Anda di halaman 1dari 2

Teruntuk Generasi Muda Indonesia, Mari

Bersama Bangun Generasi Kokoh dan


Mandiri di Masa Depan

Oleh
Lita Heni Kusumawardani

Sub Judul:
Pemuda Berakhlak dan Berprestasi, Mari Bersama Bangun Generasi Kokoh
dan Mandiri di Masa Depan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan pemuda. Berdasarkan data Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kependudukan (BKKBN) 2014, jumlah penduduk
Indonesia tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa. Jumlah usia pemuda mencapai 26,67%
yang sangat berpengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun
demografi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Pemuda menjadi sumber
yang sangat potensial dalam proses pembangunan bangsa yang sebagai sumber
kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan. Sejarah telah membuktikan
bahwa pemuda meruakan pilar yang memiliki peran sangat besar dalam perjalanan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang mampu memberikan pemikiran dan
kontribusi aktif terhadap negara.

Namun demikian, banyak yang perlu kita perbaiki sebagai generasi muda Indonesia.
Data UNDESA 2010, Indonesia merupakan negara ke-37 dengan presentase
pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN.
Proporsi kehamilan pada usia >15 sebesar 0,02% dan usia 15-19 tahun ebesar 1,97%
(Riskesdas, 2013). Presentasi hubungan seksual pra nikah dengan alasan; penasaran

[Type text] [Type text] [Type text]


(57,5% pria), terjadi begitu saja (38% wanita), dipaksa pasangan (12,6% wanita).
Data Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2010–2014
menunjukkan bahwa jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia
meningkat dari 371.800 (2010) menjadi 541.700 (2014) dan prevalensi HIV naik dari
0,22% (2008) menjadi 0,37% (2014) di kalangan penduduk usia produktif antara 15
hingga 49 tahun. Oleh karena itu, kita harus mampu menjaga diri dan bersama
membantu pemuda lainnya kembali menjadi generasi muda Indonesia yang kokoh
dan mandiri.

Salah satu solusinya adalah menciptakan komunikasi yang efektif dan berperan aktif
dalam keluarga, sekolah,maupun masayarakat. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga
harus terus diupayakan untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Fungsi-
fungsi keluarga yang harus diupayakan melalui fungsi agama, fungsi cinta kasih,
fungsi perlindungan, fungsi sosial budaya, fungsi sosial dan pendidikan, fungsi
reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi bina lingkungan. Keluarga harus menjadi
tempat yang nyaman bagi para pemuda setelah beraktivitas di luar rumah.
Komunikasi yang terbuka dan ketersediaan waktu komunikasi antara orang tua dan
anak dapat memberi semangat pemuda untuk berprestasi.

Fungsi sekolah juga berperan sangat penting bagi perkembangan pemuda. Sekolah
dapat memberikan inovasi dan kreativitas kegiatan positif kepada para pemuda seperti
kegiatan ekstrakulikuler yang menarik para pemuda. Guru juga melakukan
pendekatan interpersonal kepada siswa agar komunikasi terjalin secara efektif.
Prestasi pemuda harus diberikan reward yang tidak harus berupa hadiah tetapi ucapan
selamat dan perhatian sehingga dapat memberikan semangat pemuda untuk
berprestasi. Pemuda juga dapat mengikuti organisasi di sekolah maupun kampus.
Organisasi dapat melatih soft skill pemuda terutama melatih kepemimpinan dan
kedisiplinan.

Kegiatan karang taruna di masyarakat dapat menjadi wadah positif bagi para pemuda.
Karang taruna menawarkan kegiatan yang menarik bagia para pemuda seperti
kegiatan bakti sosial, kajian agama, lomba dalam rangka HUT Kemerdekaan RI, dan
lain-lain. Pemuda dapat melatih bekerja sama dan bertanggung jawab dalam
menjalankan amanah yang diberikan. Pemuda berakhlak dan berprestasi dalam bidang
akademik maupun non akademik (organisasi dan masyarakat) merupakan komponen
yang positif bagi generasi muda Indonesia. Mari bersama kita wujudkan generasi
muda Indonesia yang kokoh dan mandiri. Semangat membangun Bangsa Indonesia!

Referensi:
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.(2012). Materi pegangan
kader tentang bimbingan dan pembinaan keluarga remaja. Jakarta: Direktorat
Bina Ketahanan Remaja
Kemenkes RI. (2015). Infodatin sexual health reproductiv. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI
______________. (2015). Rencana strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Jakarta: Kemenkes RI
______________. (2013). Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
Unicef. (2012). Indonesia laporan tahunan 2012. Jakarta: Unicef.

[Type text] [Type text] [Type text]

Anda mungkin juga menyukai