Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH LATIHAN TERATUR

TERHADAP DIAMETER SERAT OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR

Prayogi Dwi Darsana1


Rias Gesang Kinanti2
Desiana Merawati3
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
E-mail: prayogi9e16smpndj@gmail.com

ABSTRACT: This research is very useful to know exercise to diameter


cardiomyocyte hypertrophy of wistar rat. The experimental method using
experimental laboratories with a succe design randomized the post test
control group only design. Samples were white rattus norvegicus wistar
male rats of 10 males, divided into two groups (K1: Regular Exercise and
K2: Control). Combined treatment with regular exercise frequency 3 times
a week, and moderate 20 minutes / day with an additional 3% of initial
body weight, do at 7:00 pm to 2:00 pm for 8 weeks, and with a 30ºC pool
temperature treatment. Observation of histology of heart muscle as much
as 5 field width with 400x enlargement on microscope randomly selected.
The result of paired T-Test Analysis shows sig = 0,570 <0,01. In
conclusion there was a significant difference between the group of regular
exercise and the control group on the magnification of diameter on left
ventricular heart muscle fibers of wistar rats.
Keyword: regular exercise, hypertrophy myocardial, wistar rats
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
signifikan latihan teratur terhadap pembesaran diameter serat otot jantung.
Penelitian experimental laboratories dengan rancangan randomize control
group post test only design menggunakan sampel tikus putih jenis rattus
norvegicus wistar, berjenis kelamin jantan, sebanyak 10 ekor, terbagi
menjadi dua kelompok (K1: Latihan teratur dan K2: Kontrol). Perlakuan
berupa renang dengan frekuensi latihan teratur 3 kali seminggu dan kontrol
tanpa perlakuan, intensitas moderat, dan durasi 20 menit/tikus dengan
tambahan beban 3% dari berat badan awal, dilakukan pada pukul 19.00-
22.00 selama 8 minggu, dan dengan memperhatikan suhu kolam 30ºC.
Pengamatan gambaran histologi otot jantung sebanyak 5 luas lapang
pandang dengan pembesaran 400x pada mikroskop dipilih secara acak.
Hasil analisa Uji-T berpasangan menunjukkan tingkat sig = 0,570 < 0,01.
Kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
latihan teratur dan kelompok kontrol terhadap pembesaran diameter pada
serat otot jantung ventrikel kiri tikus wistar.

Kata kunci: latihan teratur, pembesaran otot jantung, tikus wistar

PENDAHULUAN
Latihan fisik yang dilakukan beradaptasi (Wang et al, 2010:640).
secara teratur dengan memperhatikan Adaptasi yang terjadi ditandai dengan
jumlah frekuensi, intensitas dan adanya pembesaran pada diameter
durasi saat latihan dapat merangsang (Medeiros et al, 2004:1913) serat otot
serat otot (miosit) jantung untuk jantung (Waring et al, 2015:5) serta
jumlah dari serat otot jantung menjadi kan secara teratur (Carneiro-Júnior et
bertambah (Waring et al, 2014:2724). al, 2013:109).
Apabila latihan fisik tidak dilakukan Latihan secara teratur mem-
secara teratur dan tanpa memperhati- buat kinerja otot jantung menjadi
kan jumlah frekuensi, intensitas dan lebih efisien. Serat otot jantung
durasi dari latihan maka tidak dapat kontraktil akan melakukan kerja
terjadi pembesaran diameter yang secara mekanis yaitu memompa darah
signifikan pada serat otot jantung keseluruh tubuh, sedangkan serat otot
(Carneiro-Júnior et al, 2013:109) dan jantung otoritmik akan merespon dan
jumlah serat otot jantung tidak meng- menghantarkan rangsangan berupa
alami penambahan yang signifikan poten-sial aksi yang bertugas untuk
(Quintão-Júnior et al, 2012:433). tenjadinya kontraksi otot (Irawati,
Namun latihan secara teratur masih 2015:596). Hasilnya, latihan yang
kurang mendapat perhatian dari dilakukan secara teratur (Kirsch &
masyarakat umum saat melakukan Sandri, 2016:856) dapat dibagi
olahraga. menjadi tiga keuntungan yaitu
Latihan secara teratur akan bermanfaat dalam mencegah terjadi-
merangsang sistem saraf (Irawati, nya kematian serat otot secara ter-
2015: 596), sistem ekstraseluler, dan program (apoptosis) akibat ber-
merespon sinyal intraselular tambahnya usia karena adanya proses
(Glennon, 1995:496) dalam terjadi- regenerasi serat otot jantung, adaptasi
nya perubahan komposisi serat otot otot jantung saat latihan teratur secara
jantung (Uygur & Lee, 2016:370) intensif mengakibatkan hipertrofi
akibat adaptasi latihan yang terjadi. jantung yang dikenal sebagai jantung
Perubahan tersebut terjadi karena atlet, pencegahan gangguan sistolik
sinyal yang diterima nukleus dan diastolik (detak jantung) akibat
mengakibatkan pergeseran antara dari fungsi jantung terkait dengan
filamen aktin dan filamen miosin penyakit jangka pendek misalnya,
yang didalamnya akan melibatkan iskemia, reperfusi (I/R), dan racun.
oksigen (Uygur & Lee, 2016:367), Manfaat tambahan dari latihan teratur
nutrisi dan adenosine triphosepat lainya yaitu dapat menyesuaikan
(Kirsch & Sandri, 2016:862). dosis latihan fisik untuk pasien secara
Perubahan pada komposisi serat otot individu (Golbidi & Laher, 2012:9).
jantung berupa bertambah jumlah dan Atas dasar latar belakang
besarnya miofibril (filamen aktin dan diatas peneliti ingin mengetahui hasil
filamen miosin), sarkoplasma dan dari “Pengaruh Latihan Teratur
nukleus mengakibatkan bertambah Terhadap Diameter Serat Otot
besarnya pula diameter dari serat otot Jantung Tikus Wistar” setelah diberi
jantung (Medeiros et al, 2004:1913). perlakuan.
Perubahan tersebut juga diikuti
dengan meningkatnya jumlah serat METODE PENELITIAN
otot jantung akibat terbentuknya serat Rancangan Penelitian
otot jantung baru (Waring et al, Penelitian ini merupakan
2014:2725). Hal tersebut tidak dapat experimental laboratories dengan
terjadi perubahan secara signifikan rancangan randomize control group
pada jumlah dan diameter serat otot post test only design, yaitu terdapat
jantung apabila latihan tidak dilaku- kelompok eksperimen yang diberikan
perlakuan dan kelompok kontrol (mikroskop), diambil foto dengan
tanpa perlakuan. kamera Kodak EasyShare V1003,
dianalisis (diukur) menggunakan
Populasi dan Sampel aplikasi olympus stream start pada
Dalam penelitian ini, sampel computer. Penunjang yaitu Spidol
yang digunakan yaitu tikus putih jenis permanen sebagai penanda pada
Rattus Norvegicus Wistar, dengan hewan coba, kalender, jadwal
jenis kelamin jantan, usia 7 minggu, penelitian, sapu lantai, baskom,
dengan berat badan 100 - 150 gram masker hidung dan sarung tangan
dan diperoleh dari laboratorium
farmakologi Universitas Brawijaya
Latihan
disertai dengan surat keterangan Latihan berupa renang dengan
kesehatan hewan. Jumlah sampel frekuensi latihan kelompok teratur 3
dalam penelitian ini mengikuti kali seminggu dan kelompok kontrol
ketentuan dari World Health tanpa perlakuan, intensitas moderat,
Organization (WHO) yaitu minimal 5 dan durasi 20 menit/tikus dengan
tikus setiap kelompok (WHO, tambahan beban 3% dari berat badan
2000:28). Populasi yang digunakan awal, dilakukan pada pukul 19.00-
secara keseluruhan dari sampel 22.00 WIB selama 8 minggu, dan
sebanyak 10 tikus yang dibagi dengan suhu kolam 30ºC.
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
latihan teratur dan kelompok kontrol.
Analisis Otot Jantung
Alat dan Bahan Analisis otot jantung di-
Alat dan bahan yang lakukan di Laboratorium Biomedik
digunakan untuk pemeliharaan yaitu Universitas Muhammadiyah Malang,
kandang tikus berbentuk persegi diawali dengan pembacaan slide yang
panjang berjumlah 10, terbuat dari berisi otot jantung menggunakan
kayu dan anyaman kawat (P:40cm, dengan Olympus CX 21 LED
L:30cm, T:30cm), berisi sekam, (mikroskop), kemudian diambil
tempat minum (air PDAM), tempat gambar dengan cara difoto meng-
makan (BR1). Perlakuan yaitu gunakan Optilab Camera Viewer
kolam renang tikus berbentuk persegi dengan perbesaran (400) pada 5 luas
panjang terbuat dari kaca/akuarium lapang pandang dan disimpan
(P:100cm, L:80cm, T: 80cm), berisi menggunakan format JPEG, lalu
80 liter air PDAM, penghangat air + dianalisa (diukur dan dihitung)
termometer (untuk menentukan suhu jumlah dan diameter dari serat otot
kolam sebesar 30oC), pembatas waktu jantung menggunakan aplikasi
(stopwatch), dan benda berupa logam Sofware Optilab Image Roaster pada
sebagai penambah beban 3 % dari komputer serta diambil rerata di
berat tikus, benang, lakban (plaster). setiap kelompok.
Pembedahan yaitu Seperangkat alat
bedah tikus, seperangkat alat Analisis Data
pemotong otot jantung, seperangkat Analisa data dilakukan
alat dan bahan pembuatan preparat dengan tahapan yaitu uji deskriptif,
otot jantung, dan otot jantung uji normalitas/ Shapiro-wilk (α =
ditempatakan pada slide (objekglass). 0,01), uji homogenitas (α = 0,01), dan
Analisa yaitu slide diamati uji-t berpasangan (paired t-test)
menggunakan dot slide microscope sebagai metode pengujian hipotesis
dimana data yang digunakan tidak lebih tinggi daripada kelompok
bebas (berpasangan), satu individu kontrol.
(objek penelitian) dikenai 2 buah Levene Statistic df1 df2 Sig.
perlakuan yang berbeda. Uji hipotesis 1,626 1 10 ,231
menggunakan probabilitas yaitu: jika Tabel 2. Uji Normalitas Data Diameter
P < 0,01 maka Ho = ditolak dan H1 = Serat Otot Jantung
diterima dan jika P > 0,01 maka Ho = Berdasarkan hasil uji
diterima dan H1 = ditolak. normalitas Tabel 2, distribusi data
Pengujian semua data meng- diameter serat otot adalah normal,
gunakan aplikasi Statistic Packet for karena Signifikansi (Sig) > α, dengan
Sosial Science (SPSS 20). α = 0,01
Kelompok Shapiro-Wilk Sig. Keterangan
HASIL
Tabel 1. Uji Deskriptif Data Diameter Teratur 0,941 0,674 Normal
Serat Otot Jantung Kontrol 0,808 0,094 Normal
Perlakuan N Min Max Mean SD
Tabel 3. Uji Homogenitas Data Diameter
Teratur 5 19,0 24,4 22,180 2,1982 Serat Otot Jantung
Kontrol 5 15,8 29,8 20,220 5,6464 Berdasarkan hasil uji
Berdasarkan tabel 1 homogenitas tabel 3, bahwa pada
menunjukkan bahwa diameter serat diameter serat otot kelompok adalah
otot pada kelompok latihan teratur homogen, karena Sig > α, dengan α =
0,01.
Tabel 4. Uji – T Berpasangan Diameter Serat Otot Jantung

Paired Differences

Std. Std. 99% Confidence Interval


Deviati Error of the Difference Sig. (2-
Mean on Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 kontrol –
-1,9600 7,0995 3,1750 -16,5780 12,6580 -,617 4 ,570
teratur

(a) (b)
Gambar 1. Perbedaan histologis besarnya diameter serat otot jantung pada tikus wistar
potongan melintang (a) kelompok latihan teratur (b) kelompok kontrol yang dilihat dengan
perbesaran (400).
Hasil Uji–t berpasangan pada Waring et al, 2015:5). Selain itu
tabel 4 menunjukan bahwa HO latihan secara teratur membuat
ditolak dan HI diterima karena sig = jumlah serat otot ventrikel kiri
0,570 < 0,01 artinya terdapat selisih jantung menjadi bertambah (Waring
perbedaan yang signifikan pada et al, 2014:2724) yang dalam
diameter serat otot antara kelompok penelitian ini pada tahap analisa
latihan teratur dan kontrol dilakukan pengamatan dengan 5 luas
lapang pandang dengan perbesaran
PEMBAHASAN (400) dan dipilih secara acak pada
Berdasarkan hasil uji rata-rata mikroskop, yang berarti jumlahnya
dari diameter serat otot jantung semakin sedikit seiring dengan
ventrikel kiri setelah dilakukan perbesaran yang diberikan.
penelitian pada kelompok latihan Latihan merupakan aktifitas
teratur dan kelompok kontrol olahraga yang dilakukan secara
diketahui 22,2 µm dan 20,2 µm. Dari sistematik, dalam jangka waktu
rata-rata tersebut menunjukkan ada- panjang, proses pelatihannya ber-
nya perbedaan jumlah dan diameter tahap dan bersifat individu pada
serat otot jantung antara kelompok fungsi fisiologis baik yang biasanya
latihan teratur dengan kelompok dilakukan oleh masyarakat maupun
kontrol. Dalam hasil Uji – T pelaku olahraga. Latihan juga
Berpasangan dari diameter serat otot penyebab dari salah satu stressor
jantung ventrikel pada kelompok fisik, sehingga latihan yang dilakukan
latihan teratur dengan kelompok harus sesuai dengan kemampuan
kontrol diketahui HO ditolak dan HI tubuh. Secara fisiologis tujuan dari
diterima karena sig = 0,570 < 0,01 latihan yaitu memberikan stres fisik
artinya terdapat selisih perbedaan pada tubuh yang dapat menghasilkan
yang signifikan pada diameter serat perubahan pada sistem tubuh / proses
otot jantung ventrikel kirir maka adaptasi (Sugiharto, 2014:32).
terdapat perbedaan yang signifikan Latihan yang dilakukan secara
antara kelompok kontrol dengan teratur dapat menyebabkan terjadinya
kelompok latihan teratur tersebut. adaptasi dan homeostatis dalam
Hasil uji rata-rata tersebut tubuh. Respon yang terusmenerus
menunjukan bahwa jumlah dan diterima, tubuh akan mudah
diameter serat otot jantung ventrikel beradaptasi terhadap respon tersebut
kiri pada kelompok latihan teratur dan tubuh akan tetap homeostatis.
diameternya lebih banyak berbanding Perubahan struktur fisiologis salah
terbalik dengan kelompok kontrol, satu pada struktur dari otot jantung
dalam hasil uji-t berpasangan yang direspon oleh neuromuskular,
menunjukkan hasil yang signifikan serta ditandai dengan adanya
maka terdapat perbedaan yang perubahan jumlah dan diameter serat
signifikan antara kelompok kontrol otot (hipertropi), yang disebabkan
dengan kelompok latihan teratur. komposisi serat otot yang meningkat
Dibuktikan terjadinya pembesaran (Allen et al, 2001:1905). Meningkat -
otot jantung akibat rangsangan saat nya komposisi serat otot jantung
melakukan latihan secara teratur menghasilkan sifat dan fungsi otot
dalam bentuk pembesaran pada yang lebih kuat dalam menjaga
diameter serat otot ventrikel kiri elastisitas, relaksasi maupun
jantung (Medeiros et al, 2004:1913; kontraksi saat menerima rangsangan.
Gambar 2. Mekanisme adaptasi otot hipertrofi patologis jantung terjadi
jantung tehadap respon dari latihan (Tao sebagai respons terhadap serangkaian
et al, 2015) rangsangan, seperti infark miokard,
Latihan secara teratur penyakit katup dan kardiomiopati
membuat kinerja otot jantung menjadi dilatasi. Hipertrofi fisiologis ditandai
lebih efisien. Serat otot jantung dengan struktur, fungsi jantung yang
kontraktil akan melakukan kerja normal, peningkatan kapasitas
secara mekanis yaitu memompa darah jantung, dan memiliki efek per-
keseluruh tubuh, sedangkan serat otot lindungan terhadap CVD.
jantung otoritmik akan merespon dan Otot jantung pada usia muda
menghantarkan rangsangan berupa memiliki pertumbuhan yang kuat
potensial aksi yang bertugas untuk dengan kapasitas regeneratif yang
tenjadinya kontraksi otot (Irawati, didukung pada bagian serat otot
2015:596). jantung dan aktivasi sel jantung dan
Adaptasi otot jantung akibat aktivasi progenitor. Serat otot jantung
latihan menimbulkan berbagai manusia dapat mempertahankan
perubahan pada jaringan jantung beberapa kapasitas proliferatif sampai
termasuk pembesaran otot jantung dewasa, yang dapat ditingkatkan
dan pembaharuan otot jantung. melalui latihan fisik. Penelitian
Adaptasi berupa morfologi dan sebelumnya menunjukkan bahwa
struktural utama pada pembesaran pelatihan berenang ketahanan pada
otot jantung, yang berakibat pada tikus yang menginduksi hipertrofi
peningkatan ketebalan dinding dan kardiomiosit dan proliferasi melalui
pertumbuhan ukuran serat otot penurunan ekspresi faktor transkripsi
jantung (Medeiros et al, 2004:1913). C / EBPβ dan peningkatan ekspresi
Hipertrofi fisiologis jantung sebagai domain terminal karboksin ED-
respons terhadap latihan olahraga domain 4 (CITED4) (Bostrom et al,
berbeda dengan hipertrofi patologis. 2010:9).
Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai Adaptasi otot jantung terjadi
akibat latihan olahraga, sebaliknya melalui sistem syaraf pusat dengan
Gambar 3. Jalur signaling seluler dan keuntungan yaitu, bermanfaat dalam
jalur regulasi transkriptif terjadinya mencegah terjadi-nya kematian serat
pembesaran fisiologis otot jantung (Vega otot secara ber-tahap (apoptosis)
et al, 2017:1019).
akibat bertambah-nya usia karena
jalur sinyal PI3K (p110α)-Akt, (IGF-
adanya proses regenerasi serat otot
1) dan insulin untuk mendorong
jantung, adaptasi otot jantung saat
respons hipertrofi fisiologis terhadap
latihan teratur secara intensif
olahraga. Jalur ini secara langsung
mengakibatkan hipertrofi jantung
akan memusuhi pertumbuhan pato-
yang dikenal sebagai jantung atlet,
logis. Latihan juga meningkatkan
pencegahan gangguan sistolik dan
kapasitas oksidasi dan produksi ATP
diastolik (detak jantung) akibat dari
melalui jalur peroksisom proliferator
fungsi jantung terkait dengan
diaktifkan oleh (PGC-1α) yang
penyakit jangka pendek misalnya,
mengatur biogenesis mitokondria dan
iskemia, reperfusi (I / R), dan racun.
ekspresi gen yang terlibat dalam
oksidasi asam lemak. Pada cross-talk
KESIMPULAN
dari sinyal faktor pertumbuhan eNOS
Berdasarkan hasil penelitian
ke PGC-1α mengkoordinasikan per-
yang diperoleh maka dapat disimpul-
tumbuhan dan jalur metabolisme
kan bahwa terdapat pengaruh yang
melalui mekanisme yang tidak
signifikan latihan teratur terhadap
diketahui (Vega et al, 2017:1019).
pembesaran diameter serat otot
Faktor pertumbuhan dan molekul
jantung. Hal ini disebabkan tubuh
sinyal yang mendorong pertumbuhan
mengalami adaptasi dan homeostasis
fisiologis ditunjukkan dalam warna
terhadap respon dari latihan yang
hijau, warna merah ditunjukkan
diterima.
faktor yang berlawanan dengan per
Masyarakat pada umummnya
tumbuhan fisiologis.
dapat melakukan latihan secara
latihan yang dilakukan secara
teratur dengan memperhatikan dosis
teratur menurut Kirsch & Sandri
(2016:856) dapat dibagi menjadi tiga
latihan berupa frekuensi, intensitas, Training On Structural And
dan durasi dengan hal yang serupa. Mechanical Properties Of Rat
Ventricular Myocytes. J Appl
DAFTAR RUJUKAN Physiol, 115: 107–115.
Allama, H. dkk. 2012. Pengaruh Chabiniok,R., Wang, V.Y., Myrianthi
Penggunaan Tepung Ulat H., Liya A., Jack L., Maxime
Kandang (Alphitobius diaperi S., Ellen K., Alistair A.Y.,
nus) dalam Pakan Penampilan Moireau, P., Martyn P.N., &
Produksi Ayam Pedaging. Dominique C., David A.N.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 2016. Multiphysics And Multi
22(3): 1-8. scale Modelling, Data–Model
Allen,D.L., Harrison,B.C., Alexander Fusion And Integration Of
M., Matthew L.B., William Organ Physiology In The
C.B., & Leinwand, L.A. 2001. Clinic: Ventricular Cardiac
Cardiac And Skeletal Muscle Mechanics. Interface Focus 6:
Adaptations To Volun tary 20150083.
Wheel Running In The Díaz-Herrera, P.,Torres,A., Morcuen
Mouse. J Appl Physiol, 90: de, J.A., Garcia-Castellano,
1900–1908 J.M., Calbet, J.A.L. & Sarrat,
Aminah, S., & Yusuf, M. 2015. R. 2001. Effect Of Endurance
Efisien Pakan, Berat Badan Running On Cardiac And
dan Panjang Tulang Tikus Skeletal Muscle In Rats.
yang Mengkonsumsi Kedele Histol Histopathol, 16: 29-35.
Selama 6 Minggu. The 2nd Evangelista, F.S., Brum, P.C., &
Univesity Research Coloqui Krieger, J.E. 2003. Duration
um, 451-459. controlled swimming exercise
Bafirman, H.B. 2013. Kontribusi training induces cardiac
Olahraga Mengatasi Resiko hypertrophy in mice.
Menuju Prestasi Optimal. Brazilian Journal of Medical
Jurnal Media Ilmu Keolah and Biological Research, 36:
ragaan Indonesia 1751-1759.
Bostrom P, Mann N, Wu J, Quintero Ferreira, A. & Campos, G. E. R. 2008.
PA, Plovie ER, Panakova D, Fiber Type Composition In
Gupta RK, Xiao C, MacRae Semitendinous Muscle Of
CA, Rosenzweig A, Wistar Rats And Effects Of
Spiegelman BM. C/EBP beta Intermittent training on its
controls exercise - induced hypertrophy. Int. J. Morphol.,
cardiac growth and protects 26(1):63-67, 2008.
against pathological cardiac Gartner, L.P. & Hiatt, J.L.. 2014.
remodeling. Cell. 2010; Color Atlas and Text of
143:1072–1083 Histology Sixth Edition. A
Carneiro-Júnior M.A., Gomes T.N.P., Wolters Kluwer Business,
QuintãoJ.J.F,DrummondL.R., Philadelphia : Hal 147.
LavoratoV.N.,DrummondF.R Giriwijoyo, H.Y.S.S. sidik, D.Z.
.,Felix L.B., Oliveira E.M., 2012. Ilmu Kesehatan
Cruz J.S., Natali A.J., & Mill Olahraga. Bandung: PT
J.G. 2013. Regional Effects Remaja Rosdakarya. Golbidi,
Of Low-Intensity Endurance S. & Laher, I. 2012. Exercise
and the Cardiovascular Kiran, R. dkk. 2003. Swim Exercise
System. Cardiology Research Training And Adaptations In
and Practice. Vol. 1-15. The Antioxidant Defense
Glennon, P.E., Sugden, P.H., Poole System Of Myocardium Of
Wilson, P.A. 1995. Cellular Old Rats: Relationship To
Mechanisms Of Cardiac Swim Intensity And Duration.
Hypertrophy. Br HeartJ. Journal of Comparative
73:496-499 Biochemistry and Physiology,
Hamner, S.R., Seth, A. & Delp, S.L. 137 : 187-196.
2010. Muscle Contributions Kirsch K. & Sandri M. 2016.
To PropulsionAnd Support Molecular Mechanisms Of
During Running. J Biomech, Exercise In The Cardiovas
43 : 2709–2716. cular System. Journal Preven
Haskell, W.L., Lee, I., Pate R.R., tive Cardiology Vol. 5 No. 3.
Powell, K.E., Blair, S.N., Lande, N.P.G.A., Mewo, Y.,&
Franklin, B.A., Macera, C.A., Paruntu, M. 2015. Perbanding
Gregory W., Thompson, P.D., an Kadar Glukosa Sebelum
& Bauman, A. 2007. Physical dan Sesudah Aktivitas Fisik
Activity and Public Health Intensitas Berat. Jurnal e-
Updated Recommendation for Biomedik (eBm), 3(1): 20-24.
Adults From the American Laura, A.F. 2016. Discovering
College of Sports Medicine Behavioral Neuroscience: An
and the American Heart Introduction To Biological
Association. Circulation. 116: Psychology. California Poly
1081-1093 technic State University, San
Iemitsu M, Takashi Miyauchi, Seiji Luis Obiso: Cengage Lear
Maeda, Satoshi Sakai, Nobu ning.
haru Fujii, Hitoshi Miyazaki, Medeiros, A.E.M., Oliveira, R.,
Yoshihiko Kakinuma, Mitsuo Gianolla, D.E., Casarini, C.E.,
Matsuda, And Iwao Yama Negrão & Brum P.C. 2004.
guchi. 2003. Cardiac Hyper Swimming Training Increases
trophy by Hypertension and Cardiac Vagal Activity And
Exercise Training Exhibits InducesCardiac Hypertrophy
Different Gene Expression of In Rats. Brazilian Journal of
Enzymes in Energy Meta Medical and Biological
bolism. Hypertens Res, Vol. Research, 37: 1909-1917.
26, No. 10. Meikawati, W. & Amalia, R. 2010.
Irawati L. 2015. Aktifitas Listrik pada Hubungan Kebiasaan Minum
Otot Jantung. Jurnal Keseha Susu dan Olahraga Dengan
tan Andalas. 4(2). Kepadatan Tulang Remaja.
Jean-Paul, N. 2015. Heart Histology. Jurnal Unimus. (1):192-197.
Human Biology Lab, 4. Maspeitella, M. L. 2012. Hubungan
Keputusan Kementerian Kesehatan Asupan Kalsium dan Fosfor,
Republik Indonesia. 2002. Indeks Massa Tubuh, Persen
Syarat-syarat dan Pengawasan Lemak Tubuh, Kebiasaan
Kualitas Air Minum. Olahraga, Usia Awal Mens
Kemenkes RI. truasi Dengan Kepadatan
Tulang Pada Remaja Putri.
Artikel Penelitian. Semarang : After Exercise and The Effect
Prodi Ilmu Gizi FK of Nutrition. Annu Rev Nutr.
Universitas Diponegoro 20 (1): 457-483.
Nascimento C.C.F., N. Padula, .P.O. Sherwood, L. 2013. Human Physio
Milani, A.C. Shimano, E.Z. logy From Cell To System
Martinez & A.C. Mattiello- Eight Edition. Cengage Lear
Sverzut. 2008. Histomorpho ning, Canada : Hal 317.
metric Analysis Of The Sidharta V.M. 2014. Perubahan
Response Of Rat Skeletal Jumlah Dan Diameter Serat
Muscle To Swimming, Immo Otot Gastroknemius Dan
bilization And Rehabilitation. Soleus Pada Tikus Berusia 1
Brazilian Journal Of Medical Hari, 3 Bulan, Dan 12 Bulan.
And Biological Research, 41: Damianus Journal Of
818-824. Medicine; Vol.13 No.1 Hlm.
O’Keefe J.H, Patil, H.R., Lavie, C.J., 39–49
Magalski, A., Robert A.V., & Steinbacher, P., Eckl, P. 2015. Impact
Peter A.M. 2012. Potential of Oxidative Stress on
Adverse Cardiovascular Exercising Skeletal Muscle.
Effects From Excessive Biomolecules. 5: 356-377.
Endurance Exercise. Mayo Sugiharto. 2014. Fisiologi Olahraga :
Foundation for Medical Teori dan Aplikasi Pembinaan
Education and Research, Olahraga. Malang : Univer
87(6):587-595. sitas Negeri Malang. 32-36
Purnomo, M. 2011. Asam Laktat dan Tao, L., Bei, Y., Haifeng Z., Junjie X.,
Aktivitas SOD Eritrosit pada & Xinli L. 2015. Exercise For
Fase Pemulihan Setelah The Heart: Signaling Path
Latihan Submaksimal. Jurnal ways. Oncotarget, Vol. 6, No.
Media Keolahragaan Indone 25.
sia, 1 (2): 155-170. Uygur & Lee, R.T. 2016.
Putri, D.N., Nazrul, E., &Masri, M. Mechanisms of Cardiac
2015. Pengaruh Kurang Tidur Regeneration Aysu. Develop
Terhadap Berat Badan pada mental Cell. 362-374.
Tikus Wistar Jantan. Jurnal Vega, R.B., Konhilas J.P., Daniel
Kesehatan Andalas, 4(1):78- P.K., & Leinwand, L.A. 2017.
82. Molecular Mechanisms Under
Quintão-Júnior J.J., Natali A.J., -lying Cardiac Adaptation to
Carneiro .A.J, Cynthia A.C., Exercise. Cell Metabolism,
Drummond L.R., Lavorato 1012-1026.
V.N., Felix L.B., Cruz J.S., & Wang, Y.U., Wisloff, & Kemi, O. J.
Gomes N.P. 2012. Morpho 2010. Animal Models In The
logy and Contractility in Study Of Exercise-Induced
Cardiomyocytes of Rats with Cardiac Hypertrophy. Physio
Low Exercise Performance. logical Research, 59: 633-
Arq Bras Cardiol, 98(5):431- 644.
436. Waring, C.D., Beverley, J.H.,
Rennie, M. J., & Tipton, K. D. 2000. Andrew, J.S., Bernardo, N.G.,
Protein and Amino Acid Torella, D., & Georgina, M.E.
Metabolism During and 2015. Cardiac Adaptations
From 4 Weeks Of Intensity- an Heart Journal, 35, 2722–
Controlled Vigorous Exercise 2731.
Are Lost After A Similar Widyanto & Prasetyo. 2006. Latihan
Period Of Detraining. tidak teratur dan kerusakan
Physiological Report, 3:2- jaringan, Media Ilmu
E12302. Keolahragaan Indonesia. Vol
Waring, C.D., Carla, V., Angela, P., 2 no 2 hal 194 :191-203
Andrew, J.S., Saranya, P., World Health Organization. 2000.
David, F.G., Bernardo, N.G., General Guidelines For
Torella, D., & Georgina, M.E. Methodologies On Research
2014. The Adult Heart And Evaluation OfTraditional
Responds To Increased Medicines. Research Guidelin
Workload With Physiologic es For Evaluating The Safety
Hypertrophy, Cardiac Stem And Efficacy Of Herbal
Cell Activation, And New Medicines. Hongkong : Speci
Myocyte Formation. Europe al Administrative Region Of
China.

Anda mungkin juga menyukai