TUGAS 1
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kaempferia galanga
Dengan Maserasi (Rendaman 24x3
jam/Kinetika/Ultrasonik)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 4
KELAS: F
DOSEN PEMBIMBING:
Siti Rofida, M.Farm., Apt.
Amaliyah Dina A., M.Farm., Apt.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Lilianae
Order : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L. (www.itis.gov)
(Gambar 2. Morfologi Kencur; (1) Rimpang kencur; (2) Daun; (3) Bunga)
2.2. Ekstrak
2.2.1 Pengertian
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditentukan (Depkes RI,
1995).
Ekstrak dikategorikan menjadi:
a. Ekstrak Kering (Siccum)
Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang
didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. Substansi
ekstrak kering yaitu eksipien (bahan pengisi), stabilizers (penstabil), dan preservative
(bahan pengawet). Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
Ekstrak kering (Extracta sicca) dibagi dalam dua bagian, yaitu:
1. Ekstrak kering, yang dibuat dengan suatu cairan etanol dan karena tidak larut
sepenuhnya dalam air. Contohnya adalah Ekstraktum Granati, Ekstraktum Rhei.
2. Ekstrak kering yang dibuat dengan air. Contohnya antara lain Ekstraktum Aloes,
Ekstraktum Opii, Ekstraktum Ratanhiae (Van Duin, 1947).
b. Ekstrak Kental (Spissum)
Ekstrak Kental atau ekstrak semisolid, adalah sediaan yang memiliki tingkat
kekentalan di antara ekstrak kering dan ekstrak cair. Suatu ekstrak kental diartikan
dengan ekstrak dengan kadar air antara 20-25%; hanya pada Extractum Liquiritae
diizinkan kadar air sebanyak 35% (Van Duin, 1947).
1. Extractum Filicis, yang dibuat dengan perkolasi dengan eter, setelah itu eter
dihilangkan sama sekali dengan penyulingan. Dalam Farmakope dinyatakan
bahwa sebelum Ekstractum Filicis harus diaduk terlebih dahulu.
2. Extractum Cannabis indicae, yang dibuat dengan etanol 90% dan mungkin tidak
mengandung jumlah air yang berarti. Jika ekstrak ini pada waktu pengolahan
harus dilarutkan, maka untuk itu kita harus memakai etanol 90%.
Ekstrak lainnya dapat digolongkan dengan jelas dalam dua golongan:
a. Ekstrak kental yang dibuat dengan etanol 70% dan dimurnikan dengan
air, contoh: Ekstrak Belladonnae, Extractum Visci albi, Extractum Hyoscyami.
b. Ekstrak kental yang dibuat dengan air, contoh: Extractum liquiritae,
Extractum Gentianae, Extractum Taraxaci (Van Duin, 1947).
c. Ekstrak cair (Liquidum)
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia nabati, yang mengandung etanol
sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan pengawet. Jika tidak
dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung bahan aktif
dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat. Contoh ekstrak cair adalah Extractum Chinae
liquidum, Extractum Hepatis liquidum (Van Duin, 1947).
2.3. Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh kandungan senyawa
kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair
dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh
cahaya matahari langsung, ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari
yang digunakan air, etanol dan campuran air etanol (Depkes RI, 1979).
PROSEDUR KERJA
4 Aliminium foil
5 Beaker glass
6 Loyang
8 Toples
9 Kertas saring
10 Batang pengaduk
3.2. Kerangka operasional
Residu Diamkan
Tampung filtrat ditambah 1200 selama 24 jam,
ml etanol hasil
Diamkan Residu
selama 24 jam, ditambah 1200 Tampung filtrat
hasil ml etanol
Backer, C. A. R. C. B. Van den Briak. 1986. Flora of Java, Vol 2. Walters Noordhoff. N. v.
Groningen. P. 33.
Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
https://www.bing.com/images/search?q=kaempferia+galanga&FORM=HDRSC2,
(online)(24 September 2018).
Inayatullah, M.S. 1997. Standarisasi rimpang kencur dengan parameter etil para metoksi
sinamat. Fakultas Farmasi, Universitas Erlangga.Surabaya.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal
kesehatan. Volume VII No.2
Rostiana, O., W. Haryudin dan Rosita, SMD, 2003. Stabilitas hasil lima nomor harapan
kencur. Jurnal Penelitian Tanaman Indutri. Vol 12. No 4. Des 2006. hal. 140 – 145.
Susanti, dkk. 2014. Pembuatan Minuman Serbuk Markisa Merah (Passifora edulis f. edulis
Sims) (Kajian Konsentrasi Tween 80 dan Suhu Pengeringan). Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Universitas Brawijaya. 2(3):170-179.
Van Duin, C.F., 1947, Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek Dan Teori, Penerjemah K.
Satiadarma Apt., Pecenongan, Jakarta.
Winarto, W. P., 2007. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, 152- 153,
Jakarta, Karyasari Herba Media.