ubah parameter spacing dan kemudian pilih ‘Update params’ maka akan muncul nilai
max depth.
7. Parameter berikut dapat diubah untuk melihat respon perubahan warna yang
diinginkan
8. Jika ingin melihat tampilan dengan skala warna grey, pilih ‘Grey/Color’
Hasil
Data pengukuran VLF sintesis
Data VLF sintesis yang telah dilakukan Fraser Filtering
Data VLF sintesis yang telah dilakukan filtering Karous-Hjelt dengan spasi 10m.
Data VLF sintesis yang telah dilakukan filtering Karous-Hjelt dengan spasi 20m.
Data VLF sintesis yang telah dilakukan filtering Karous-Hjelt dengan spasi maksimal
sebesar 52.73m.
Analisis Data
Bumi ini terdiri dari berbagai macam lapisan. Lapisan itu juga terdiri dari berbagai macam
kandungan seperti batuan, mineral dan tanah. Batuan dan mineral yang ada di bumi memiliki
sifatsifat listrik seperti; potensial listrik alami, konduktivitas listrik, dan konstanta dielektrik. Ada
berbagai metode yang dilakukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan tanah. Salah
satunya adalah metode elektromagnetik. Metode EM adalah salah satu metode geofisika untuk
mengetahui anomali di bawah permukaan yang memanfaatkan sifat medan magnet dan medan
listrik. Survei elektromagnetik (EM) pada dasarnya diterapkan untuk mengetahui respons bawah
permukaan menggunakan perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk akibat adanya
arus bolak-balik dan medan magnetik. Medan elektromagnetik primer dihasilkan oleh arus bolak-
balik yang melewati sebuah kumparan yang terdiri dari lilitan kawat. Respons bawah permukaan
berupa medan elektromagnetik sekunder dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik
yang menginduksi arus listrik pada koil penerima (receiver) sebagai akibat adanya induksi
elektromagnetik. Pada praktikum kali ini telah dilakukan pengambilan data dengan menggunakan
metode very low frequency kemudian diolah pada pengolahan data menggunakan software
KHFfilt .
Hasil dari data VLF-EM adalah inphase (real) dan quadrature (imajiner) bagian dari rasio
(HRz/HRy). Komponen real dan imajiner dinyatakan sebagai persentase dari medan total utama
transmitter VLF. Bagian real dari tipper sensitif terhadap benda dengan resistivitas rendah
sedangkan bagian quadrature dari tipper sensitif terhadap variasi sifat kelistrikan bumi.
Pada gambar (Data VLF sintesis yang telah dilakukan filtering Karous-Hjelt dengan spasi 20m),
dapat dilihat distribusi nilai resistivitas dari bawah permukaan yang dapat digunakan untuk melihat
daerah konduktif. Pada jarak 230-300m di kedalaman 20-100m memiliki nilai resistivitas yang
sangat kecil (warna biru) menandakan terdapat adanya indikasi lubang di bawah permukaan, yang
kemungkinan merupakan karst. Kemudian pada jarak 50150m di kedalaman 20-60m dan 350-
500m pada kedalaman 20-100m memiliki rentan nilai resistivitas sebesar 0-5ohm m yang dapat
diinterpretasikan sebagai aliran dari sea water berdasarkan tabel dibawah ini
Jika nilai resistivitasnya kecil, maka daerah konduktif dapat ditentukan. Berdasarkan gambar (Data
VLF sintesis yang telah dilakukan filtering Karous-Hjelt dengan spasi 20m) , daerah yang sangat
konduktif ditandai dengan warna biru dan daerahyang tidak konduktif ditandai oleh area berwarna
merah. Jika di permukaan bumi timbul medan elektromagnetik maka akan timbul arus listrik yang
melewati berbagai lapisan konduktor dibawah permukaan bumi sesuai dengan hukum induksi
elektromagnetik. Arus ini akan mengganggu medan elektromagnetik di permukaan bumi dengan
timbulnya medan elektromagnetik yang baru.
Kesimpulan
Praktikum modul 4 ini dituntut untuk dapat melakukan pengambilan data serta melakukan
pengolahan data dengan menggunakan VLF (Very Low Frequency) pada software KHFfilt .
Daftar Pustaka
1. Viridi S Hilfan K, dkk.1995. Fisika Bumi Jurusan Fisika.Bandung : ITB Bandung
2. Telford, W,M, Geldart, L,P, Sheriff, R,E, & Keys, D,A. 1990. Applied Geophysics.
3. https://fauzulchaidir.wordpress.com/2016/10/29/metode-elektromagnetik/ (Diakses pada
tanggal 19 April 2019, pukul 21.48 WIB)
4. Suyanto, Imam. 2007. Analisis data VLF untuk mengetahui kemenerusan pipa gas bawah
permukaan di gresik, Jawa Timur. Yogyakarta. Jurnal Fisika Indonesia.
5. Agus Budhi Prasetyo. 2004. Kajian Karakteristik Mataair Pada Kawasan Karst di
Kabupaten Wonogiri, Jawa TengahI. Skripsi. Fakultas Geografi. UGM. Yogyakarta.
6. Modul Praktikum Elektromagnetik. Laboratorium Geofisika Eksplorasi Jurusan Teknik
Geofisika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta 2017
7. Tim penyusun. 2019. Modul Praktikum Elektromagnetik. ITERA