Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MATA KULIAH PILIHAN


TEKNOLOGI SEMEN DAN KERAMIK

Disusun oleh:

Betha Putri Pratiwi I0516009


Rahadyan Akbar H.K . I0516035
Dwi Bagas Ongko Widodo I0517022
Lani Gunawan I0517048

Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2019
A. Definisi
Suspension Preheater merupakan susunan empat buah cyclone dan
satu buah calciner yang tersusun menjadi satu string. Suspension Preheater
adalah dasar dari sistem modern dalam pembuatan semen yang mulai
dipergunakan pada tahun 1920.

Pada masa awal-awal perkembangan industri semen, proses


pembakaran hanya berlangsung di kiln, hal ini menyebabkan beban panas
kiln sangat besar dan memberi efek buruk pada mechanical, refraktori,
biaya produksi, dan optimasi proses. Untuk mengurangi dampak buruk
akibat beban panas kiln yang tinggi, dibuatlah unit Suspension Preheater.

Gambar . Suspension Preheater

Tipe dari Suspension Preheater yang digunakan di PT. Semen


Indonesia (Persero) Tbk. adalah tipe Double String. Dimana setiap String
pada Double String Preheater, terdiri dari empat stage, masing-masing
cyclone dipasang secara seri satu di atas yang lain. Pada String A, Cyclone
paling atas atau stage pertama terdapat dua cyclone(Double Cyclone) yang
dipasang secara pararel, penomoran stage pada Cyclone dimulai dari atas ke
bawah. Tujuan memasang double cyclone pada stage pertama adalah untuk
meningkatkan efisiensi pemisahan antara gas panas dan material di dalam
Preheater.

B. Tipe Suspension Preheater


Dalam Pengembangannya, suspension preheater memiliki dua jenis,
yaitu :
i. Suspension Preheater Tanpa Calciner
Pada awal pengembangan industri semen, proses kalsinasi
dilakukan di dalam kiln sehingga di dalam suspension preheater
hanya terjadi proses pengeringan pemanasan awal umpan kiln dan
sedikit kalsinasi. Namun dirasa kurang menguntungkan
menggunakan sistem ini karena presentase kalsinasi yang didapat
terbilang kecil, yaitu tidak melebihi 40%. Oeh karenanya sistem ini
tidak lagi dikembangkan.

Gambar Suspension Preheater tanpa kalsiner

ii. Suspension Preheater Dengan Calciner


Pada awalnya proses pemanasan bahan baku terjadi dengan
mengalirkan gas hasil proses pembakaran di kiln melalui suspension
preheater. Namun dengan berkembangnya teknologi, pemanasan di
dalam suspension preheater ini dapat dilanjutkan dengan proses
kalsinasi bahan baku dengan cara menambahkan kalsiner pada
rangkaian suspension preheater. Dengan penambahan kalsiner akan
didapat presentase kalsinasi yang sangat tinggi, yaitu 90-95%
sehingga beban panas di kiln bisa lebih ringan.

Suspension Preheater dengan kalsiner sendiri memiliki


beberapa jenis, yaitu :

a. In-Line Calciner
In-Line Calciner adalah susunan suspension preheater
dengan kalsiner dibawahnya. In-Line Calcier umumnya dikenal
menghasilkan emisi NOX yang lebih rendah dibanding Separate-
Line Calciner, hal tersebut dikarenakan seluruh gas hasil
pembakaran kiln harus melewati kalsiner terlebih dulu.

Gambar In-Line Calciner

b. Separate-Line Calciner
Separate-Line Calciner merupakan susunan suspension
preheater dengan kalsiner yang terpisah, biasanya sistem ini
menggunakan suspension preheater string ganda. Separate-Line
Calciner juga dikenal sebagai “air-only” Calciner sejak ruang
kalsinasi sebagian diimbangi dari kiln riser.

Udara Pembakaran diperoleh dari saluran udara tersier yang


terpisah. Karena gas hasil pembakaran kiln tidak melewati
kalsiner, maka ukuran kalsiner dapat diperkecil untuk
menyesuaikan waktu tinggal dan kecepatan gas yang diperlukan.
Gambar Separate-Line Calciner

C. Prinsip Kerja Suspension Preheater


Proses separasi bahan baku dari aliran tersuspensi di dalam gas
panas terjadi akibat adanya gaya sentrifugal yang dialami oleh bahan baku,
sehingga partikel bahan baku akan cenderung terlempar ke dinding cyclone.
Proses separasi ini sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel, densitas
partikel, kecepatan aliran, dan bentuk serta dimensi cyclone.

Perpindahan panas di dalam cyclone, terbesar terjadi di dalam Riser


Duct masing-masing cyclone. Hal ini terjadi terutama karena beda suhu
antara gas dan umpan kiln masih cukup besar. Proses perpindahan panas
antara gas panas dan material dingin berjalan secara co-current atau searah.
Pada Down Pipe masing-masing cyclone dipasang Tipping Valve, sehingga
ada sedikit material untuk melindungi agar tidak terjadi aliran gas lewat
Down Pipe. Dinding bagian dalam cyclone dan calciner dilapisi oleh
Refractory Brick dan Castable yang merupakan bahan atau material yang
tahan terhadap panas dan aus.
Pada unit Suspension Preheater perpindahan panas berlangsung
efektif tergantung pada retention time dan turbulensi. Metode perpindahan
panas dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu:

1. Transfer panas aliran searah (Co-current)


Kontak panas antara media pemanas dan bahan yang dipanaskan
berlangsung searah.

2. Transfer panas aliran berlawanan arah (Counter current)


Kontak panas antara media pemanas dan bahan yang dipanaskan
arah alirannya berlawanan.

Gambar Perpindahan panas secara Co-current & counter current

D. Proses yang terjadi pada Suspension Preheater


Raw mix yang melewati suspension preheater akan
mengelami beberapa proses sebelum masuk ke kalsiner dan menjadi umpan
kiln, antara lain :

a. Drying
Pada proses ini terjadi penguapan kandungan air yang
dibawa oleh raw mix.

H2O(l)  H2O(g)
b. Preheating
Pada proses ini terjadi dekomposisi mineral-mineral yang
terkandung dalam raw mix.

Al2O3.2SiO2.2H2O  Al2O3 + 2SiO2 + 2H2O

(Al,Fe)2O3.3SiO3.nH2O  Al2O3 + Fe2O3 + 3SiO2 + nH2O

Gambar Proses di dalam suspension preheater

Sistem preheater bisa beberapa stages, namun teoritisnya terbatas hanya 4-6 stages.
Pada 4 stage preheater kiln, umpan masuk pada suhu 800˚C dan umumnya 20-30%
terkalsinasi. Gas dari unit kiln pada keluar pada suhu sekitar 350˚C. Waktu tinggal
material di preheaterkurang lebih 30 detik dan di kiln kurang lebih 40 menit. Kiln
berotasi pada 2 kecepatan dan pressure drop di preheater berksiar 300-600 mm dari
air. Kecepatan udara di cyclone ducts diatur kurang lebih 20 m/s. Kapasitas kiln
hingga 3500 ton/hari dengan konsumsi bahan bakar sebesar 750-800 kCa;/kg
clinker. DIkarenakan waktu tinggal material tidak mencapai 30 detik dan derajat
dekarbonisasi tidak mencapai 30%, maka rotary kiln akan melanjutkan reaksi
dekarbonisasi.
Kalsinasi raw meal membutuhkan panas yang cukup besar, karena terjaid pada suhu
900˚C.
Tepung baku mengalami pemanasan secara berulang di sepanjang tingkatan
cyclone dan material terpisah dari gas panas dengan gaya tangensial. Tepung baku
masuk ke suspension preheater melalui connecting duct antara cyclone 3 dan
cyclone 4 dan akan bersentuhan dengan gas panas yang keluar dari cyclone 3,
tepung baku akan terbawa gas panas menuju cyclone 4-1 dan 4-2 untuk dilakukan
pemanasan. Material halus akan terhisap oleh SP fan menuju ke raw mill unit,
sedangkan material kasar akan terpisahkan sebagai produk cyclone 4-1 dan 4-2
akibat gaya gravitasi. Produk cyclone 4-1 dan 4-2 akan masuk ke inert tube cyclone
2. Namun akibat hisapan SP fan, material masuk ke cyclone 3. Di dalam cyclone 3,
juga terjadi proses pemisahan material kasar dan halus. Material kasar akan keluar
sebagai produk cyclone 3 dan akan diumpankan ke dalam cyclone 2 sedangkan
material halus akan terhisap SP fan menuju ke cyclone 4-1 dan 4-2. Proses
pemisahan material kasar dan halus terjadi hingga cyclone 1. Produk pemisahan
raw meal di cyclone 1 diumpankan ke dalam kiln.
Keuntungan unit suspension preheater :
1. Gas panas yang keluar dari suspension preheater dapat digunakan sebagai
pemanas di raw mill dan coal mill.
2. Rotary kiln lebih pendek.
3. Penghematan bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai