I. JUDUL
Eksistensi Etnis Cina di Tengah Kota Syariah
III. PERMASALAHAN
Kota Banda Aceh adalah salah satu kota yang diberikan hak otonomi daerah
untuk melaksanakan hukum syariat Islam. Masyarakat Banda Aceh khususnya
dan masyarakat Aceh pada umumnya diwajibkan untuk mengikuti aturan hukum
ini, seperti harus berpakaian yang islami, wanita wajib menggunakan jilbab,
dilarang berkhalwat laki-laki dan perempuan, tidak boleh mengonsumsi khamar,
dan lain sebagainya. Tentu siapa saja yang melanggaran aturan tersebut akan
dikenakan sanksi sesuai dengan qanun yang telah ditetapkan.
Di balik segala aturan syariat Islam yang berlaku tersebut, terdapat
sekelompok masyarakat yang bukan beragama Islam tetap tinggal bersama.
Mereka adalah etnis Cina yang mayoritas beragama Budha. Maka timbul
pertanyaan, bagaimana keberterimaan mereka ketika mereka berada di negeri
syariah tersebut. Bagaimana ikatan toleransi yang terjalin sehingga masyarakat
Aceh dulu dapat menerima kedatangan orang-orang Cina yang berbeda etnis dan
bahkan berbeda agama tersebut. Padahal, pada zaman dahulu, Aceh sangat
dikenal dengan wilayah yang sangat sensitif dengan hal yang berkaitan
keagamaan. Maka dari itu, peristiwa ini perlu digali kembali, bukan untuk
mengorek-ngorek luka lama, melainkan untuk menjaga keutuhan sejarah. Rasa
bhineka tunggal ika ini perlu direkam jejaknya agar tidak terjadinya
kesalahpahaman atau perselisihan di masa anak cucu kita nanti. Lalu bagaimana
cara mereka melestarikan budaya nenek moyang mereka ditengah masyarakat
aceh yang kental dengan budaya aceh yang terkenal islaminya. Dan bagaimana
cara mereka berinteraksi dengan masyarakat aceh sehingga etnis cina di aceh
mampu menguasai perekonomian/perdagangan di aceh tanpa adanya konflik.
Namun, mereka malah mampu menjalin keakraban dengan masyarakat Aceh
umumnya, khususnya Kota Banda Aceh. Poin-poin yang telah disebutkan tadi
menjadi hal yang sangat penting untuk direkam sehingga menjadi pembelajaran
baru untuk ditelusuri dan menjadi suatu simbol pemersatu antara masyarakat
pribumi aceh maupun masyarakat tionghoa yang berada di aceh.
IV. SINOPSIS
Subjek yang akan direkam adalah orang-orang etnis tionghoa yang masih
menetap di Aceh, khususnya kawasan Banda Aceh sampai sekarang ini. Beberapa
di antaranya akan dilakukan wawancara. Selain itu, turut disertakan pandangan
sejarawan yang paham akan sejarah awal mula masuknya etnis Cina/Tionghoa di
Aceh yang terjadi beratus tahun lalu hingga berabad yang lalu dan sejarah
kerjasama antara Aceh dan Cina. Tidak hanya itu, objek lainnya yang akan di
rekam adalah bukti-bukti sejarah yang masih tersisa yang berhubungan dengan
masuknya etnis cina ke Aceh dan hubungan yang dilakukan antara Aceh dan
bangsa Cina. serta akan ditelusuri tentang perkembangan perekonomian etnis
tionghoa yang berada di aceh yang telah menguasai perdagangan di aceh hingga
berabad abad lamanya sampai sekarang. Dan juga akan ditelusuri sejarahnya
melalui buku-buku sejarah aceh yang banyak memuat semua hal yang berkaitan
dengan semua poin yang dibahas.