Anda di halaman 1dari 38

Edisi September 2019

APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA

Scan untuk Unduh

Sistem Pembayaran Efisien, #UangKita Kuat

1
“Perekonomian kita hari ini menghadapi tekanan yang berasal dari luar yang sangat
berat. Jadi kewaspadaan harus ditingkatkan, baik dari sisi penerimaan perpajakan, bea
cukai. Anda yang bertanggung jawab dari belanja negara, pembiayaan hingga kekayaan
negara”

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati


A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

2 3
DAFTAR ISI
Infografis Realisasi APBN s.d. 31 Agustus 2019...............................................6

Ringkasan Eksekutif............................................................................................7

Perkembagan Makroekonomi.........................................................................14

Laporan Utama : Nota Keuangan dan RAPBN 2020......................................17

Laporan Utama : Anggaran Prioritas Tahun 2020.........................................21

Laporan Utama : RAPBN TAHUN 2020 Telah Menampung 3 Kartu

Baru sebagai Perwujudan Janji Presiden dan

Wakil Presiden Terpilih.................................................................................24

Realisasi Pendapatan Pajak..............................................................................27

Realisasi Kepabeanan dan Cukai.....................................................................32

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak....................................................34

Laporan Utama : Setor Penerimaan Negara, Semudah Beli Pulsa 39


Diterbitkan oleh: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Pelindung:
Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan. Pengarah: Pimpinan Unit Laporan Utama : Layanan Bea Cukai Dalam Genggaman ���������������������������44
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Eselon I Kementerian Keuangan Penanggung Jawab: Direktur Jenderal


Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko selaku Sekretaris Komite Asset-Liabil- Laporan Utama : Intergrasi SIMPONI dan MPN G3 untuk
ity Management Kementerian Keuangan. Pemimpin Redaksi: Kepala Biro
Komunikasi dan Layanan Informasi, Direktur Strategi dan Portofolio Pem- Optimalisasi PNBP.........................................................................................48
biayaan, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro. Dewan Redaksi: Tim
Deputies Asset-Liability Management Kementerian Keuangan. Tim Redaksi: Realisasi Belanja Pemerintah Pusat................................................................51
Tim Teknis Asset-Liability Management Kementerian Keuangan Desain
Grafis dan Layout: Biro KLI Kementerian Keuangan. Alamat Redaksi: Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa................................................59
Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta.
Realisasi Pembiayaan Utang............................................................................68

Tabel Realisasi APBN s.d. 31 Agustus tahun 2018 dan 2019 �����������������������70

4 5
Infografis Ringkasan Eksekutif

RINGKASAN
EKSEKUTIF

P
rospek perlambatan terdiri atas perpajakan sebesar
pertumbuhan Rp920,15 triliun, PNBP sebesar
perekonomian global Rp268,16 triliun, dan penerimaan
tahun 2019 memberikan hibah sebesar Rp960,5 miliar atau
tekanan terhadap prospek masing-masing telah mencapai 51,51
pertumbuhan ekonomi nasional. persen, 70,89 persen, dan 220,65
Pelemahan pertumbuhan mitra persen dari target yang ditetapkan
dagang utama, penurunan harga dalam APBN 2019. Pertumbuhan
komoditas global seiring perlambatan komponen pendapatan negara
sisi permintaan, dan kekhawatiran meliputi penerimaan perpajakan
Penerimaan Realisasi Belanja Pemerintah PNBP mencatat TKDD mencapai di pasar keuangan merupakan risiko sebesar 1,39 persen (yoy), PNBP
Perpajakan Penerimaan Pajak Pusat mencapai realisasi sebesar Rp530,61 triliun yang harus dihadapi oleh ekonomi sebesar 11,59 persen (yoy), sedangkan
mencapai Rp920,15 mencapai Rp801,16 Rp857,73 triliun Rp268,16 triliun atau 64,18 persen
nasional. Untuk mengantisipasi untuk penerimaan hibah mengalami
triliun atau 51,51 triliun atau 50,78 atau 52,48 atau 70,89 persen dari pagu APBN
persen dari target persen dari target
risiko tersebut, Pemerintah terus pertumbuhan negatif 80,90 persen
persen dari pagu dari target APBN tahun 2019,
APBN tahun APBN tahun 2019, APBN tahun tahun 2019, tumbuh tumbuh sebesar melakukan penguatan fundamental (yoy).
2019, tumbuh tumbuh sebesar 2019, meningkat 11,59 persen dari 5,84 persen dan stabilitas ekonomi sebagai upaya
1,39 persen 0,21 persen (yoy). 6,94 persen periode yang sama dibandingkan penguatan landasan pertumbuhan Komponen penerimaan perpajakan
dibandingkan dibandingkan tahun sebelumnya. realisasi pada ekonomi ke depan. Tingkat inflasi yang yang terdiri dari penerimaan pajak
realisasi periode Realisasi realisasi pada periode yang sama
terkendali dan stabilitas nilai tukar dan penerimaan kepabeanan
yang sama APBN Penerimaan periode yang sama tahun sebelumnya.
dan cukai, masing-masing telah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

tahun 2018 sebesar Kepabeanan dan tahun sebelumnya


rupiah yang tetap terjaga diyakini
Cukai mencapai akan menjaga tingkat konsumsi mencapai Rp801,16 triliun atau
Rp907,53 triliun.
Rp119,00 triliun masyarakat. Penguatan infrastruktur 50,78 persen dari target APBN
atau 56,98 persen 2019 dan Rp119,00 triliun atau
yang telah dilakukan juga akan
dari target APBN 56,98 persen dari target APBN
tahun 2019,
mendorong investasi untuk menopang
pertumbuhan ekonomi 2019. Realisasi penerimaan pajak
tumbuh sebesar
10,10 persen(yoy).
tersebut masih mampu tumbuh
Hingga akhir Agustus 2019, kinerja sebesar 0,21 persen (yoy). Realisasi
realisasi Pendapatan Negara dan penerimaan pajak utamanya
Hibah tercatat sebesar Rp1.189,28 ditopang oleh penerimaan dari Pajak
triliun (54,93 persen terhadap target Penghasilan (PPh) nonmigas dan Pajak
APBN 2019) atau tumbuh sebesar Pertambahan Nilai (PPN). Sedangkan
3,16 persen (yoy). Realisasi tersebut pertumbuhannya, penerimaan pajak

6 7
didorong oleh pertumbuhan yang penurunan. Lebih lanjut, PPN impor efek tidak adanya kebijakan kenaikan (yoy) dibandingkan dengan periode
cukup signifikan dari Pajak Bumi dan dan PPnBM Impor, secara kumulatif tarif CHT di tahun 2019, adanya yang sama pada tahun 2018. Realisasi
Bangunan (PBB) sebesar 95,69 persen mengalami pertumbuhan negatif kenaikan tarif cukai MMEA serta Penerimaan PNBP Sumber Daya
(yoy), serta PPh nonmigas yang masih akibat tren penurunan nilai impor keberhasilan PCBT dalam mengurangi Alam (SDA) mencapai Rp99,83 triliun
tumbuh positif 3,97 persen (yoy). Indonesia baik migas maupun non peredaran Hasil Tembakau dan MMEA atau 52,33 persen dibandingkan
Berdasarkan komponennya, PPh migas dibandingkan dengan periode ilegal. Komponen penerimaan bea target dalam APBN 2019. Penerimaan
nonmigas penerimaannya didukung yang sama tahun lalu yang diakibatkan masuk telah terealisasi sebesar tersebut lebih rendah dibandingkan
oleh penerimaan utama pajak yang oleh pelemahan ekonomi global. Rp23,83 triliun atau 61,25 persen realisasi pada periode yang sama
bersumber dari PPh 25/29 Badan, dari target APBN 2019. Bea masuk tahun sebelumnya yang mencapai
PPh 21, dan PPh Final. Sementara Disisi lain, penurunan harga secara kumulatif tumbuh negatif Rp107,43 triliun. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan PPh nonmigas didorong minyak dunia berdampak kepada 5,19 persen persen (yoy). Kondisi melemahnya harga komoditas sumber
oleh pertumbuhan dari penerimaan penurunan penerimaan PPh tersebut diakibatkan adanya daya alam akibat ketidakpastian
PPh 21 dan PPh 25/29 Orang Pribadi Migas. Penurunan harga minyak pelemahan kinerja impor di bulan global. Di sisi lain, penerimaan negara
(OP), yang masing-masing tercatat dunia disebabkan oleh beberapa Agustus dibandingkan bulan Juli. yang bersumber dari Pendapatan
tumbuh sebesar 10,63 persen (yoy) faktor. Pertama, pengenaan tarif Faktor lainnya adalah pengaruh mulai Kekayaan Negara yang Dipisahkan
dan 15,35 persen (yoy). impor baru AS untuk sisa barang mengecilnya selisih peningkatan kurs mencapai Rp72,49 triliun atau sebesar
dan jasa Tiongkok dan penurunan (yoy) dan penurunan devisa bayar 159,00 persen dari target APBN 2019.
Secara sektoral, pertumbuhan nilai tukar Tiongkok terhadap Dollar impor. Penerimaan komponen bea Peningkatan signifikan ini dikarenakan
penerimaan pajak didorong oleh Amerika. Kedua, penurunan perkiraan keluar, realisasi telah mencapai penerimaan dari bagian Pemerintah
beberapa sektor utama seperti pertumbuhan perekonomian dunia Rp2,05 triliun atau 46,30 persen dari atas surplus Bank Indonesia yang tidak
Jasa Keuangan dan Transportasi & pada 2019. Ketiga, penurunan target APBN 2019. Pertumbuhannya ditargetkan dalam APBN 2019. Di sisi
Pergudangan. Pertumbuhan PPh Pasal perkiraan pertumbuhan permintaan secara kumulatif masih mengalami penerimaan PNBP Lainnya, sampai
21 menjadi salah satu indikator tingkat minyak mentah dunia (Versi pertumbuhan negatif 53,25 persen dengan bulan Agustus 2019 telah
utilisasi tenaga kerja yang secara International Energy Agency). (yoy). Hal ini terjadi karena penurunan mencapai Rp67,68 triliun atau sebesar
umum masih cukup baik di tahun ekspor konsentrat tembaga, 71,95 persen dari target APBN 2019.
2019. Sedangkan, untuk pertumbuhan Dari sisi penerimaan kepabeanan
mengingat penerimaan terbesar Pendapatan BLU hingga Agustus 2019
PPh 25/29 OP, merupakan dampak dan cukai, realisasi penerimaannya
bea keluar berasal dari ekspor telah mencapai Rp28,16 triliun atau
dari normalisasi pasca Tax Amnesty. masih tumbuh cukup signifikan
konsentrat tembaga. Penurunan 58,80 persen dari target APBN 2019.
Realisasi penerimaan PPN dan PPnBM sebesar 10,10 persen (yoy). Kinerja
ekspor konsentrat tembaga terjadi Meskipun capaian PNBP cukup positif,
ditopang oleh komponen penerimaan penerimaan kepabeanan dan cukai
karena perusahaan tambang besar Pemerintah senantiasa mewaspadai
yang berasal dari PPN DN dan PPN mengalami perbaikan dibandingkan
sedang melakukan pembangunan perkembangan harga komoditas
Impor. Berdasarkan pertumbuhannya, periode yang sama tahun lalu yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

infrastruktur tambang bawah tanah maupun nilai tukar yang cukup


komponen PPnBM impor merupakan hanya mencapai 55,68 persen dari
yang menyebabkan penurunan berpengaruh terhadap kinerja PNBP.
penyumbang pertumbuhan positif target APBN 2018. Berdasarkan
produksi tembaga serta adanya
sebesar 7,50 persen secara yoy. pertumbuhannya, realisasi Realisasi Belanja Negara sampai
kontrak penjualan tembaga dalam
Sedangkan komponen penerimaan penerimaan kepabeanan dan akhir Agustus 2019 mencapai
negeri kepada smelter.
PPN DN, PPnBM DN, dan PPN Impor cukai tumbuh utamanya didorong Rp1.388,33 triliun (56,4 persen
secara yoy tumbuh negatif masing- oleh pertumbuhan komponen Realisasi Penerimaan Negara Bukan dari pagu APBN), meningkat 6,5
masing negatif 6,47 persen, negatif penerimaan dari cukai berupa Pajak (PNBP) sampai dengan 31 persen (yoy) jika dibandingkan
15,64 persen, dan negatif 6,03 persen. cukai hasil tembakau (CHT) dan Agustus 2019 mencapai Rp268,16 realisasi pada periode yang sama
Penurunan pertumbuhan PPN DN cukai MMEA yang tumbuh masing- triliun atau mencapai 70,89 persen pada tahun 2018. Realisasi Belanja
dan PPnBM DN sejalan dengan indeks masing sebesar 18,60 persen (yoy) dari target APBN 2019. Capaian Negara tersebut terdiri dari realisasi
keyakinan konsumen dan propensity dan 17,29 persen (yoy). Pertumbuhan Realisasi PNBP ini mengalami Belanja Pemerintah Pusat sebesar
to consume ratio yang mengalami kepabeanan dan cukai didorong oleh pertumbuhan sebesar 11,59 persen Rp857,73 triliun (52,5 persen dari

8 9
pagu APBN) dan Transfer ke Daerah terhadap pagu anggaran 2019 dapat persen bila dibandingkan realisasi tingginya penyaluran sampai dengan
dan Dana Desa sebesar Rp530,61 dikatakan lebih rendah dari target. Hal TKD pada periode yang sama tahun bulan Agustus 2019 dibandingkan
triliun (64,2 persen dari pagu APBN). ini dipengaruhi oleh lebih rendahnya 2018. Tingginya realisasi TKD sampai dengan periode yang sama tahun
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat realisasi ICP (rata-rata USD 62,18/ dengan Agustus 2019 tersebut sebelumnya. Sementara itu, realisasi
di bulan Agustus 2019 mengalami barel) dibandingkan dengan asumsi terutama disebabkan karena: (1) Dana Desa sampai dengan Agustus
peningkatan sebesar 6,9 persen dalam APBN (USD 70,/barel. Selain penyaluran DBH yang lebih tinggi 2019 lebih tinggi 5,96 triliun (16,43
(yoy), utamanya diakibatkan oleh itu, dipengaruhi juga oleh terjadinya 37,87 persen dibandingkan periode persen) dibandingkan realisasi Dana
realisasi Belanja Bantuan Sosial yang apresiasi nilai tukar rupiah terhadap yang sama tahun sebelumnya Desa pada periode yang sama tahun
mencapai Rp78,66 triliun (77,1 persen dollar selama periode Januari- terutama dipengaruhi oleh penyaluran 2018. Hal tersebut dipengaruhi oleh
dari pagu APBN) atau meningkat Agustus yang mencapai Rp14.182/ kurang bayar DBH kepada daerah penyelesaian penyaluran Dana Desa
sebesar 34,5 persen (yoy). Kenaikan dolar Amerika, dibandingkn dengan penerima berdasarkan PMK nomor: pada tahap I dan II serta adanya
ini menunjukkan komitmen nyata asumsi dalam APBN Rp15.000/dollar 77/PMK.07/2019; (2) meningkatnya koordinasi dan sosialisasi secara
pemerintah untuk senantiasa menjaga Amerika. Hal serupa juga terjadi pada realisasi Dana Insentif Daerah intensif kepada Pemerintah Desa yang
daya beli masyarakat miskin dan realisasi subsidi nonenergi. Rendahnya (DID) sebesar 21,68 persen apabila telah dilakukan selama ini.
rentan dalam mencukupi kebutuhan persentase realisasi terhadap pagu dibandingkan periode yang sama
hidup serta bagian dari upaya untuk anggaran subsidi nonenergi utamanya tahun sebelumnya karena adanya Realisasi defisit APBN hingga akhir

mengurangi kesenjangan di Indonesia. terjadi pada public service obligation peningkatan penyaluran DID kepada Agustus 2019 mencapai 199,06

(PSO) dengan realisasi sebesar Rp1,63 sebagian besar Pemerintah Daerah triliun atau sekitar 1,24 persen PDB.
Realisasi belanja subsidi sampai triliun (24,1 persen dari APBN 2019) termasuk Pemda pada daerah yang Sementara itu, posisi keseimbangan
dengan akhir Agustus 2019 dan subsidi kredit program dengan terdampak bencana alam di Provinsi primer sampai dengan akhir Agustus
mencapai Rp103,46 triliun atau realisasi sebesar Rp4,85 triliun (29,2 NTB dan Sulawesi Tengah serta adanya 2019 berada pada posisi negatif
46,12 persen dari pagu yang persen dari APBN 2019). Rendahnya pemahaman Pemda yang semakin Rp26,64 triliun. Realisasi pembiayaan
ditetapkan dalam APBN. Realisasi persentase realisasi tersebut antara baik terhadap peraturan terkait DID; yang dilakukan Pemerintah hingga
belanja subsidi tersebut meliputi lain dipengaruhi oleh lambatnya serta (3) realisasi Dana Keistimewaan Agustus 2019 mencapai Rp280,32
subsidi energi Rp75,42 triliun (47,14 penagihan dan proses verifikasi yang DIY yang meningkat sebesar 20,00 triliun, terutama bersumber dari
persen dari APBN 2019) dan subsidi menjadi dasar pembayaran subsidi persen yang diakibatkan karena pembiayaan utang yaitu sebesar
nonenergi Rp28,03 triliun (43,56
persen dari APBN 2019). Untuk Realisasi Transfer ke Daerah dan
subsidi energi, realisasi tersebut Dana Desa (TKDD) sampai dengan
telah memperhitungkan pembayaran Agustus 2019 mencapai Rp530,61
atas volume BBM dan LPG tabung triliun atau 64,18 persen dari pagu
3 kg serta penjualan listrik yang APBN 2019, yang meliputi Transfer
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

disalurkan dari Januari hingga Juli ke Daerah (TKD) sebesar Rp488,41


2019. Realisasi belanja subsidi BBM triliun (64,54 persen) dan Dana
dan LPG tabung 3 kg mencapai Desa Rp42,20 triliun (59,80 persen).
Rp44,52 triliun, atau 44,24 persen dari Secara lebih rinci, realisasi TKD terdiri
pagu APBN, dengan realisasi volume dari Dana Perimbangan Rp474,62
62,03 persen dari quota untuk jenis triliun (65,50 persen), Dana Insentif
BBM solar dan 56,43 persen quota Daerah (DID) Rp6,53 triliun (65,28
untuk LPG tabung 3 kg. Sementara persen), dan Dana Otonomi Khusus
itu, realisasi belanja subsidi listrik dan Keistimewaan DIY Rp7,25 triliun
mencapai Rp30,89 triliun atau 52,08 (32,71 persen). Realisasi TKD sampai
persen dari pagu APBN. Secara umum, dengan Agustus 2019 tersebut lebih
persentase realisasi subsidi energi tinggi Rp23,33 triliun atau sekitar 5,02

10 11
R
ealisasi APBN sampai dengan 70,89 persen dari target APBN
Realisasi 31 Agustus 2019 mencatatkan tahun 2019, tumbuh 11,59
APBN sampai pendapatan negara mampu persen dari periode yang sama
dengan tumbuh 3,16 persen (yoy), tahun sebelumnya.
Agustus 2019 mencapai Rp1.189,28 triliun atau
54,93 persen dari target APBN tahun c. Belanja Pemerintah Pusat

2019. Sementara itu, realisasi belanja mencapai Rp857,73 triliun atau

negara telah mencapai Rp1.388,33 52,48 persen dari pagu APBN

triliun atau 56,41 persen dari pagu tahun 2019, meningkat 6,94

APBN tahun 2019, meningkat 6,52 persen dibandingkan realisasi

persen (yoy) dibandingkan periode pada periode yang sama tahun

yang sama tahun sebelumnya. sebelumnya.

Adapun rincian dari realisasi APBN d. TKDD mencapai Rp530,61

sampai dengan 31 Agustus 2019 triliun atau 64,18 persen

tersebut meliputi: dari pagu APBN tahun 2019,


tumbuh sebesar 5,84 persen
a. Penerimaan Perpajakan dibandingkan realisasi pada
mencapai Rp920,15 triliun periode yang sama tahun
atau 51,51 persen dari target sebelumnya.
APBN tahun 2019, tumbuh 1,39
persen dibandingkan realisasi Dengan capaian realisasi pendapatan

periode yang sama APBN negara dan belanja negara tersebut,

tahun 2018 sebesar Rp907,53 maka realisasi Defisit APBN tahun

triliun. Realisasi penerimaan 2019 sampai dengan 31 Agustus

perpajakan terdiri atas: 2019 mencapai Rp199,06 triliun atau


1,24 persen terhadap PDB, dengan
• Realisasi Penerimaan keseimbangan primer mencapai
Pajak mencapai Rp801,16 negatif Rp26,64 triliun. Dengan
triliun atau 50,78 persen realisasi pembiayaan anggaran
dari target APBN tahun periode sampai dengan 31 Agustus
2019, tumbuh sebesar 2019 sebesar Rp280,32 triliun,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

0,21 persen (yoy). termasuk untuk pembiayaan investasi


Rp5,13 triliun, terdapat kelebihan
• Realisasi Penerimaan pembiayaan anggaran sebesar
Kepabeanan dan Cukai Rp81,26 triliun.Realisasi APBN sampai
mencapai Rp119,00 triliun dengan 31 Juli 2019, pendapatan
atau 56,98 persen dari negara mampu tumbuh 5,85 persen
target APBN tahun 2019, dan belanja negara meningkat 7,93
tumbuh sebesar 10,10 persen dibandingkan periode yang
persen(yoy). sama tahun sebelumnya, serta defisit
anggaran mencapai 1,14 persen
b. PNBP mencatat realisasi
terhadap PDB.
sebesar Rp268,16 triliun atau

12 13
Ekonomi Makro

Perkembangan
Ekonomi Makro

W
orld Economic Outlook konsumen pada Agustus 2019 season juga mendorong penurunan apresiasi sebesar 3,0 persen (ytd) dibandingkan awal tahun
International Monetary menggambarkan terjadinya tarif angkutan udara lebih dalam. 2019. Dari sisi eksternal, pelonggaran likuiditas global
Fund (WEO IMF) bulan inflasi yang didorong terutama Beberapa komoditas pada kelompok karena pelonggaran kebijakan moneter negara maju yang
Juli 2019 memperkirakan oleh peningkatan harga cabai, pengeluaran lainnya memberikan mengakibatkan aliran modal ke emerging market, termasuk
bahwa proyeksi pertumbuhan emas, dan biaya pendidikan. Inflasi sumbangan inflasi. Seiring dengan Indonesia memberikan pengaruh terhadap penguatan
ekonomi dan perdagangan global Agustus 2019 tercatat sebesar 0,12 masuknya tahun ajaran/akademik nilai tukar Rupiah. Sementara itu, prospek positif ekonomi
mengalami koreksi kebawah. persen (mtm) atau 2,48 persen (ytd) baru, kelompok pendidikan mengalami nasional yang tetap terjaga, termasuk peningkatan sovereign
Hal ini seiring dengan masih tingginya atau 3,49 persen (yoy). Kelompok inflasi yang didorong oleh kenaikan rating Indonesia, juga memberikan pengaruh terhadap
risiko dan ketidakpastian yang dihadapi bahan makanan secara kumulatif biaya pendidikan di tingkat SD, SMP, penguatan nilai tukar. Hingga akhir Agustus 2019, cadangan
oleh perekonomian global bersumber menyumbang deflasi, namun inflasi SMA (terutama sekolah swasta), dan devisa Indonesia berada pada level yang cukup tinggi, yakni
dari kelanjutan perang dagang dan isu aneka cabai masih menjadi sumber akademi atau perguruan tinggi. Selain sebesar USD126,4 miliar, meningkat dibandingkan posisi
geopolitik. Namun, adanya kesepakatan utama tekanan inflasi. Musim kemarau itu, tren peningkatan harga emas akhir Juli 2019 sebesar USD125,9 miliar. Posisi cadangan
untuk melakukan pembahasan antara yang lebih panjang dan kering global juga mendorong naiknya harga devisa ini setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor
Amerika Serikat Tiongkok diharapkan berdampak pada turunnya produksi emas perhiasan domestik sehingga atau 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
akan mengurangi eskalasi perang aneka cabai, terutama cabai merah menyebabkan inflasi pada kelompok pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan
dagang. Prospek ekonomi global tersebut dan rawit yang memiliki karakteristik sandang. Dengan realisasi inflasi internasional sekitar 3 bulan impor.
berimbas secara langsung terhadap daya tahan terhadap cuaca yang relatif kumulatif hingga saat ini (2,48 persen
penurunan harga komoditas global, lemah. Kondisi ini menyebabkan (ytd)), masih terdapat ruang gerak Dalam merespon prospek pertumbuhan ekonomi

terutama minyak dan batubara. Dalam pasokan yang menurun sehingga sebesar 1,02 persen untuk menjaga saat ini dan untuk menopang pertumbuhan ekonomi
kedepan, Pemerintah konsisten untuk memperkuat
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

merespon prospek ekonomi global kenaikan harga terjadi secara terus- inflasi akhir tahun sesuai target 3,5
tersebut, Pemerintah akan terus berupaya menerus sejak bulan April. Sementara persen. industri manufaktur nasional. Penguatan industri

menjaga tingkat konsumi masyarakat dan itu, tarif angkutan udara kembali manufaktur nasional diarahkan untuk mendukung

meningkatkan Pembentukan Modal Tetap mengalami penurunan sehingga Tren nilai tukar Rupiah terus pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkelanjutan, dan

Bruto (PMTB) untuk tetap mendorong mendorong kelompok transportasi, berada pada posisi yang stabil dan inklusif. Untuk itu Pemerintah berupaya memperkuat

pertumbuhan ekonomi nasional. Secara komunikasi, dan jasa keuangan cenderung menguat seiring dengan industri manufaktur nasional melalui (i) efisiensi logistik

sektoral, sektor industri manufaktur, mengalami deflasi. Berlakunya tetap terjaganya aliran modal ke melalui pembangunan infrastruktur, (ii) perbaikan

perdagangan, konstruksi, dan jasa-jasa kebijakan penurunan tarif sejak bulan dalam negeri dan pelonggaran iklim investasi, (iii) harmonisasi regulasi dan program

perlu untuk diperkuat sehingga mampu Juli untuk kelas low cost carrier (LCC) likuiditas global. Nilai Tukar Rupiah kebijakan untuk meningkatkan produktivitas industri, (iv)

mampu mendorong pertumbuhan pada hari dan jam tertentu kembali terhadap dolar Amerika Serikat per 10 mendukung kelancaran sistem pembayaran,  (v) mendorong

ekonomi nasional. mempengaruhi terjadinya deflasi September 2019 tercatat pada level pembiayaan, dan (vi) mendukung promosi perdagangan

tarif angkutan udara di 47 kota. Rp14.031 per dolar Amerika Serikat. dan investasi industri manufaktur.
Perkembangan harga di tingkat Selain itu, masuknya periode low Dengan demikian, Rupiah mengalami

14 15
Laporan Utama

Nota Keuangan dan


R APBN Tahun 2020

T
ahun 2020 menjadi tahun kualitas sumber daya manusia agar
pertama pelaksanaan Rencana siap berkompetisi dan beradaptasi
Pembangunan Jangka dengan kemajuan industri dan
Menengah Nasional (RPJMN) teknologi. Di sisi lain, pemerintah
2020-2024, sekaligus merupakan akan melanjutkan pembangunan
momentum awal bagi bangsa infrastruktur yang semakin merata,
Indonesia yang akan memulai tahapan mengalokasikan sumber daya
pembangunan dalam mewujudkan ekonomi dengan lebih efisien dan
visi jangka panjang Indonesia untuk efektif, serta mendorong birokrasi
menjadi negara yang berdaulat, yang efektif, melayani, dan bebas
maju, adil dan makmur. Pada tahap korupsi.
pertama menuju visi jangka panjang
Indonesia, prioritas pembangunan Momentum positif kinerja

akan diarahkan untuk memperkuat perekonomian dalam beberapa tahun

pondasi daya saing sebagai pijakan terakhir akan menjadi modal positif

bagi pelaksanaan pembangunan untuk melanjutkan tren peningkatan

pada tahap selanjutnya yaitu periode kinerja perekonomian nasional ke

transisi dalam memperkokoh daya depan. Namun demikian, beberapa

saing, sebelum menuju fase negara faktor eksternal seperti peningkatan

maju pada periode tahun 2036- 2045. tensi perang dagang, kebijakan

Oleh karena itu, dukungan kebijakan moneter Amerika Serikat, serta faktor
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

fiskal perlu dirancang secara tepat geopolitik yang dapat berdampak

agar upaya peningkatan daya saing negatif terhadap perekonomian

dapat berjalan efektif. domestik tetap perlu terus


diantisipasi.
Melalui APBN Tahun 2020, Pemerintah
akan mengarahkan kebijakan Pemerintah juga bertekad

fiskal untuk mendukung akselerasi memberikan manfaat perekonomian

daya saing melalui inovasi dan Indonesia sebesar-besarnya

penguatan kualitas sumber daya kepada masyarakat secara lebih

manusia. Berbagai kebijakan di merata antara lain ditunjukkan

bidang pendidikan dan kesehatan pada perbaikan target indikator

akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat sekaligus


mencerminkan upaya Pemerintah

16 17
dalam meningkatkan kualitas dimanfaatkan terutama untuk bidang beberapa program, seperti Program percepatan penyediaan infrastruktur
sumber daya manusia. Pada tahun prioritas pembangunan, seperti Keluarga Harapan dan kartu sembako, publik dan penguatan kualitas SDM.
2020, pemerintah optimis tingkat bidang pendidikan, bidang kesehatan, yang merupakan penyempurnaan dari Peningkatan daya saing daerah
kemiskinan dapat diturunkan menjadi bidang perlindungan sosial, bidang program bantuan pangan. juga diupayakan antara lain melalui
sekitar 8,5 persen - 9,0 persen dan infrastruktur, dan bidang prioritas memperkuat dana transfer umum
tingkat pengangguran menjadi 4,8 lainnya. Untuk bidang pendidikan, Konsistensi pemerintah untuk (DTU) dalam mendanai kewenangan
persen - 5,1 persen. Sementara upaya pemerintah dilakukan terutama meningkatkan kapasitas produksi desentralisasi, mengarahkan
itu, ketimpangan yang ditunjukkan pada inisiatif perluasan akses dan daya saing ditunjukkan dengan pengelolaan dana transfer
dengan Indeks Rasio Gini akan pendidikan dan peningkatan skill tetap memprioritaskan pembangunan khusus (DTK) dalam mendukung
ditekan menjadi 0,375 – 0,380 dan SDM dengan melanjutkan bantuan bidang infrastruktur. Dukungan implementasi desentralisasi dan
Indeks Pembangunan Manusia akan pendidikan melalui Kartu Indonesia percepatan infrastruktur juga menjaga ketercapaian output,
ditingkatkan menjadi 72,51. Upaya Pintar (KIP) dan Bantuan Operasional dilaksanakan melalui partisipasi memperkuat pengelolaan dana
pencapaian target tersebut akan Sekolah (BOS), memberikan KIP swasta, BUMN maupun skema desa, diharapkan dengan kombinasi
didukung oleh berbagai kebijakan Kuliah yang merupakan kelanjutan Kerja Sama Pemerintah dengan kebijakan tersebut dapat mendukung
fiskal di dalam RAPBN tahun 2020. dari KIP SMA/sederajat. Sementara Badan Usaha (KPBU). Selain itu, inovasi, kemudahan berusaha,
itu, untuk menjawab tantangan pemerintah juga memberikan tata kelola pemerintahan, dan
Berdasarkan tema dan arah kebijakan di era industri 4.0, dan mengatasi dukungan fasilitas penyiapan kebijakan insentif yang mendukung
fiskal tahun 2020, kebijakan RAPBN rendahnya produktivitas pekerja, proyek (project development fund/ iklim investasi, serta peningkatan
tahun 2020 diformulasikan ke dalam Pemerintah meluncurkan Kartu Pra PDF) dan memberikan dukungan produktivitas terutama berorientasi
bentuk program-program prioritas Kerja untuk peningkatan skill dalam kelayakan proyek (Viability Gap Fund/ ekspor melalui pengembangan
pembangunan, yaitu (1) penguatan rangka mengakselerasi penyerapan VGF) untuk mendorong percepatan potensi ekonomi daerah.
daya saing sumber daya manusia, tenaga kerja muda melalui penguatan pembangunan infrastruktur melaui
yang ditujukan melalui peningkatan skilling dan reskilling sebanyak 2 juta skema KPBU. Prioritas pembangunan Untuk memenuhi alokasi pendanaan
kualitas dan kuantitas sektor penerima manfaat. juga mencakup penguatan destinasi atas program-program pembangunan
pendidikan dan kesehatan agar dapat pariwisata, penguatan politik, hukum, tersebut, pemerintah melakukan
menciptakan generasi inovator yang Inisiatif pemerintah di bidang pertahanan dan keamanan, serta berbagai upaya dalam optimalisasi
kreatif dan sehat secara jasmani- kesehatan akan dilakukan terutama penguatan penelitian. Selain itu, pendapatan negara untuk mendorong
rohani; (2) penguatan program melalui penguatan program promotif upaya penguatan kualitas belanja juga investasi dan daya saing. Kebijakan
perlindungan sosial dan pengurangan dan preventif bidang kesehatan, dilakukan melalui kebijakan subsidi penerimaan perpajakan diarahkan
ketimpangan, sebagai wujud nyata serta percepatan penanganan yang lebih tepat sasaran, antara lain terutama untuk pembenahan tax base
kehadiran negara dalam melindungi stunting melalui penguatan program program penyaluran subsidi pupuk melalui implementasi pertukaran data
masyarakat khususnya kelompok konvergensi perluasan fokus melalui Kartu Tani. informasi perpajakan secara otomatis/
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

masyarakat pendapatan menengah intervensi dari 160 kabupaten/ Automatic Exchange of Information
ke bawah dari risiko sosial dan kota menjadi 260 kabupaten/kota. Upaya penajaman belanja negara juga (AEoI). Selanjutnya Pemerintah
ekonomi; (3) akselerasi pembangunan Sementara itu, keberlanjutan program didukung melalui penguatan peran juga menyadari perubahan proses
infrastruktur untuk mendukung jaminan kesehatan nasional akan Transfer ke Daerah dan Dana Desa bisnis di pasar domestik dan global
transformasi ekonomi; (4) penguatan terus dijaga dan dikendalikan sesuai yang diarahkan untuk memperbaiki serta dampak kemajuan teknologi
kualitas desentralisasi fiskal; dan (5) tepat sasaran, efektif dan efisien. kuantitas dan kualitas pelayanan informasi, sehingga Pemerintah perlu
reformasi birokrasi. Sedangkan peningkatan ketepatan publik, mengurangi ketimpangan menyiapkan kebijakan yang sepadan
sasaran menggunakan single data antardaerah, mengurangi kemiskinan bagi semua pelaku usaha (level
Upaya peningkatan kualitas belanja dan pemanfaatan Information, dan meningkatkan kesejahteraan playing field).
negara tercermin dalam alokasi Communication and Technology (ICT) masyarakat. Transfer ke Daerah dan
belanja negara tahun 2020. Alokasi merupakan arah strategi di bidang Dana Desa akan difokuskan untuk Berbagai kombinasi insentif/belanja
belanja pemerintah pusat akan perlindungan sosial untuk mendukung peningkatan daya saing melalui perpajakan (tax expenditure) pada

18 19
Laporan Utama

sektor perpajakan diberikan oleh


Pemerintah untuk meningkatkan
ini ditujukan untuk memelihara
momentum perekonomian yang Anggaran Prioritas
Tahun 2020
daya saing. Pemberian insentif super semakin tumbuh dan menghindari
deduction (pengurangan pajak PPh opportunity loss dalam peningkatan
Badan) sebagai bentuk dukungan kesejahteraan. Untuk melaksanakan
bagi penyelenggaraan kegiatan vokasi kebijakan tersebut, Pemerintah
dan penelitian dan pengembangan, terus berupaya untuk meningkatkan
serta insentif investment allowance efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
(fasilitas pajak dalam bentuk APBN.
pengurangan penghasilan kena

D
pajak) sebagai bentuk dukungan Sejalan dengan kebijakan fiskal
pemerintah, pembiayaan utang i tahun pertama periode pemberian beasiswa melalui KIP
bagi industri padat karya. Sedangkan
masih diperlukan dengan kedua kepemimpinan kepada 20,1 juta siswa, KIP Kuliah
implementasi regulasi pengurangan
pertumbuhan yang semakin Presiden RI Joko Widodo kepada 818 ribu mahasiswa,
PPh (tax holiday) diberlakukan untuk
menurun. Strategi pembiayaan dan Wakil Presiden RI: peningkatan keterampilan bagi
menumbuhkan investasi domestik.
anggaran memperhatikan prinsip Prof. Dr K.H. Ma’ruf Amin, pencari kerja melalui Kartu Pra
Selain itu, kebijakan kepabeanan dan
kehati-hatian dengan mengendalikan Pemerintah merumuskan tema Kerja kepada 2 juta peserta.
cukai berperan dalam mendukung
rasio utang dalam batas aman serta kebijakan fikal dalam RAPBN
percepatan pelayanan prosedural 2. Transfer Ke Daerah dan Dana
menjaga komposisi utang domestik tahun 2020 adalah “APBN untuk
ekspor dan impor, sehingga Desa Rp306.857,6 miliar, yang
dan valas, efisiensi biaya utang, dan Akselerasi Daya Saing melalui
mendorong kemudahan berbisnis dan antara lain digunakan untuk
pemanfaatan utang untuk kegiatan Inovasi dan Penguatan Kualitas
menurunkan waktu tunggu bongkar DAK Fisik Pendidikan dan DAK
produktif dengan memperhatikan Sumber Daya Manusia”. Dalam
muat (dwelling time). Nonfisik berupa BOS, TPG PNSD,
value for money. Untuk mendukung rangka mewujudkan tema tersebut,
Tambahan Penghasilan Guru
Sementara itu, reformasi di sektor program prioritas, pembiayaan Pemerintah memformulasikan lima
PNSD, Tunjangan Khusus Guru
Penerimaan Negara Bukan Pajak investasi yang inovatif dan kreatif program prioritas dalam RAPBN
PNSD.
(PNBP) terus dilakukan pasca diarahkan untuk mendukung tahun 2020.
penetapan Undang-undang nomor pembangunan infrastruktur, Prioritas Pertama, kualitas sumber
3. Investasi Pemerintah pada pos
9 tahun 2018 tentang Penerimaan mendorong peningkatan ekspor daya manusia yang kompatibel
pembiayaan Rp29.000,0 miliar,
Negara Bukan Pajak melalui berbagai nasional melalui program National terhadap teknologi informasi dan
yang diantaranya digunakan
upaya penyempurnaan regulasi, Interest Account (NIA), meningkatkan komunikasi (TIK). Untuk itu, sektor
untuk memperkuat peran LPDP
pengaturan tarif yang adil dan daya saing usaha melalui kemudahan pendidikan dan kesehatan akan terus
sebagai SWF Rp18.000,0 miliar
fleksibel, penguatan pengawasan akses pembiayaan bagi usaha mikro, ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

dan dana abadi penelitian


dan pemeriksaan, optimalisasi kecil, dan menengah (UMKM )dan agar dapat menciptakan generasi
Rp5.000,0 miliar.
pengelolaan aset negara dan ultra mikro (UMi), serta meningkatkan inovator yang kreatif dan sehat secara
efisiensi di sektor alam (SDA), serta daya saing sumber daya manusia jasmani-rohani. Terkait dengan Sementara itu, terkait dengan
peningkatan pelayanan dan kualitas melalui Dana Pengembangan anggaran pendidikan, dalam RAPBN anggaran kesehatan, dalam RAPBN
layanan publik. Pendidikan, Dana Abadi Penelitian, tahun 2020 besarannya direncanakan tahun 2020 besarannya direncanakan
pengembangan, pengkajian, dan mencapai Rp505.754,9 miliar atau mencapai Rp132.179,5 miliar atau 5,2
Kebijakan fiskal tahun 2020 diarahkan penerapan untuk menghasilkan 20 persen dari belanja negara, yang persen terhadap RAPBN tahun 2020,
dapat tetap ekspansif dalam rangka invensi dan inovasi, Dana Abadi terdiri atas: yang dimanfaatkan untuk mendukung
menstimulus perekonomian dan Kebudayaan, serta Dana Abadi dan mendorong tercapainya sasaran/
mengakselerasi pencapaian target 1. Belanja Pemerintah Pusat
Perguruan Tinggi. indikator kesehatan sesuai RKP pada
pembangunan dengan sasaran yang sebesar Rp169.897,3 miliar, yang
tahun 2020, antara lain sebagai
lebih terarah dan terukur. Kebijakan antara lain digunakan untuk
berikut: (1) persentase prevalensi

20 21
stunting pada balita menjadi 27,1 peran swasta, BUMN, BLU dan Pemda, dan pelayanan publik yang lebih menerima Dana TPG PNSD sebanyak
persen, (2) jumlah penerima PBI dengan tetap menjaga prinsip kehati- efektif dan efisien. Penguatan 1.153 ribu guru, penguatan pelayanan
JKN dari 40 persen penduduk hatian dan portofolio pembiayaan kualitas belanja daerah sangat kesehatan dasar 9.653 puskesmas,
berpendapatan terbawah sebesar yang berisiko rendah. Dalam krusial dalam menciptakan belanja dan penguatan intervensi stunting di
96,8 juta jiwa, dan (3) persentase RAPBN 2020 anggaran infrastruktur daerah yang lebih produktif dan 260 kabupaten/kota.
kabupaten/kota yang menerapkan diperkirakan mencapai Rp419.240,6 berdaya guna untuk menggerakkan
kebijakan Germas sebesar 30 persen. miliar, yang akan digunakan untuk: sektor riil di daerah. Dalam RAPBN Prioritas kelima, reformasi birokrasi.

(1) di bidang konektivitas, antara 2020, Transfer ke Daerah dan Dana Pemantapan reformasi birokrasi akan
Prioritas kedua, perlindungan lain untuk pembangunan jalan 837 Desa (TKDD) direncanakan sebesar terus diupayakan untuk mendorong
sosial yang komprehensif. Sebagai km, pembangunan jalur kereta Rp858.790,0 miliar, yang antara produktivitas dan integritas Aparatur
wujud nyata kehadiran Negara api sepanjang 238,8 km’sp, dan lain untuk anggaran pendidikan Sipil Negara (ASN) dengan tujuan
dalam mengurus masyarakatnya, penyelesaian 3 bandara baru, (2) di sebesar Rp306.857,6 miliar, anggaran menciptakan birokrasi yang efisien,
Pemerintah senantiasa berupaya bidang ketahanan air, antara lain kesehatan sebesar Rp34.930,3 miliar, melayani, kompeten, berintegritas,
melindungi masyarakat, khususnya diarahkan untuk rehabilitasi dan dan anggaran infrastruktur sebesar serta profesional. Guna mendukung
kelompok masyarakat berpendapatan pembangunan 16 ribu ha jaringan Rp199.933,1. Target output TKDD kebijkan tersebut, dalam RAPBN 2020
menengah ke bawah, dari risiko irigasi dan pembangunan 49 unit tersebut diantaranya mencakup: Pemerintah mengalokasikan anggaran
sosial dan ekonomi. Pemerintah bendungan, (3) di bidang perumahan, (1) dari pengalokasian anggaran untuk reformasi birokrasi sebesar
berupaya agar perlindungan sosial diarahkan antara lain untuk pendidikan antara lain digunakan Rp261.295,2 miliar, yang diantaranya
mampu menjangkau setiap warga pembangunan sebanyak 5.224 unit untuk rehabilitasi dan pembangunan digunakan untuk memenuhi
negara Indonesia pada setiap fase rusun dan 2.000 unit rumah khusus, ruang kelas sebanyak 31.812 ruang; pembayaran gaji dan tunjangan, serta
kehidupan, sejak dalam fase embrio serta (4) kegiatan pembangunan (2) dari pengalokasian anggaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
sampai dengan kematian. Dalam infrastruktur yang menjadi prioritas kesehatan antara lain digunakan antara lain terkait dengan penataan
RAPBN 2020, anggaran perlindungan baru di tahun 2020, antara lain untuk melanjutkan program BOS kelembagaan, pengelolaan kinerja,
sosial direncanakan Rp385.319,6 KSPN Super Prioritas (termasuk Reguler kepada 45,7 juta siswa, serta perumusan kebijakan hingga
miliar, yang antara lain untuk (1) GP Mandalika), dan persiapan guru PNSD yang bersertifikasi dan pengendalian/pengawasan reformasi
program PKH bagi 10,0 juta KPM, (2) pelaksanaan PON 2020.
pengembangan BPNT menjadi Kartu
Sembako dengan sasaran 15,6 juta Prioritas keempat, penguatan
KPM, serta (3) program subsidi yang kualitas desentralisasi fiskal untuk
diantaranya mencakup subsidi energi, mendorong pusat pertumbuhan
subsidi pupuk, dan subsidi bunga di daerah. Implementasi otonomi
kredit program. daerah dan desentralisasi fiskal di
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Indonesia sudah berlangsung kurang


Prioritas ketiga, akselerasi lebih dua dasawarsa lamanya. Dari
pembangunan infrastruktur sisi anggaran, hal ini menyebabkan
untuk mendukung transformasi terjadinya peningkatan porsi
industrialisasi. Pemerintah menyadari anggaran dalam APBN yang dialihkan
bahwa untuk pembangunan kepada daerah. Dari sisi kebijakan,
infrastruktur diperlukan pendanaan desentralisasi fiskal ditujukan
yang cukup besar, sementara itu untuk mendukung pendanaan
kapasitas fiskal yang tersedia masih atas urusan-urusan yang telah
belum sepenuhnya memadai, diserahkan kepada daerah, agar
sehingga diperlukan innovative dan daerah dapat meningkatkan kualitas
creative financing dengan pelibatan penyelenggaraan pemerintahan

22 23
Laporan Utama

R APBN TAHUN 2020:


Telah Menampung 3 Kartu Baru
Sebagai Perwujudan Janji Presiden
dan Wakil Presiden Terpilih

Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah penerima KIP Kuliah diutamakan pada Pada tahun 2020, Kartu Pra Kerja akan tempat, dan waktu pelatihan melalui
pendidikan vokasi atau politeknik diberikan kepada dua juta penerima platform digital.
Dalam rangka perluasan akses serta pendidikan sarjana pada manfaat, dengan rincian sebagai
pendidikan bagi siswa berprestasi program studi sains dan teknologi. berikut: Dalam RAPBN Tahun 2020, alokasi
dari keluarga miskin ke jenjang Hal ini diharapkan mendukung anggaran kartu pra kerja direncanakan
yang lebih tinggi, pada tahun 2020 pengurangan pengangguran. 1. Kartu Pra Kerja akses Reguler, sebesar Rp10.000,0 miliar.
Pemerintah akan menyediakan dengan target sasaran sebanyak
KIP Kuliah. Penyediaan KIP Kuliah Kartu Pra Kerja 500 ribu orang. Akses ini Kartu Sembako

ini pada dasarnya merupakan merupakan lanjutan dan


Dalam rangka peningkatan kualitas Dalam rangka mewujudkan penguatan
perluasan dari cakupan penerima perluasan kegiatan yang sudah
keterampilan dan produktivitas para perlindungan sosial dan meningkatkan
bantuan beasiswa bidikmisi. Jumlah berjalan, yaitu pemberian
pencari kerja baru (khususnya anak efektifitas program bantuan sosial
sasaran penerima KIP Kuliah pada pelatihan melalui tatap muka
muda), maupun yang sedang bekerja pangan, maka BPNT akan dikembangkan
RAPBN 2020 ditargetkan sebanyak dan sertifikasi kompetensi kerja
(alih profesi/korban PHK), pada tahun menjadi Kartu Sembako dengan sasaran
818 ribu mahasiswa yang terdiri kepada pencari kerja melalui
2020, Pemerintah akan menyediakan tetap 15,6 juta KPM. Dengan Kartu
dari penerimaan mahasiswa baru LPK Pemerintah termasuk BLK,
Kartu Pra Kerja. Selain disiapkan Sembako, indeks bantuan yang semula
sebanyak 420 ribu mahasiswa dan LPK Swasta, dan Training Center
untuk menghilangkan gap antara Rp.110.000/KPM/bulan naik menjadi
lanjutan beasiswa bidikmisi on going Industri. Sasaran dari skema
kompetensi SDM dan kebutuhan Rp.150.000/KPM/bulan. Selain itu, Kartu
sebanyak 398 ribu mahasiswa. Alokasi ini adalah pencari kerja baru
dunia kerja, kebijakan pemberian Sembako memperluas jenis komoditas
anggaran untuk KIP Kuliah dalam (skilling) dan pencari kerja yang
Kartu Pra Kerja juga akan diarahkan yang dapat dibeli sehingga tidak hanya
RAPBN 2020 sebesar Rp7.501,5 alih profesi atau korban PHK (re-
untuk mendorong peningkatan berupa beras dan telur seperti saat ini.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

miliar melalui Kemenristekdikti dan skilling).


keterampilan yang dibutuhkan saat ini Hal ini sebagai upaya dari Pemerintah
Kemenag.
dan masa mendatang terutama dalam 2. Kartu Pra Kerja akses Digital untuk memberikan akses KPM terhadap

Kriteria penerima KIP Kuliah (1) lulusan menghadapi era revolusi industri dengan target sasaran 1,5 bahan pokok dengan kandungan gizi

satuan pendidikan SMA/SMK/ MA/ 4.0 dan teknologi digital. Melalui juta orang utamanya untuk lainnya. Kartu Sembako melalui instrumen

sederajat yang berprestasi akademik, program Kartu Pra Kerja diharapkan kelompok usia muda (skilling pembayaran yang memiliki fitur uang

(2) pemegang KIP selama di SMA/ kompetensi, baik para pencari kerja dan re-skilling). Sementara itu, elektronik dan tabungan yang dapat

SMK/MA dan/atau termasuk dalam baru, pencari kerja yang alih profesi, untuk mendukung pelaksanaan digunakan sebagai media penyaluran

40 persen pendapatan terbawah, atau korban PHK dapat mengisi program wajib belajar 12 tahun, bantuan sosial. Untuk menjalankan

(3) diterima di PTN/PTS/prodi kebutuhan dunia kerja, sehingga penduduk usia 15-18 tahun program Kartu Sembako, dalam RAPBN

yang terakreditasi A dan B. Untuk masalah pengangguran di Indonesia tidak termasuk dalam target. tahun 2020 Pemerintah mengalokasikan

mendukung kesesuaian pendidikan dapat diatasi. Melalui mekanisme ini, penerima anggaran sebesar Rp28.080,0 miliar.

dan kebutuhan industri, bidang studi manfaat dapat memilih jenis,

24 25
Pendapatan Negara

PENDAPATAN
PAJAK

Akhir Agustus, Penerimaan Pajak Tembus


Angka Rp800 Triliun

(dalam triliun Rupiah)

Realisasi Januari - Agustus 2019


Realisasi
APBN
Penerimaan Uraian ∆%
2019 % thd
Pajak s.d. 2018 -
Target
2019
Agustus
2019 Pajak Penghasilan 894,45 494,21 3,08 % 55,25 %
- Migas 828,29 454,78 3,97 % 54,91 %
- Non Migas 66,15 39,42 -6,22 % 59,59 %
PPN & PPnBM 655,39 288,01 -6,36 % 43,95 %
PBB & Pajak Lainnya 27,71 18,94 52,41 % 68,34 %
Jumlah 1.577,56 801,16 0,21 % 50,78 %
*angka sementara per Agustus 2019

B
erdasarkan pembukuan yang 0,21 persen (yoy). Pajak Penghasilan,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

tercatat di Kas Negara, capaian terutama PPh Nonmigas, masih


penerimaan pajak sampai menjadi sumber utama penerimaan
dengan tanggal 31 Agustus pajak, dengan kontribusi Rp454,78
2019 telah menembus angka Rp800 triliun, atau sekitar 57 persen dari
triliun, tepatnya Rp801,16 triliun. total penerimaan pajak, dengan
Posisi penerimaan pajak saat ini telah pertumbuhan mencapai 3,97 persen
mencapai 50,78 persen dari target (yoy).
APBN 2019 yang ditargetkan sebesar
Rp1.577,56 triliun. Dan apabila kita PPh 21, PPh OP dan PPh UMKM Top
bandingkan dengan penerimaan Performer
periode yang sama tahun lalu (Januari
Bila kita gali lebih dalam dapat kita
– Agustus 2018), penerimaan pajak
Foto Ilustrasi: lihat bahwa kinerja PPh Nonmigas
Media Keuangan mengalami pertumbuhan sebesar

26 27
Jenis Pajak Realisasi ∆%
Jan-Agustus Jan-Agustus
2019 2018–2019
PPh Pasal 21 102,13 10,63 %
PPh Pasal 22 11,39 6,61 %
Catatan: PPh Final
PPh Pasal 25/29 164,54 1,34 % UMKM dihitung
- Badan 8,91 15,35 % dengan periode
- Orang Pribadi 155,62 0,64 % 1 Juli – 30 Juni
PPh Final 76,05 6,14 % menyesuaikan
PPN Dalam Negeri 167,63 -6,47 % masa berlaku
Pajak atas Impor 150,89 -4,26 % PP46/2013 (1

- PPh 22 Impor 36,60 0,56 % Juli 2013) dan


PP23/2018 (1 Juli
- PPN Impor 111,22 -6,03 %
2018).
- PPnBM Impor 3,08 7,50 %

ditopang oleh jenis pajak PPh Pasal Karyawan/Pegawai secara Nasional persen). Sedangkan khusus untuk juga menunjukkan pertumbuhan yang
Pertumbuhan 21, yang tumbuh double digits hingga per Februari 2019 sebesar Rp2,79 sektor Pemerintah, realisasi belanja stabil. Untuk periode Januari – Agustus
Penerimaan 10,63 persen (yoy). PPh Pasal 21 juta, naik dari Rp2,65 juta per Februari pegawai dalam APBN untuk periode 2019, meskipun mengalami penurunan
Pajak merupakan pajak potongan/pungutan 2018. Jumlah angkatan kerja pada Januari-Agustus 2019 mengalami tarif sebesar 50 persen dari 1 persen
atas gaji/honorarium yang diterima Februari 2019 sebanyak 136,18 juta pertumbuhan 11,64 persen (yoy). menjadi 0,5 persen yang mulai berlaku
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

oleh pekerja/karyawan, oleh karena orang, naik 2,24 juta orang dibanding pada tanggal 1 Juli 2018, PPh Final UMKM
itu stabilnya kondisi ketenagakerjaan Februari 2018, terdiri atas 129,36 Sementara itu, jenis pajak PPh hanya menunjukkan penurunan 23,67
seperti kenaikan tingkat upah dan juta orang penduduk bekerja dan Nonmigas dengan performa terbaik persen (yoy) dibandingkan periode
kenaikan jumlah angkatan kerja 6,82 juta orang menganggur. Jumlah adalah PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi, sama 2018. Oleh sebab itu, bila kita lihat
yang dibarengi rendahnya tingkat penduduk bekerja bertambah 2,29 yang mampu tumbuh double digits kinerja sebelum dan sesudah perubahan
pengangguran menjadi faktor utama juta orang sedangkan pengangguran hingga 15,35 persen. Sepanjang 2019 tarif, yakni periode Juli 2018 – Juni
pendorong penerimaan PPh Pasal 21. berkurang 50 ribu orang. Tingkat ini pertumbuhan PPh dari Wajib 2019, sesungguhnya PPh Final UMKM
pengangguran terbuka per Februari Pajak Orang Pribadi cukup stabil. mengalami pertumbuhan hingga 56,50
Berdasarkan data BPS (Berita Resmi 2019 sebesar 5,01 persen, turun Senada dengan PPh Pasal 25/29 persen (yoy) bila tarif lama masih berlaku,
Statistik 6/5/2019), rata-rata Upah/ dibandingkan Agustus 2018 (5,34 Orang Pribadi, kinerja PPh Final sebagaimana periode Juli 2017 – Juni
Gaji Bersih Sebulan (rupiah) Buruh/ persen) dan Februari 2018 (5,13 UMKM (PP46 /2013 - PP23/2018) 2018. Kinerja apik PPh Pasal 25/29 OP dan

28 29
sebesar 61,32 USD/Barrel, dan bila umum hal ini disebabkan pergeseran
growth y-o-y 2019 growth y-o-y 2018
-4,8 % dibandingkan Agustus 2018 sebesar waktu pembayaran PBB Migas yang
Industri Rp 215,58 T
13,4 % 69,36 USD/Barrel. Lifting minyak tahun ini dibayarkan lebih awal, dari
Pengolahan 28,9 %
bumi sampai dengan Triwulan II 2019 sebelumnya pada bulan Oktober dan
Rp 155,12 T 1,5 %
rata-rata sebesar 752.000 barel per November di tahun 2018 menjadi
Perdagangan 26,7 %
20,8 % hari sedangkan gas bumi sebesar bulan Juni di tahun 2019
Rp 108,33 T 7,7 % 1.037.000 barel setara minyak per hari
Jasa Keuangan 5,7 % Dari sisi sektoral, beberapa sektor
14,5 % (BOEPD). Angka tersebut mengalami
penurunan bila dibandingkan 771.000 utama penyumbang penerimaan
Rp 48,2 T -1,5 %
Konstruksi &
10,3 % barel per hari dan 1.152.000 BOEPD pajak menunjukkan kinerja yang
Real Estat 6,5 %
pada periode yang sama tahun 2018. menggembirakan, terutama sektor
Rp 40,21 T -16,3 %
Pertambangan Transportasi & Pergudangan yang
5,4 % 71,6 %
Pajak Lainnya dan Kinerja Per tumbuh double digits hingga 20,7
Transportasi & Rp 32,59 T 20,7 % Sektor persen (yoy) serta sektor Jasa
Pergudangan 4,4 % 11,0 %
Keuangan & Asuransi yang tumbuh
* penerimaan pajak sektoral non migas, non PBB, dan non PPh
P DT PPh Pasal 22 dan PPh Final 7,7 persen (yoy). Namun demikian,
menunjukkan pertumbuhan yang tekanan restitusi dan imbas moderasi
cukup sehat, masing-masing tumbuh aktivitas impor terutama dirasakan
6,61 persen (yoy) dan 6,14 persen oleh sektor Industri Pengolahan
PPh Final UMKM tidak lepas dari efek (yoy), atau masih tumbuh di atas (tumbuh negatif 4,8 persen (yoy)) dan
lebih moderat terhadap jenis pajak
Penerimaan perluasan basis pembayar pajak dan pertumbuhan ekonomi Triwulan II sektor Perdagangan (tumbuh 1,5
PPh Pasal 22 Impor yang masih
Pajak Sektoral peningkatan kesadaran perpajakan (5,05 persen). Di sisi lain, beberapa persen (yoy)). Sementara itu faktor
tumbuh 0.56 persen (yoy), salah
di tengah masyarakat, yang diperkuat jenis pajak seperti PPh 25/29 Badan eksternal berupa tren perlambatan
satunya diakibatkan penerapan
juga oleh momentum pasca Tax dan PPN Dalam Negeri masih harga komoditas di pasar dunia
kenaikan tarif yang mulai berlaku pada
Amnesty (Pengampunan Pajak). mengalami tekanan diakibatkan memberikan tekanan pada sektor
bulan September 2018. Sementara itu,
naiknya jumlah restitusi, tumbuh Pertambangan (tumbuh negatif 16,3
geliat impor produk otomotif di tengah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Dampak Faktor Eksternal masing-masing 0,64 persen (yoy) persen (yoy)).


tekanan industri otomotif domestik
dan negatif 6,47 persen (yoy). Khusus
mampu mendorong jenis pajak PPnBM
Pertumbuhan pajak-pajak atas impor untuk pertumbuhan PBB yang
Impor tumbuh 7,50 persen (yoy).
sangat erat hubungannya dengan mencapai 52,41 persen (yoy), secara
kinerja impor secara nasional. Secara Faktor eksternal juga berdampak
kumulatif untuk periode Januari – Juli besar pada kinerja PPh Migas, yang
2019 terjadi penurunan nilai impor mengalami penurunan 6,22 persen
nasional sebesar 9,00 persen (yoy) (yoy). Penurunan ini sejalan dengan
dibandingkan periode yang sama penurunan harga dan lifting migas.
tahun lalu. Penurunan ini terefleksikan Harga ICP pada bulan Agustus 2019
pada kinerja PPN Impor yang juga adalah 57,27 USD/Barrel, turun
menunjukkan penurunan 6,03 persen bila dibandingkan bulan Juli 2019
(yoy). Efek penurunan impor sedikit

30 31
Pendapatan Negara

KEPABEANAN DAN Penerimaan Bea Masuk (BM)


hingga bulan Agustus 2019 tercatat
Pertumbuhan positif CHT didorong
oleh kebijakan relaksasi pelunasan

CUK AI sebesar Rp23,83 triliun. Capaian


tersebut merupakan 61,25 persen
pembayaran pita cukai, ditambah
program penertiban cukai berisiko
dari target dan tumbuh negatif 5,19 tinggi (PCBT) yang semakin gencar
persen dibandingkan capaian bulan dalam memerangi peredaran rokok
Agustus 2018. Raihan penerimaan ilegal.
BM terhadap targetnya merupakan
yang tertinggi dibandingkan kinerja Penerimaan cukai MMEA sampai
Kinerja Penerimaan Bea Cukai Tumbuh Positif dengan akhir bulan Agustus 2019
komponen penerimaan lainnya.
di Bulan Agustus 2019 mencapai Rp4,02 triliun atau tumbuh
Kinerja penerimaan BM sendiri,
sangat dipengaruhi oleh kinerja 17,3 persen dibandingkan capaian

impor nasional yang sejak awal tahun pada periode yang sama tahun 2018.

mengalami perlambatan dibanding Kinerja positif penerimaan cukai

kinerja impor tahun lalu. Alhasil, MMEA salah satunya dikontribusikan


Realisasi s.d. Pertumbuhan perlambatan tersebut berdampak oleh program PCBT, yang berperan
Realisasi APBN Julil 2019 (yoy) %
No. Jenis Penerimaan
2019 Capaian kepada capaian penerimaan BM yang dalam mengurangi peredaran
Penerimaan
2018 2019 %2018 %2019
terus tertekan. minuman beralkohol ilegal. Capaian
Bea dan Cukai
1 BEA MASUK 38.90 25.13 23.83 14.47 -5.19 61.25 cukai EA per 31 Agustus 2019 adalah
s.d. 31 Agustus
2 CUKAI 165.50 78.57 93.12 58.93 18.52 56.27
Capaian penerimaan cukai per 31 sebesar Rp0,08 triliun atau 51,82
2019
Agustus 2019 adalah sebesar Rp93,12 persen dari target yang diamanatkan
3 BEA KELUAR 4.42 4.38 2.05 94.27 -53.25 46.30
triliun atau 56,27 persen dari target pada APBN tahun 2019 yang sebesar
TOTAL 208.82 108.08 119.00 46.76 10.10 56.98 penerimaan cukai tahun 2019 yang Rp0,16 triliun.

PPN Impor 118.35 111.22 27.43 -6.03 sebesar Rp165,50 triliun. Penerimaan
cukai berasal dari 3 komponen Realisasi penerimaan Bea Keluar
PPn BM Impor 2.86 3.08 2.47 7.50 (BK) sampai dengan akhir bulan
yaitu Cukai Hasil Tembakau (CHT),
PPh Pasal 22 36.39 36.60 25.62 0.56 Minuman Mengandung Etil Alkohol Agustus 2019 adalah sebesar Rp2,05
Impor triliun, atau merupakan 46,30 persen
(MMEA), dan Etil Alkohol (EA). Kinerja
Total PDRI lainnya 157.61 150.89 26.45 -4.26 dari target BK pada APBN tahun
positif penerimaan cukai sepanjang
Total Bea Cukai dan Pajak 265.69 269.89 33.99 1.58 tahun ini dikontribusi terutama 2019 yang sebesar Rp4,42 triliun.

oleh penerimaan CHT yang tumbuh Kinerja penerimaan BK mengalami

R
signifikan sejak awal tahun, diikuti oleh pertumbuhan negatif 53,25 persen
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

ealisasi penerimaan impor, cukai dan ekspor berisiko tinggi


penerimaan cukai MMEA. Capaian dibandingkan kinerja tahun lalu.
kepabeanan dan cukai (PICE-BT) yang terus digalakkan.
penerimaan cukai sendiri adalah Penerimaan BK dikontribusikan
sampai dengan 31 Agustus
Kinerja penerimaan pajak dalam yang tertinggi dibandingkan dengan utamanya oleh ekspor komoditas
2019 adalah sebesar Rp119
rangka impor (PDRI) lainnya, komponen penerimaan yang lain. tambang, terutama konsentrat
triliun. Capaian tersebut merupakan
yang terdiri dari PPh Impor, PPN tembaga. Alhasil kondisi realisasi
56,98 persen dari target dan
Impor dan PPNBM Impor, adalah Penerimaan CHT hingga bulan Agustus ekspor tembaga yang mengalami
tumbuh positif sebesar 10,10 persen
sebesar Rp150,89 triliun. Sehingga 2019 adalah sebesar Rp88,97 triliun perlambatan sebagai akibat
dibandingkan periode yang sama
total penerimaan yang berhasil atau tumbuh sebesar 18,60 persen perubahan kebijakan perusahaan
tahun lalu. Pertumbuhan positif
dikumpulkan hingga akhir bulan dibandingkan capaian tahun 2018. tambang utama dalam proses
penerimaan didorong oleh kinerja
Agustus 2019 oleh Bea Cukai adalah Pertumbuhan penerimaan CHT eksplorasi pertambangannya,
penerimaan cukai yang sejak awal
sebesar Rp269,89 triliun. sepanjang tahun 2019 merupakan memberikan tekanan pada
tahun mengalami pertumbuhan yang
yang tertinggi sejak 3 tahun terakhir. penerimaan BK.
signifikan, serta program penertiban

32 33
Pendapatan Negara

PENERIMA AN NEGAR A
BUK AN PAJAK

Penerimaan Gas Bumi sebesar Rp17,2 triliun


terealisasi di bulan Agustus 2019

Kontribusi
Terhadap PNBP

2019 Realisasi
Realisasi
APBN 31 Agustus % thd Growth y-o-y (%)
PNBP s.d. 31 2019 APBN
Agustus 2019 I. Penerimaan Negara Bukan 378.297,86 268.163,80 70,89 11,59
(dalam miliar Pajak

Rupiah, kecuali A. Penerimaan SDA 190.754,77 99.830,63 52,33 (7,08)

persentase) 1. Migas 159.778,31 78.365,56 49,05 (6,50)


a. Minyak Bumi 118.606,71 61.117,80 51,53 (27,08)
b. Gas Alam 41.171,60 17.247,76 41,89 4.063.075.499,22
2. Non Migas 30.976,46 21.465,07 69,29 (9,11)
B. Pendapatan dari KND 45.589,30 72.485,97 159,00 82,25
C. PNBP Lainnya 94.069,33 67.689,30 71,96 7,78
D. Pendapatan BLU 47.884,45 28.157,90 58,80 (7,08)

R
ealisasi Penerimaan Negara Komposisi PNBP masih secara tersebut turun 7,08 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya
Bukan Pajak (PNBP) untuk dominan berasal dari Penerimaan SDA realisasi pada periode yang sama sebesar 785,7 mbopd sedangkan
periode bulan Januari s.d dengan proporsi 37,2 persen dari total tahun 2018 yang mencapai Rp107,43 lifting harian Gas Bumi Des 2018-Juli
Agustus 2019 mencapai PNBP untuk periode bulan Januari s.d triliun. Penurunan ini disebabkan oleh 2019 sebesar 1.070 MBOEPD lebih
Rp268,16 triliun, atau 70,89 persen Agustus tahun 2019 dan 44,7 persen antara lain turunnya harga komoditas. rendah 7,4 persen dari periode yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

dari target APBN tahun 2019. pada periode yang sama di tahun sama tahun sebelumnya sebesar 1.155
2018. Oleh karena itu, pergerakan Rata-rata harga ICP yang membentuk MBOEPD. Pelemahan rata-rata ICP
Jumlah ini mengalami kenaikan
asumsi dasar ekonomi makro yang realisasi PNBP periode bulan Januari dan penurunan capaian lifting migas
sebesar 11,59 persen dari realisasi
mempengaruhi penerimaan SDA, s.d Agustus 2019 adalah realisasi tersebut tercermin dalam realisasi
pada periode yang sama di tahun
seperti harga komoditas dan capaian rata-rata ICP periode Des 2018-Juli Penerimaan SDA Minyak dan Gas Bumi
2018. Pencapaian realisasi tersebut
lifting minyak dan gas bumi akan 2019 yang mencapai USD61,87/barel (Migas) yang berjumlah Rp78,36 triliun
merupakan kombinasi dari kontribusi
berdampak kepada realisasi PNBP. atau turun 7,3 persen dari periode pada periode bulan Januari s.d Agustus
pertumbuhan PNBP Lainnya dan
yang sama tahun sebelumnya yang 2019 atau 49,05 persen dari target
peningkatan signifikan Pendapatan
Sampai dengan bulan Agustus 2019, mencapai USD66,36/ barel. Sementara APBN tahun 2019. Realisasi ini turun
Kekayaan Negara Dipisahkan (KND),
realisasi Penerimaan SDA mencapai itu, lifting harian minyak rata-rata 7,1 persen dari realisasi periode yang
serta penurunan Penerimaan Sumber
99,83 triliun atau 52,33 persen dari periode Des 2018-Juli 2019 sebesar sama di tahun 2019 yang mencapai
Daya Alam (SDA) dan Pendapatan
target APBN di tahun 2019. Realisasi 758,6 mbopd turun 3,6 persen dari Rp83,82 triliun yang merupakan 104,32
Badan Layanan Umum (BLU).

34 35
peningkatan ini lebih rendah dari triliun yang merupakan 58,8 persen
persen dari target APBN tahun 2018. Pendapatan dari Kekayaan Negara
peningkatan di periode yang sama dari target APBN tahun 2019. Realisasi
Namun demikian, realisasi penerimaan yang Dipisahkan (KND) masih
di tahun 2018 yang mencapai 8,8 tersebut mengalami penurunan 7,8
SDA Gas Bumi sudah dapat terealisasi memberikan kontribusi yang dominan
persen. Komponen PNBP Lainnya persen dari realisasi periode yang
pada bulan Agustus 2019 sejumlah pada realisasi PNBP periode bulan
yang mengalami penurunan jika sama di tahun 2018 yang mencapai
Rp17,25 triliun. Januari sampai dengan Agustus 2019.
dibandingkan dengan periode Rp30,30 triliun yang pada saat
Setoran sisa surplus BI pada bulan
Penurunan juga terjadi pada realisasi yang sama di tahun 2019, antara itu sudah mencapai 70,0 persen
Mei 2019 sebesar Rp 30,09 triliun
Penerimaan SDA Nonmigas dalam lain Pendapatan penjualan hasil dari target APBN 2018. Salah satu
dan realisasi pendapatan dividen
bulan Januari sampai dengan produksi nonlitbang, pendapatan penurunan komponen Pendapatan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Agustus tahun 2019 sebesar 9,11 jasa kesehatan, dan pendapatan jasa BLU terjadi pada pengelolaan dana
sampai dengan bulan Agustus 2019
persen dari realisasi di tahun 2018. lainnya. khusus untuk masyarakat, yang pada
yang mencapai Rp42,39 triliun
Dengan capaian sejumlah Rp21,46 bulan Januari sampai dengan Agustus
menyumbang realisasi Pendapatan Sementara itu, realisasi Pendapatan
triliun, realisasi ini merupakan 69,29 tahun 2019 mencapai Rp3,4 triliun
dari KND secara total Rp72,48 triliun Badan Layanan Umum (BLU) untuk
persen dari target APBN 2019. sementara pada periode yang sama di
atau 159,0 persen dari target APBN periode bulan Januari sampai dengan
Penerimaan SDA Nonmigas meliputi tahun 2018 mencapai Rp9,53 triliun..
tahun 2019. Jumlah ini naik 82,3 Agustus 2019 mencapai Rp28,16
penerimaan yang berasal dari persen dari realisasi Pendapatan KND
pertambangan mineral dan batubara di tahun 2018 yang sebesar Rp39,77
(Minerba) sejumlah Rp17,04 triliun, triliun. Adapun lima BUMN yang
Kehutanan sebesar Rp3,06 triliun, menyetorkan dividen terbesar untuk
Perikanan sejumlah Rp0,32 triliun, periode bulan Januari sampai dengan
dan Pendapatan Pertambangan Agustus adalah PT Bank Rakyat
Panas Bumi sebesar Rp1,03 triliun. Indonesia (Persero) Tbk sejumlah
Pergerakan harga komoditas akan Rp9,25 triliun, PT Telekomunikasi
berdampak kepada penerimaan Indonesia (Persero) Tbk sejumlah
dari Pertambangan Minerba yang Rp8,45 triliun, PT Bank Mandiri
pada akhirnya berimbas kepada (Persero) Tbk sejumlah Rp6,75 triliun,
Penerimaan SDA Nonmigas karena PT Pertamina (Persero) sejumlah Rp4,5
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Pertambangan Minerba merupakan triliun, dan PT Bank Negara Indonesia


komponen dominan. Pada periode (Persero) Tbk sejumlah Rp2,25 triliun.
bulan Januari sampai dengan Agustus
2019, rata-rata Harga Batubara Realisasi PNBP Lainnya mengalami
Acuan (HBA) periode Januari-Agustus peningkatan 7,8 persen jika
2019 mencapai USD83,95/ton lebih dibandingkan realisasi periode yang
rendah jika dibandingkan periode sama di tahun 2018. Pada periode
yang sama tahun 2018 (USD98,93/ bulan Januari sampai dengan Agustus
ton) diindikasikan menjadi salah tahun 2019, realisasi PNBP Lainnya
satu penyebab penurunan realisasi mencapai Rp67,69 triliun atau 72,0
penerimaan SDA Nonmigas. persen dari target APBN tahun
2019. Namun demikian, persentase

36 37
Setor Penerimaan Negara,
Semudah Beli Pulsa

J
umat, 23 Agustus 2019 akhirnya Persepsi Lainnya (LPL) berkomitmen
Modul Penerimaan Negara penuh untuk meningkatkan layanan
Generasi Ketiga (MPN G3) penerimaan negara secara elektronik
diluncurkan oleh Menteri yang lebih handal melalui “MPN G3”.
Keuangan di Gedung Dhanapala
Kementerian Keuangan Jakarta. Implementasi MPN G3 dilaksanakan

MPN G3 di desain untuk memenuhi secara bertahap pada 2019 di DJPb

tuntutan perubahan cara menyetor bersama biller dan collecting agent

hanya dengan gawai (gadget) sejak: Piloting I (21 Juni), Roll Out I

mengikuti perkembangan e-commerce (4 Juli), Roll Out II (22 Juli), Piloting II

& financial technology saat ini. (1 Agustus), Roll Out III (5 Agustus),

Kemudahan wajib pajak/wajib bayar/ Piloting III (8 Agustus), dan Portal

wajib setor (wp/wb/ws) memenuhi Single Sign-On (SSO) Penerimaan

kewajibannya harus memenuhi Negara (20 Agustus). Selanjutnya,

prinsip: adil, efisien, dan nyaman berdasarkan hasil piloting dan rollout

sehingga dengan MPN G3 “menyetor tersebut, MPN G3 diluncurkan tanggal

penerimaan negara” menjadi lebih 23 Agustus 2019 yang dihadiri oleh

cepat, aman, dan mudah, “semudah Wakil Menteri Keuangan, Pejabat

membeli pulsa”. eselon I dan eselon II Kementerian


Keuangan, Direksi Bank Himbara, 21
MPN G3 merupakan amanah bank persepsi, Tokopedia, Bukalapak,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Finnet, BPKD Prov. DKI Jakarta, dan
No. 202/PMK.05/2018 tentang Agen Laku Pandai.
Perubahan Kedua PMK No. 32/
PMK.05/2014 tentang Sistem Sesuai dengan tema “APBN bisa

Penerimaan Negara secara Elektronik Digital”, selain MPN G3, Menteri

yang berlaku sejak 31 Desember Keuangan juga meresmikan berbagai

2018. Kementerian Keuangan inovasi digital lainnya, yaitu: Agen

melalui Ditjen Perbendaharaan Laku Pandai melalui Mini ATM

(DJPb) bersama Ditjen Pajak (DJP), Electronic Data Capture (EDC),

Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), Ditjen integrasi penyetoran pajak belanja

Anggaran (DJA), dan collecting daerah melalui SP2D online, virtual

agent (agen penerimaan), yaitu: account bendahara pengeluaran,

Bank/Pos Persepsi, dan Lembaga pembayaran digital dan marketplace

38 39
belanja uang persediaan dalam digitalisasi sistem memproses setoran penerimaan MPN sebagai salah satu backbone Selain itu, MPN G2 memiliki kanal penyetoran yang lebih
pembayaran Pemerintah. Peluncuran MPN G3 juga menjadi negara sebanyak 61,92 juta transaksi system APBN di Kementerian banyak dibandingkan MPN G1 yang hanya terbatas melalui
momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-74 dengan nominal mencapai Rp1.241,51 Keuangan melewati perjalanan waktu teller bank, sedangkan pada MPN G2 penyetoran dapat
dengan semangat terus meningkatkan kualitas pengelolaan triliun (90,50 persen) melalui 86 panjang. Sejak MPN G1 tahun 2006, juga melalui: ATM, internet banking, mobile banking, dan
keuangan Negara melalui digitalisasi APBN. Bank/Pos Persepsi/LPL; sedangkan MPN G2 tahun 2015, dan kini MPN G3 mesin EDC. Dengan moto “Praktis, Cepat, dan Aman”,
sisanya sebesar Rp115,53 triliun (9,5 tahun 2019. MPN G1 bertujuan untuk MPN G2 telah merevolusi sistem penerimaan Negara
Hingga saat ini, MPN G3 menjadi salah satu sistem utama persen), berupa: potongan SPM, mengintegrasikan sistem penerimaan sehingga memperoleh penghargaan dari Wakil Presiden
Kementerian Keuangan dalam pengelolaan APBN. Hal dan setoran langsung ke RKUN. negara untuk memenuhi kebutuhan Jusuf Kalla sebagai salah satu dari 4 (empat) Inovasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

ini terbukti lebih dari 92 persen transaksi penerimaan Dengan bergabungnya LPL, kanal pembayaran dan pencatatan 3 jenis Layanan Publik Terbaik pada tahun 2016.
Negara disetor melalui MPN sejak tahun 2017. Dari total juga bertambah menjadi 15 kanal, penerimaan negara, yaitu: Pajak, Bea
penerimaan negara tahun 2018 sebesar Rp2.064,07 triliun, yaitu: Teller, ATM, Phone Banking, Cukai dan PNBP; sedangkan MPN Sistem penerimaan Negara secara elektronik terus
92,26 persen atau senilai Rp1.904,40 triliun disetor melalui Internet Banking, Mobile Banking, G2, memodernisasi penyetoran dikembangkan hingga “MPN G3” melalui 3 (tiga) inovasi,
MPN, sedangkan 7,72 persen sisanya berasal dari potongan EDC, Overbooking, EDC Laku Pandai, penerimaan negara melalui kode yaitu: kapasitas, kanal, dan interface. Kapasitas MPN
SPM dan setoran langsung ke Rekening Kas Umum Negara Mobile Laku Pandai, Internet billing dan pembagian antar unit yang G3 mampu melayani setoran penerimaan negara hingga
(RKUN). Selama tahun 2018, MPN telah memproses 94,92 Banking Pajak Belanja Pemda, dan memiliki kewenangan penagihan/ 1.000 transaksi per detik (semula hanya 60 transaksi per
juta transaksi penerimaan Negara dalam Rupiah (IDR) dan 5 kanal baru yang disediakan LPL, biller (Direktorat Jenderal Pajak, detik). Kanal juga bertambah melalui: Dompet Elektronik,
173.934 transaksi penerimaan Negara dalam dollar Amerika yaitu: Dompet Elektronik (e-wallet), Direktorat Jenderal Anggaran, dan Transfer Bank, Virtual Account, Direct Debit, dan Kartu
Serikat (USD). Transfer Bank, Virtual Account, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) dan Kredit yang dilaksanakan LPL sebagai agen penerimaan

Direct Debit, dan Kartu Kredit. penerima uang/settlement, yaitu baru selain Bank/Pos Persepsi, seperti: e-commerce,
Secara kumulatif, hingga 31 Agustus 2019, MPN G3 telah fintech, dan lain-lain. Saat ini, LPL yang bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

40 41
Pemerintah antara lain Tokopedia, Performa infrastruktur MPN G3
Melalui pengembangan teknologi yang menggunakan surat setoran
Bukalapak, dan Finnet. juga harus dapat diandalkan untuk
digital yang semakin berkembang elektronik. LPL menawarkan cara
menjamin kelancaran setiap transaksi
dengan eksistensi perusahaan baru menyetorkan penerimaan
Melalui interface MPN G3, setiap penerimaan negara. Infrastruktur
berbasis teknologi memungkinkan negara dari semula melalui loket
penyetor hanya mengakses 1 MPN G2 yang dibangun tahun 2011
sistem penerimaan negara dapat bank/pos persepsi dan/atau
(satu) Portal Penerimaan Negara telah usang dari manfaat efektif yang
memanfaatkan inovasi digital. elektronik perbankan menjadi dapat
secara Single Sign-On (SSO), yaitu: diberikan. Kapasitas 60 transaksi per
Melalui kerjasama perusahaan dilakukan memakai gawai. LPL tetap
https://mpn.kemenkeu.go.id untuk detik menjadi kurang memadai untuk
berbasis teknologi digital tersebut, memanfaatkan kerja sama dengan
memperoleh kode billing berbagai memproses transaksi penerimaan
penerimaan negara dapat lebih perbankan, namun penyetorannya
jenis penerimaan (Pajak, Bea Cukai, negara yang semakin tinggi. Pada
menjangkau masyarakat luas dengan inklusif karena mengakomodasi
PNBP, dan lainnya), sekaligus dapat tahun 2015, MPN G2 memproses
menghadirkan cara penyetoran nasabah berbagai bank melalui
menyetor penerimaan Negara 9,3 juta transaksi yang semakin
yang lebih mudah, kapanpun, dan berbagai kanal.
tersebut dalam portal yang sama. meningkat signifikan pada tahun
dimanapun karena dapat diakses
Portal SSO Penerimaan Negara 2016 menjadi 54,3 juta transaksi.
melalui jaringan internet dengan Digitalisasi merupakan inovasi
tersebut merupakan opsi alternatif Melalui implementasi penuh MPN G2,
menggunakan gawai. yang tidak dapat ditawar untuk
pembuatan Kode Billing yang telah transaksi penerimaan negara terus memenuhi tuntutan modernisasi
ada selama ini, yaitu: e-billing Pajak, meningkat secara konsisten menjadi Sejak MPN G1 hingga MPN G2, Bank/ sistem penerimaan negara dalam
CEISA Bea Cukai, dan Simponi 86,4 juta transaksi pada tahun 2017 Pos Persepsi telah lama melayani pengelolaan pendapatan APBN.
PNBP, sekaligus juga perluasan kanal dan menjadi 94,9 juta transaksi pada masyarakat (wp/wb/ws) menyetor Upaya peningkatan kolektibilitas
pembayaran. Saat ini, terdapat 3 (tiga) tahun 2018.
penerimaan Negara. Kini, MPN G3 penerimaan Negara (pajak, bea
kanal yang baru terhubung dengan
memperluas agen penerimaan cukai, PNBP, dan penerimaan
Portal SSO Penerimaan Negara, yaitu: Untuk mengantisipasi peningkatan
selain Bank/Pos Persepsi untuk Negara lainnya) ditentukan
BRI e-pay, Mandiri Microsite, dan jumlah transaksi penerimaan negara,
berpartisipasi menerima dan seberapa taat kewajiban negara
BNI Mobile. infrastruktur terus diperbarui pada
menatausahakan penerimaan Negara tersebut dapat dipenuhi. Idealnya,
perangkat keras, basis data, dan
sehingga semakin banyak pilihan penerimaan negara dapat diterima
Portal SSO Penerimaan Negara aplikasi. Dengan pembaruan ini,
dan kemudahan bagi masyarakat ketika kewajiban timbul. Dengan
bukan sistem yang berdiri sendiri. kapasitas transaksi menjadi 1.000
untuk menyetor penerimaan negara. demikian, modernisasi sistem
Portal ini terhubung dengan sistem transaksi per detik diharapkan mampu
Lembaga ini dapat berupa perusahaan penerimaan negara harus bertujuan
billing dari biller untuk penerbitan memproses data penerimaan Negara,
e-commerce, financial technology, untuk meningkatkan kolektibilitas
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

kode billing dan terkoneksi dengan terutama saat jatuh tempo, yaitu:
retailer, dan perusahaan berbasis penerimaan Negara yang semakin
sistem agen penerimaan sehingga setiap pertengahan bulan dan akhir
teknologi lainnya yang ditunjuk oleh cepat, aman, dan mudah, “semudah
dapat menyetor penerimaan Negara tahun. Dengan infrastruktur MPN
Direktur Jenderal Perbendaharaan membeli pulsa”.
dalam portal yang sama (tidak perlu G3 yang lebih handal, diharapkan
sebagai LPL dalam sistem penerimaan
berpindah portal). Selain itu, Portal menjamin kelancaran penerimaan
Negara elektronik.
SSO Penerimaan Negara merupakan negara masuk ke Kas Negara
wujud sinergi dan kerja sama antar sehingga dapat memenuhi kebutuhan LPL adalah lembaga selain Bank/Pos
unit lingkup Kementerian Keuangan belanja Pemerintah setiap hari Persepsi yang menyediakan layanan
sebagai biller dan settlement dalam melalui APBN. setoran penerimaan negara sebagai
sistem penerimaan negara secara
agen penerimaan (collecting agent)
elektronik.
dalam sistem penerimaan negara

42 43
Laporan Utama

Layanan Bea Cukai Dalam dalam sebuah basis pangkal aplikasi


layanan yang bernama Customs and
tahun 2017 diluncurkanlah pertama
kalinya aplikasi seluler Bea Cukai

Genggaman
Excise Information System Automation yang dinamakan ‘Mobile-BeaCukai’
(CEISA). dengan beberapa fitur unggulan
yang diharapkan dapat membantu
Pada era revolusi industri 4.0 saat pengguna jasa dalam melakukan
ini, pesatnya kemajuan di bidang transaksi kepabeanan dan cukai.
teknologi informasi dapat berakibat
pada hilangnya eksistensi sebuah Hingga sekarang, aplikasi yang rilis
organisasi/bisnis jika tidak mampu pada tanggal 13 September 2017
melakukan adaptasi secara cepat. ini sudah mendapatkan 394 resensi

S
ejak tahun 1990, Direktorat Fenomena tutupnya beberapa gerai dan nilai 4.2 dari penggunanya,
Jenderal Bea dan Cukai bisnis retail raksasa akibat terjadinya dengan jumlah statistik pengguna
menjadi salah satu pionir ‘shifting’ gaya belanja masyarakat dari yang mengunduh sebanyak lebih
instansi pemerintah yang mulai konvensional menjadi belanja daring dari 50.000 perangkat. Pada awalnya,
menerapkan teknologi informasi menjadi bukti akan hal tersebut. aplikasi tersebut diluncurkan untuk
dalam penyediaan layanan kepada Satu hal yang patut dicermati saat menjawab tuntutan pengguna jasa
para pengguna jasanya. Saat itu, ini, kemajuan teknologi menjadikan yang melakukan belanja daring
aplikasi komputer sederhana masyarakat menjadi ingin lebih melalui perusahaan penyedia platform
hanya digunakan sebagai sarana dimanjakan, dimana semua kegiatan lokapasar lintas negara seperti Lazada,
standardisasi dan pengumpulan data, ataupun transaksi bisnis sedapat Shopee, JDID, dan yang lainnya,
juga mengubah proses pengajuan mungkin dilakukan tanpa harus yang ingin mengetahui sejauh mana
dokumen impor barang, yang dari bergerak berpindah tempat. Lalu, apa status proses importasi barangnya.
sebelumnya berupa tulisan tangan di yang saat ini dapat disediakan oleh Menjawab hal tersebut, aplikasi
atas kertas menjadi data digital yang teknologi informasi dalam menjawab Mobile-BeaCukai menyediakan
terekam di dalam komputer. tuntutan tersebut? Ya, aplikasi dalam dua fitur utama sebagai bentuk
perangkat genggam atau sering transparansi layanannya, yaitu fitur
Seiring kemajuan teknologi informasi
disebut sebagai aplikasi seluler pelacakan (tracking) barang kiriman
yang semakin cepat, Bea Cukai
(mobile application). dan fitur kalkulator bea masuk dan
konsisten berinovasi menyediakan
pajak impor (duty-calculator).
jenis-jenis layanan kepabeanan dan Sejak kemunculannya di tahun 2007,
cukai. Semua layanan yang disediakan aplikasi seluler berbasis android Fitur pelacakan barang kiriman
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Bea Cukai telah menerapkan teknologi menjadi sebuah fenomena baru menyediakan informasi atas status
informasi, terutama dalam bidang yang digandrungi masyarakat secara pemrosesan dokumen impor berupa
yang menjadi core bussiness-nya luas. Penggunaan telepon selular Consigment Note (CN) atas barang
seperti layanan impor umum (cargo), pintar dengan penambahan fitur kiriman yang dipesan seorang yang
impor barang kiriman (e-commerce), aplikasi seluler seakan menjadi melakukan belanja daring, setelah
impor ke kawasan berikat, impor di kebutuhan dasar masyarakat dalam data CN tersebut diajukan secara
kawasan bebas (free trade zone), melakukan aktivitas kesehariannya, elektronik oleh kurir pengiriman
ekspor barang, cukai, hingga layanan tidak terkecuali pada sektor bisnis, barang (Perusahaan Jasa Titipan)
pada kawasan perbatasan negara bahkan merambah hingga ke layanan kepada sistem layanan teknologi
(pelintas batas). Seluruh jenis instansi pemerintah. Mengamati informasi Bea Cukai. Pembelanja
layanan Bea Cukai berbasis teknologi fenomena tersebut, Bea Cukai pun daring langsung dapat mengetahui
informasi tersebut terkumpul di tidak ingin tertinggal, sehingga pada urutan status kegiatan pemrosesan

44 45
pengguna aplikasi Mobile-BeaCukai, digunakan untuk dokumen impor, ekspor,
dan semakin meningkatnya tuntutan manifest, TPB, dan Cukai (CK-5).
kebutuhan pengguna layanan, saat
ini telah ditambahkan beberapa fitur 5. Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI/HS

lain yang dianggap paling dibutuhkan. Code)

Fitur pelacakan status importasi


Merupakan fasilitas pencarian kode HS,
barang saat ini tidak hanya untuk
deksripsi serta uraian barang yang sudah
layanan impor barang kiriman, tetapi
terdaftar dalam BTKI.
juga diperluas untuk pelacakan status
importasi barang umum (cargo), 6. Cek Lartas (Restriction Goods)
pelacakan status dokumen manifes,
pelacakan status dokumen ekspor, Pengecekan barang larangan dan pembatasan
pelacakan status dokumen impor ke (lartas) dengan memasukan delapan digit HS
kawasan berikat, hingga pelacakan Code untuk menampilkan jenis perizinan dari
status dokumen CK-5 dalam layanan instansi terkait yang harus dipenuhi sebelum
cukai. Namun, untuk mendapatkan importasi dilakukan.
fitur yang lebih lengkap tersebut,
Fitur-fitur yang telah disediakan merupakan bentuk
pengguna jasa harus terlebih dahulu efisiensi dan transparansi layanan Bea Cukai
terdaftar sebagai pengguna layanan kepada para pengguna jasanya, dan akan terus
Portal Pengguna Jasa DJBC dan diperkaya sesuai kebutuhan para penggunanya.
melakukan aktivasi sederhana.
Beberapa fitur yang direncanakan akan
Secara lengkap, beberapa fitur dikembangkan pada versi selanjutnya di antaranya
layanan yang tersedia pada aplikasi fitur token pengaman pengajuan data kepabeanan
Mobile-BeaCukai adalah sebagai oleh Perusahaan Pengguna Jasa Kepabeanan
terbaru terkait aturan barang
berikut: (PPJK) dan fitur push notification atas pengiriman
lengkap dengan waktunya (hari, jam, kiriman.
dokumen persetujuan impor barang dan dokumen
dan detik dilakukannya layanan). 1. Pelacakan Barang Kiriman tambah bayar dalam layanan impor barang
3. Informasi Kurs Pajak Mingguan
Sementara itu, fitur kalkulator bea (Tracking) umum (cargo). Saat ini, aplikasi Mobile-BeaCukai
(Currency)
masuk dan pajak impor memberikan hanya tersedia dalam platform android, namun
informasi nilai estimasi pengenaan Fitur ini hanya membutuhkan Menyediakan Informasi nilai direncanakan pada awal tahun 2020 juga tersedia
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

bea masuk dan Pajak dalam Rangka input nomor resi/AWB kurs pajak mingguan terbaru, dalam platform IOS.
Impor (PDRI) atas pembelian barang (airway bill) yang valid, untuk ataupun nilai kurs pajak di waktu
secara daring yang nilainya melebihi menampilkan status pemrosesan yang telah lalu sesuai kebutuhan Untuk menggunakan layanan Mobile-BeaCukai,
batas pembebasan atau deminimus dokumen pengajuan impor pengguna. dapat dilakukan dengan mengunduh aplikasinya
yang sesuai peraturan saat ini, yakni barang kiriman (e-commerce). melalui aplikasi Google-Playstore dengan kata
senilai USD75 per penerima per 4. Pelacakan Pemberitahuan kunci pencarian “Mobile-BeaCukai”. Melalui
2. Kalkulator Bea Masuk (Duty- Impor Barang (PIB),
harinya. Fitur duty-calculator juga aplikasi ini, diharapkan semakin memudahkan
Calculator) Pemberitahuan Ekspor Barang
dapat digunakan untuk menghitung para pengguna jasa dalam melakukan transaksi
estimasi pungutan bea masuk dan (PEB), Manifes, Tempat kepabeanan dan cukai kapanpun dan di manapun.
Merupakan simulasi atas estimasi
PDRI atas impor umum (cargo) dan Penimbunan Berikat (TPB), dan Inovasi layanan berbasis teknologi informasi yang
perhitungan bea masuk dan
impor barang penumpang. Cukai disediakan Bea Cukai ini juga salah satu wujud
pajak impor. Kalkulator ini telah
disesuaikan dengan peraturan upaya menjadikan Bea Cukai Makin Baik.
Seiring mulai maraknya jumlah Fitur pelacakan dokumen dapat

46 47
Laporan Utama

SIMPONI dan MPN G3,


Sinergi untuk Layanan yang
Lebih Baik

S
eperti yang terlihat dari pembayaran dalam satu laman. Di situ wajib bayar dapat memilih peningkatan infrastruktur pada MPN
namanya, MPN G3 ini adalah Terakhir, kehadiran LPL membuat kewajiban PNBP yang akan dibayar G3 yang meningkatkan kecepatan
penyempurnaan dari MPN wajib bayar/wajib pajak/wajib setor untuk dibuatkan billingnya. Namun pemrosesan transaksinya. Fakta ini
generasi sebelumnya (MPN G2). memiliki lebih banyak pilihan dalam seiring dengan perkembangan dari jadi kabar baik bagi peningkatan
Tentu dengan status penyempurnaan, memilih media pembayaran. Yang waktu ke waktu hingga sekarang, kualitas pelayanan SIMPONI dari
MPN G3 mengusung berbagai paling menarik adalah masuknya banyak Kementerian/Lembaga sisi kecepatan. Begitu juga SSO,
kelebihan dan keunggulan dibanding e-commerce dan fintech sebagai (K/L) yang melakukan interkoneksi layaknya interkoneksi dengan sistem
pendahulunya. Tiga hal besar yang saluran pembayaran penerimaan sistem informasi layanannya dengan informasi milik K/L, dengan adanya
digadang-gadang bisa menjadi nilai negara. Tentu hal ini akan semakin SIMPONI. Tujuannya tentu untuk SSO, SIMPONI akan ikut andil sebagai
tambah MPN G3 adalah pemutakhiran memudahkan, mengingat e-commerce meningkatkan pelayanan yang mereka billing generator PNBP. Hal ini tentu
infrastruktur, sistem Single Sign-On dan fintech sudah menjadi keseharian berikan dengan menyederhanakan akan semakin mempermudah proses
(SSO), dan keberadaan Lembaga masyarakat masa kini. proses dari hulu hingga hilir. Dalam pembayaran PNBP. Puncaknya,
Persepsi Lainnya (LPL). Jadi seperti apa konsep tersebut, SIMPONI tetap kehadiran lembaga pembayaran
itu wujudnya? Lantas SIMPONI itu apa? SIMPONI berperan sebagai billing generator lainnya di MPN G3 juga tentu
(Sistem Informasi PNBP Online) sedangkan sistem informasi layanan akan membantu SIMPONI dalam
Pemutakhiran infrastruktur sebenarnya termasuk salah satu yang dimiliki K/L sebagai media bagi memberikan pelayanan terbaik bagi
dilakukan sebagai wujud peningkatan biller dalam MPN. Sebagaimana K/L dalam melengkapi kebutuhan wajib bayar untuk membayar billing
pelayanan. Dengan jumlah transaksi diketahui, di dalam MPN, termasuk data. PNBP yang dihasilkan SIMPONI.
yang terus membeludak, lebih MPN G3, terdapat tiga macam
dari 600 transaction per second billing, yaitu billing PNBP, pajak Hadirnya MPN G3 menambah angin Sejatinya, kehadiran MPN G3 dan
(tps), menuntut MPN menambah serta bea dan cukai. Nah, SIMPONI segar bagi SIMPONI. Sebagai bagian SIMPONI adalah pendukung bagi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

kecepatannya dari sebelumnya 60 adalah billing generator untuk dari “keluarga” MPN G3, SIMPONI terlaksananya segala proses bisnis
tps menjadi 1000 tps. Selanjutnya, billing PNBP. Jadi sederhananya, juga akan dapat menikmati tiga yang ada. Tujuan besarnya tentu
SSO diciptakan agar memudahkan jika wajib bayar akan membayar keuanggulan MPN G3 yang telah bukan sekedar penerapan teknologi
wajib bayar/wajib pajak/wajib setor PNBP maka SIMPONI yang akan dijelaskan di atas. Dengan peran tinggi dalam pengelolaan penerimaan
untuk membuat seluruh billing (PNBP, menerbitkan billingnya. Sejak awal sebagai billing generator yang bisa negara, melainkan pencapaian target
pajak, bea dan cukai, dan penerimaan dibuat, SIMPONI bisa diakses melalui bekerja di depan dan balik layar, yang lebih besar yaitu optimalisasi
lainnya) sekaligus melakukan laman www.simponi.kemenkeu.go.id. SIMPONI sangat terbantu dengan penerimaan negara, khususnya PNBP.

48 49
Belanja Negara

BELANJA PEMERINTAH
PUSAT

Kinerja Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sampai


dengan 31 Agustus 2019 ditopang dengan
meningkatnya penyerapan belanja K/L.

S
ampai dengan akhir Agustus Dana Desa (TKDD) sebesar Rp530,6
tahun 2019, realisasi Belanja triliun (64,18 persen dari pagu APBN).
Negara tahun anggaran 2019
adalah sebesar Rp1.388,3 triliun BELANJA PEMERINTAH PUSAT

(56,4 persen dari pagu APBN 2019).


Realisasi tersebut meningkat sebesar Realisasi BPP sampai dengan akhir
6,51 persen (yoy). Realisasi Belanja Agustus 2019 mengalami peningkatan
Negara tersebut terdiri dari Belanja sebesar 6,94 persen (yoy). Peningkatan
Pemerintah Pusat (BPP) sebesar tersebut terutama ditopang oleh
Rp857,7 triliun (52,48 persen dari pagu belanja K/L yang yang realisasinya
APBN) dan Transfer ke Daerah dan mencapai 56,31 persen terhadap

2019 Realisasi
Realisasi Belanja
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

s.d. Agus- % thd % Growth


Pemerintah Belanja Pemerintah Pusat APBN
tus 2019 APBN (yoy)
Pusat s.d
Agustus 2019 Belanja K/L 855,45 481,69 56,31 9,05
(Yang dirinci: Belanja Pegawai 224,41 166,35 74,13 11,64
Belanja KL Belanja Barang 344,64 173,68 50,39 6,23
menurut jenis Belanja Modal 189,34 63,00 33,27 -10,93
dan Belanja Non Bantuan Sosial 97,06 78,66 81,04 34,54
K/L) Belanja Non K/L 778,89 376,04 48,28 4,35
al. Pembayaran Bunga Utang 275,89 172,42 62,49 6,25
Subsidi 224,32 103,45 46,10 -2,06

Foto Ilustrasi: Jumlah 1.634,34 857,73 52,48 6,94


Media Keuangan

50 51
pagunya atau meningkat 9,05 persen (yoy). Pertumbuhan ketiga jenis pelaksanaan reformasi birokrasi mengalami perlambatan dibandingkan
persen jika dibandingkan dengan belanja tersebut yang mendorong pada masing-masing K/L serta telah periode yang sama tahun sebelumnya
realisasi periode yang sama tahun pertumbuhan konsumsi, baik itu dicairkannya anggaran THR bagi sebesar 34,7 persen dari pagu APBN
sebelumnya. Peningkatan belanja K/L konsumsi rumah tangga maupun aparatur negara pada akhir bulan Mei, tahun 2018. Perlambatan realisasi
tersebut terutama dipengaruhi oleh konsumsi pemerintah yang lebih baik dan gaji ke-13 pada bulan Juli. belanja modal tersebut, antara lain
peningkatan kinerja realisasi belanja dibandingkan dengan periode yang masih terdapatnya permasalahan
bantuan sosial yang telah mencapai sama tahun 2018. Realisasi belanja barang sampai ganti rugi lahan yang belum
Rp78,7 triliun (81,04 persen dari pagu dengan 31 Agustus 2019 mengalami terselesaikan, baik di Kementerian
APBN) atau meningkat sebesar 34,54 Kinerja realisasi belanja bantuan peningkatan, yaitu dari 48,2 persen PU PERA maupun di Kementerian
persen (yoy). Lebih tingginya realisasi sosial sampai dengan 31 Agustus 2019 terhadap APBN tahun 2018 menjadi Perhubungan. Realisasi belanja
belanja bantuan sosial tersebut mencapai 77,1 persen terhadap pagu 50,4 persen terhadap APBN tahun modal tersebut utamanya digunakan
mencerminkan keseriusan Pemerintah APBN tahun 2019. Realisasi tersebut 2019. Proporsi realisasi belanja untuk (1) pembangunan jalan,
untuk senantiasa memberikan lebih tinggi dibandingkan periode barang yang terbesar adalah untuk irigasi, dan jaringan; rehabilitasi dan
pelayanan pendidikan dan kesehatan yang sama tahun sebelumnya sebesar kegiatan peningkatan layanan pembangunan jalan dan jembatan;
serta menjaga daya beli masyarakat 72,08 persen dari pagu APBN tahun Tridharma Perguruan Tinggi yang termasuk prasarana perkeretaapian
miskin dan rentan melalui program- 2018. Meningkatnya realisasi belanja dilaksanakan oleh Kementerian Ristek yang dilaksanakan oleh Kementerian
program seperti PKH, PBI, dan BPNT. bantuan sosial tersebut menunjukkan Dikti. Selanjutnya, proporsi terbesar PU PERA dan Kementerian
bentuk keberpihakan Pemerintah berikutnya yaitu untuk bantuan Perhubungan, dan (2) peralatan
Sementara itu, kinerja realisasi belanja kepada masyarakat miskin untuk stimulan perumahan swadaya, yaitu dan mesin yang dilaksanakan oleh
Non K/L mengalami penurunan dari dapat memenuhi kebutuhan pokoknya berupa peningkatan kualitas atau Kementerian Pertahanan, Kepolisian
59,36 persen terhadap pagu APBN sejak awal tahun, yang antara lain pembangunan baru bagi rumah tidak RI, Kementerian Agama, dan Basarnas.
tahun 2018 menjadi 48,28 persen direalisasikan melalui: (i) pencairan layak huni yang dimiliki oleh MBR yang
terhadap pagu APBN tahun 2019 Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilaksanakan oleh Kementerian PU A. REALISASI BELANJA K/L TAHUN

yang terutama disebabkan karena telah mencapai 82,4 persen dari pagu, PERA. 2019

menurunnya kinerja realisasi belanja (ii) penyaluran untuk 12 bulan bantuan


Realisasi Belanja K/L sampai dengan
subsidi energi. Realisasi subsidi energi premi bagi PBI JKN tahun 2019 yang Realisasi belanja modal sampai dengan
31 Agustus 2019 mencapai Rp481,69
tersebut antara lain dipengaruhi oleh: mencapai 99,3 persen dari alokasinya, 31 Agustus 2019 mencapai 33,3 persen
triliun atau 56,31 persen dari pagu
(1) perkembangan realisasi ICP dan (iii) realisasi bantuan pangan yang dari pagu APBN 2019, atau sedikit
APBN 2019. Realisasi belanja K/L
nilai tukar; (2) volume konsumsi BBM mencapai 52,3 persen dari pagu, dan
bersubsidi dan LPG tabung 3 kg; serta (iv) realisasi Bansos lainnya (antara lain
(3) volume konsumsi listrik bersubsidi. Program Indonesia Pintar (PIP) dan
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Bidikmisi). Grafik
Secara nominal, realisasi BPP K/L Perkembangan
sampai dengan 31 Agustus 2019 Sementara itu, realisasi belanja Penyerapan
mengalami pertumbuhan sebesar pegawai (khususnya belanja pegawai Belanja 10 K/L
9,05 persen dibandingkan realisasi K/L) juga mengalami peningkatan terbesar (%
pada periode yang sama tahun dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu realisasi)
2018. Pertumbuhan realisasi BPP dari 65,51 persen dari pagu APBN
K/L terutama berasal dari realisasi 2018 meningkat menjadi 74,1 persen
belanja bantuan sosial yang tumbuh dari pagu APBN 2019. Peningkatan
sebesar 34,54 persen (yoy), belanja tersebut terutama disebabkan adanya
pegawai sebesar 11,64 persen (yoy), kenaikan tunjangan kinerja pada
serta belanja barang sebesar 6,23 beberapa K/L seiring dengan capaian

52 53
tersebut lebih tinggi dibandingkan B. REALISASI BELANJA NONK/L
dengan realisasi belanja K/L pada TAHUN 2019
Tabel Nilai belanja No. KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA APBN Nilai Kontrak
periode yang sama tahun 2018
yang sudah Realisasi belanja non K/L sampai
1 KEMEN PU PERA 110,73 73,53 sebesar 44,4 persen. Realisasi belanja
dikontrakkan dan dengan 31 Agustus 2019 mencapai
2 KEMENHAN 108,36 37,41 K/L tersebut didominasi oleh 15 K/L
dilaporkan sampai Rp376,0 triliun, lebih tinggi secara
3 POLRI 86,19 23,77 terbesar (84,7 persen dari total belanja
dengan akhir nominal dibanding dengan tahun 2018
4 KEMENHUB 41,55 22,72 K/L), utamanya Kementerian Sosial
Agustus 2019 yang mencapai Rp360,4triliun. Namun
5 KEMENRISTEK DIKTI 41,26 4,87 yang telah merealisasikan sebagian
Program Keluarga Harapan (PKH) dan demikian, secara persentase belanja
6 KEMENKES 58,75 4,46
bantuan pangan nontunai. Faktor- non K/L mengalami penurunan dari
7 KEMENTAN 21,69 4,50
faktor yang memengaruhi tingkat 59,36 persen terhadap APBN 2018
8 KEMENKUMHAM 13,31 3,98
penyerapan belanja K/L antara lain menjadi 48,28 persen terhadap APBN
9 KEMENKEU 45,16 2,75
kelanjutan kebijakan percepatan 2019. Penurunan realisasi belanja non
10 KEMEN LHK 9,08 2,56
pelaksanaan kegiatan melalui lelang K/L terutama disebabkan menurunnya
10 K/L dengan Nilai Kontrak Terbesar 536,07 180,55 pembayaran bunga utang dan belanja
dini, beberapa kegiatan pendukung
KL Lainnya 319,38 37,15 pelaksanaan Pemilu 2019, dan subisidi.

Total KL 855,45 217,70 penyaluran belanja bantuan sosial


Realisasi pembayaran bunga utang
seperti PKH, bantuan pangan, dan
sampai dengan 31 Agustus 2019
bantuan premi PBI JKN.
sebesar 62,49 persen terhadap APBN
Dalam rangka mendukung percepatan 2019, atau lebih rendah dibandingkan
INDIKATOR Realisasi s.d. Agustus

Pembangunan jalan baru (km) 113,65


pelaksanaan kegiatan, nilai kontrak dengan tahun sebelumnya yang
Tabel beberapa
KEMENPUPERA Pembangunan jalan tol (km) 5,57 yang telah dilakukan K/L sampai mencapai 68,01 persen terhadap
output strategis
Pembangunan jembatan (m) 4.146,26 dengan bulan Agustus 2019 mencapai APBN 2018. Hal tersebut dikarenakan
K/L sampai
Pembangunan bandara 0 Rp217,7 triliun. Empat nilai dari kondisi yield SBN yang cenderung
dengan bulan KEMENHUB
Pembangunan rel KA (km 'sp) 141,7 jumlah kontrak tersebut sebagian menurun di awal tahun 2019
Agustus 2019
Deteksi dini penyalahgunaan Narkoba di Instansi Pemerintah besar dilakukan oleh 4 K/L, yaitu dibandingkan kondisi pada awal tahun
Berkas Perkara Tindak Pidana Narkotika (berkas) 508 Kementerian PU PERA, Kementerian 2018 sehingga biaya diskon cenderung
BNN
Berkas Perkara TPPU Hasil Tindak Pidana Narkotika dan Pertahanan, Kepolisian RI, dan lebih rendah. Selain itu, secara
12
Prekursor Narkotika (berkas)
Kementerian Perhubungan. umum variasi komposisi penerbitan
KEMDIKBUD Penyaluran KIP (siswa) 12,9 juta
dan perbedaan jadwal pembayaran
Penyaluran KIP (siswa) 1,2 juta
Sementara itu, beberapa output kupon SBN seri benchmark juga
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

KEMENAG Penyaluran BOS (siswa) 7,7 juta


strategis K/L sampai dengan bulan menyebabkan pembayaran bunga
Penyaluran Bidik Misi (mahasiswa) 18,1 ribu
Agustus 2019 menunjukan capaian utang bersifat dinamis.
KEMRISTEKDIKTI Penyaluran Bidik Misi (mahasiswa) 303.512
yang positif diantaranya penyaluran
KEMENKES Penyaluran JKN-KIS (jiwa) 96,7 juta
PKH dan bantuan pangan. Selain Belanja subsidi diarahkan untuk
Penyaluran PKH (KPM) 9,8 juta
KEMENSOS itu, pembangunan infrastruktur menjaga stabilitas harga dalam rangka
Bantuan pangan 15,3 juta
juga terus memperlihatkan adanya menjaga daya beli masyarakat serta
Peningkatan/Pengadaan/Penggantian Alutsista, a.l:

KEMENHAN Alpung, Kri, Kal dan Ranpur/Rantis Matra Laut 12


progres seperti pembangunan membantu masyarakat miskin untuk

MKK (unit) 7.856


jalan baru, pembangunan jalan tol, mendapatkan komoditas barang

Progres pengadaan
dan pembangunan jembatan serta subsidi dengan harga terjangkau,
POLRI Almatsus (unit) 31.805 pembangunan rel kereta api. antara lain LPG tabung 3 Kg, BBM jenis
Rumdin personil (unit/kk) 22.546 minyak solar dan minyak tanah, tarif
listrik, dan pupuk. Namun demikian,

54 55
2019
Tabel realisasi s.d % Growth
Belanja NonK/L % thd
belanja non K/L APBN Agustus APBN
APBN
sampai dengan 2019
Agustus 2019 al 1. Belanja Pegawai 157,15 98,24 62,51 8,33
2. Pembayaran Bunga Utang 275,89 172,42 62,49 6,25
3. Subsidi 224,32 103,45 46,10 -2,06

Pemerintah akan terus berupaya subsidi energi tersebut antara lain


untuk mendorong efektivitas dan dipengaruhi oleh: (1) perkembangan
efisiensi subsidi agar lebih tepat realisasi ICP dan nilai tukar; (2)
sasaran. Dalam APBN 2019, belanja volume konsumsi BBM bersubsidi
subsidi dialokasikan sebesar Rp224,3 dan LPG tabung 3 kg; (3) volume
triliun. Sementara itu, realisasi belanja konsumsi listrik bersubsidi; serta (4)
subsidi sampai dengan 31 Agustus pembayaran kurang bayar subsidi
2019 mencapai Rp103,4 triliun atau BBM dan LPG Tabung 3 Kg sebesar
46,1 persen dari pagu APBN tahun Rp10,0 triliun. Adapun untuk realisasi
2019. Subsidi energi merupakan subsidi non energi hingga akhir
faktor penyumbang terbesar terhadap Agustus 2019 mencapai Rp28,0 triliun, Halaman Ini Sengaja dikosongkan
realisasi subsidi secara keseluruhan terutama dipengaruhi oleh realisasi
hingga akhir Agustus 2019 yang subsidi pupuk, subsidi bunga KUR, dan
mencapai Rp75,4 triliun. Realisasi subsidi PPh DTP.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

56 57
Belanja Negara

TR ANSFER KE DAER AH
DAN DANA DESA

Bantu Pendanaan Kelurahan, DAU Tambahan TA


2019 telah tersalurkan 87 persen lebih.

S
ampai dengan 31 Agustus 2019, Transfer ke Daerah tunggakan iuran jaminan kesehatan
dan Dana Desa (TKDD) telah tersalurkan sebesar kepada Badan Penyelengaran Jaminan
Rp530,61 triliun atau 64,18 persen dari pagu alokasi. Sosial (BPJS) oleh 3 Pemerintah
Angka tersebut menunjukkan adanya kenaikan Daerah sebesar Rp12,41 miliar;
sebesar 5,84 persen (yoy). dan (iv) penyelesaian kewajiban
Daerah Otonom Baru (DOB) pada 3
A. DANA PERIMBANGAN Pemerintah Daerah sebesar Rp6,50
miliar.
Realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) per akhir
Agustus 2019 adalah sebesar Rp63,08 triliun atau Realisasi penyaluran DAU Tambahan
59,31 persen dari pagu alokasi. Realisasi ini mengalami sebesar Rp2,61 triliun atau 87,06
pertumbuhan sebesar 37,87 persen (yoy). Capaian tersebut persen dari pagu alokasi merupakan
salah satunya dipengaruhi oleh penyaluran sebagian gabungan penyaluran Tahap I kepada
Kurang Bayar (KB) DBH berdasarkan Peraturan Menteri 403 Pemerintah Daerah sebesar
Keuangan (PMK) Nomor 77/PMK.07/2019 sebesar Rp2,72 Rp1,46 triliun (98,29 persen dari pagu
triliun yang dilakukan pada bulan Mei dan Juli. tahap I) dan Tahap II kepada 324
Pemerintah Daerah sebesar Rp1,15
Dana Alokasi Umum (DAU) sampai dengan akhir Agustus
triliun (79,02 persen dari pagu tahap
2019 telah disalurkan sebesar Rp313,32 triliun atau 74,98
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

II).
persen dari pagu alokasi. Angka tersebut menunjukkan
peningkatan sebesar 4,17 persen (yoy). Dari total tersebut, Sampai dengan akhir Agustus 2019,
Rp2,61 triliun diantaranya adalah realisasi penyaluran DAU Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik telah
Tambahan (pagu Rp3,00 triliun). disalurkan sebesar Rp17,76 triliun
atau 25,62 persen dari pagu alokasi.
Ada beberapa hal yang turut mempengaruhi realisasi
Realisasi tersebut tumbuh lebih
DAU tersebut, yaitu : (i) penundaan penyaluran DAU
rendah dibanding periode yang sama
reguler terhadap 30 Pemerintah Daerah yang belum
tahun sebelumnya. Berdasarkan daftar
menyampaikan laporan Informasi Keuangan Daerah (IKD)
kontrak kegiatan yang disampaikan
sebesar Rp334,23 miliar; (ii) penundaan penyaluran DAU
oleh pemerintah daerah, Outlook
reguler terhadap 22 Pemerintahan Daerah yang tidak
penyaluran DAK Fisik diperkirakan
memenuhi komitmen Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar 10
mencapai Rp64,61 triliun atau 93,20
persen sebesar Rp75,43 miliar; (iii) penyelesaian kewajiban

58 59
Realisasi output
strategis melalui
TKDD
DAK Fisik

persen dari pagu alokasi. Hal ini satu syarat penyaluran DAK Fisik. mempengaruhi perbaikan tersebut (yoy).
dikarenakan terdapat potensi lebih adalah koordinasi yang dilakukan
salur akibat kontrak tahap satu dan Penyaluran DAK Nonfisik sampai secara berkala dengan seluruh Dari total 336 Pemerintah Daerah
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

dua masih didasarkan pada pagu dengan 31 Agustus 2019 adalah Kementerian Negara/Lembaga yang telah menerima penyaluran

alokasi, bukan pada kontrak kegiatan. sebesar Rp80,46 triliun atau 61,40 teknis terkait untuk bersama-sama DID Tahap I, 13 diantaranya adalah
persen dari pagu alokasi. Realisasi mendorong penyerapan di daerah Pemerintah Daerah penerima DID
Upaya meningkatkan governance tersebut menunjukkan pertumbuhan melalui sosialisasi, bimbingan teknis, yang terdampak bencana gempa,
pengelolaan DAK Fisik dilakukan sebesar 6,81 persen (yoy). Kepatuhan pendampingan, dan kegiatan lainnya. tsunami dan likuifaksi di wilayah
dengan menerbitkan PMK Nomor daerah yang semakin meningkat Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
121/PMK.07/2018. Salah satu yang dalam menyampaikan laporan Dana B. DANA INSENTIF DAERAH (DID) Sulawesi Tengah. Sementara untuk
diatur dalam PMK ini adalah terkait Bantuan Operasional Sekolah (BOS), penyaluran DID Tahap II, sudah ada
peran Inspektorat Daerah dalam Tunjangan Profesi Guru (TPG), dan Realisasi penyaluran DID hingga 31 48 Pemerintah Daerah yang telah
mereviu dokumen laporan realisasi Tunjangan Khusus Guru (TKG) menjadi Agustus 2019 adalah sebanyak Rp6,53 menerima penyaluran dengan total
penyerapan dan capaian output salah satu faktor penyebab capaian triliun atau 65,28 persen dari pagu nominal sebesar Rp805,05 miliar.
pelaksanaan DAK Fisik sebagai salah positif tersebut. Faktor lain yang alokasi. Angka tersebut menunjukkan
peningkatan sebesar 21,68 persen DID tahap II disalurkan paling cepat

60 61
Realisasi output DAK Nonfisik Bidang Pendidikan
2019: 117,7 Triliun 2019: 12,2 Triliun Realisasi output
DAK Nonfisik Bidang Kesehatan
strategis melalui Bantuan Operasional Sekolah Bantuan Operasional Kesehatan strategis melalui
TKDD 2019: 46,9 Juta
2019 : 9.909 Puskesmas TKDD
Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD
DAK Fisik 2019: 7,5 juta anak
Bantuan Operasional KB DAK Non-Fisik
Tunjangan Profesi Guru 2019 : 5.920/18.309/7.116 (balai penyuluhan KB/ faskes/kec)

2019 : 1,2 juta guru

Tambahan Penghasilan Guru DAK Nonfisik Bidang Lainnya


2019 : 254 ribu
Pelayanan Administrasi Kependudukan
Tunjangan Khusus Guru 2019 : 34 Prov dan 508 Kab/Kota
2019 : 59 ribu

Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Pelayanan Kepariwisataan


. 2019: 925 ribu orang 2019: 60.720/119 (peserta pelatihan/Tourist Inform Center)
BOP Museum dan Taman Budaya
2019 : 111/20 (museum/taman budaya) Bantuan BLPS
Kota yang telah mengoperasikan PLTSa sesuai dengan
Peningkatan Kapasitas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PK2UKM)
Perpres No.35/2018
2019 : 56.056 peserta dan 1.279 pendamping

Realisasi TKDD Tahun Anggaran 2018 dan 2019


Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Agustus 2019
(dalam miliar Rupiah)
2018 2019
Uraian % thd % thd
bulan Juli sebesar 50 persen setelah bersama Kementerian Dalam Negeri Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi
APBN APBN
memenuhi persyaratan berupa laporan akan terus mendorong daerah
Transfer ke Daerah dan Dana Desa 766.162,58 501.318,09 65,43 826.772,53 530.608,54 64,18
realisasi penyerapan dana Tahap I yang untuk segera menyampaikan dan
Transfer ke Daerah 706.162,58 465.072,12 65,86 756.772,53 488.407,04 64,54
menunjukkan penyerapan minimal 70 melengkapi persyaratan penyaluran
A. Dana Perimbangan 676.602,99 450.359,48 66,56 724.592,59 474.624,61 65,50
persen, yang diserahkan paling lambat Dana Otsus Tahap II.
1. Dana Transfer Umum 490.714,92 346.532,11 70,62 524.223,75 376.397,76 71,80
bulan Agustus.
Di sisi lain, Dana Keistimewaan a. Dana Bagi Hasil 89.225,34 45.752,63 51,28 106.350,16 63.079,67 59,31

C. DANA OTONOMI KHUSUS DAN Provinsi D.I. Yogyakarta sampai akhir b. Dana Alokasi Umum 401.489,58 300.779,48 74,92 417.873,58 313.318,09 74,98
DANA KEISTIMEWAAN D.I. Agustus 2019 telah disalurkan sebesar 2. Dana Transfer Khusus 185.888,07 103.827,38 55,85 200.368,84 98.226,85 49,02
YOGYAKARTA Rp0,96 triliun atau 80,00 persen a. Dana Alokasi Khusus Fisik 62.436,26 28.495,86 45,64 69.326,70 17.762,29 25,62
dari pagu alokasi. Angka tersebut b. Dana Alokasi Khusus Non Fisik 123.451,81 75.331,51 61,02 131.042,14 80.464,56 61,40
Dana Otonomi Khusus (Otsus) per 31 menunjukkan adanya kenaikan B. Dana Insentif Daerah 8.500,00 5.365,38 63,12 10.000,00 6.528,44 65,28
Agustus 2019 telah disalurkan sebesar sebesar 20 persen (yoy).
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

C. Dana Otsus dan Dana


Rp6,29 triliun atau 30,00 persen dari 21.059,58 9.347,26 44,38 22.179,94 7.253,98 32,71
Keistimewaan DIY
pagu alokasi. Jumlah ini lebih rendah D. DANA DESA
1. Dana Otsus 20.059,58 8.547,26 42,61 20.979,94 6.293,98 30,00
dibandingkan tahun periode yang
a. Provinsi Papua dan Papua Barat 8.029,79 4.938,32 61,50 8.357,47 2.507,24 30,00
sama tahun sebelumnya. Hal tersebut Realisasi penyaluran Dana Desa
b. Provinsi Aceh 8.029,79 2.408,94 30,00 8.357,47 2.507,24 30,00
disebabkan ketiga provinsi penerima dari RKUN ke RKUD per 31 Agustus
2019 telah mencapai Rp42,20 triliun c. Dana Tambahan Infrastruktur 4.000,00 1.200,00 30,00 4.265,00 1.279,50 30,00
Dana Otsus belum menyampaikan dan
atau 60,29 persen dari pagu alokasi. 2. Dana Keistimewaan D.I.Y 1.000,00 800,00 80,00 1.200,00 960,00 80,00
melengkapi persyaratan Penyaluran Dana
Angka tersebut menunjukkan adanya Dana Desa 60.000,00 36.245,97 60,41 70.000,00 42.201,50 60,29
Otsus Tahap II sesuai dengan PMK Nomor
50 Tahun 2017 tentang Pengelolaan kenaikan sebesar 16,43 persen (yoy).

Transfer Ke Daerah dan Dana Desa. Dalam Hal tersebut salah satunya disebabkan

rangka mempercepat penyaluran Dana oleh koordinasi dan sosialisasi yang


Foto: Otsus Tahap II, Kementerian Keuangan terus dilakukan selama ini.
DJPK

62 63
Pembiayaan Anggaran

PEMBIAYA AN
UTANG

Pengelolaan pembiayaan yang prudent dan terukur untuk


mendanai belanja yang produktif, mendukung kebijakan
fiskal yang countercyclical ditengah ketidakpastian
global

R
ealisasi Pembiayaan Utang Negeri mencapai Rp42,90 triliun atau
hingga akhir Agustus 2019 71,2 persen target APBN.
mencapai Rp284,78 triliun atau
79,3 persen target APBN yang Realisasi pembiayaan utang yang
terdiri dari realisasi Surat Berharga telah mencapai Rp284,78 triliun
Negara (SBN) sebesar Rp290,74 triliun hingga akhir Agustus 2019 sebagian
atau 74,7 persen target APBN dan besar untuk memenuhi kebutuhan
realisasi Pinjaman sebesar negatif belanja produktif di sektor prioritas
Rp5,97 tirliun atau 20,1 persen yang mendesak, seperti belanja
target APBN. Realiasi Pinjaman yang infrastruktur, pendidikan, dan
mencapai angka negatif disebabkan kesehatan. Ditengah terbatasnya
oleh realisasi pembayaran cicilan kapasitas fiskal Pemerintah serta
pokok Pinjaman Luar Negeri yang lebih didorong oleh kebutuhan belanja
besar dari pada penarikan Pinjaman produktif yang tidak bisa ditunda,
Luar Negeri, namun sebaliknya, untuk utang menjadi alat Pemerintah untuk
Pinjaman Dalam Negeri penarikan memenuhi semua kebutuhan tersebut.
Foto Ilustrasi: pinjaman lebih besar dibandingkan Infrastruktur dari pinjaman bisa kita
Media Keuangan pembayaran cicilan pokok. Hingga temukan di antaranya di Padang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

akhir Juli 2019 Pemerintah telah Bypass; Waduk Jatigede Sumedang;


membayarkan cicilan pokok Pinjaman Rumah Sakit UNS Solo; Jalu Jalan
Dalam Negeri sebesar Rp0,58 triliun Lintas Selatan (Giriwoyo - Duwet); dan
atau 39,3 persen dari target APBN lain sebagainya. Sementara itu, SBSN
sementara cicilan pokok Pinjaman Proyek telah berkontribusi dalam
Luar Negeri telah dibayarkan sebesar membiayai pembangunan jalan dan
Rp49,29 triliun atau 54,5 persen target jembatan di 30 provinsi; jalur KA di
APBN. Sementara itu, Penarikan Jawa, Sumatera, dan Sulawesi; asrama
Pinjaman Dalam Negeri mencapai haji di 24 kota/kabupaten; 701 kantor
Rp1,0 triliun atau 51,1 persen target urusan agama dan manasik haji;
APBN dan penarikan Pinjaman Luar gedung perkuliahan di 54 perguruan
Foto Ilustrasi:
Media Keuangan

64 65
tinggi Keagamaan Islam; 32 madrasah; ST006. Penerbitan tersebut dilakukan
dan 328 pengelolaan sumber daya air; secara bergantian setiap bulan kecuali
serta 3 taman nasional. bulan Juni yang bertepatan dengan
momen Hari Raya Idul Fitri, dan berulang
Pemerintah mengarahkan kali mencatatkan keberhasilannya dengan
pemanfaatan utang untuk kegiatan hasil penjualan melebihi target indikatif
produktif yang diwujudkan dengan serta dapat mencapai tingkat keritelan
pengadaan pinjaman kegiatan dan yang semakin baik. Capaian tak lepas
penerbitan SBN berbasis proyek yang dari upaya Pemerintah dalam melakukan
mendukung program pembangunan financial inclusion dan financial literacy
nasional. Dari sisi pembiayaan untuk meningkatkan kesadaran
berbasis syariah, Pemerintah juga masyarakat terutama generasi milenial
terus mengembangkan berbagai akan pentingnya investasi.
terobosan seperti penerbitan Project
Financing Sukuk dan Green Global Pengelolaan utang Pemerintah telah
Sukuk. diatur di dalam UU Keuangan Negara
nomor 17 tahun 2003 dan UU APBN
Namun Pemerintah juga berkomitmen yang ditetapkan setiap tahunnya. UU
untuk mengedepankan prinsip kehati- Keuangan Negara telah membatasi defisit
hatian (prudent), efisien, dan terukur APBN sebesar 3 persen dari rasio PDB
(akuntabel) dalam mengelola utang, serta batas maksimal rasio utang sebesar
yang digambarkan pada strategi 60 persen terhadap PDB, sementara
jangka menengah dan tahunan dalam UU APBN yang merupakan produk
untuk mendukung pengadaan bersama antara Pemerintah dengan
Pembiayaan dengan biaya minimal DPR, telah ditetapkan besarnya estimasi
dan risiko yang terkendali. Strategi pengadaan pembiayaan dan besaran
tersebut tercermin dalam portofolio anggaran untuk melunasi utang negara.
utang pemerintah yang selalu Adanya payung hukum tersebut semakin
mengoptimalkan pembiayaan dalam membuktikan bahwa pengelolaan utang
negeri dan menggunakan pembiayaan Pemerintah senantiasa dilakukan secara
luar negeri sebagai pelengkap. hati-hati dalam batas aman.
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

Selain itu, Pemerintah juga berupaya


meningkatkan pendalaman pasar Di sisi lain, Pemerintah juga terus
domestik dengan mengoptimalkan berupaya untuk mengembangkan
penerbitan SBN secara dalam jaringan alternatif pembiayaan kreatif dan inovatif
(online). di luar porsi APBN untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan, di
Hingga akhir Agustus 2019, antaranya melalui skema Kerja Sama
Pemerintah telah menerbitkan SBN Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),
ritel secara online sebanyak 7 (tujuh) platform Suistainable Development Goal
kali, yang terdiri dari: SBR005; ST003; (SDG) Indonesia One, dan Blended Financing
Foto: SR011; SBR006; ST004; SBR007; dan
DJPPR

66 67
Dalam penatalaksanaan pinjaman, bervaluta asing yang dilaksanakan salah satunya melalui
selama bulan Agustus 2019, penerbitan secara teratur SBN seri ritel secara bergantian
Pemerintah telah menandatangani sepanjang tahun 2019. Filosofi di balik penerbitan SBN
sebanyak 25 perjanjian pinjaman, ritel adalah melibatkan seluruh warga negara dalam
yang terdiri atas perjanjian realisasi pembangunan Indonesia serta menumbuhkan “sense
pinjaman dalam negeri dengan of ownership” segala tingkatan masyarakat terhadap
PT Bank Mandiri (persero) Tbk. 23 pembangunan serta pengelolaan negara.
perjanjian yang ditandatangani
pada 13 Agustus 2019. Selain Terkait dengan Surat Berharga Negara, pada bulan Agustus
itu, Pemerintah juga melakukan 2019, Pemerintah kembali menerbitkan sukuk tabungan
amandemen perjanjian pinjaman (ST), kali ini dengan seri ST005. ST005 merupakan SBN Ritel
sebanyak empat kali, yang terdiri dari online ketujuh yang diterbitkan oleh Pemerintah pada tahun
dua perjanjian pinjaman bilateral, 2019 setelah enam seri sebelumnya, yaitu SBR005; ST003;
satu perjanjian pinjaman multirateral, SR011; SBR006; ST004; dan SBR007. Capaian penjualan
dan satu perjanjian pinjaman KSA/ ST005 mencapai Rp1,96 triliun, berhasil melebihi target
LPKE. Salah satu perjanjian pinjaman indikatif sebesar Rp1,71 triliun meskipun dengan tingkat
bilateral yang diamandemen adalah imbalan yang lebih rendah dari penerbitan seri sebelumnya,
perjanjian dengan JICA untuk kegiatan yaitu berada di tingkat imbalan 7,40 p.a. floating with floor.
“Patimban Port Development Project” Selain itu, ST005 berhasil mencatatkan rata-rata volume
senilai JPY118,94 miliar, dengan poin pemesanan sebesar Rp196 juta, yang mampu mencapai
amandemen terkait Eligible Nationality tingkat keritelan terbaik sepanjang penerbitan SBN Ritel,
untuk paket 3 sehingga dapat diikuti baik secara offline maupun online.
oleh peserta lelang dari Indonesia,
Posisi utang Pemerintah per akhir Sepanjang tahun 2019, rasio utang dimana sebelumnya hanya dapat Penerbitan ST kali ini berhasil mencapai sebanyak
Agustus 2019 berada di angka Pemerintah terhadap PDB terus diikuti oleh peserta lelang yang berasal 10.029 orang investor, yang masih didominasi oleh
Rp4.680,19 triliun, dengan rasio utang mengalami penurunan sejalan dengan dari Jepang. Pada bulan Agustus investor milenial sebanyak 5.393 investor atau 53,77
pemerintah terhadap PDB menjadi pengelolaan utang yang pruden dan 2019 juga terdapat tiga perjanjian persen dari total investor. Hasil penjualan ST005 juga
29,80 persen. akuntabel dalam mendukung APBN pinjaman dengan masa berlaku yang mencatatkan tambahan investor baru sebanyak 4.589
yang semakin kredibel. Pemerintah telah selesai dan dilakukan penutupan, investor, dan 409 investor yang kembali membeli ST
Untuk menghadapi tantangan secara konsisten mengelola utang yaitu perjanjian bilateral dengan JICA sejak Pemerintah menerbitkan ST secara online. Capaian
perekonomian global yang masih dalam batas aman dan wajar, untuk kegiatan “Hasanuddin University tersebut membuktikan bahwa masyarakat Indonesia,
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

belum menemui titik terang, yang ditunjukkan dengan realisasi Engineering Faculty Development khususnya generasi milenial cukup melek investasi dan
Pemerintah masih menerapkan rasio defisit per PDB sebesar 1,23 Project” dan “Construction of Jakarta memiliki kesadaran tinggi untuk turut berkontribusi dalam
kebijakan countercylical dengan persen yang masih jauh berada di Mass Rapid Transit Project (1)”, pembangunan Indonesia.
menggunakan APBN 2019 sebagai alat bawah batas aman 3 persen serta serta perjanjian multirateral dengan
stimulus fiskal. Hal ini memungkinkan realisasi rasio posisi utang sebesar ADB untuk kegiatan “Coral Reef Selanjutnya, Pemerintah akan kembali membuka
belanja negara lebih besar dari pada 29,80 persen yang berada di bawah Rehabilitation and Management penawaran SBN Ritel Online untuk bulan September 2019
pendapatan, sehingga untuk menutupi batas aman 60 persen. Hal ini juga Program – Coral Triangle Initiative”. dengan seri SBR008 yang ditawarkan pada tanggal 5 sampai
kekurangan tersebut Pemerintah menunjukkan bahwa kapasitas dengan 19 September 2019. Meskipun tingkat kupon
harus mencari alternatif sumber ekonomi Indonesia secara agregat Pemerintah telah berkomitmen kembali menurun, yaitu 7,20 persen, namun Pemerintah
pembiayaan, salah satunya dengan mampu menutup lebih dari 3 kali untuk melakukan pendalaman tetap optimis bahwa penerbitan ini akan kembali
utang. jumlah posisi utang Pemerintah. pasar domestik dan mengurangi melampaui target indikatif.
ketergantungan terhadap pinjaman

68 69
Realisasi APBN s.d. 31 Agustus 2018 dan 2019
(dalam triliun rupiah)

2018 2019
URAIAN
Realisasi Realisasi
% thd % thd
APBN s.d. 31 APBN s.d. 31
APBN APBN
Agustus Agustus

A. PENDAPATAN NEGARA 1.894,72 1.152,88 60,85 2.165,11 1.189,28 54,93


I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.893,52 1.147,85 60,62 2.164,68 1.188,32 54,90
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.618,10 907,53 56,09 1.786,38 920,15 51,51
a. Pajak Dalam Negeri 1.579,40 878,03 55,59 1.743,06 894,28 51,31
b. Pajak Perdagangan Internasional 38,70 29,51 76,25 43,32 25,87 59,72
2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 275,43 240,32 87,25 378,30 268,16 70,89
II. HIBAH 1,20 5,03 420,07 0,44 0,96 220,65
B. BELANJA NEGARA 2.220,66 1.303,41 35,10% 2.461,11 1.388,33 56,41
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.454,49 802,10 55,15 1.634,34 857,73 52,48
1. Belanja K/L 847,44 441,72 52,12 855,45 481,69 56,31
2. Belanja Non /L 607,06 360,38 59,36 778,89 376,04 48,28
II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 766,16 501,32 65,43 826,77 530,61 64,18
1. Transfer ke Daerah 706,16 465,07 65,86 756,77 488,41 64,54
2. Dana Desa 60,00 36,25 60,41 70,00 42,20 60,29
C. KESEIMBANGAN PRIMER (87,33) 11,74 (13,44) (20,11) (26,64) 132,43
D. SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (A-B) (325,94) (150,54) (296,00) (199,06)
% Surplus / (Defisit) Anggaran thd PDB (2,19) (1,02) (1,84) (1,24)
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 325,94 267,48 82,07 296,00 280,32 94,70


al. PEMBIAYAAN UTANG 399,22 276,20 69,18 359,25 284,78 79,27
KELEBIHAN / (KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 116,95 81,26

70 71
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

72
Halaman Ini Sengaja dikosongkan

73
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i S e p t e m b e r 2 0 1 9

74
www.kemenkeu.go.id/apbnkita

Anda mungkin juga menyukai