Asadassada
Asadassada
Penyebab penyakit kulit skabies adalah tungau Menurut Gorroll dan Mulley, (2006). Ciri
(mite) Sarcoptes scabei, dimana dikelompokkan dokter keluarga adalah (1) menjadi kontak
dalam kelas Arachnida. Penyakit skabies dapat pertama dengan pasien dan member pembinaan
ditularkan secara langsung (kontak kulit dengan berkelanjutan (continuing care), (2) membuat
kulit) misalnya berjabat tangan, tidur bersama, diagnosis medis dan penangannnya, (3)
dan melalui hubungan seksual. Penularan secara membuat diagnosis psikologis dan
tidak langsung (melalui benda), misalnya penangannya, (4) memberi dukungan personal
pakaian, handuk, sprei, bantal, dan selimut yang bagi setiap pasien dengan berbagai latar
dipakai secara bersamaan. belakang dan berbagai stadium penyakit, (5)
mengkomunikasikan informasi tentang
Faktor yang berperan pada tingginya prevalensi pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
skabies adalah kemiskinan, kepadatan penghuni prognosis, (6) melakukan pencegahan dan
rumah, tingkat pendidikan rendah, keterbatasan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan
air bersih, dan perilaku kebersihan yang buruk. melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan,
Tingginya kepadatan penghuni disertai interaksi deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan
dan kontak fisik yang erat memudahkan perubahan perilaku.
penularan skabies. Kepadatan penghuni rumah
merupakan faktor risiko paling dominan Penatalaksanaan kasus bertujuan yaitu
dibandingkan faktor risiko skabies lainnya. mengidentifikasi masalah klinis pada pasien dan
Berdasarkan faktor risiko tersebut prevalensi keluarga serta faktor-faktor yang berpengaruh,
skabies yang tinggi umumnya terdapat di menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan
asrama, panti asuhan, pondok pesantren, keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan
penjara, dan pengungsian. pasien dan keluarga serta partisipasi keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan.
TUJUAN PENULISAN handuk, sprei, dan sering meminjam pakaian
1. Mengidentifikasi faktor risiko dan masalah milik orang lain. Riwayat alergi seperti asma,
klinis yang terdapat pada pasien. alergi makanan atau alergi obat disangkal oleh
2. Menerapkan pendekatan dokter keluarga pasien. Saat pertama kali gatal muncul, pasien
yang holistik dan komprehensif sesuai tidak digigit oleh serangga.
masalah yang ditemukan pada pasien, dan
melakukan penatalaksanaan berbasis Keluarga pasien tidak ada yang menderita darah
Evident Based Medicine yang bersifat tinggi, kencing manis, penyakit jantung,
family-approach dan patient-centered. penyakit paru, penyakit ginjal, asma dan alergi
baik obat maupun makanan.
ILUSTRASI KASUS
METODE
Pasien An. IR, seorang laki-laki usia 14 tahun,
Studi ini merupakan laporan kasus. Data primer
datang ke Puskesmas Tanjung Sari keluhan
diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
muncul bintil-bintil kemerahan disertai gatal di
dan kunjungan rumah. Data sekunder didapat
sela jari tangan, kedua telapak tangan dan perut
dari rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan
sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bintil sebesar
diagnosis holistik dari awal, proses dan akhir
jarum pentul dirasakan muncul pertama kali
studi secara kualitatif dan kuantitatif.
pada sela jari tangan kanan. Keluhan tersebut
disertai rasa gatal yang semakin memberat
terutama pada malam hari. Untuk mengurangi
DATA KLINIS
rasa gatal tersebut, ibu pasien membeli obat
Anamnesis
pereda gatal di apotik namun keluhan gatal
Pasien An. IR, usia 14 tahun datang ke
belum membaik.
puskesmas Tanjung Sari untuk berobat dengan
keluhan bintil-bintil kemerahan terasa gatal di
3 minggu yang lalu, bintil kemerahan disertai
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan gatal dirasakan
gatal dirasakan semakin meluas hingga ke
pasien meningkat pada malam hari. Pasien telah
bagian sela jari tangan kiri, dan kedua telapak
menggunakan obat pereda gatal yang didapat
tangan. Rasa gatal yang dirasakan membuat
dari apotik namun keluhan tidak kunjung
pasien menggaruk kulit hingga timbul luka
hilang. Pasien mengatakan awalnya keluhan
akibat garukan.
berupa bintil-bintil kecil sebesar jarum pentul
pada sela jari tangan kanan, namun lama
2 minggu yang lalu, pasien dibawa oleh ibunya
kelamaan bintil-bintil semakin banyak dan
berobat ke bidan desa, diberikan salep dan obat
menyebar hingga ke sela jari tangan kiri, kedua
pereda gatal, namun keluhan masih tetap
telapak tangan dan perut. Pasien sudah berobat
dirasakan. 1 minggu yang lalu, pasien
ke bidan desa, diberikan salep dan obat pereda
merasakan bintil kemerahan semakin banyak
gatal namun keluhan masih tetap dirasakan,
dan meluas hingga ke bagian perut. Gatal yang
Adik pasien juga mengalami keluhan serupa.
dirasakan pada malam hari semakin memberat
hingga terkadang membuat pasien sering
Pemeriksaan Fisik
terbangun. Hal itu menyebabkan pasien untuk
Penampilan sesuai usia, keadaan umum tampak
datang berobat ke puskesmas.
sakit ringan, kesadaran compos mentis, berat
badan 45 kg, tinggi badan 140 cm, Status gizi:
Ibu pasien mengatakan keluhan yang dirasakan
IMT 22,95 , TD 120/80 mmHg, nadi 80
pasien timbul setelah pasien meminjam pakaian
x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,5
milik temannya yang mengalami keluhan serupa
ºC.
dan tinggal di pondok pesantren. Selain pasien,
adik pasien juga mengalami keluhan yang sama.
Pasien memiliki kebiasaan jarang mencuci
Status generalis : yaitu An. Ar (3 tahun). Bentuk keluarga pasien
Kepala: Rambut hitam sebagian abu-abu adalah keluarga inti.
tersebar merata tidak ada kebotakan.
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (- Komunikasi dalam keluarga berjalan lancar.
/-) Keluarga pasien sering berkumpul bersama
THT: Telinga, hidung, kesan dalam batas membicarakan aktivitas yang dilakukan
normal, faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1. seharian oleh masing-masing anggota keluarga.
Thorax : Pemecahan masalah di keluarga pasien melalui
Jantung diskusi antara kedua orang tuanya sedangkan
I: ictus kordis tidak tampak anak-anak tidak dilibatkan. Keputusan di
P: ictus cordis teraba pada SIC 5 keluarga biasanya ditentukan oleh ayah pasien,
P:batas jantung kanan SIC 4 sternalis dekstra, namun terkadang ibu pasien juga pernah
batas jantung kiri SIC 2 jari medial linea bertindak sebagai pengambil keputusan atas
midclavicular sinistra persetujuan ayah pasien.
A: BJ I/II reguler
Paru Untuk memenuhi kebutuhan materi sehari-hari
I: tampak simetris, retraksi (-), pernapasan keluarga ini hanya bergantung pada ayah pasien
tertinggal (-) yang bekerja sebagai buruh. Pasien merupakan
P: fremitus taktil simetris kanan dan kiri, nyeri seorang pelajar yang masih duduk di bangku
tekan (-), massa (-) SMP. Pendapatan perbulan keluarga sebesar ±
P: sonor +/+ Rp.1.500.000 yang digunakan untuk
A: rhonki (-), wheezing (-) menghidupi 5 orang di keluarga ini.
Abdomen
I: Datar, tidak ascites Perilaku berobat keluarga yaitu memeriksakan
A: BU (+) 8 kali per menit keluarganya yang sakit ke layanan kesehatan.
P: Nyeri tekan (-) Pola pengobatan pada pasien dan keluarga jika
P: Timpani memiliki keluhan pasien berobat ke bidan desa,
Ekstremitas: Akral hangat, edem (-/-) jika tidak membaik baru berobat ke puskesmas,
Muskuloskeletal dan neurologis: Kesan dalam pasien sudah memiliki jaminan kesehatan BPJS.
batas normal. Keluarga pasien berobat ke Puskesmas Tanjung
Sari yang berjarak ± 7 kilometer dari rumah
Status lokalis: pasien.
Pada regio dorsum manus dextra et sinistra,
interdigitalis manus dextra et sinistra, abdomen
tampak makula hingga papul hipopigmentasi
multiple, batas tegas, bentuk bulat, ukuran
miliar-lentikular, diskret-konfluen, penyebaran
regional.
DATA KELUARGA
Family Focused
a. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
skabies dan penyebabnya.
b. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
tanda dan gejala skabies serta cara
penularannya.
c. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
penatalaksanaan skabies.
d. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
kebersihan diri dan lingkungan sekitar
rumah.
e. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
mengenai modifikasi makanan yang
dapat memperberat penyakit.
f. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
mengenai faktor-faktor apasaja yang
dapat menyebabkan terjadinya skabies.
g. Memberikan informasi dan edukasi
menggunakan media leaflet mengenai
pola hidup sehat dan bersih.
Community Oriented
Memberikan konseling mengenai penularan dan
pencegahan penyakit skabies yang dapat
menular ke tetangga seperti tidak bersentuhan
secara langsung.