PENDAHULUAN
Serialia dan umbi-umbian banyak tumbuh di indonesia. Produksi serealis terutama beras sebagai bahan
pokok dan umbi-umbian cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan
serealis dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Tanaman dengan kadar
karbohidrat tinggi seperti halnya sereal iya dan umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu
tinggi. Serealia dan umbi-umbian sering dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kekuasaan hal ini
tergantung dari selera.
Pada umumnya, umbi-umbian mengandung kadar protein lebih rendah dibanding serialia, sekitar 0,5-1,5
g% tetapi kandungan protein ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok ekstrak tepung. Jenis
umbi yang termasuk bahan makanan pokok yang cukup berarti di indonesia adalah singkong dan ubi
jalar, sedangkan talas dan gandung tidak memegang peranan penting sebagai bahan pokok.
Tepung merupakan bahan pangan yang awet disimpan dan bersifat luwer untuk diolah menjadi berbagai
jenis produk makanan. Secara komersial bentuk tepung mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan dalam sistem agro industri, oleh karena itu perlu dilakukan perakitan teknologi
pengolahan tepung ubi.
Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang
dianjurkan, karena lebih tahan disimpan, muda dicampur, percaya zat gizi, dibentuk, dan lebih cepat
dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang ingin serba praktis. Prosedur pembuatan tepung
sangat beragam dibedakan berdasarkan sifat dan komponen kimia bahan pangan. Namun secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan pangan yang tidak mudah menjadi coklat apabila
dikupas dan bahan pangan yang mudah menjadi coklat ( kelompok aneka umbi dan buah yang kaya akan
karbohidrat).
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip proses pembuatan tepung ubi kayu dan mengetahui
perbandingan tepung ubi kayu dengan berbagai perlakuan