Anda di halaman 1dari 5

Putri Agreska Maritha Bella

2016 – 11 – 113

TEORI TAMBAHAN
Silicon-controlled rectifier merupakan alat semikonduktor empat lapis (PNPN)
yang menggunakan tiga kaki yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan
gerbang (gate) – dalam operasinya. SCR adalah salah satu thyristor yang paling
sering digunakan dan dapat melakukan penyaklaran untuk arus yang besar.

SCR dapat dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi, yaitu SCR
arus rendah dan SCR arus tinggi. SCR arus rendah dapat bekerja dengan arus

anoda kurang dari 1 A sedangkan SCR arus tinggi dapat menangani arus beban
sampai ribuan ampere.
Gambar 1 Konstruksi dan simbol
SCR

Simbol skematis untuk SCR mirip dengan simbol penyearah dioda dan
diperlihatkan pada Gambar 2. Pada kenyataannya, SCR mirip dengan dioda
karena SCR menghantarkan hanya pada satu arah. SCR harus diberi bias maju
dari anoda ke katoda untuk konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung
gerbang yang digunakan berfungsi untuk menghidupkan alat.

Operasi SCR
Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR
memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar.
Gerbang SCR dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu
diperlukan setidaknya 0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai
tegangan pemicu gerbang (gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR
memberikan data arus masukan minimum yang dibutuhkan untuk
menghidupkan SCR. Lembar data menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu
gerbang (gate trigger current). Sebagai contoh lembar data 2N4441 memberikan
tegangan dan arus pemicu :
VGT = 0,75 V

Laboratorium Elektronika Daya


STT-PLN
Putri Agreska Maritha Bella
2016 – 11 – 113

I GT = 10 mA
Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu 10
mA pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.

Gambar 3 SCR yang dioperasikan dari sumber DC

Skema rangkaian penghubungan SCR yang dioperasikan dari sumber DC


diperlihatkan pada Gambar 3. Anoda terhubung sehingga positif terhadap
katoda (bias maju). Penutupan sebentar tombol tekan (push button) PB1
memberikan pengaruh positif tegangan terbatas pada gerbang SCR, yang men-
switch ON rangkaian anoda-katoda, atau pada konduksi, kemudian
menghidupkan lampu.Rangkaian anoda-katoda akan terhubung ON hanya satu
arah. Hal ini terjadi hanya apabila anoda positif terhadap katoda dan tegangan
positif diberikan kepada gerbang Ketika SCR ON, SCR akan tetap ON, bahkan
sesudah tegangan gerbang dilepas. Satu-satunya cara mematikan SCR adalah
penekanan tombol tekan PB2 sebentar, yang akan mengurangi arus anoda-
katoda sampai nol atau dengan melepaskan tegangan sumber dari rangkaian
anoda-katoda.

SCR dapat digunakan untuk penghubungan arus pada beban yang dihubungkan
pada sumber AC. Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat
menghantarkan setengah dari gelombang input AC. Oleh karena itu, output
maksimum yang diberikan adalah 50%; bentuknya adalah bentuk gelombang
DC yang berdenyut setengah gelombang.

Aplikasi SCR:
1. SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat
memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak
digunakan untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor
DC dari sumber AC, pemanas, AC, melindungi beban yang mahal
(diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang berasal dari catu daya,
digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan pemanas
induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk

Laboratorium Elektronika Daya


STT-PLN
Putri Agreska Maritha Bella
2016 – 11 – 113

penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal


dalam pengoperasiannya. Rangkaian SCR:

Gambar. Saklar solid-state


2. Sumber tegangan pada rangkaian berikut langsung berasal dari jala-jala
PLN 220 Volt, yang langsung disambung seri dengan beban lampu dan
SCR. Selanjutnya untuk rangkaian pengendali diperlukan penyearah
tegangan sistem jembatan (bridge diode) yaitu D1 - D4. Rangkaian
pengendali SCR terdiri dari dua buah transistor yaitu Q1 dan Q2. Apabila
beban yang ditanggung SCR terlampau besar, rangkaian pengendali
bekerja dan SCR berada pada kondisi “OFF”. Besar arus maksimum
yang dapat ditanggung SCR dapat ubah-ubah dengan mengatur
potensiometer atau tahanan variabel (VR).

Laboratorium Elektronika Daya


STT-PLN
Putri Agreska Maritha Bella
2016 – 11 – 113

Gambar.Rangkaianpengendali SCR

1. Struktur SCR:

Struktur dasar thyristor adalah struktur 4 layer PNPN seperti yang ditunjukkan pada
gambar-1a. Jika dipilah, struktur ini dapat dilihat sebagai dua buah struktur junction
PNP dan NPN yang tersambung di tengah seperti pada gambar
Ini tidak lain adalah dua buah transistor PNP dan NPN yang tersambung pada
masing-masing kolektor dan base. Jika divisualisasikan sebagai transistor Q1 dan
Q2, maka struktur thyristor ini dapat diperlihatkan seperti pada gambar berikut:

2. Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda
dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR
banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan
komponen lainnya terutama pada pemakaian saklar elektronik. SCR biasanya
digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi karena SCR dapat
dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt tergantung pada spesifik dan tipe dari
SCR tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan
maju sampai pada tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF). SCR akan
menghantar jika pada terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus dengan
tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus yang mengalir pada SCR lebih
besar dari arus yang penahan (IH). Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-
kan) SCR adalah dengan mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus penahan (IH).
SCR adalah thyristor yang uni directional,karena ketika terkonduksi hanya bisa

Laboratorium Elektronika Daya


STT-PLN
Putri Agreska Maritha Bella
2016 – 11 – 113

melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Artinya, SCR aktif
ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara anoda dan katodanya dibias maju.
Dan ketika sumber yang masuk pada SCR adalah sumber AC, proses penyearahan
akan berhenti saat siklus negatif terjadi.
3. Aplikasi SCR: SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak dapat
memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan untuk
mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC, pemanas,
AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan tegangan yang
berasal dari catu daya, digunakan untuk “start lunak” dari motor induksi 3 fase dan
pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai perlengkapan untuk penyerapan
berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal dalam pengoperasiannya.
4. Prinsip kerja SCR adalah dalam kondisi normal antara anoda dan katoda tidak
menghantar seperti dioda biasa. anoda dan katoda akan terhubung setelah
pada Gate diberi trigger minimal sebesar 0,6 Volt lebih positif dari katoda. SCR
akan tetap menghantar walaupun trigger pada gate telah dilepas. SCR akan
kembali ke kondisi tidak menghantar setelah masukan tegangan pada Anoda
dilepas.
5. Pembagian thyristor yaitu SCR, DIAC, dan TRIAC. SCR merupakan gabungan
dua transistor, DIAC merupakan gabungan dua dioda, dan TRIAC merupakan
gabungan dua SCR.

Contoh penggunaan SCR pada sirkuit DC adalah sebagai perangkat atau


device crowbar yang berfungsi untuk memproteksi bila terjadi tegangan lebih
(over voltage). Sirkuit crowbar terdiri dari sebuah SCR yang dihubungkan pararel
dengan output dari power supply DC. Rusaknya SCR dan power supply dapat
dicegah dengan pemasangan secara benar dan bijaksana sebuah fuse atau
resistansi seri yang besar setelah SCR untuk membatasi arus hubung singkat
dari rangkaian.

Beberapa rangkaian atau perangkat sensor tegangan output akan terhubung ke


gate SCR. Sehingga ketika kondisi overvoltage terjadi, tegangan akan diterapkan
di antara gate dan katoda, yang kemudian memicu atau mentrigger SCR dan
memaksa fuse untuk memutus.

Meskipun fakta mengatakan bahwa SCR merupakan perangkat DC (arus


searah), namun sebagian besar aplikasi SCR adalah untuk mengontrol daya AC
(arus bolak-balik). Jika dibutuhkan arus rangkaian dalam dua arah, maka
beberapa atau lebih dari satu SCR dapat digunakan dalam sebuah rangkaian.
Dengan begitu SCR akan dapat menangani atau mengalirkan setiap arah arus
dari kedua setengah siklus gelombang AC.

Laboratorium Elektronika Daya


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai